Home / Pernikahan / Konten Marriage / 55. Pergeseran Hati Kai

Share

55. Pergeseran Hati Kai

Author: WarmIceBoy
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Suara musik gembira terdengar menggelora di area kolam renang gedung Eden, sebuah gedung tingkat sepuluh dalam kota Surabaya. Banyak artis dan aktor, para pesohor, juga muda-mudi anak orang kaya berpesa pora. Mereka memakai pakaian santai. Beberapa gadis berbikini asik di kolam bersama beberapa pemuda yang baru menceburkan diri ke sana. Beberapa asik bercengkrama di pinggiran, sambil menikmati minuman keras.

Nampak beberapa wartawan mengerumuni Bayu seperti lebah. 

Kai berusaha merangsak maju, tapi terhalang oleh mereka. Dia ingin memberi tahu pesan Aira.

"Kak Bayu, pesta yang menyenangkan. Sama seperti tahun lalu," tanya seorang wartawan.

Bayu tersenyum ramah tanpa menjawab.

Wartawan lain bertanya. "Apa Istrimu akan datang, Kak?"

Bayu menggeleng. "Istriku gadis baik-baik. Dia tidak cocok berada di pesta neraka ini." 

"Bayu!" teriak Kai, tapi suaranya seperti ngeongan kucing di pinggir jalan padat kendaraan. Tiada yang mende

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Konten Marriage   56. Permainan Hati

    Satu gelas bir habis dia minum. Bayu memandang pesta yang semakin menggila. Pesta normal baginya dulu, tapi tidak sekarnag. Dia berusaha menghapus kegiatan ini. Tangannya masih memeriksa saki jas, kemeja, juga celana panjang. Bayu berusaha mencari HP, tetapi gagal menemukan benda sial itu. Sebenarnya HP-nya hilang dari tadi di tempat syuting, hanya saja saking bingungnya dia masih mengira membawa benda kecil tersebut. Pikiran Bayu dan hati sekarang penuh teka-teki. Karirnya bisa hancur jika sampai Cecil menyebar berita itu. Dia juga tidak bisa tenang membayangkan apa yang Cecil inginkan? Bagaimana cara membuat Cecil bungkam dan tidak menyebar berita tentang pernikahan kontraknya dengan Aira. Dan yang paling membuatnya khawatir saat ini adalah Aira. Andai semua terbongkar, dia bisa dibenci banyak orang, dicap sebagai wanita murahan, dan mengingat sikap warga Indonesia, pasti akan dibully. Dia tidak ingin kehidupan Aira hancur seperti roket chalengge. Terba

  • Konten Marriage   57. Time Limit

    "Ada apa Kai?" tanya Ana, mengikuti langkah cepat kai. "Hei, cepat beritahu ada apa?"Kai berhenti melangkah. Dia memandang seisi ruang pesta. "Bantu aku mencari Bayu.""Bayu? Buat apa?""Dia harus diperingatkan untuk tidak mendekati Cecil. Gadis musang itu memiliki rencana picik."Ana mengangguk. "Baiklah, akan kucari dia. Kamu cari di luar, aku di dalam."Mereka berpencar. Kai menggeledah sekitar bagian kolam renang di balkon. Di tengah pesta yang mulai menggila dia mencoba memandang satu persatu wajah pemuda di sana. Beberapa tangan jahil wanita sempat singgah di dada dan perut, tapi dia tak ada waktu untuk ini, hingga bertemu Kevin."Vin!""Oi Kai! Datang juga ternyata." Pemuda itu sudah melepas kaosnya, hanya memakai celana panjang, duduk bersenang-sebang dengan para tamu undangan di pinggir kolam. "Kamu mau cubra libre? Enak loh."Kai menepis gelas berisi minuman berwarna hijau itu. "Lihat Bayu enggak?""Bayu? Ya d

  • Konten Marriage   58. Kolam Renang

    Kai melepas kemejanya, dia menceburkan diri demi menolong Sekretaris. Ini masalah hidup dan mati. Sekretaris menjadi kunci untuk membuka tabir penyelamat. Hanya dia yang tahu di mana Raul berada.Air kolam bergerak tak beraturan. Beberapa gadis yang tidak mengetahui apa-apa mulai mengerumuni Kai. Mereka mengira pemuda itu ingin bergabung. Seperti belut tangan mereka menggerayangi sekujur tubuh berbulu tipis itu. Kai tidak peduli semua itu. Dia berenang di tengah kerumunan hingga berhasil menarilk tangan sekretaris..Jas gadis itu entah kemana. Beberapa kancing blouse terbuka dan dia megap-megap seperti ikan berada di darat."Ayo, kita keluar dari sini," ucap Kai, membuat wanita itu fokus menuju ke arah yang sama dengannya.Baru beberapa jengkal mereka berenang, tangan seorang pria mendarat ke pundak Kai. "Hei, apa dia pacarmu?"Kai tidak ada waktu untuk ini. Dia menepis tangan itu kembali menendang air menuju tepian. Akan tetapi t

