"Aku sudah bilang, keahlianku di bidang pertukangan, kerjaku ya jadi tukang. Kemarin aku dapat kerja buat renovasi ruko yang akan jadi cabang baru sebuah toko mebel. Syukur bisa selesai lebih cepat dari waktu yang diperkirakan, jadinya aku bisa langsung pulang." Tegar mendaratkan kecupan hangat di pucuk kepala Cinta setelah mengakhiri penjelasannya. "Aku kangen, itulah sebabnya aku berusaha agar cepat selesai. Apa kau juga kangen padaku?" tanya Tegar mencoba mengalihkan pembicaraan.Tangan Tegar mengusap lembut lengan Cinta, seperti seorang ayah yang sedang menina bobo anaknya. Tegar tidak ingin membohongi istrinya, tetapi baginya saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk mengatakan dengan jujur pekerjaannya sekarang. Seperti apa yang disarankan oleh Lisa, Tegar ingin memberi kejutan kepada Cinta saat acara grand opening Mulia Abadi Mebel nanti, jika dirinyalah yang menjadi kepala cabang di sana.Seolah terhipnotis oleh sentuhan lembut Tegar dan juga kata-kata yang terdengar layaknya d
Pandangan Janmo tertuju pada papan besar yang bertuliskan nama restaurant tempatnya saat ini berada, seolah memastikan jika di libur akhir pekan ini dia tidak sedang bekerja lembur dan harus memenuhi semua perintah dari atasannya. Lalu dipandanginya Adnan dan Lisa secara bergantian."Maaf jika saya menolak tawaran Bu Lisa. Tegar dan cinta sudah menikah, bukan pasangan kekasih lagi. Saya tidak berani memisahkan mereka, karena mereka sudah disatukan oleh Tuhan," tolak Janmo dengan tegas."Cinta bukanlah wanita yang baik untuk Tegar, dia penuh muslihat." Adnan berusaha meyakinkan Janmo.Janmo mendengkus kasar kala merasa apa yang diucapkan oleh Adnan adalah sesuatu yang tidak benar. Beberapa kali bertemu dengan Cinta, membuat janmo yakin Cinta adalah wanita yang baik."Saya melihat ketulusan Cinta saat Tegar masih menganggur, dia tetap setia di samping Tegar dan tidak pernah merendahkan Tegar sedikitpun." Janmo berusaha jujur mengungkapkan penilaiannya terhadap Cinta sesuai dengan apa ya
Cinta tidak bisa menutupi rasa bahagianya, bukan hanya karena saat ini bisa berkumpul dalam suasana yang santai bersama rekan-rekan kerjanya, tetapi di acara Grand Opening ini Cinta bertemu dengan Aura yang terlihat sangat bahagia bergandengan mesra bersama Damar. Benak Cinta pun langsung melayang berandai-andai Tegar berada di sampingnya, tentu akan terasa lengkap kebahagiaannya saat ini.Meskipun sangat merindukan sang adik tetapi Cinta tidak terburu-buru untuk mendekat ke arah Aura. Cinta lebih memilih untuk memberi kesempatan kepada Damar dan Aura untuk lebih dekat lagi, apalagi dalam pertemuan penting seperti Grand Opening kali ini. Jadi kesempatan yang baik bagi Damar memperkenalkan Aura sebagai istrinya.Senyum Cinta yang sejatinya hanya ditujukan untuk Aura, tidak luput dari pandangan Damar. Bukan hanya senyum manis Cinta yang berhasil menggetarkan hati Damar tetapi penampilan Cinta yang begitu elegan, membuat Damar seolah enggan untuk memalingkan pandangan dari mantan kekasih
