Arya menemukan Nanda sedang berjalan di pinggir trotoar. Pandangan mata Nanda tenggelam dalam lamunan.Ia pun segera menarik tangan Nanda dan membawanya saling bertatapan. “Nanda, kamu bilang sama Kak Arya, bisa nikah dengan Dion di kenalin sama Pak Hanif. Jelaskan semuanya Nanda,” desak Arya.Nanda diam sejenak, sebelum menjawab.“Aku kenal Dion sampai menikah melalui Pak Hanif, dia yang bawak aku ke hadapan Dion. Aku dulu juga gak mau tapi Leon sama Ayah terlilit hutang yang banyak, Dion datang dan menawarkan uang yang banyak. Aku tegiur Kak, pikir ku dulu capek ngumpulin uang tapi masih gak cukup. Sekarang capek batin aku gak sebanding capek ku dulu,” isak tangis dari Nanda menyedihkan."Sekarang Kak Arya tahu bukan, aku tidak suci lagi sebaiknya Kaka menjauh. Aku terlalu malu bertemu dengan Kak Arya yang sudah tahu rahasia terbesar ku,” sambung Nanda murung tidak karuan.“Kita cari solusi sama-sama," ujar Dion bikin rileks pikiran Nanda. Arya otomatis memeluk tubuh Nanda meredahk
Ketika di perjalanan pulang, Arya mengirim pesan berisi alamat rumah pribadanya pada Hanif, Dion secepatnya melaju ke rumah Arya. Dia tidak ingin Nanda lama-lama bersama Arya.Setelah Arya di rumahnya, dia melihat Nanda duduk di taman ruang tengah rumah Arya. Sembari menyirami setiap helaian tanaman dan menyeruput secangkir teh.Nanda menyadari juga Arya sudah pulang, dia berjalan menemui Arya."Kak Arya rapi sekali, habis dari perusahaan Dion?" tanya Nanda."Iya," jawab Arya."Kamu sebaiknya pulang Nanda, bagaimana pun Dion masih suami sah kamu," bujuk Arya."Kak, makasih catatan di kertas kecilnya. Roti panggang buatan Kak Arya enak banget," kata Nanda mengalihkan pembicaraan."Nanda, Kak Arya serius ngomongin soal Dion," sambung Arya.Nanda membatu, dia tidak mau membahas Dion dulu. Cukup hari-hari kemarin Nanda di pusingkan dengan permintaan Dion yang berlebihan.Pintu masuk rumah Arya sengaja Arya buka. Dia tahu Dion pasti datang. Tak lama saat Nanda dan Arya bicara, Dion sudah na
Berlanjut, Nanda segera masuk ke dapur lagi. Dia menemukan masker mulut yang tersimpan di lemari atas dapur. Ia menutup mulut dan hidungnya dengan itu karena berpikir aroma masakan lah yang membuatnya mual dari tadi.Dia memasak puding buah dan cheese cake ukuran sedang untuk sajian Feni, Bianca dan Laura. Minuman jelly segar juga di buat Nanda tetapi nyawa Nanda seperti sudah di ujung di kepala. Penglihatannya mulai menggelap, ketika dia susah meletakan masakannya di atas meja ruang keluarga.Dia tidak bisa merasakan lagi tubuhnya sendiri, kedua kakinya saja lemas tidak mampu berpijak. Dia sungguh tidak tahu apa-apa lagi, hanya lelah dan rasa lemas mengambil alih tubuhnya.Di balik Nanda tidak sadarkan diri. Lantas Feni, Bianca dan Laura ketar-ketir melihat Nanda tergeletak di lantai. Laura menelepon dokter keluarganya untuk datang ke rumah Papanya Dion."Tante jangan bawak dia ke rumah sakit, nanti Dion tahu, mungkin dia hanya kecapekan." Ucap Laura, sontak Feni melihat Laura sepert
