Setelah semua orang memasuki mobil, mereka segera meninggalkan daerah kumuh untuk menghindari keributan yang tidak perlu. Di sepanjang perjalanan, Emilio yang mendudukan Ariana di pangkuannya sana sekali tidak mau melepaskan gadis itu. Kini, pakaian Ariana juga ikut terkena darah karena bersandar pada tubuh Emilio. Namun gadis itu merasa dia tidak bisa marah, apalagi ketika Emilio menatapnya dengan tatapan melankolis. "Apakah sakit?"Ariana mendongkak ketika dia mendengar pertanyaan Emilio. Gadis itu mengingat pukulan lebih parah yang dia terima di masa lalu, dan menggeleng untuk menjawab pertanyaan Emilio. "Tidak terlalu."Walaupun Ariana malu karena Emilio menyentuh wajahnya dengan begitu hati-hati, dia tetap memaksakan dirinya untuk bicara pada pemuda tersebut. Mata jernih Ariana menangkap bahwa Emilio semakin sedih atas jawabannya. Mata Emilio kembali berkaca-kaca, seakan pemuda itu ikut sedih karena luka yang Ariana derita. "Tuan Muda, apakah kita akan ke rumah sakit saat ini?
Jika seseorang diminta menggambarkan secara singkat bagaimana kehidupan Ariana selama ini, mereka mungkin hanya bisa menggambarkan Ariana sebagai gadis cantik yang malang. Ariana harus tinggal bersama paman yang tidak segan memukulinya tiap kali dia tidak patuh. Dan sekalipun Ariana sebenarnya terlahir pintar, dia terpaksa tidak pernah sekolah karena pengaturan aneh yang dibuat oleh pamannya. Ariana tidak diijinkan keluar dari rumah tanpa seijin pamannya. Dia juga tidak diijinkan untuk melakukan apa pun pada tubuhnya, termasuk memotong rambutnya seperti yang dia lakukan hari ini. Sepanjang hidupnya, Ariana harus hidup dalam ketakutan karena sifat agresif pamannya itu. Sejak kecil, Ariana telah belajar untuk bersikap waspada agar tidak membuat pamannya kesal dan kembali memukulinya. Namun obsesi pamannya mulai semakin marah saat dia mulai melihat Ariana dengan cara yang berbeda tahun ini. Pamannya mulai Ariana sebagai wanita dewasa, dan itu membuat Ariana tidak bisa mendapatkan istira
"Selamat datang kembali, Nyonya."Melisa mengangguk kecil untuk membalas sapaan yang pelayannya berikan begitu dia tiba di rumah. Tidak seperti biasanya, kali ini Melisa kembali lebih awal karena mendengar kabar bahwa Emilio telah menemukan gadis yang dia cari. Melisa juga mendapatkan laporan tentang apa yang terjadi setelah itu. Namun perasaannya tidak begitu baik, apalagi ketika dia mendengar bahwa Emilio sampai hampir saja membunuh orang lain demi menyelamatkan Ariana. Bahkan jika Emilio mengalami perubahan sikap karena jatuh cinta, berubah sampai ke titik di mana Emilio yang lembut berubah menjadi pribadi yang agresif bukanlah pertanda yang baik. Melisa mengerutkan keningnya dengan perasaan rumit. Perubahan anaknya saja sudah cukup membuat Melisa dan Alister sakit kepala. Namun kini, mereka juga harus menangani masalah yang Emilio timbulkan karena dia membuat keributan di daerah kumuh. "Kamu sudah kembali."Begitu Melisa mencapai ruang keluarga, dia melihat bahwa suaminya telah
Karena tindakan kasar Emilio sebelumnya, suasana sedikit canggung ketika Ariana dan Emilio akhirnya turun untuk makan malam. Emilio masih menemani Ariana untuk bertemu dengan keluarganya. Namun karena perasaannya masih belum tenang akibat ucapan Ariana sebelumnya, Emilio tanpa sadar lebih banyak diam karena dia sibuk dengan pikirannya sendiri. Ariana juga tidak berani banyak bicara karena itu. Dia membuntuti Emilio dengan patuh, sampai gadis itu akhirnya bisa melihat orang tua dari Emilio. Meskipun Melisa dan Alister tidak mungkin kekurangan uang untuk menyewa banyak pelayan, mereka telah sepakat untuk hanya mempekerjakan pelayan yang akan pulang saat waktu malam telah tiba. Kecuali saat Melisan dan Alister sama-sama tidak bisa pulang sehingga mereka harus memanggil pelayan untuk merawat Emilio, semua keperluan rumah dikerjakan oleh keduanya saat malam hari. Ketika Emilio dan Ariana turun dari kamar yang ada di lantai atas, Melisa tengah menyiapkan makan malam bersama dengan Alister