  • Konten Marriage   59. Penyelamat

    Keringat nafsu berceceran dan masih keluar dari pori-pori mereka. Cecil mendapat apa yang dia mau. Ia memakai kemeja Bayu sebagai handuk mengusap badan. Senyum sinis kemenangan Cecil muncul, ketika Bayu membuka bungkus kondom memakai mulut. Ketika pemuda itu hendak menyarungi sesuatu yang panjang, Cecil mencegah tangan Bayu melakukan hal yang selalu pemuda itu lakukan ketika bermain cinta. "Jangan, aku enggak mau kali ini memakai benda terkutuk itu." "Apa rencanamu?" Cecil tersenyum sinis. "Rencanaku adalah memiliki anak darimu Bayu." "Kamu gila!" Bayu merebut kemeja di tangan Cecil. "Aku tidak akan pernah melakukan itu, tidak." "Kalau begitu Aira akan menjadi kenangan. Kamu tahu kan warga Indonesia terkenal sebagai harimau buas di dunia maya? Kucing-kucing itu akan mengaung, mencakar Aira, mencabik-cabik kehidupannya. Apa kamu tega membiarkan itu terjadi?" Racun dari mulut Cecil meresap melalui lubang telinga Bayu.

  • Konten Marriage   60. Solved

    Wajah Bayu basah. Dia baru seelsai mencuci wajah dan sekarang memandang lekat ke cermin. Mana yang lebih menjijikkan, dirinya atau Judas? Monster seperti apa dirinya yang tega mengkhianati cinta? Malam ini seharusnya dia berada di surga bersama sang istri. Harusnya sekarang dia membawa kontrak ke meja makan, memberi tahu jika dia ingin menyudahi kontrak dan menjadi suami resmi Aira, lalu mereka akan merayakan hari ulang tahun. Semua berantakan. Dalam hatinya dia mengumpat. Lagi pula Aira juga salah, kenapa dia memberi tahu Cecil tentang hal ini? Suara derit pintu membuatnya menoleh, mendapati Kevin melangkah pelan, duduk di tepi meja wastafel. Jemari Bayu mengepal. Kuku-kuku jari menusuk kulit telapak tangan. Merubah warna putih di sana menjadi merah. Sahabatnya, ya, dia yang mengenalkan Cecil kepadanya. Dia pembawa iblis itu sehingga masuk ke kehidupan Bayu. Tidak. Dia yang memaksa Kevin memperkenalkan Cecil kepadanya. Dia yang mengga

  • Konten Marriage   61. Brrrt

    Hati Bayu seperti terjun bebas dari air terjun Niagara. Tadi Cecil, sekarang Ana. Sepertinya memang rahasia di bumi ini bakal terungkap perlahan-lahan. Bayu menarik Kevin mundur."Vin, bagaimana ini? Kita harus apa?""Kita? Kamu saja kali." Kevin cengengesan melihat wajah pucat pasi sahabatnya. "Tenang saja, Ana bukan Cecil, dia baik, kok.""Kira-kira dua puluh juta saja, sih, aku sedang ingin beli I-phone baru," sahut Ana, mengutak-atik i-phone di tangan. "Nih, atau belikan yang ini." Dia memamerkan layar benda itu ke hadapan Bayu dan Kevin. "Aku tunggu tiga hari, kalau tidak kalian belikan, aku beneran akan membongkar aib-mu. Dan sebaiknya kamu pulang. Aira menunggumu, tadi dia melepon Kai menyuruh dia untuk menendangmu supaya segera pulang. Bye." Ana bersiul-siul cabut dari sana seperti tiada beban di kakinya."Baik, berbeda dari cecil, dua puluh juta ...," ucap Bayu, memandang datar Kevin."Hei, masih mending. Dari pada dia minta le