Sepulangnya mengantar dress Bianca ke tempat Laundry, Feni menyuruh Nanda memasak lagi buat makan malam. Saat Nanda mendengarkan Feni bicara, dia begitu kaget karena Dion lagi bersama Laura di ruang keluarga."Gak usah kaget dan cemburu, Laura sengaja ke rumah khusus mau bertemu Dion. Mereka berdua bahas urusan kerjaan Dion. Laura memang wanita sukses, wajah ku tambah cantik di rawat Laura," puji Feni menatap Laura.Nanda masuk ke dalam arah dapur, ada Hanif duduk di meja dapur menghirup secangkir kopi instan."Pak Hanif kok bisa Dion ngomong serius dengan Laura, ada urusan apa mereka?" tanya Nanda penasaran."Oh itu Buk, perbaruan MOU (Memorandum of Understanding) semacam nota kerja sama dengan produk Mbak Laura. Kebetulan dari pihak tokoh produk Glowra untuk perusahaan Pak Dion, harus bertemu dulu dengan Owner aslinya yaitu Mbak Laura. dia sepertinya tidak di belakang layar lagi. Biasanya kami bertemu Dokter kulit di klinik Mbak Laura," jelas Hanif.Ya pasti Laura ingin sesering mun
Hari minggu pagi, sebelum ke rumah Mamanya. Dion menyempatkan dirilari pagi. Dia membangunkan Nanda yang kala itu belum bangun. Ketukan pintu berkali-kali di lakukan Dion, dia pun masuk untuk membangunkan Nanda secara langsung."Ayo kita joging," ajak Dion."Aku mau tidur, badan aku lemas banget," jawab Nanda menutup diri dengan selimut."Tubuh jangan di manjakan, kamu perlu olahraga agar tubuh kamu kuat menghadapi masalah. Ini perintah dari suami kamu, bergegas lah. Aku tunggu kamu di luar." Omelan Dion membuyarkan mimpi indah Nanda keliling dunia.Akhirnya Nanda bangkit dari tempat tidur dan melangkah mandi. Dia memakai setelan joger dan atasan sweater berwarna nude. Tidak lupa rambutnya di bentuk kriting gantung dan hiasan wajah. Serta memakai sepatu kets bewarna putih. "Kamu mau joging apa tamasya, cantik bener mau lari pagi," ungkap Dion tercengang."Terserah aku dong," balas Nanda.Ketika Nanda berjalan ke arah mobil Dion, dia kaget Dion tidak masuk ke mobil. Dion malah keluar g
Benar saja yang di katakan Nanda, Dion sudah akrab dengan ke empat sahabat Nanda. Bahkan Diah di beri ilmu oleh Dion tentang IT. Mereka sama-sama kuliah jurusan IT.Nanda bengong karena mereka membahan lingkungan kuliah. Tasya menyadari itu dan mengalihkan topik bertanya mengenai hubungan Dion dan Nanda.“Sekarang kalian ceritakan asal mula kalian kenal terus menikah,” “Banyak background wanita di atas rata-rata Nanda tapi tidak ada yang bisa melampaui kecantikan Nanda,” puji Dion.“Huuu,,,” sorak ke empat sahabatnya Nanda.“Sekali saja aku melihatnya pesona dia cocok jadi istri aku,” puji Dion lagi mencium pipi Nanda.Nanda membatin, “Pura-pura aja terus sampai benar-benar betah hidup dalam kepalsuan”.“Huuu,,,” sorak lagi ke empat sahabat Nanda.Rio tidak puas dengan omongan Dion, isinya pujian semata. Dia ingin mendengarkan detail kenapa Nanda bisa sampai mau menikah dengan Dion.“Setahu aku sih ya Kak Dion, Nanda ini susah banget jatuh cinta. Apalagi tahu sendiri Bang Leon sering
Soreh hari menjelang malam, Nanda pulang ke rumah, dia masuk ke kamar berniat untuk mandi. Dion datang bicara padanya."Dari mana kamu?" tanya Dion."Aku dari rumah Arya," jawab Nanda singkat.Dion memandang wajah Nanda, dia tidak habis pikir. Nanda masih saja bertemu Arya padahal dia masih berstatus istrinya, "Kamu susah banget di omongin." Kemudian Dion memalingkan wajahnya masuk ke ruang kerja.Nanda bingung melihat reaksi Dion dan tidak mengerti ucapan Dion, dia hanya meminta maaf pada Arya tidak lebih.Dia membanting pintu dengan rasa dongkol yang menumpuk. Sepertinya hidup dia serba salah di mata Dion."Aku hanya ingin keadilan, aku juga ingin di mengerti bukan dia saja mau di mengerti," pikir Nanda gondok sekali pada Dion.Tepat jam tujuh malam, Dion mengajak Nanda makan malam bersama di rumah Papanya. Nanda menurut, mereka berdua melangkah masuk ke rumah Papanya Dion.Di ruang keluarga tak di sangka ada Laura lagi di tengah keluarga Dion, Nanda cepat kilat menoleh ke wajah Dion