Pembukaan cabang baru Mulia Abadi Mebel seharusnya menjadi salah satu momen bahagia bagi Cantika, karena peristiwa ini merupakan bukti keberhasilan kedua orang tuanya dalam membangun perusahaan keluarga mereka yang bergerak di bidang furniture. Tetapi tampaknya semua itu tidak berlaku bagi Cantika, karena hari ini dia harus menyaksikan sang ibu yang sedang asik dengan lelaki yang jauh lebih muda atau biasa disebut brondong. Dan seperti biasa sang ayah pun terlihat sedang sibuk menggoda wanita-wanita muda yang dilihatnya. Tidak ingin terus merasakan sakit di dalam hatinya akhirnya Cantika pun memilih untuk meninggalkan acara Grand Opening tersebut."SIbuk nggak? Temenin aku yuk!" ajak pada sosok yang diajaknya bicara melalui ponsel. "Oke aku tunggu di tempat biasa," sambungnya setelah mendapat jawaban.Kini Cantika sudah berada di sebuah diskotik, bias kerlap-kerlip lampu menerpa wajahnya. Segelas minuman keras berada di genggaman tangan Cantika."Sudah lama?" tanya Randy mengagetkan C
Cinta terjingkat karena kaget saat merasa ada tangan yang tiba-tiba merengkuh pinggang langsingnya."Kau!" ucap Cinta sambil mengalihkan perhatiannya ke arah Lisa yang berdiri di belakangnya.Menyadari tatapan mata yang sangat tidak bersahabat dari sang bos besar, Cinta pun kembali mengalihkan pandangannya ke jalan raya, menantikan kedatangan taksi yang sudah dia pesan beberapa waktu yang lalu."Aku ingin menikmati keberhasilan ini bersamamu." Tegar berbisik tepat di telinga sang istri dan meninggalkan jejak basah di sana hingga membuat Cinta terlihat tidak nyaman, ada rasa takut dan malu jika sampai ada yang menyaksikan dirinya sedang bermesraan di pinggir jalan. Meskipun melakukan bersama lelaki yang sudah menikahinya, tetapi Cinta merasa hal tersebut adalah sesuatu yang tidak pantas."Aku butuh penjelasan darimu," balas cinta sambil menatap tajam ke arah suaminya."Tentu," sahut Tegar dengan seulas senyum di bibirnya. "Aku akan menjawab semua pertanyaanmu, agar semua menjadi jelas
Akhirnya dengan terpaksa Janmo mengantar Lisa pulang, karena Tegar benar-benar tidak datang lagi dan juga mobil yang membawa Lisa saat berangkat menuju ke acara Grand Opening dibawa pergi oleh Widiantoro."Saya harap Bu Lisa bisa memikirkan kembali rencana untuk memisahkan Tegar bersama Cinta, karena jika sampai Bu Lisa salah langkah bisa-bisa hal ini akan menjadi bumerang yang akan merugikan Bu Lisa sendiri."Sekali lagi Janmo mengingatkan Lisa saat mobil yang mereka tumpangi telah berhenti di depan rumah mewah yang selama ini menjadi tempat tinggal Lisa dan keluarganya."Jangan ikut campur dengan urusanku! Jangan hanya karena kau adalah sahabat Tegar, kau berpikir bisa bersikap kurang ajar kepadaku! Seharusnya kau sadar diri siapa dirimu, kau itu hanya karyawan biasa, kalau sekarang kau menjadi wakil kepala cabang, itu semua karena permintaan Tegar."Kata demi kata yang keluar dari bibir Lisa penuh penekanan menunjukkan betapa Lisa sangat kesal dengan sikap Janmo yang dia anggap ter
Sudah tentu masakan Cinta memiliki takaran rasa yang pas, karena Cinta memasaknya sesuai dengan petunjuk yang tertulis di kemasan bumbu praktis."Enak, ayo kota makan!" ajak Tegar sambil menarik kursi untuk Cinta."Kau tidak mandi dulu?" tanya Cinta yang terlihat ragu untuk menjatuhkan bobot tubuhnya."Soto itu enaknya kalau masih panas," jawab Tegar sambil memaksa Cinta untuk segera duduk, dengan lembut tangan Tegar menekan bahu sang istri. Tidak ingin terus berdebat, Cinta pun menurut dan langsung duduk. Tegar segera menyusul duduk tepat di hadapan sang istri.Cinta langsung melayani Tegar seperti apa yang pernah ibunya contohkan saat melayani sang ayah. Sepiring nasi dan semangkuk soto sudah berada di hadapan Tegar, setelah melayani sang suami, baru Cinta mengambil jatah untuk dirinya sendiri."Menurutmu ini enak?" tanya Cinta setelah mencicipi hasil masakannya, yang kini justru terlihat tidak puas dengan masakannya sendiri."Ya, kenapa?" tanya Tegar sesaat setelah menelan makanan