  • Konten Marriage   62. Pisah

    Ibu memang galak, dari dulu kalau marah bahkan bayi yang menangis pun langsung diam. Sekarang Bayu dan Aira duduk melipat kaki bersebelahan menghadap Ibu. Beliau enak, duduk di sofa sembari mengipas badan memakai kipas lipat.Bayu menghela napas. Kenapa dengan kehidupannya? Apa ada yang menyantet, sehingga kehidupannya dihujani masalah? Akan tetapi bahkan di tengah laut nestapa, selalu ada yang indah. Ucapan Aira tadi membuat hatinya berbunga-bunga."Kenapa senyam-senyum?" tanya Ibu, memandang jengah. "Sudah buat salah, masih bersikap seperti ini. Asep! Suryo!""Iya Nyonya?" Dua pria berjas membungkuk-bungkuk menghadap Ibu. "Lepas semua penyadap di rumah ini.""Baik Nyonya." Keduanya dibantu beberapa ahli kamera bergerak cepat menyebar ke seluruh rumah.Bayu tak menyangka jika ibunya tega melakukan semua ini. "Penyadap Bu? Jadi Ibu--""Ya, Ibu memasang penyadap beberapa hari yang lalu. Masalah?"Dua asisten rumah tangga menaruh

  • Konten Marriage   63. After Pisah

    Di kampus Aira bersikap biasa saja. Dia tidak menunjukkan rupa kesedihan. Bahkan tidak ada yang tahu tentang masalahnya dengan Bayu. Semua itu tersimpan dengan baik dalam kotak hati. Dia melakukan semua itu demi menjadi perisai bagi Bayu. Aira tak ingin karir Bayu berantakan. Sebegitunya dia mencintai sang suami, walau sudah dikhianati sekalipun dia tetap ingin menjaganya.Hanya Mei yang tahu betapa pilu hatinya. Mei bukan hanya menjadi sahabat yang siap menampung curhatan hati Aira, tapi dia juga menampungnya setelah diusir halus dari rumah Bayu."Aira, kenapa bengong?" tanya Mei, dengan nada kecil. "Mata kuliah terakhir sudah selesai, ayo kita pulang.""Bengong dia, mikirin Suami," celetuk Diah. "Pasti enak, ya, pulang ketemu suami terus cuddling di sofa, membuat dede bayi."Aira tersenyum kecil. "Apaan sih, enggak begitu juga kali. Yuk Mei, pulang."Sepertinya tinggal bersama Bayu membuatnya ahli memakai topeng. Akan tetapi

Latest chapter

  • Konten Marriage   EKSTRA PART -Taman-

    Banyak orang berkumpul di taman kompleks mengerumuni para idola. Mereka rerata ibu-ibu muda dan para gadis meminta tanda tangan, foto bersama, atau sekedar berjabat tangan. Situasi seperti di pasar malam ini terjadi karena kehadiran Bayu, Kai, Kevin, Aira, dan Lukman. Pamor mereka tidak meredup sedikit pun walau sekarang sudah berkeluarga. Di tengah mereka hadir tiga bocah kecil yang aktif membuat gaduh suasana. Vega anak Bayu dan Aira. Altair anak Kai dan Ana, Deneb putra dari Kevin dan Mei. Ketiganya bermain bersama anak-anak di taman dengan penuh keceriaan tanpa kenal penderitaan dunia. "Vega, ngapain?" tanya Altair sambil melihat Vega yang sedang menyodok-nyodok sesuatu di bawah pohon. Melihat benda apa yang menjadi mainan membuat dia melangkah mundur. "Ih, itu kan eek kucing! Jorok!" "Iya tahu." Dengan piawainya Vega mengangkat eek itu memakai kayu lalu menjejalkan pada Altair. "Alta, ini bagus buat lulur mukamu. Sini, jangan kabur!" "Mama!" Alta

  • Konten Marriage   74. Sebuah Akhir

    Aira buru-buru membuka pintu. Dia tidak sempat mengintip dari gorden karena mendengar suara yang sering dia dengar sebelumnya. "Sebentar, ini sedang buka kunci." Pintu dibuka. Aira tersentak melihat Ibu duduk di kursi teras bergelimang air mata. Asep yang sembari tadi menggedor pintu, langsung membungkuk menyambut Aira. Bukan hanya mereka, di Kai, Ana, Shion, Kevin, Mei, Lukman, dan Sasa, turut serta. "Kamu yang sabar, Aira," ucap Kai, memeluk Aira dengan erat. "Bayu--" "Ada apa sih?" tanya Aira. "Apa ada yang ulang tahun? Kok pada kumpul di sini?" Semua bertukar pandang heran. Mereka saja bingung, apalagi Aira? Dia benar-benar tidak tahu menahu tentang isi kepala para tamu. "Mana Bayu, Nak?" tanya Ibu, dengan kaki sempoyongan berdiri memeluk Aira. Wajah beliau seperti pakaian yang baru dicuci belum kering. "Bayu? Di dalam Bu--" Belum selesai Aira bicara, Ibu merangsak maju hingga nyaris jatuh. D

