Beranda / Semua / Kisah Si Dewa Perang / 147. Elena Resmi Menjadi Presiden Express Group

Share

147. Elena Resmi Menjadi Presiden Express Group

Penulis: A7AT
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Yah, semua pengusaha pasti ingin mendapat keuntungan. Express Group mempersulitki sebelumnya dan sekarang siapa yang akan menyangka jika aku akan mengambil perusahaan itu. Mitra kerja yang dulu mengkhianatiku juga tidak akan menduga kalau Express Group akan bangkrut secepat ini dan semua proyek mereka akan kembali aku urus." ujar Elena.

"Ya, Express Group sangat pandai memikat orang untuk berinvestasi di dalamnya. Dan ketika orang-orang banyak berinvestasi, tiba-tiba mereka bangkrut yang membuat para mitra mereka dalam dilema. Dengan begini, para mitra itu tidak akan mendapatkan apa-apa jika mereka berhenti bekerja sama denganmu. Dan jika mereka ingin melanjutkan kerja sama, mereka harus tunduk pada aturan yang kamu buat." kata Kenji.

"Benar sekali. Selama mereka melanjutkan proyek, setidaknya mereka tidak akan merugi." kata Elena.

"Baiklah. Kamu visa mengurus semua itu. Lagi pula aku tidak mengerti dengan bisnis," Kenji berkata sambil tersenyum.

Keesokan harin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kisah Si Dewa Perang   148. Ide Nakal Kenji

    Mendengar Elena menutup teleponnya, Jiah sangat marah.Jiah memuntahkan seteguk darah.Semua anggota keluarga Slash mendengar percakapan Jiah dan Elena di telepon. Mereka semua terkejut saat melihat Jiah memuntahkan darah. "Bu!""Nenek!"Mereka semua menghampiri Jiah untuk memeriksa apakah dia baik-baik saja."Bu, apa kamu baik-baik saja?" tanya Rama dengan cemas. Meskipun Jiah memuntahkan darah, dia tidak pingsan. Setelah beberapa saat, dia merasa lebih baik."Putrimu telah melewati batas. Dia ingin memutuskan semua hubungan dengan keluarga Slash. Selamanya!" ucap Jiah marah.Seluruh anggota keluarga yang ada terkejut mendengar kata-kata Jiah."Bu, bukankah kamu yang ingin memutuskan semua hubungan dengannya? Aku dengar kamu yang mengusirnya dulu," kata Rama."Ya, aku mengatakannya dulu, tapi terus kenapa? Aku hanya ingin menakutinya. Aku tidak berharap dia setuju. Sepertinya dia sudah lama menyimpan dendam terhadap kita," ucap Jia

  • Kisah Si Dewa Perang   149. Sofia Mengancam Elena

    "Tidak!" kata Elena tersipu."Kenapa begitu?" Kenji bertanya."Karena saya sedang menstruasi," kata Elena malu."Belum selesai kah?" Kenji meratap."Baru dua hari. Bagaimana bisa selesai secepat itu?" ucap Elena. Bukannya dia tidak ingin membuat bayi dengan Kenji. Tapi, menuntutnya saat ini bukan saat yang tepat."Aku pikir ini akan segera berakhir. Aku tidak menyangka akan begitu lama," kata Kenji."Jangan membicarakannya. Meskipun jika haid-ku sudah selesai sekarang, aku tidak punya waktu melakukannya. Aku baru saja mengambil alih Express Group hari ini. Masih banyak hal yang harus aku tangani. Cepat antar aku ke perusahaan. Banyak mitra kerja akan datang untuk menandatangani kontrak baru hari ini." Kata Elena."Baik." Kenji tahu ini bukan saat yang tepat, jadi dia tidak memaksanya.Setelah tibq di Express Group, Elena segera memanggil Nila."Nyonya Slash, selamat! Express Group telah menempatkan kita di ambang kebangkrutan. Sekarang, merek