Cantika menutup pintu mobil Randy dengan kasar hingga membuat si pemilik terjingkat kaget. Mengabaikan semua rasa sakit yang mendera tubuhnya yang terasa seakan-akan remuk, Cantika bergegas lari memasuki rumahnya tanpa mempedulikan Randy yang telah mengantarnya pulang. Dari dalam mobil, dengan tatapan mata yang datar Randy memperhatikan Cantika hanya untuk memastikan sahabatnya itu sudah memasuki rumah, setelah itu langsung melajukan mobil meninggalkan rumah Lisa."Cantik!" sapa Lisa saat melihat putrinya yang saja baru pulang setelah setelah hari telah berganti.Lega rasa hati Lisa saat melihat Putrinya sudah berada di rumah. Apalagi saat melihat mobil Randy yang baru saja meninggalkan rumahnya, hati Lisa merasa semakin lega karena menganggap jika selama ini Randy adalah sahabat baik putrinya. Mungkin Lisa akan menangis darah jika mengetahui apa yang sebelumnya telah terjadi antara putrinya dengan Randy yang tidak lain adalah anak dari Adnan orang yang selama ini sangat dia percaya.
Waktu terus berjalan, dan lima tahun telah berlalu. Tegar dan Cinta mencoba berjuang mendirikan usaha mereka sendiri. Meskipun harus merangkak dari bawah tetapi pasangan suami istri itu tetap terlihat bahagia dan sangat menikmati setiap prosesnya. Sebagai anak yang lahir di luar nikah, Tegar sadar dirinya tidak memiliki sedikitpun hak atas Sanjaya Furniture. Semua itu adalah milik Damar, dan dia tidak akan mengganggunya. Begitu juga dengan Mulia Abadi Mebel, perusahaan itu adalah hasil kerja keras Lisa saat menjadi istri dari seorang Widiantoro Muliawan, dia pun tidak memiliki hak di sana, meskipun ibunya bekerja lebih dominan. Apalagi saat perceraian Lisa dengan Widi harta bersama yang mereka miliki langsung dilimpahkan kepada Cantika. Tegar bersyukur karena Cinta bisa memahami keputusannya tersebut, meskipun dirinya harus ikut bekerja keras dalam membantu Tegar menjalankan usaha yang benar-benar dari nol. Ketekunan Tegar dan Cinta pun membuahkan hasil, meskipun usaha mereka masih b
“Ini bukan malam pertama kita, Gar! Walaupun kita baru saja menikah tetapi kita bukan pengantin baru lagi,” ucap Cinta yang merasa tidak mampu mengimbangi gairah sang suami.Melihat sang istri yang terlihat sudah kelelahan akhirnya Tegar pun mengalah. Ditariknya selimut untuk menutupi tubuh polos mereka. Tegar merapatkan tubuhnya dan berbaring dengan kepala bertumpu pada lengan kekarnya, hingga dia bisa memandang dengan saksama wajah pucat sang istri karena kelelahan melayaninya.“Apa kau sudah dengar kabar?” tanya Tegar sambil merapikan anakan rambut yang menjuntai ke wajah sang istri, lalu diselipkannya di belakang daun telinga.“Apa?” tanya balik Cinta dengan mata yang hampir terpejam karena sudah tidak kuat lagi menahan kantuk.“Pak Adnan akan menikah, lamarannya tadi diterima.”“Ha!” Kabar yang baru saja menggetarkan telinganya, membuat kantuk Cinta hilang seketika. “Sama ibu? Kapan?” cecar Cinta yang tidak bisa menahan rasa penasarannya.“Buka,” jawab Tegar sambil menggelengan