Jam setengah delapan pagi, Nanda mengintip kamar Dion ternyata Dion sudah tidak ada dalam ruangan kerjanya.Dia bersiap, rencananya jam sembilanan akan ke supermarket fresh untuk beli kebutuhan dapur. Ketika dia akan melangkah keluar pagar, Feni mencegatnya."Mau kemana kamu," tanya Feni. Dagunya mencungak di depan Nanda. Sama sekali tidak ada ramah-ramahnya dengan Nanda.Nanda sebenarnya sangat malas menjawab pertanyaan Feni, Nanda merasa dalam dekat ini, Feni lebih intens menganggu dirinya. "Aku mau ke supermarket fresh Tante," jawabnya pendek san meneruskan langkah nya.Terlintas ide jahat di kepala Feni, waktunya pun mendukungnya untuk menyiksa Nanda."Tunggu kamu, aku titip sesuatu," Feni ngibrit ke dapur mencari catatan kebutuhan dapur untuk bulan ini. "Sa~sari~," jerit Feni bervolume tinggi. Feni bak konser pagi-pagi dengan teknik suara sariyosa.Sari terperanjat, dia berlari ke dapursegera mengetahui ada panggilan dari Feni. "I-ya Nyonya besar," wajah Sari ketakutan sebab F
Aksi ke tiga wanita jahat itu berlanjut, Nanda di Bawak ke sebuah gudang gelap. Lalu Nanda di sekap di dalamnya. Mereka mengawasi sekeliling gudang tersebut, menjaga Nanda supaya tidak kabur. "Rasakan penyiksaan kamu Nanda, siapa suruh punya suami sombong asal pecat orang." Oceh salah satu wanita dari ketiga orang jahat itu. "Berapa jam ke depan aku pastikan dia tidak mungkin terbangun, efek obat tidur itu sangat kuat dosisnya," sahut wanita jahat yang lain. "Kasihan sama janinnya, kata orang kantor dia lagi hamil," ucap salah satu orang jahat yang iba pada Nanda. Dari ketiga wanita jahat itu, dua di antara mereka. Menancapkan tatapan kejam pada Nanda. Namun, salah satu wanita di antara mereka. Ada yang simpati pada Nanda. Tiba di tempat tujuan dalam gudang, bekas usaha keluarga salah satu wanita jahat tersebut.. Nanda belum sadarkan diri. Matanya masih terpejam dan di saat itulah, mereke bertiga menyeret tubuh Nanda masuk ke dalam gudang. Mereka juga mengirim video pada Dion,
Nanda dan Dion sudah berada di rumah mereka. Hari di mana Nanda sudah bertekad untuk tidak takut dengan apapun. Ancaman, bahaya dari seseorang tidak mematahkan semangat hidupnya. Dia akan memaksakan diri, pergi keluar rumah untuk memancing orang yang kemarin hampir mencelakainya. Misalkan, orang itu keluar dan berani berhadapan langsung dengan Nanda. Ia pasti mengerahkan tenaganya untuk melawan orang tersebut.Nanda dalam hatinya,"Keluarlah kamu orang jahat, aku tidak takut. Kamu akan aku hajar sampai mati ketakutan."Dia berpikir seperti itu sambil menyisir rambut panjangnya yang indah dan tebal. Tidak lupa dia memakai make up agak terang dan baju hamil gamis berdasar Kanit, dengan warna cream sampai ke bawah betis.Sekejap terlintas di pikirannya, tentang kejadian dia jatuh tempo hari."Apa Laura yang mendorong aku kemarin," gumam Nanda pelan sekali. Nanda terdiam karena Dion keluar dari kamar mandi. Dion mencium aroma parfum vanila. Spontan dia samperin istrinya dan memeluknya dar
