Share

Keinginan mama Dina

Author: Suzy Ru
last update Last Updated: 2022-09-06 13:12:08

"Sebelum kalian tanda tangan. Bacalah isi kontrak tersebut," kata Ana Towsar yang membuat mereka saling menatap satu sama lain.

Kontrak? tanya batin mama Dina terkejut. Alis tipisnya bertaut. Tegakkan salivanya mengalir dengan paksa mengimbangi rasa syok mendengar perkataan ana Towsar yang begitu mencengangkan.

"Maaf, Bu. Kontrak apa, ya?" tanya Laura mengernyit heran.

"Bacalah! Kamu pasti akan mengerti," tutur Ana Towsar tersenyum tipis.

Laura mengambil dokumen yang tergeletak di hadapannya. Terbungkus rapi dan seperti berkas-berkas yang ada di kantor.

Di kamar, Alen tak berhenti mengusap rambut panjang istrinya itu. Terurai panjang dan beraroma wangi yang begitu khas. Itulah yang membuat Alen selalu betah membelai rambut milik kanaya.

"Justru aku sangat senang mas Alen melepas salah satu pekerjaan, Mas. Kalo begini, aku bisa mendapatkan waktu lebih bersamamu tanpa harus meninggalkan pekerjaan yang lain." Perkataan Naya yang terlontar beberapa jam yang lalu.

Alen menyeringai. Dengan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kontrak Eksklusif untuk KANAYA   Percaya Diri

    Apa maksud dengan keinginan tahunya itu? Apa dia cemburu dengan calon istrinya Arga? tebak batin Alen mendesah sebal."Padahal, aku sangat ...," kata Naya terhenti."Apa kamu cemburu mendengar pernikahan mantan kekasihmu itu?" Pertanyaan Alen yang seketika membuat Naya terkejut mendengarnya. Dahinya mengernyit dan terkekeh pelan saat Alen bernada marah kepadanya."Kenapa senyum-senyum seperti itu? Apa benar yang aku katakan?" tanya Alen memastikan. Raut wajahnya yang tampan perlahan mulai berubah muram. Tak ada senyum ataupun cahaya mata yang menyejukkan. Lentik indah bulu matanya tak berhenti mengerjap saat jemari lentik tangan naya mengusap punggung tangannya."Mas, buat apa aku cemburu? Dia memang mantan kekasihku tapi dia telah menyakiti hatiku sampai aku tak mau mengharapkan dia untuk kembali. Dan sekarang, aku bersyukur telah di pertemukan dengan orang yang memaksaku untuk menjadi istrinya. Meskipun jutek dan selalu memarahiku, tapi dia sangat menyayangiku," tutur Naya menjelask

    Last Updated : 2022-09-07
  • Kontrak Eksklusif untuk KANAYA   Kekhawatiran Alen

    "Jika dia benar terbukti melakukannya, aku yang akan menyeretnya di hadapan opa," gumam Alen kesal. Tok tok tok Alen menoleh. Sudut matanya mengerut saat melihat Ana Towsar masuk ke ruang kerjanya."Pagi, Alen!" sapa Ana Towsar tersenyum seraya menutup pintu itu secara perlahan."Apa yang membuat tante datang menemuiku?" tanya Alen sinis dan kembali duduk di kursi putarnya.Dengan gayanya yang seperti anak muda, ana Towsar berjalan menghampiri alen."Kamu itu, ya! Dari dulu tak pernah berkata lembut pada tante. Bagaimanapun juga, tante ini kan tante kamu," ujar ana Towsar duduk tanpa menunggu tawaran dari keponakannya tersebut.Alen tersenyum sinis. Tatapan matanya beralih menatap pada jarum jam yang melingkar di pergelangan tangannya."Bicaralah, Tante ana yang cantik. Sepuluh menit lagi, aku ada meeting. Jadi, berbicaralah pada intinya. Jangan basa-basi!" tegas Alen memperingatkan."Kamu itu benar-benar ya. Padahal, tante ke sini itu ...," kata Ana Towsar terhenti."Sembilan me