Perbincangan yang terasa sangat private berlangsung di ruang kerja Lisa. Dengan didampingi oleh sang ayah yang merupakan seorang pengacara, Randy memberanikan diri untuk melamar Cantika. Tetapi tampaknya keinginan Randy tidaklah mudah untuk bisa terwujud, karena di hadapan Tegar, Cinta dan juga Lisa, dengan terang-terangan Cantika menolak niat Randy tersebut.“Itu sudah menjadi keputusan saya,” ucap Cantika dengan tegas.“Pikirkan masa depan anak yang sedang kau kandung saat ini,” sahut Adnan yang terlihat masih belum percaya jika janin yang saat ini dikandung oleh Cantika adalah calon cucunya.“Saya mengambil keputusan ini karena benar-benar memikirkan masa depan anak yang sedang saya kandung. Saya tidak ingin anak saya tumbuh seperti saya, tumbuh dalam keluarga yang penuh dengan kepalsuan.” Cantika tetap teguh dengan pendiriannya, seolah tidak ada yang bisa mengubah keputusannya lagi.Setelah lelah memohon kepada Cantika, kini Randy hanya mengandalkan sang papa untuk bisa membujuk C
Hesti memejamkan mata sambil mengatur napasnya. Wanita yang dinikahi secara sah oleh Dharma Sanjaya itu mencoba menahan segala amarah setelah mendengar pengakuan dari Lisa. Damar meraih jemari mamanya, berharap wanita yang telah melahirkannya bisa lebih tenang.Berpuluh tahun Hesti menyimpan amarah dan kebencian. Sungguh sangat sulit dipercaya jika ternyata sumber malapetaka dalam kehidupan rumah tangganya adalah orang yang begitu dekat dengannya.Hesti menghembuskan napas dengan kasar lalu membuka matanya dan memandang Lisa yang sedang menangis tergugu di hadapannya. Sudah bukan waktunya lagi untuk membalas dendam, tanpa harus mengotori tangannya ternyata Tuhan telah memberi keadilan kepada Lisa.Meskipun memiliki harta yang melimpah dan usaha yang maju dengan pesat, Lisa terjebak dalam pernikahan yang tidak sehat dengan Widiantoro Moeliawan. Berpuluh tahun Lisa harus hidup bersama seorang suami yang tukang selingkuh. Hingga membuat Lisa memilih untuk menyibukkan diri dengan pekerjaa
Tegar langsung menghampiri Cantika yang saat ini sudah berdiri di hadapannya. Sesaat dua bersaudara yang lahir dari rahim yang sama meskipun dari benih pria yang berbeda itu saling berpelukan untuk melepas kerinduan.Tegar segera mengurai pelukannya kala merasa ada yang membatasinya. Ya, perut Cantika yang terlihat mulai menyembul. Diusapnya perut sang adik, ada rasa bangga kala mengetahui Cantika masih tetap mempertahankan kehamilannya meskipun harus menghadapi banyak rintangan dan hinaan.Di sudut yang berbeda, Cinta menyaksikan interaksi antara Tegar dengan Cantika. Rasa cemburu yang dahulu sempat membuat Cinta kalap kini raib berganti haru. Hubungan dua bersaudara di depannya, mengingatkan Cinta pada Aura, adiknya yang belum lama meninggal. Kesedihan kembali mendera hati Cinta karena rasa kehilangan dan kerinduan kepada Aura yang sudah tidak mungkin lagi bisa dia temui. Belum lagi perut Cantika yang membuncit mengingatkan Cinta pada calon anak yang harus pergi sebelum melihat ind
Dengan langkah lebar dan terlihat tergesa-gesa, Adnan memasuki sebuah restaurant. Pandangan matanya menyapu seisi ruangan mencari sosok yang sudah melakukan janji untuk bertemu di tempat tersebut. Tidak butuh waktu yang lama, akhirnya netra Adnan menemukan sosok yang dia cari.“Maaf! Orang-orang suruhanku belum mendapatkan kabar tentang Cantika,” ujar Adnan kala menjatuhkan bobot tubuhnya di kursi yang berada di depan Lisa. “Tapi orang-orangku masih terus mencarinya, semoga Cantika bisa secepatnya ditemukan.Lisa hanya mengangguk pelan menanggapi ucapan Adnan. Ada rasa kecewa yang sedang dia redam, bagaimana pun dia sangat ingin segera mengetahui kabar putrinya yang sudah beberapa hari meninggalkan rumah.“Selain masalah Cantika, sebenarnya ada urusan lain yang membuatku ingin menemuimu.”Pandangan Adnan langsung terfokus pada Lisa. Pria yang berprofesi sebagai pengacara itu terdiam menunggu wanita yang duduk di hadapannya untuk mengungkapkan kepentingannya.“Bantu aku untuk mengurus