Berlanjut Nanda belum pulang dari rumah Ayahnya. Pagi-pagi sekali, dia maju mundur untuk bercerita dengan Dion. Dia termangu menatapi muka Dion yang masih terlelap tidur.Nanda bergumam sendiri, "Apa aku cerita saja pas pulang ke rumah Dion." Keraguan Nanda terus mengitari pikirannya, kepalanya menggeleng berkali-kali. Dia beranjak dari tempat tidur untuk menyenangkan dirinya. Dia memanjakan diri dengan mandi di baluri lulur dan pakai masker wajah. Selesai mandi dia membuat jus buah anti stress, strawberry, apel, daun mint, blueberry dan pisang. Setiap tegukan jus buah, jleb.. bikin pikirannya adem. Dia juga membuat sandwich isi daging yang tampak lezat."Wah...wah...wah...! sejak lu menikah Nanda, gue perhatiin selera lu jadi kebarat-baratan. Beruntung muka lu mirip Ibu kalau mirip Ayah kayak gue, pasti lu di bilang udik, Ha-ha." guyon Leon tertawa.Nanda reflek melempar buah apel ke perut Leon agar Leon berhenti tertawa. Dia melanjutkan meminum teh sembari sesekali, melihat jam din
Setelah kemarin Nanda terguncang di ikuti orang, saat ini ia masih di rumah Ayahnya. Dia menunggu Dion pulang bekerja sambil jajan telur gulung di depan gang rumahnya. Tidak lupa dia di temani Ayahnya jajan karena dia agak takut keluar sendirian sekarang. Perasaan was-was selalu meliputi dirinya. Matanya terus memperhatikan orang-orang yang lewat di depannya. Nanda juga waspada agak berjarak dengan orang lain, ketika berpapasan.Dia lebih siaga dan siap melindungi dirinya. Dia tidak bisa terbelenggu oleh rasa takut berlebihan. Efeknya akan lari ke janin dalam kandungannya.Dia tetap menjaga sugestinya untuk tidak tegang menghadapi situasi. Menghibur dirinya dengan cara bercengkerama sesama orang sekelilingnya."Lebih baik Dion tidak usah tahu. Bisa-bisa kalau aku bahas peristiwa kemarin, kepala ku pasti pusing. Dedek dalam perut pasti ikut pusing, aku gak mau mengungkitnya lagi," gumam Nanda sendiri.Tak lama kemudian, Dion datang pulang dari kantor. Lantas buru-buru Nanda menyambut
Lusanya, ketika sarapan pagi bersama. Nanda hendak mengatakan niatnya menginap di rumah Ayahnya, pada Dion dan Mama mertuanya. Dia memulai omongan duluan untuk membuka obrolan bersama."Dion.. Mama..! Nanda boleh izin menginap di rumah Ayah. Nanda kangen rumah," ujar Nanda meminta izin."Tentu boleh sayang, gimana Dion?" tanya Mamanya."Iya boleh banget. Entar aku susul ikut menginap di sana selesai pulang kerja," balas Dion sambil mengunyah roti lapis. "Dion, Mama, makasih banyak," ucap Nanda tersenyum manis.Dion dan Mamanya mengangguk, mereka tersenyum lebar tertuju pada Nanda.Selesai sarapan, Nanda di kamar bersiap pergi, Dion sudah pergi bekerja dan Mamanya Dion control ke rumah sakit.Sementara di ruang makan rumah lagi, Feni pun memberi informasi ke Laura. Jika Nanda ingin keluar rumah menginap di rumah Ayahnya Nanda.Laura pun gesit merespon chat dari Feni, dia sepertinya mau menyamar untuk membuntuti Nanda. Laura memakai sepan jeans biru dan kemeja longgar serta memakai mas
Seperti yang di rencanakan Nanda, Dion dan Helena mereka mengajak semua keluarga pergi piknik bersama. Tidak lupa mereka menyewa tempat area terbuka dan mendirikan tenda, serta makanan lengkap, di kawasan camping pinggir kota. Tempatnya asri, banyak tumbuhan hijau dan pohon menjuntai tinggi, lahannya terbuka dan terdapat danau buatan, Kali ini Gerry dan istrinya di ajak untuk ikut piknik. Ada juga Arya di ajak Kakek Wisnu untuk mendampinginya sebagai sekertaris. Kakek Wisnu tidak ingin merepotkan cucu-cucunya yang sedang berbahagia.Feni dan Bianca bertugas memasak seafood bakar, BBQ daging sapi, dan jenis makanan lainnya. Nanda bahagia sekali keluarganya dan keluarga suaminya bersama menjalin hubungan.Tangannya terus berucap syukur berkat kandungannya, dia di beri semangat untuk melindungi dirinya sendiri dan calon anaknya. Dia berbisik pada calon anaknya,"Nak.. Mama gak sabar sekali mau gendong kamu dan ingin cerita sama kamu kalau sekarang Mama lagi bahagia." Bisikan Nanda sampa