    Last Updated : 2022-09-09
  • Kontrak Eksklusif untuk KANAYA   Ancaman Laura

    "Apa yang terjadi? Kenapa dokter itu memeriksa perut kanaya?" tanya Alen menegak salivanya dengan paksa. Tanpa banyak buang waktu, Alen membuka pintu ruang tersebut.Semua menoleh menatap Alen yang datang menghampiri."Mas!" kata Naya tersenyum senang melihat alen datang tepat pada waktunya."Dokter, apa yang ...," kata Alen terhenti. Dua bola manik matanya terbelalak kaget melihat sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Wajah imut lucu gambar anaknya terpampang jelas pada layar komputer milik sang dokter.Tante Ana melangkah menghampiri Alen yang terdiam terpaku melihat wajah bayi dari hasil usg tersebut. "Bayi kalian sangat aktif sekali. Sampai-sampai dokter kesulitan untuk mengetahui jenis kelaminnya," ucap tante Ana Andara merangkul pundak keponakannya itu.Alen menyeringai. Ia menoleh menatap istrinya yang tersenyum senang ke arahnya."Iya. Hampir setengah jam tangan saya berputar-putar. Tapi, bayi kalian bergerak aktif. Seolah-olah dia tak mau memperlihatkan siapa d

    Last Updated : 2022-09-12
  • Kontrak Eksklusif untuk KANAYA   Alat Usg

    Aku harus berbicara dengan mama. Jika mama berbuat macam-macam sama Laura, aku tak akan bisa membayangkan kalo jabatanku lepas begitu saja! gumam batin Arga merapatkan bibirnya.Selang beberapa menit kemudian, Arga mendongak melihat mamanya berjalan menghampiri dengan membawa barang belanjaan yang begitu banyaknya."Tolong taruh sini saja, ya!" ucap Ana Towsar pada sopir pribadinya itu.Arga menghela nafas panjang. Ia berdiri menghampiri mamanya yang masih saja sibuk dengan dunia sendiri tanpa mempedulikan kedatangannya."Semuanya sudah lengkap, tinggal ...," kata Ana Towsar terhenti saat Arga memanggilnya. Ia menoleh dan tersenyum menghampiri putra kesayangannya itu."Sayang, kamu di sini? Duduklah! Tumben, kamu datang ke sini?" Ana Towsar duduk di samping Arga yang terlihat muka suramnya. Tak ada kebahagiaan yang tersirat di wajah tampannya. Padahal, besok adalah hari pernikahannya yang seharusnya di selimuti dengan kebahagiaan tiada tara."Ada apa, Sayang? Apa kamu gugup dengan per

    Last Updated : 2022-09-13
  • Kontrak Eksklusif untuk KANAYA   Pernikahan Arga dan Laura

    "Naya, ada sesuatu hal yang ingin opa tanyakan sama kamu?" tanya opa yang membuat naya mengernyit heran.Alen terbangun. Kedua bola matanya berputar mencari keberadaan naya yang sudah tak ada lagi di sampingnya. Alen tersenyum melihat foto anaknya yang sudah ia cetak tadi malam."Kamu benar-benar mirip dengan papa," ucap Alen mencium foto print yang ada di tangannya. Aroma wangi masakan Kanaya benar-benar membuat dirinya dengan cepat beranjak dari tempat tidur. "Dia benar-benar membuatku betah di rumah!" ujar Alen bergegas menuju ke bawah. Sejenak, langkah kakinya terhenti saat melihat opa Towsar yang sudah duduk di tempat makan. Menunggu naya yang masih sibuk memasak. Hal yang sangat tak pernah ia lihat sebelumnya. Seorang opa yang sangat kaku mau menunggu seseorang untuk menghidangkan makanan untuknya."Opa, ada apa opa ke sini?" tanya Alen melangkah menghampiri. Lelaki tua yang dari dulu tak pernah makan sayuran mendadak begitu lahap memakan makanan yang telah di sajikan oleh