“Dia sudah pergi?”Hesti terjingkat kaget saat mendengar suara yang sudah beberapa hari dia nantikan. Bersama dengan senyum yang ditemani oleh lelehan air mata Hesti melangkahkan kakinya mendekati brankar putra semata wayangnya.“Kau sudah sadar?”Hesti tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya kala melihat Damar sudah sadar. Tidak lupa dia menekan tombol nurse call agar Damar segera mendapat pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui keadaannya saat ini.Senyum di bibir Hesti semakin melebar saat dokter menjelaskan jika organ-organ vital Damar dalam keadaan yang baik dan bisa berfungsi dengan normal. Hanya kaki Damar yang membutuhkan tindakan lebih berupa fisioterapi agar bisa berjalan seperti sedia kala.“Aku akan mengabari Tegar,” ucap Hesti setelah dokter dan asistennya meninggalkan ruang perawatan Damar.“Apakah Tegar juga akan mengambil mama dariku?” tanya Damar dengan mata yang berkaca-kaca. “Tegar sudah mengambil papa, dia juga mengambil Cinta dariku, apakah sekarang mama juga aka
Pagi-pagi sekali Lisa sudah tiba di ruang perawatan Cinta. Bukan hanya untuk melihat keadaan anak dan menantunya tetapi juga pelarian atas masalah Cantika yang sampai saat ini belum ada kabarnya.Rasa canggung itu masih ada, hingga Cinta hanya melempar senyum untuk menyambut kedatangan wanita yang telah melahirkan Tegar terseb.ut. Cinta yang awalnya sibuk memainkan ponselnya pun bergegas meletakkan ponsel tersebut di nakas untuk menghargai kedatangan Lisa.“Sudah mau pulang?” tanya Lisa saat melihat Tegar sedang berkemas.“Ya, hanya tinggal tunggu visit dokter saja,” jawab Tegar.Sebenarnya untuk proses kuretase, Cinta tidak harus menjalani rawat inap. Tapi karena kondisi mental Cinta yang terlihat sangat terpuruk dan juga kesibukan Tegar mengurus pemakaman Aura dan juga anak mereka membuat Tegar memutuskan agar Cinta menjalani rawat inap.“Syukurlah, ibu akan menghubungi Bi Ani agar menyiapkan apartemen kalian.”“Kami akan pulang ke rumah dulu, masih banyak tetangga yang datang untuk
Cinta mulai membuka matanya saat mendengar sayup-sayup suara panggilan untuk melaksanakan ibadah di pagi hari. Ada rasa kehilangan kala tangannya menyentuh perutnya yang rata. Janin yang baru beberapa hari dia sadari kehadirannya kini sudah pergi meninggalkannya.Air mata Cinta kembali menetes saat dia teringat jika dia bukan hanya kehilangan calon anaknya tetapi juga Aura. Dan Cinta tidak bisa mengiring keduanya saat menuju ke tempat peristirahatan yang terakhir. Dengan dibarengi oleh lelehan air mata, bibir Cinta merapalkan doa-doa untuk orang-orang yang dia sayangi yang telah meninggalkannya.Cinta bergegas menyeka air matanya saat mendengar suara pintu dibuka. Penampilan yang berbeda dari sosok yang sangat dia kenal membuat Cinta sedikit terpana. Mungkin berbagai ujian dan cobaan yang menghampiri mereka akhir-akhir ini membuat Tegar membutuhkan pegangan yang kuat, yang hanya bisa dia dapatkan dari Tuhannya.Biasanya di waktu subuh, Tegar sedang nyenyak-nyenyaknya tidur, dan sulit