"Ariana, bisakah kita bicara?"Pada hari kedua Ariana berada di kediaman keluarga Emilio, pemuda itu sengaja menunggu Ariana di depan pintu kamar hanya untuk bicara padanya. Ariana bisa melihat bahwa Emilio tidak tidur dengan baik kemarin malam. Hatinya melembut, sehingga dia mengangguk dengan mudah untuk Emilio. "Tentang kemarin malam ... Saat aku memaksamu ... Aku, aku tidak bermaksud menekanmu seperti itu. Aku hanya ... Membayangkan bahwa aku harus kehilanganmu lagi membuatku kehilangan kendali. Aku merasa aku tidak bisa bernapas. Rasanya begitu sesak, Ariana."Ariana menatap Emilio sambil mengingat pembicaraannya dengan Melisa kemarin malam. Wanita itu juga mengatakan bahwa Emilio mencintainya begitu dalam, sampai di titik di mana dia akan melakukan apa pun hanya untuk melindungi Ariana. Sampai sekarang, tidak ada yang tahu mengapa Emilio bertindak berlebihan hanya padanya. Namun menurut semua orang, hanya Arianalah yang bisa mempengaruhi emosi Emilio untuk saat ini. Sambil mene
Setelah makan, seperti janji Emilio sebelumnya, pemuda itu bersiap untuk membawa Ariana berbelanja ke mall. Namun sebelum mereka pergi, Emilio menunjukkan tas belanja yang dia bawa saat pulang sekolah, dan menyerahkan tas itu pada Ariana. "Kamu tidak mungkin menggunakan pakaian Ibu yang kebesaran untuk pergi keluar rumah. Saat dalam perjalanan pulang, aku melihat pakaian ini tampaknya cocok untukmu. Mari kita lihat apakah kamu menyukai dan bersedia untuk memakainya."Ariana mengambil tas belanjaan itu dari tangan Emilio, dan langsung tahu bahwa pakaian yang Emilio beli merupakan pakaian mahal hanya dari bahannya yang lembut dan halus. Ariana tanpa sadar menatap Emilio tanpa mengatakan apa pun, dan pemuda itu langsung melanjutkan ucapannya dengan nada tergesa-gesa. "Anggap saja ini permintaan maafku karena telah merusak bajumu dengan darah yang menempel di tanganku kemarin," ujarnya memberi tahu. Ariana tahu Emilio hanya ingin membuatnya merasa berhutang budi. Lagipula, baju bekas ya
Setelah Emilio dan Ariana kembali dari mall, jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, yang berarti Melisa dan Alister biasanya telah berada di rumah setelah bekerja. Alister yang tengah bersantai sambil memeluk istrinya dengan satu tangan menyambut kedatangan Emilio dan Ariana begitu mereka kembali. Melisa dengan ceria mengatakan bahwa mereka telah menunggu dua remaja itu untuk makan malam. Jadi dengan cepat, Emilio dan Ariana memasuki kamar mereka masing-masing untuk mandi dan berganti pakaian. Karena Emilio telah membelikan Ariana begitu banyak pakaian dalam kegiatan belanja mereka kali ini, Ariana tidak perlu khawatir lagi kekurangan pakaian dan mulai memilih satu satu pakaian baru tersebut untuk dia kenakan. Ketika dia telah selesai mandi dan menggunakan pakaian tersebut, Ariana harus mengakui bahwa Emilio memang sangat pandai dalam memilihkan pakaian untuknya. Sebelumnya, Ariana tidak pernah tahu bahwa pakaian saja bisa membuat seseorang tampak begitu berbeda. Setelah Ariana