    Last Updated : 2022-09-15
  • Kontrak Eksklusif untuk KANAYA   Rencana Laura

    "Diego, ada apa? Kenapa kamu menghentikan mobilnya tiba-tiba?" ketus Alen memicing melihat beberapa mobil menghadang jalannya.Siapa lagi mereka? tanya batin Alen menegak salivanya yang mengalir dengan paksa."Mas, bukankah itu Roy?" tunjuk Diego ke arah Roy yang terlihat membukakan pintu untuk seorang wanita paruh baya yang seumuran dengan bunda Elena.Dua bola manik mata naya terbelalak melihat ibu Angel yang turun dari mobil tersebut."Bu Angel!" ucap Naya yang membuat mereka menoleh ke arahnya."Kamu kenal dengan wanita itu?" tanya Alen penasaran."Iya, Mas. Dia orang yang pernah aku tolong saat kecelakaan dulu," kata Naya menjelaskan.Alen mengernyit heran melihat ekspresi naya yang terlihat begitu bahagia. Seolah-olah, bertemu dengan keluarga yang lama tak jumpa dengannya.Tok tokNaya membuka pintu. Senyum manisnya tertoreh saat ibu Angel mengetuk kaca jendela mobilnya."Syukurlah! Aku kira kita akan fighting lagi, Mas!" ucap Diego bernafas lega.Alen menyeringai dan keluar men

    Last Updated : 2022-09-16
  • Kontrak Eksklusif untuk KANAYA   Cemburu

    Apa yang sebenarnya terjadi? Memang, permintaan itu selalu terucap, tapi permintaannya kali ini benar-benar berbeda. Dia terlihat begitu mengkhawatirkan diriku! kata batin Naya menatap suaminya yang mulai hilang dari hadapannya.Drt ... Drt ...Naya menoleh menatap ponsel milik suaminya yang berdering di atas meja."Kenapa dia sampai lupa membawanya?" Naya meraih ponsel dan mengernyit melihat nama wanita yang menghubungi suaminya.Rania? tanya batin Naya berpikir sejenak. Bibir mungilnya merapat dan mulai mengangkatnya."Halo ...," kata naya terhenti.Tut ... Tut ...Naya mengernyit. Alisnya bertaut menatap layar pipih yang ada di tangannya. Siapa dia? Kenapa dia mematikannya? tanya batin Naya penasaran. Tegakkan salivanya mengalir dengan paksa. Bibirnya memanyun saat pikiran negatif menghampiri dirinya."Apa jangan-jangan mas Alen ...." Naya kembali menatap ponsel milik alen yang berdering kembali. Kali ini, bukan nama wanita yang menghubunginya melainkan nama Diego."Ya, Diego!" ja

    Last Updated : 2022-09-18
  • Kontrak Eksklusif untuk KANAYA   Salah paham

    Alen mengeryit dan terbelalak kaget saat melihat chat dari Diego."Mas, Mbak Naya keluar dari rumah!"Pesan dari Diego yang membuat Alen terkejut setengah mati. Spontan, Alen menghubungi Diego. Jari jemari tangannya meraih jas yang ia letakkan di bahu kursi putarnya."Diego, kamu di mana?" tanya Alen begitu panik. Suaranya yang lantang membuat Rania terbangun dari tidurnya. Mata yang masih sayu menoleh menatap Alen yang terlihat begitu panik. "Apa yang terjadi, Kak?" tanya Rania menghampiri Alen."Rania, Kakak harus pulang sekarang. Istri kakak keluar dari rumah," gegas Alen pergi meninggalkan Rania seorang diri."Keluar dari rumah?" tanya Rania mengernyitkan keningnya. Jari jemari tangannya mulai menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal."Apa emang begitu ya, kalo hidup berumah tangga?"Di mobil, Naya terdiam seribu bahasa. Dua bola matanya tak berhenti menatap ke arah jendela mobil yang memperlihatkan pemandangan indah di sepanjang perjalanan.Bisa-bisanya mas Alen bermain di bel