  • Kisah Si Dewa Perang   150. Tangkap Sofia Ford

    Mendengar perkataan Sofia, semua orang mulai menebak-nebak.Apakah Elena telah menipu Kenji? Benar-benar pria yang malang. "Ayo, ceritakan apa skandal itu." Elena tahu bahwa perkataan Sofia akan menimbulkan tebakan liar dari yang lain. Jadi, dia meminta Sofia untuk langsung menceritakan skandal itu."Nak, naikkan saja harganya. Aku tidak ingin mengungkap aib di depan umum. Keluarga kita akan malu," kata Sofia.Para mitra lebih penasaran. Mendengar percakapan tersebut, mereka mengira Elena memiliki rahasia kotor.Bahkan Kenji mau tidak mau berpikir bahwa Elena memiliki rahasia sebelum mereka menikah."Jangan panggil aku begitu. Kamu bukan ibuku. Cepat katakan. Jika kamu ingin mengancamku untuk mendapat kenaikan harga, bermimpilah." Ucap Elena marah."Baik! Kamu tidak memberiku pilihan. Jangan salahkan aku." Melihat Elena tidak berubah pikiran, Sofia sangat marah."Ayo, jangan buang waktuku." Elena tidak ingin orang lain melihat konflik di antara

  • Kisah Si Dewa Perang   151. Apakah Elena Anak Kandungmu?

    "Bagaimana kamu akan menyelidikinya?" Elena bertanya."Aku memiliki caraku sendiri. Jangan lupa bahwa aku adalah Jendral Bintang Tiga," kata Kenji."Baik. Kalau begitu aku akan menunggu kabar darimu. Sofia baru saja menamparku di depan umum. Dia mengecewakanku lagi," kata Elena."Ini salahku. Aku terlalu jauh. Aku tidak bisa melindungimu." ucap Kenji. "Tidak apa-apa. Itu mengingatkanku tentang orang seperti apa dia. Itu bukan hal yang buruk. Mulai sekarang, aku tidak akan ada hubungannya dengan keluarga Slash kecuali ayahku," kata Elena. "Untuk mencapai tujuan mereka, keluarga Slash menggunakan segala cara untuk memaksamu. Mereka bahkan mengancammu dengan memutuskan semua hubungan. Kau harus pergi dari rumah itu sejak lama. Sekarang kita sudah menikah, kau adalah keluargaku. Aku tidak akan membiarkan keluarga Slash menyakitimu lagi." Kenji berkata sambil mengeluarkan tisu dan menyeka air mata dari wajah Elena."Apakah kamu tidak diganggu oleh keluarga

  • Kisah Si Dewa Perang   152. Ibu Kandung Elena

    "Kamu tidak menyangka ada kamera di ruang tamu, kan? Ketika aku tidak ada, kamu selalu mengganggu Zane, memerintahkannya untuk membersihkan vila, memerintahkannya untuk menyiapkan air mandi, dan mengusirnya dari vila. Aku tahu segalanya. Apa yang ingin kamu katakan sekarang?" Kenji menjadi semakin marah.Sofia berkata dengan suara gemetar, "Lalu mengapa kamu menculikku? Berapa banyak tebusan yang kamu inginkan? Biarkan aku pergi.""Aku tidak membawamu ke sini untuk tebusan. Apa aku butuh uangmu?" Kata Kenji."Lalu apa yang kamu inginkan dariku?" Sofia punya firasat buruk, jadi dia lebih takut."Aku mencari keadilan untuk Zane. Beraninya wanita sepertimu menyulitkan ayah angkatku." Kenji berkata dengan kejam."Apa yang akan kamu lakukan?" Sofia bertanya.Kenji tidak menjawab pertanyaan Sofia. Sebaliknya, dia berkata kepada Leon, "Berikan aku pistol.""Kak Kenji! Apakah kamu akan membunuhnya?" Tanya Leon ragu-ragu."Diam! Beri aku pistolnya!" Kenji

