“Sebenarnya selama ini Rosemary tidak sepenuhnya baik-baik saja menjalani pekerjaan ini, Ma,” ucapnya lirih. “Ada berbagai kendala yang sulit sekali dihadapi di lapangan….”
“Dan kamu selalu berhasil mengatasinya, Nak!” sela Martha memotong kalimat putrinya. “Bukankah itu pertanda bahwa kamu memang berjodoh dengan pekerjaanmu dan layak untuk diperjuangkan selamanya?”
Rosemary menggeleng berkali-kali. “Selama ini Rose mempertahankan pekerjaan ini demi mencari nafkah sebanyak mungkin agar bisa menyenangkan hati Mama dan adik-adik! Agar kita sekeluarga bisa hidup nyaman dan tidak dihina orang lagi. Impian itu sudah tercapai sekarang. Boleh kan, aku sekarang hidup tenang dan tidak ngoyo bekerja mati-matian lagi? Boleh kan, aku bekerja sesuai dengan minat baruku untuk melayani orang lain tanpa mengejar materi? Apalagi Mama sesungguhnya tidak pernah tahu betul kepahitan apa saja yang sudah aku alami selama menjalani
“Kakakmu itu sudah sangat mengecewakan Mama, Nelly. Mama merasa dikhianati! Bisa-bisanya dia berperilaku murahan seperti itu. Padahal Mama selama ini tak pernah mengajarinya untuk menjadi pelakor!”Nelly terkejut sekali mendengar kata-kata mencemooh yang keluar dari mulut ibunya itu. “Cukup, Ma,” tegurnya tegas. “Kak Rosemary itu anak kandung Mama sendiri. Tak seharusnya Mama mencaci-makinya seperti itu. Itu kejam sekali, Ma!”Emosi Martha semakin memuncak. “Jadi tujuanmu mengajak Mama kemari untuk membujuk Mama agar memaafkan kakakmu itu? Ayo bilang sama Mama, Nelly. Rosemary-kah yang memintamu melakukannya? Dia sudah berdosa besar terhadap keluarga kita, Nak. Perbuatannya sungguh merendahkan martabat Mama, Oliv, dan kamu….”“Mama…,” ucap Nelly berusaha menahan diri. “Di dunia ini nggak ada orang yang sempurna. Termasuk Kak Rosemary. Dia sudah menceritakan semuanya. Kak Rose mengaku
Akhirnya tibalah hari Sabtu pagi yang dinanti-nantikan. Rosemary dan Nelly menjemput Damian di rumahnya terlebih dahulu lalu pergi bersama-sama ke panti asuhan. Laki-laki itu seperti biasa menawarkan diri untuk mengemudikan mobil Rosemary. Wanita itu langsung menyetujuinya. Dia langsung turun dari dalam mobil dan pindah duduk di jok sebelah pengemudi. Sementara itu Nelly beranjak pindah ke jok belakang.Di dalam mobil mereka bersenda gurau dengan akrab. Nelly sudah menganggap Damian layaknya kakak kandung sendiri saking akrabnya laki-laki itu dengan Rosemary. Begitu mobil mereka sampai di depan panti asuhan, Rosemary langsung melihat Christopher yang sedang tengah duduk menunggunya di teras.Setelah mobil berhenti dan diparkir di halaman depan panti, wanita itu langsung turun dan melangkah mendekati dokter spesialis penyakit dalam tersebut. “Halo, Chris,” sapanya ramah. “Sudah lama nunggu?”Pria tampan itu menggeleng. Dia tersenyum lalu b
“Kamu tadi pergi kemana sama kakakmu? Dari pagi sampai sore baru pulang,” kata Martha mengomeli Nelly.Mereka berdua sedang berada di dalam kamar gadis itu. Sang ibu tadi tidak ikut makan malam di meja makan karena ada Rosemary. Dia sengaja menghindari putri sulungnya itu. Tujuannya untuk menunjukkan aksi marahnya yang tak kunjung selesai.Nelly lalu bercerita bahwa tadi dirinya, Rosemary, dan Damian mengunjungi panti asuhan ABK. Dia juga berkata bahwa sudah dikenalkan dengan Christopher, mentor kakaknya selama melakukan pelayanan di panti tersebut.“Kok lama sekali kalian berada di sana?” tanya Martha tidak senang. “Memangnya apa yang menarik sampai membuat kalian betah?”“Banyak sekali, Ma,” jawab putri bungsunya itu. “Nelly jadi melihat dari dekat seperti apa anak-anak yang diciptakan Tuhan dalam kondisi spesial. Aku jadi merasa bersyukur dilahirkan ke dunia ini dengan kondisi tak kurang suatu
“Mama dengar kamu tadi mengajak adikmu pergi ke panti asuhan,” cetus Martha blak-blakan begitu tiba di kamar Rosemary.Anaknya itu mengangguk mengiyakan. “Betul, Ma. Nelly yang memintanya sendiri tempo hari. Dan aku juga sekalian mengajak Damian karena dia juga pernah bilang mau melihat-lihat panti….”Martha berdeham keras. Dia menatap tajam putri sulungnya itu. “Begini, Rose. Kalau kamu memang memutuskan untuk berhenti bekerja sebagai agen asuransi demi melakukan pelayanan di tempat yang nggak penting itu, silakan. Tapi jangan pengaruhi adikmu untuk mengambil langkah yang sama denganmu. Bisa jadi gelandangan keluarga ini nanti kalau semua anggotanya bekerja cuma-cuma tanpa mendapatkan upah!” serunya berang. Kedua matanya melotot luar biasa saking marahnya.Rosemary menatap ibunya prihatin. Kok bisa-bisanya Mama berpikiran sejauh itu, batinnya pedih. Begitu pentingkah materi baginya? Padahal dia sudah pernah meras