    Last Updated : 2022-09-19

Latest chapter

  • Kontrak Eksklusif untuk KANAYA   Kebahagiaan yang sesungguhnya

    Aroma parfum Diego juga tercium jelas olehnya. Ia mendongak dan terkejut saat dirinya juga tak sadar akan tingkahnya yang dengan mudahnya bersandar di bahu bodyguard sang kakak.Oh my God! Apa yang aku lakukan? Bisa-bisanya aku bersandar di bahu Diego? batin Rania seakan tak mampu menegak salivanya sendiri. Lentik bulu matanya tak berhenti mengerjap. Dengan perlahan, ia mengangkat kepala dan mencoba menjauh dari pelukan Diego."Hush hush, Sayang. Kamu ingin cepat pulang, ya? Yuk! Kita ke mobil duluan. Tunggu papa dan mama di sana saja, ya!" ucap Rania mencoba menenangkan bayi yang ia gendong. Sebuah trik untuk menjauh dari Diego tanpa mengeluarkan kata-kata. Diego mengernyit. Jemari tangannya menggaruk kepalanya yang tak gatal seraya menatap wanita yang telah membuat perasaannya tak karuan."Rania, tunggu!" gegas Diego mengikuti langkah Rania.Alen melepas pelukannya. Ia menyeringai seraya membelai rambut indah istrinya yang terikat."Siapa yang mengikat rambutmu?" tanya Alen menyapu

  • Kontrak Eksklusif untuk KANAYA   Perubahan Arga

    "Aku sangat merindukan kakak. Aku akan memeluk tubuh kakak yang hangat itu sebagai pengobat rinduku selama dua tahun ini!" Naya terperangah dan tak percaya mengingat kembali sebuah pesan yang membuat dirinya cemburu buta dan mengharuskan pergi dari rumah.Ya Tuhan, apa iya dia Rania yang mengirim pesan pada suamiku itu? batin Naya bertanya. Bibirnya merapat, ia seakan tak mampu menegak salivanya sendiri saat pikiran itu terus menaungi dirinya."Kamu mengenal suami saya?" tanya Naya penasaran.Rania tersenyum senang. Mungkin waktu ini sangat tepat untuk meminta maaf pada Naya dengan apa yang ia perbuat. Sebuah pesan yang seharusnya tak ia lakukan di saat Alen sudah mempunyai istri.***Ana Towsar seakan tak percaya dengan keputusan putranya itu. Meninggalkan rumah mewah yang sudah ia tempati beberapa puluh tahun lamanya."Sebenarnya apa sih yang ada di otak kamu, Ga? Bagaimana mungkin kita tinggal di rumah seperti ini? Kamu kan tau, penyakit mama akan kambuh jika hidup kekurangan seper

  • Kontrak Eksklusif untuk KANAYA   Kecurigaan Kanaya

    Alen menoleh. Alisnya bertaut saat mendengar nama Rania terlontar dari percakapan pengendara lain.Rania, apa yang mereka maksud adalah Rania adikku? batin Alen bertanya.Tanpa pikir panjang. Alen mengambil ponsel miliknya yang berada di dalam saku celana. Dua bola matanya mengerling saat membuka pesan dari Rania."Kak, sampai mana? Kak Naya membutuhkan donor darah secepatnya." Pesan singkat yang membuat Alen seakan tak mampu menegak salivanya sendiri.Ya Tuhan, apa naya dalam bahaya? Alen buru-buru memasukkan ponselnya dan segera meluncurkan motor balapnya dengan cepat saat lampu merah berganti hijau.Di tengah perjalanan, Alen menghentikan laju kendaraannya lagi. Ia mendesah sebal saat beberapa orang membuat keributan di jalan menuju arah vila.Alen membuka helm. Sudut matanya mengerut melihat para petani yang terlihat begitu melas dan lelah.Apa yang mereka lakukan pada para petani itu? batin Alen mulai melangkah. Tanpa merapikan rambutnya yang sedikit berantakan, ia melangkah men