  • Kisah Si Dewa Perang   153. Permintaan Maaf Sofia

    "Aku tidak tahu dimana dia sekarang. Dia bukan berasal dari Kota Tua Selatan. Dia dari Kota Baru," kata Sofia."Bagaimana dia kenal Rama?" Kenji bertanya."Mereka teman sekampus. Mereka bertemu di sekolah." jawab Sofia. "Apa Rama tahu dimana dia?" Kenji bertanya lagi."Aku kira tidak. Rama telah mencarinya di belakangku, tapi dia tidak menemukannya. Mungkin dia sudah pindah dari Kota Baru. Kami tidak tahu di mana dia berada," jawab Sofia."Kenapa kamu tidak memberi tahu Elena? Kenapa kamu menyembunyikannya darinya?" tanya Kenji lagi. "Aku yang membesarkannya. Mengapa aku harus mengatakan bahwa aku bukan ibu kandungnya? Apalagi nenek buyut Elena melarang kami mengungkit masalah ini lagi."Kata-kata Sofia masuk akal. Tidak ada yang akan memberi tahu anaknya bahwa anak mereka bukanlah anak kandungnya."Apa lagi yang kamu ketahui tentang ibu kandung Elena?" Kenji ingin membantu menemukan ibu Elena, jadi dia bertanya."Aku sudah menceritakan sem

  • Kisah Si Dewa Perang   154. Biro Pendidikan Gemetar Ketakutan

    Serlin dan Loren tidak bisa menahan diri untuk tidak saling memandang.Mereka melihat cinta di mata satu sama lain, jadi mereka buru-buru menarik pandangan mereka."Bu, jika kamu terus berbicara omong kosong, aku akan mengirimmu ke rumah sakit!" Serlin berkata dengan tersipu."Rumah sakit apa? Ada Dokter Loren di sini." Kata Selly."Sepertinya kemampuan medisku kurang baik. Kamu belum pulih sepenuhnya. Jika kamu terus berbicara omong kosong, aku sarankan kamu pergi ke rumah sakit," ucap Loren."Baiklah! Aku bukan tandingan kalian berdua. Kalian berbicara sudah seperti pasangan, kalian menang!" Selly berkata dengan nada tak senang, tetapi dalam hatinya ia sangat gembira.Selly tahu, ia sudah melakukan tugasnya. Ia harus menyerahkan sisanya pada mereka.Mendengar Selly berkata bahwa mereka berbicara seperti pasangan, Serlin dan Loren malu."Jangan hanya bicara. Makanlah sesuatu." Melihat pemandangan ini, Tison yang sedari tadi diam buru-buru berkat

  • Kisah Si Dewa Perang   155. Panggilan Dari Biro Pendidikan

    "Itu rahasia Kerajaan. Aku tidak bisa memberitahumu. Coba saja kau tanyakan pada Kaisar Spade jika masih ingin mengetahuinya." ujar Leon."Tidak! Aku tidak punya keberanian untuk bertanya pada Kaisar. Maafkan aku, seharusnya aku tidak bertanya." Karl menyadari bahwa ada hal-hal yang tidak seharusnya ia ketahui.Setelah mengetahui hal-hal itu, ia mungkin akan berada dalam bahaya."Baik. Itu saja. Tiga hari kemudian, jika Bu Karton tidak kembali ke sekolah dan mendapatkan pekerjaannya kembali, kita akan lihat apa yang akan terjadi padamu." Setelah mengatakannya, Leon menutup telepon.Keringat membasahi sekujur tubuh Karl, tetapi dia masih belum yakin apakah Leon adalah wakil direktur tim investigasi khusus, jadi dia segera memanggil bosnya untuk memverifikasi.Jika Leon bukan wakil direktur tim investigasi khusus, dia akan segera memanggil polisi.Setelah telepon terhubung, Karl melakukan percakapan sopan singkat dengan bosnya. Kemudian dia bertanya, "Bos,