“Tumben kamu ngajak aku ngobrol di luar panti,” cetus Christopher pada Rosemary keesokan harinya. Siang itu Rosemary mengajaknya bertemu di sebuah kedai kopi yang tak jauh dari panti.“Nggak enak kalau kedengaran Bu Farida ataupun orang-orang di sana,” jawab lawan bicaranya terus terang. “Ada hal penting yang mau kutanyakan padamu, Chris.”“Apa itu?” tanya si dokter ingin tahu. Ditatapnya wanita yang duduk di hadapannya dengan mimic serius.Rosemary berdeham sejenak lalu berkata, “Kemarin malam kerongkonganku terserang rasa panas bagaikan terbakar lagi. Padahal akhir-akhir ini aku sudah bisa menerima kondisiku apa adanya. Perut mual, lidah pahit, dan kerongkongan panas sudah kuanggap merupakan bagian dari diriku dan kuterima dengan lapang dada. Tapi kejadian kemarin malam membuatku tersadar. Sampai kapan gangguan psikosomatis ini menggerogotiku? So, aku mau bertanya padamu bagaimana caranya kamu d
Satu bulan kemudian Rosemary diberi kesempatan untuk mengucapkan salam perpisahan pada segenap rekan-rekan kerjanya ketika sedang berlangsung pertemuan besar.Secara singkat dia bercerita bahwa memperoleh panggilan hati sebagai pekerja sosial di sebuah panti asuhan anak-anak berkebutuhan khusus. Oleh karena itu dengan berat hati terpaksa mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai agen asuransi.“Demikian saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada rekan-rekan sekalian atas dukungannya selama ini. Semoga Anda semua semakin sukses dan diberkati oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.”Tak sedikit orang yang menyayangkan keputusan wanita itu meninggalkan karirnya yang cemerlang secepat ini. Beberapa orang mengangkat tangannya untuk mengajukan pertanyaan.Damian dengan sigap meraih mikrofon yang dipegang Rosemary dan berkata pada hadirin, “Mohon maaf sebelumnya. Ini adalah salam perpisahan dari rekan sejawat kita Rosemary Laurens. Jadi bukan
Pada suatu malam Nelly berkata pada Martha, “Ma, tiga hari lagi Kak Rosemary kan berulang tahun yang ke-35. Itu pas hari Sabtu. Aku, Mas Damian, sama Mas Chris berencana mengadakan perayaan kejutan di panti. Mama ikut, ya?”Ibunya itu mendelik. “Kamu meminta sesuatu yang sulit sekali Mama kabulkan, Nel,” cetusnya gusar. Tampak jelas dia sangat tidak menyukai ajakan anak bungsunya itu.Nelly berusaha menyabarkan dirinya. “Lalu sampai kapan Mama akan memusuhi Kak Rose? Kasihan dia, Ma. Gangguan psikosomatisnya nggak sembuh-sembuh kalau begini terus,” ucap gadis itu prihatin.“Memangnya Mama ini Tuhan, bisa menyembuhkan penyakit kakakmu? Itu semua terjadi akibat ulahnya sendiri, Nel. Salah siapa dia banyak berbuat dosa dulu? Sekarang juga berani-beraninya menentang Mama! Dasar anak durhaka!” maki Martha tak henti-hentinya. Aura kebencian tampak jelas membayang dari raut wajahnya.Nelly sampai
Perempuan cantik berusia pertengahan empat puluhan itu tampak gugup melihat kehadiran Martha. “Ma…maafkan saya, Mbak. Saya tidak tahu kalau Mbak berada di Balikpapan. Saya dengar Mbak sekeluarga sudah pindah ke Surabaya dan nggak pernah datang kemari lagi. Ja…jadi saya memberanikan diri mengunjungi makam Mas Lukman setahun belakangan ini…,” jelasnya dengan suara terbata-bata.Sorot matanya tampak ketakutan sekali. Keringat dingin mengalir deras dari pelipisnya. Dia sampai menyeka wajahnya dengan tisu.Sikap Martha menjadi semakin garang. Dipandanginya wanita itu dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. “Penampilanmu masih mewah seperti dulu. Cuma pakaianmu sudah jauh lebih tertutup sekarang. Kelihatannya kamu sudah mendapatkan mangsa baru. Begitu suamiku meninggal dunia, kamu menghilang bagaikan ditelan bumi! Siapa sangka sekarang kamu bisa muncul di sini. Rupanya masih punya hati nurani juga.”Tiba-tiba perempua