  • Kontrak Eksklusif untuk KANAYA   Rencana Ana Towsar

    Apa iya Naya yang di maksud Rania? Mana mungkin dia akan melahirkan. Usia kandungannya kan baru tujuh bulan dan .... kata batin Alen terhenti saat melihat naya terbaring kesakitan seraya memegang perut besarnya.Naya! kata Alen seakan tak mampu menegak salivanya sendiri."Kak, cepetan ke sini!" kata Rania membuyarkan lamunan Alen."Aku akan segera ke sana!" gegas Alen mematikan ponselnya seketika.Naya menoleh saat mendengar suara yang tak asing baginya. Suara khas yang selalu membekas dalam benaknya."Hah, syukurlah! Akhirnya Kak A ...," kata Rania terhenti."Maaf, apa boleh saya pinjam ponselnya?" Naya beralih posisi untuk berbaring ke kanan. Ia mencoba untuk tersenyum meski dirinya merasakan sakit akan kontraksi yang terus melanda."Oh, tentu saja. Silahkan!" Rania melangkah menghampiri dan menyodorkan ponsel miliknya. "Terimakasih!" jawab Naya dengan cepat mengetik nomor milik Alen. Namun, jemari tangannya terhenti saat ia lupa akan nomor milik suaminya.Senyum manisnya mengemban

  • Kontrak Eksklusif untuk KANAYA   Pertolongan Rania

    Saking penasarannya, ia menyentuh air tersebut. Naya terperangah dan terkejut saat meyakini air itu adalah air ketuban."Ya Tuhan, apa aku akan melahirkan sekarang?" Naya duduk seraya memegang perutnya. Ia menoleh ke arah jalan yang sama sekali sepi dari kendaraan. Dahinya mengernyit, bibirnya merapat menahan rasa sakit yang semakin menjadi.Mas Alen, bagaimana ini? Aku tak mau terjadi sesuatu pada anak kita!" ucap batin naya mengatur nafasnya secara perlahan.Naya menoleh saat mendengar suara hentakan kaki mengarah padanya. Senyumnya mengembang dan dengan sekuat tenaga mencoba bangkit untuk meminta pertolongan. Sosok wanita berambut pendek berlari ke arahnya."Kakak, Kakak baik-baik saja?" tanya Rania memegang tangan Naya yang penuh dengan keringat."Tolong saya! Tolong bawa saya ke rumah sakit sekarang!" pinta Naya menahan sakit sembari memegang perutnya.Alis Rania bertaut melihat kaki Rania mengalir sebuah air ketuban.Apa kakak ipar mau melahirkan? Bukankah Kak Alen bilang kalo

  • Kontrak Eksklusif untuk KANAYA   Sepeda

    Mau kemana dia? Kenapa dia pergi begitu saja?" tanya Naya memanyunkan bibirnya.Tubuhnya lemas dan kecewa akan sikap Alen yang mengacuhkan dirinya. Kedua matanya menatap makanan yang sudah ia tata dengan rapi. "Setidaknya ia memakannya sedikit saja sebelum pergi. Tak tau apa, betapa kerasnya aku menyiapkan semua ini! Pasti dia pergi untuk menemui Rania itu," gerutu Naya mendesah sebal.Beberapa menit kemudianCeklekNaya menoleh menatap ke arah pintu tersebut. Senyum manisnya tertoreh dan berharap Alen kembali untuk makan dengannya.Dia kembali! gegas Naya beranjak dari duduknya. Namun, harapannya sirna. Naya terkejut. Ia tersenyum tipis saat melihat orang yang menjadi tempat curhat saat ia ada masalah datang menghampiri dirinya."Naya, maaf! Ibu lancang masuk ke sini. Habisnya pintunya tak teekunci," kata Bu Angel berjalan menghampiri."Tak apa, Bu. Memang pintu itu terbuka lebar untuk menyambut kedatangan Bu Angel," tutur Naya tersenyum.Bu Angel menoleh menatap beraneka mgakanan