Bab terbaru

  • Kisah Si Dewa Perang   260. Sang Dewa Perang

    Di garis depan, Kota Tua Selatan,-Seluruh pasukan medan perang selatan, saat ini semuanya sedang berkumpul di garis pertahanan kota dan bertempur dengan pasukan Kerajaan Elang dan Kerajaan Bangau.Dion yang bertanggungjawab mengerahkan pasukan, sudah berusaha keras untuk merancang strategi dalam menghadapi pasukan musuh yang datang menyerang. Berkat strategi Dion, pasukan Kerajaan Spade pun berhasil menahan pasukan musuh selama berhari-hari.Meski strategi Dion berhasil menahan musuh, tapi itu sama sekali tidak berhasil membuat pasukan Kerajaan Spade keluar dari tekanan musuh yang terus menyerang tanpa henti.Setiap harinya, jumlah pasukan Kerajaan Spade terus berkurang. Situasi dan kondisi pasukan Kerajaan Spade menjadi semakin sulit setiap harinya!Di saat sulit itu, tiba-tiba sekelompok pasukan dalam jumlah yang cukup besar memasuki Kota Tua Selatan. Itu adalah pasukan bala bantuan yang dikirim Jendral Kane dari Kota Pusat.Melihat bala bantuan kembali dikirim Kota Pusat untuk mem

  • Kisah Si Dewa Perang   259. Pertempuran di Garis Pertahanan Pertama

    Pasukan utama Kerajaan Spade menyerang dari depan melalui benteng pertahanan yang telah hancur. Sedangkan Merry yang memimpin dua puluh ribu prajurit menyerbu dari arah bukit dan menciptakan serangan dua arah.Ketika pasukan Kerajaan Spade menyerbu ke dalam benteng garis pertahanan pertama dari depan dan samping, sebagian prajurit musuh yang berada paling depan seketika menjadi panik. Meski Dicky terus berteriak dan memerintah untuk bertempur, tapi karena serangan dari pasukan Kerajaan Spade cukup cepat dan sangat agresif, kebanyakan dari prajurit Kerajaan Seiya tidak sempat untuk bereaksi.Dalam beberapa menit, setengah pasukan Kerajaan Seiya telah berubah menjadi mayat.Sedangkan pasukan Kerajaan Seiya yang berada di barisan belakang, mereka mendengar teriakan Jendral mereka dan mulai pulih dari keterkejutan. Setelah itu, mereka berusaha untuk menembak ke arah pasukan Kerajaan Spade yang datang menyerbu dari depan.Serangan dari musuh membuat cuku

  • Kisah Si Dewa Perang   258. Merry Kembali Memimpin Pasukan

    Ke esokan harinya, pasukan pertahanan kota sudah berkumpul dan berbaris rapi.Dion sudah berada di pusat komando markas besar medan perang selatan. Dia sudah bersiap untuk mengomando dan mengerahkan pasukan untuk berperang melawan musuh dari Kerajaan Elang dan Kerajaan Bangau.Sedangkan Norman, Leon dan lainnya, berada di garis depan untuk memimpin pasukan dalam pertempuran di medan perang.Ketika pasukan Kerajaan Spade sudah berkumpul dan bersiap untuk menghadapi perang, di saat yang sama pasukan Kerajaan Elang dan Kerajaan Bangau juga bersiap untuk menyerang.Pasukan musuh sudah berbaris dengan rapi sambil menunggu kedatangan seseorang.Beberapa saat kemudian, orang yang mereka tunggu akhirnya tiba.Orang itu adalah panglima militer Kerajaan Elang dan Kerajaan Bangau, Bayu dan Tio.Ketika Bayu dan Tio menginjakkan kaki mereka di tanah selatan, seorang jendral bintang tiga menyambutnya dan berkata, “Jendral Bayu, Jendral Tio, pasukan koalisi Elang-Bangau siap menerima perintah!”Bayu