  • Konten Marriage   73. Kamar Malam

    Dahulu sebelum menikahi Bayu, Aira 'hobi' bersih-bersih. Dari kecil dia terbiasa menyapu dan mencuci piring. Akan tetapi beberapa bulan terakhir dia hidup dalam mimpi yang menjadi kenyataan. Dia tidak perlu melakukan itu semua, cukup duduk santai dan bersenang-senang. Sekarang ketika menyapu, punggungnya sakit dan capek. Seminggu berlalu tapi dia belum menemukan kembali apa yang menjadi 'hobi'-nya dulu. "Waduh, Bu Angga, rajin sekali," tegur seorang ibu tetangga sebelah, baru pulang dari mengajar. Dia guru di SMP sekitar. "Ini Bu, ada sedikit jajan, tadi anak-anak sedang praktek tata-boga." Aira tentu berterima kasih atas perhatian itu. Dengan senyum mereka alami ia menerima kantung plastik putih berisi bungkusan sop sayur. Tetangga berlaku baik karena aura positif dari Bayu dan Aira. Mungkin juga faktor face dan rumor yang Aira sebar berpengaruh pada mereka. Kisah tentang pernikahan dini, di mana Bayu si miskin nekat menikahi Aira tanpa persetu

  • Konten Marriage   72. Ibu Bayu

    "Pijat yang benar." Ibu menepuk-nepuk pundaknya, sembari duduk di atas bantal. "Iya Nek--" "Nek?" Ibu menoleh menangkap senyum mal-malu Ana. "Kamu ini, panggil Ibu, mengerti?" Ana mengangguk ketika Ibu kembali fokus ke TV. Gadis itu tersenyum lembut pada Kai yang duduk bersila kaki di sebelah Ibu. Siang ini Kai memperkenalkan Ana kepada Ibu asuhnya itu sebagai calon istri. Ketiganya duduk santai di paviliun belakang rumah. Selain itu dia punya tujuan lain hadir di sini. "Sekarang nyaris seminggu Bibi menghukum Bayu dan Aira," ujar Kai. "Mereka menderita Bi, tinggal di rumah bedeng macam itu. Apa Bibi tega membiarkan Bayu dan Aira hidup susah?" Dua hari sekali Kai datang dan memohon hal yang sama. Namun, Ibu tetap santai menikmati pijatan Ana. Sesekali beliau bersendawa tanda jika merasa nyaman. Beliau juga dilanda dilema. Walau diam, tapi diam-diam Ibu juga khawatir kepada Bayu dan Aira. Bagaimana pun Bayu anak kesayanganny

  • Konten Marriage   71. Petarung Jalanan

    Seperti semut mengerumuni gula, empat preman mengerumuni motor Riko. Mereka tidak memberi kesempatan Riko untuk memacu motor."Minggir, aku sibuk mau menjemput pelanggan," ujar Riko."Sombong!" bentak seorang preman gendut. "Lagak kamu sudah seperti orang penting.""Penting dia bro," sahut preman kedua. "Habis bebas dari penjara dengan bersyarat dan jaminan, kan sekarang wajib lapor atau saudaranya bakal membayar uang kompensasi."Suara tawa mereka membahana seperti supporter di stadion bola. Salah satu dari mereka mendorong kepala Riko. Satu lagi mengambil kunci motornya. Mereka sengaja ingin memancing supaya Riko marah dan menghajar mereka."Aduh, kasihan Mas Riko." Darmi hanya bisa memandang. Bisa apa dia, sendirinya berdagang di sini dan wilayah ini kekuasaan mereka."Kok Mas Riko tidak melawan?" tanya Bayu, mengamati lelaki tangguh di atas motor."Kalau melawan, nanti bakalan langsung dipenjara. Mas Riko bebas bersyarat. Sa