Setelah kemarin di rumah Dion foto keluarga, akan ada Acara besar penyambutan sekaligus memperkenalkan Leon dan Nanda sebagai cucu dari anak kedua Kakek Wisnu. Nanda mengetahui itu dari chat grup keluarga Kakek Wisnu.Kerajaan perusahaan Kakek Wisnu bergerak di beberapa bidang. Ekspor impor salah satunya mengindukkan perusahaan bagian ekspor impor perusahaan Papanya Dion. Investasi pertambangan emas, minyak sawit resmi jangka panjang. Pasaran bisnis perusahaan Kakek Wisnu berpusat ke timur seperti Dubai, Qatar, Turki dan Emirates united.Leon dan Nanda senantiasa menerima ajakan dari Helena, Marco dan Zayn. Ikut juga Ayahnya Nanda, Mama Dan Papanya Dion, akan datang di acara penting di rumah Kakek Wisnu.Nanda, Mama dan Papanya Dion, Feni dan Bianca turut di undang ke acara rumah Kakek Wisnu. Nanda belum beri tahu rangkaian apa acara di rumah Kakek Wisnu. Sedangkan Ayahnya Nanda dan Leon juga Dion yang sedang bekerja, menyusul langsung ke rumah Kakek Wisnu.Di tempat berbeda, melalui c
Hari Minggu pagi rumah Dion kedatangan fotografer beserta para asistennya. Mereka berjumlah enam orang membawa perkakas peralatan mereka. Mamanya Dion dan Nanda saling oper pandang, ada apa sebenarnya sampai Dion membawa orang membawa kamera dan lighting."Dion ada apa ini, ada acara di rumah?" tanya Nanda penasaran."Aku mau kita Poto keluarga bersama," terang Dion.Enam orang tersebut yang di sewa Dion menyulap ruang keluarga menjadi studio Poto. Lengkap juga dengan dekorasi cantik dan juga bisa Poto formal.Alhasil Nanda tampak antusias dengan tindakan Dion. Mamanya juga sudah melewatkan tumbuh kembang Dion tanpa jejak poto dan video."Ma, sekarang Mama sudah sembuh walaupun belum sembuh total. Tinggal kedua kaki Mama harus sembuh, aku sengaja bayar fotografer ke rumah biar Mama gak repot ke sana kemari. Sekalian aku mau ada poto kita dan Nanda serta papa juga," omong Dion membuat Mamanya pilu."Iya anak ku," balas Mamanya Dion memeluk erat anaknya.Seketika suasana berubah jadi sed
Setelah kemarin ziarah ke makam Ibunya Nanda, pagi harinya Helena main ke rumah Dion. Dia ingin mengajak Nanda jalan-jalan bersama. Helena sangat menyukai style simpel tapi berkelas. Barang yang ia pakai dari atas kepala sampai ujung kaki, edisi terbatas dan harganya fantastis. Setiap kali biaya penampilannya, setara dengan satu unit mobil merakyat.Di waktu bersamaan Nanda sudah bersiap, beriring melayani keperluan Dion ke kantor. Ya, mereka sekarang sudah tidur di kamar utama. Kamar yang semula di tempati Papanya Dion dan Feni. Mereka belum terbiasa saja melakukan aktifitas berdua di dalam kamar. Sebab, akhir-akhir ini mereka berdua di sibukkan kasih pelajaran buat Feni. Belum ada di pikiran mereka untuk bermesraan lebih intens dari sebelumnya."Kamu cantik sekali pagi ini," kecup Dion di kening Nanda."Makasih, kamu juga ganteng seperti biasanya plus judes kamu juga belum berkurang HaHaHa," canda Nanda mengerjai Dion."Asal kamu bahagia aku rela di katain kamu setiap detik, ayo k