  • Kisah Si Dewa Perang   257. Menuju Pertempuran Akhir

    Mengikuti perintah Dion, seluruh armada kapal perang mundur dari garis pertahanan pertama laut selatan dengan bantuan pasukan yang ada di darat.Tentu saja armada kapal perang musuh tidak membiarkan armada kapal perang laut selatan mundur begitu saja. Armada kapal perang musuh terus menyerang dengan ganas sambil terus bergerak maju dan masuk lebih dalam ke wilayah selatan Kerajaan Spade.Pangkalan senjata di darat berusaha mencegat setiap serangan yang dilancarkan musuh agar armada kapal perang laut selatan bisa mundur dengan selamat. Meski sudah berusaha sebaik mungkin dalam melindungi armada kapal perang yang mundur, tapi masih ada beberapa serangan yang lolos dan mengenai beberapa kapal perang.Kapal perang yang terkena serangan itu langsung meledak dan tenggelam ke dasar laut.Sebagai seorang Jendral Pertahanan, Dion tahu dengan jelas kalau pengorbanan tidak dapat dihindari saat dia memutuskan untuk menarik mundur pasukannya. oleh sebab itu Dion meminta pangkalan senjata yang bera

  • Kisah Si Dewa Perang   256. Permintaan Kenji

    Beberapa jam kemudian, kabar tentang kemenangan pasukan wilayah timur atas pasukan Kerajaan August dan Kerajaan Bangau juga sampai ke wilayah utara.Kaisar yang berada di markas besar utara merasa senang dan bangga mendengar berita ini. Kenji dan Erlan yang berada di garis pertahanan kedua juga merasa senang mendengar kabar baik ini.Satu lagi kemenangan untuk Kerajaan Spade. Sekarang, mereka hanya perlu memikirkan cara untuk memenangkan perang di wilayah utara dan selatan.“Jendral Ken, dengan kemenangan Jendral Panji di timur, sekarang musuh yang menyerang Kerajaan Spade hanya tersisa di wilayah utara dan selatan. Kemenangan di timur juga berdampak baik bagi seluruh pasukan kerajaan Spade. Sekarang, kita juga harus segera menyusun rencana untuk merebut kembali garis pertahanan pertama kita! Bagaimana menurutmu Jendral Ken?” ujar Erlan.“Perkataanmu memang benar Jendral Erlan. Tapi sebelum kita menyerang untuk merebut garis pertahanan pertama, ada hal penting lain yang harus aku laku

  • Kisah Si Dewa Perang   255. Kemenangan di Laut Timur

    Di perbatasan utara.Kenji sedang memperhatikan medang perang yang diselimuti asap tebal bersama Erlan dan para ajudan serta para petinggi militer perbatasan utara. Ketika asap tebal itu mulai menipis, Kenji dan yang lainnya melihat ada bayangan sekelompok orang dalam jumlah besar.“Jendral Ken, sepertinya ada orang di seberang. Apakah itu musuh yang selamat dari ledakan?” tanya Erlan yang penasaran dengan sekelompok bayangan itu.“Jendral Erlan, apakah menurutmu musuh bisa selamat setelah mendapat ledakan sebesar itu? Siapa pun tidak akan selamat setelah menerima ledakan sebesar itu secara langsung! Tidak mungkin ada musuh yang selamat! Aku rasa, mereka adalah bala bantuan musuh,” ujar Kenji.“Kalau begitu, kita harus menyerang mereka sekarang! Dengan adanya asap tebal ini, mereka tidak akan bisa menyerang balik karena tidak mengetahui posisi kita. Kita bisa melenyapkan mereka dalam sekejap!” kata Erlan.“Tidak, jangan menyerang mereka! Kita harus memastikannya terlebih dahulu,” kata