  • Konten Marriage   70. Riko Preman

    Sebagai kepala keluarga tentu Bayu yang membuka pintu. Empat ibu-ibu berwajah judes menanti. Melihat wajah tampan yang keluar, Judes mereka mereda dan sekarang senyum-senyum sendiri. "Maaf, ada apa ya, Bu?" tanya Bayu dengan ramah. Aira yang kebelet kepo pun nongol dari belakang Bayu. Senyumnya muncul, menggeser Bayu hingga mereka berdiri bersebelahan di pintu yang sempit. "Maaf Nak, ini sudah malam," ucap Ibu gendut dengan ramah. "Benar, sudah jam sebelas malam. Mohon suaranya dikecilkan, ya. Besok anak-anak sekolah, bising enggak bisa tidur," timpa Ibu kurus. "Kami tahu kok, pengantin baru, kan?" Ibu berbadan pendek menyambung. Tentu Bayu dan Aira menjadi sungkan. Mereka saling senggol, tertunduk dengan cengiran mereka yang khas, kecil, dibuat-buat. "Ingat, kita tinggal bersebelahan." Ibu yang lumayan muda menunjuk ke kiri dan kanan. Rumah mereka memang hanya terpisah tembok, bisa dikatakan suara kentut pun pasti bisa tetangg

  • Konten Marriage   69. Hari Pertama Mandiri

    Pindahan Bayu dan Aira cukup simpel. Mereka hanya membawa pakaian, peralatan kuliah, laptop, dan uang saku dari Ibu. Pagi hari mereka tiba di kontrakan yang dimaksud. Rumah petak sederhana. Lantai hanya dioles semen. Dinding bata tiada diberi cat. Langit-langit pun tak ada. Dari dalam bisa melihat pondasi atap. Dan aroma di sini lumayan pengap, berdebu. Hanya ada satu kamar tidur, kamar mandi pun nyaris menyatu dengan dapur. Perabotan yang ada hanya satu kasur dan satu lemari dengan TV tabung tua berdiri gagah di dekat kipas putar kecil. "Bagaimana? Rumah ini masih lebih bagus dari tempatku dulu tinggal. Kalian harus membayar uang listrik sendiri, uang air, dan mulai bulan depan membayar uang sewa. Jadi usahakan hemat." ucap Asep, menaruh kunci ke telapak tangan Aira. "Motor Vespa milikmu. Selamat tinggal." Dia berbalik hendak pergi. Akan tetapi Bayu menarik lengan Asep. "Sampai kapan kami harus tinggal di sini?" "Sampai Ibumu puas." Asep

  • Konten Marriage   68. Demi Cinta

    Suara jangkrik menjadi musik merdu menemani mereka saat ini, tiada suara lain. Aira dan Bayu duduk bersila kaki di atas bantal. Mereka menanti Ibu di paviliun belakang rumah yang dikelilingi taman. Bayu menggenggam telapak tangan Aira. "Apapun yang terjadi aku tidak akan pernah menandatangani surat itu. Semoga kamu juga demikian." Aira mengangguk kecil. Dia menggenggam telapak tangan Bayu. "Asal kamu nanti berani bersumpah tidak akan menemui Cecil dan wanita lain, aku siap Mas." Bayu tersenyum lembut. "Mas? Oh Tuhan, panggilan mesranya Mas? Darling kek, hooney gitu, Mas, terdengar ndeso." "Ah, sudah lah." Dengan kasar Aira menarik tanggannya. "Youtuber sial, hobi banget sih merusak suasana." Bayu terkekeh melihat reaksi cemberut Aira. Dia hanya bercanda tadi. "Aku tidak menyangka akan menjadi seperti ini. Tahu tidak, alasan kenapa kamu aku pilih untuk menikah kontrak?" "Aku cantik, manis--" "Karena aku yakin tidak

  • Konten Marriage   67. Sebuah Rencana Besar

    Cahaya matahari masuk melalui kaca jendela besar di dinding sisi kiri menerpa ibu yang duduk di kursi kerja. Beliau sibuk mengetik sesuatu di komputer. Suara ketukan di pintu membuat dia berhenti sejenak. "Siapa?" "Ini saya Nyonya, Asep." "Masuk Sep." Pria berjas hitam masuk ke ruang kerja, berdiri dalam posisi instirahat di tempat. Setelah diberi kode gerak tangan Ibu, dia duduk di kursi berlengan. "Bagaimana, ada hasil?" tanya Ibu. Asep menaruh beberapa stopmap ke meja kerja. "Menurut para detektif yang saya kerahkan, terjadi perselingkuhan antara orang tua Nona Aira dan Tuan Kai. Menurut para detektif, kematian Ibu Nona Aira karena kebakaran di tempatnya bekerja ada hubungan dengan--" "Cukup, lewati bagian itu," ujar Ibu. Asep berdeham. "Setelah kejadian itu Kai memang sangat terpukul dan merasa bertanggung jawab untuk merawat Aira. Walau umur mereka hanya terpaut beberapa tahun, tapi dia berhasil melakukannya de

DMCA.com Protection Status