  • Kontrak Eksklusif untuk KANAYA   Mencoba bersabar

    Ya Tuhan, siapa orang itu? Kenapa dia masuk dalam villa ini? Apa yang harus aku lakukan? Mas Alen, aku takut!"Mbak Naya, jika mbak tidak mau pulang. Jangan lupa kunci semua pintu ya, Mbak. Dan jangan keluar di waktu malam hari!" Perkataan Diego yang kembali melintas dalam benaknya. Bibir Naya merapat. Jemari tangannya menggenggam erat selimut yang menutupi tubuhnya. Keringat dingin mulai keluar mengimbangi rasa takut yang menguasai dirinya.Perlahan, tangannya turun memegang perut yang terasa menggetarkan tubuhnya.Sayang, maafkan mama, ya? Tak seharusnya mama membiarkanmu ikut cemas seperti ini! gumam batin Naya menghela nafas panjang.Apa orang ini adalah orang yang akan mencelakaiku? batin Naya bertanya. Jantungnya kian berdegup kencang saat hentakan kaki terdengar mengarah padanya. Mas Alen, bagaimana ini? Apa aku benar-benar berpisah sebelum aku bertemu denganmu? Mas Alen, aku ....DegSudut mata Naya mengernyit. Ada sedikit cahaya yang menembus di antara kegelapan yang berad

  • Kontrak Eksklusif untuk KANAYA   Ketakutan Kanaya

    "Sekarang kamu tau kan, siapa orang yang membuat istri kakak ngambek?" tanya Alen."Jadi, ini semua karena aku?" tanya Rania seakan tak percaya jika dirinya adalah penyebab kaburnya kanaya."Ya Tuhan, Kak Alen! Aku minta maaf, ya?" "Sudahlah! Kamu tak perlu merasa bersalah. Kakak akan mengatasi kesalah pahaman yang terjadi ini," tutur Alen mematikan rokoknya."Tapi, Kak. Aku merasa bersalah banget membuat kakak ipar salah paham gegara pesanku itu." Bibir Rania memanyun. Raut wajahnya yang biasanya selalu ceria mendadak suram akan masalah yang terjadi.Alen menghela nafas panjang. Tangannya dengan lembut mengusap rambut pirang yang dimiliki Rania. "Percayalah! Kakak akan menyelesaikan ini semua dengan cepat. Kakak juga tak sabar memperkenalkan kamu dengan dia. Memperkenalkan adikku yang belum dia ketahui," ujar Alen mencoba menenangkan hati Rania.Drt ... Drt. ...Diego calling ...Tanpa banyak buang waktu, Alen mengangkat telepon dari bodyguard tersebut. Berharap apa yang ia rencanak

  • Kontrak Eksklusif untuk KANAYA   Salah paham

    Alen mengeryit dan terbelalak kaget saat melihat chat dari Diego."Mas, Mbak Naya keluar dari rumah!"Pesan dari Diego yang membuat Alen terkejut setengah mati. Spontan, Alen menghubungi Diego. Jari jemari tangannya meraih jas yang ia letakkan di bahu kursi putarnya."Diego, kamu di mana?" tanya Alen begitu panik. Suaranya yang lantang membuat Rania terbangun dari tidurnya. Mata yang masih sayu menoleh menatap Alen yang terlihat begitu panik. "Apa yang terjadi, Kak?" tanya Rania menghampiri Alen."Rania, Kakak harus pulang sekarang. Istri kakak keluar dari rumah," gegas Alen pergi meninggalkan Rania seorang diri."Keluar dari rumah?" tanya Rania mengernyitkan keningnya. Jari jemari tangannya mulai menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal."Apa emang begitu ya, kalo hidup berumah tangga?"Di mobil, Naya terdiam seribu bahasa. Dua bola matanya tak berhenti menatap ke arah jendela mobil yang memperlihatkan pemandangan indah di sepanjang perjalanan.Bisa-bisanya mas Alen bermain di bel

DMCA.com Protection Status