  • Kisah Si Dewa Perang   254. Situasi Menguntungkan di Laut Timur

    Sebelumnya, ketika bala bantuan musuh masih dalam perjalanan menuju garis pertahanan kedua untuk membantu pasukan Jendral Juuki, mereka mendengar dentuman suara yang sangat keras dan merasakan adanya getaran kuat dari arah garis pertahanan kedua. Lalu, mereka melihat adanya kepulan asap tebal yang membumbung tinggi dan terlihat seperti jamur raksasa.Melihat kepulan asap menyerupai jamur raksasa itu membuat pasukan bala bantuan musuh merasa sedikit cemas. Karena mereka semua yakin, dari semua tanda-tanda yang baru saja terjadi, itu pasti akibat dari ledakan bom!Tidak ingin berpikir negatif, pasukan bala bantuan musuh itu pun bergegar menuju garis pertahanan kedua untuk memastikan apa yang sudah terjadi.Dua puluh menit kemudian, pasukan bala bantuan yang dikirim Kerajaan Seiya tercengang melihat keadaan medan perang yang sangat kacau.Ketika pasukan itu tiba, asap tebal dari ledakan bom masih cukup pekat. Mereka sama sekali tidak bisa melihat keadaan med

  • Kisah Si Dewa Perang   253. Melenyapkan Musuh Dalam Sekejap

    Badan intelijen Kerajaan Spade mendapat informasi mengenai dua ratus ribu pasukan Kerajaan Seiya yang bergerak dari garis pertahanan pertama perbatasan utara menuju garis pertahanan kedua.Setelah mendapat informasi tersebut, badan intelijen segera menginformasikan hal itu pada tim intelijen yang berada di setiap pasukan. Ketika informasi itu sampai ke tim intelijen pasukan khusus satria, seorang prajurit segera pergi menghampiri Kenji untuk melaporkan hal tersebut.Kenji tidak turun langsung untuk membunuh musuh. Sebagai seorang jendral, Kenji tetap berada dibelakang dengan sekelompok prajurit elite dari pasukan khusus satria. Ada sekitar sepuluh ribu prajurit yang tidak ikut dalam pertempuran. Sepuluh ribu prajurit itu sengaja tidak maju guna melindungi sang jendral.Ketika dia melihat seorang prajurit dari tim intelijen berlari ke arahnya, Kenji bertanya pada prajurit itu sesaat setelah prajurit itu berada dihadapannya.“Ada apa? kenapa kau terlihat begitu terburu-buru?” tanya Kenj

  • Kisah Si Dewa Perang   252. Bala Bantuan Telah Tiba!

    Garis pertahanan kedua, di perbatasan utara.Waktu sudah sore, pasukan perbatasan utara masih bertahan di garis pertahanan kedua. Jendral Erlan yang memimpin pasukan perbatasan utara dalam pertempuran, mulai merasa khawatir melihat kondisi pasukannya.Bagaimana dia tidak khawatir, dia sudah bertahan lebih dari enam jam dan intensitas serangan musuh tidak berkurang sedikit pun, bahkan musuh masih bisa melancarkan serangan yang lebih kuat.Pasukan perbatasan utara juga sudah banyak yang menjadi korban. Erlan merasa kalau tidak lama lagi, garis pertahanan kedua akan dijebol oleh musuh.Melihat situasi ini, salah satu perwira pada Erlan, “Jendral, sepertinya kita harus merelakan garis pertahanan kedua. Aku merasa, Jendral Ken dan pasukannya tidak akan datang tepat waktu! Kita sudah bertahan lebih dari enam jam, dan bala bantuan masih belum tiba. Kita akan kehilangan seluruh prajurit jika terus seperti ini!”“Jendral Ken akan segera tiba! Kita tidak boleh menyerah sekarang setelah banyak p

DMCA.com Protection Status