"Huft. Akhirnya selesai juga ...."Ariana menghela napas lega ketika dia akhirnya selesai dengan seluruh tugasnya. Ketika Ariana selesai, jam telah menunjukkan pukul tujuh malam. Namun tidak seperti biasanya, rumah Emilio tetap sepi karena belum ada yang kembali dari rutinitas mereka. Melisa dan Alister sama-sama memiliki urusan di luar negeri, sehingga mereka tidak bisa kembali untuk beberapa hari. Sementara itu, Emilio harus pulang terlambat karena ada tugas kelompok yang harus segera dia selesaikan. Bibi May juga telah pulang sejak matahari terbenam. Jadi di penthouse besar itu, benar-benar hanya ada Ariana saja sekarang. Ketika Ariana membuka ponsel baru yang dibelikan oleh Melisa beberapa hari yang lalu, dia hanya melihat pesan yang berisi keluhan Emilio karena dia belum bisa pulang juga. Ariana merenung untuk waktu yang cukup lama. Ketika tidak ada siapa pun yang menemaninya, Ariana akhirnya menyadari bahwa rumah Emilio terasa dingin tanpa ada siapa pun yang bisa membuatnya ter
Aku pikir aku harus membuat bab penjelasan, sehingga aku dapat menjelaskan apa yang telah terjadi dalam cerita ini. Pertama-tama, mereka yang kembali ke masa lalu atau melakukan perjalanan ke dunia lain tidak begitu saja mengirimkan jiwa mereka untuk melakukannya. Mereka tidak melakukannya. Mereka hanya mengirimkan sebagian dari jiwa mereka untuk memperbaiki penyesalan terbesar mereka yang belum terselesaikan. Tidak semua orang juga bisa kembali ke masa lalu seperti Ariana atau Emilio. Hanya mereka yang memiliki penyesalan terbesar, atau bertanggung jawab atas kematian banyak nyawa, yang dapat kembali ke masa lalu atau pindah ke dunia lain untuk memperbaiki kesalahan mereka. Aku harap itu menjelaskan mengapa jiwa Raoul tidak berpindah di arc terakhir. Ya, dia juga mungkin membunuh banyak orang untuk mengambil alih tahta. Namun Raoul sudah puas dengan kehidupan yang dia jalani, jadi dia tidak bertransmigrasi atau kembali ke masa lalu setelah dia meninggal. Lalu, adakah yang menyadari
["Apa ujianmu berjalan dengan lancar? Aku dengar dari Bibi Melisa bahwa kamu baru pulang dari perjalanan bisnis ketika musim ujian dimulai. Emilio, bahkan jika kamu ingin sesegera mungkin terjun dalam dunia bisnis seperti orang tuamu, memaksakan diri untuk melakukannya juga bukan sesuatu yang baik."]Emilio tersenyum lembut ketika dia mendengar omelan kekasihnya dari earphone yang dia gunakan. Pria itu merasa beruntung karena di dunia ini, meskipun mereka kini terpisahkan oleh jarak, keduanya tetap bisa berhubungan seakan mereka selalu bersama selama ini. Tatapan Emilio melembut ketika dia menatap Ariana yang melakukan video call dengannya sambil berbaring di tempat tidur besarnya. Setidaknya dengan melihat bahwa Ariana nyaman saat bersama keluarganya sendiri, Emilio merasa pilihan yang dia ambil dua tahun yang lalu memanglah pilihan yang tepat. "Semua berjalan dengan lancar, Ariana. Namun tetap saja ... Aku hampir tidak percaya kekasihku sudah bisa mengomeliku saat ini."Ariana terta
Ketika Ariana membuka matanya lagi, kali ini gadis itu langsung disambut oleh cahaya terang dari lampu ruangan yang serba putih. Gadis itu mendengar beberapa langkah kaki yang datang untuk mendekatinya. Ariana perlahan mengubah pandangannya, dan melihat Emilio, Melisa, dan Alister sama-sama menghampirinya dengan raut wajah terkejut sekaligus lega. Ah, aku masih hidup. Itu yang Ariana langsung pikirkan ketika dia sadar bahwa dia berada di rumah sakit selama ini. Jantung Ariana seakan diremas ketika dia melihat Emilio menangis dan memegang tangannya dengan erat. Walaupun Emilio tidak mengatakan apa pun, Ariana tahu pria itu merupakan orang yang paling beryukur dia sadar pada saat ini. "Kamu akhirnya sadar, Ariana," ujar Emilio dengan suara bergetar. Pria itu mengigit bibirnya kuat-kuat. Meskipun Emilio telah setuju untuk mengikuti sesi konseling yang bertujuan untuk mengurangi obsesi tidak sehatnya pada Ariana, Emilio tetap saja merasa napasnya tercekik ketika dia melihat Ariana telah
"Ariana yang selama ini kita kenal merupakan putri keluarga Alison yang hilang selama ini. Emilio, keluarga Ariana masih hidup, dan mereka masih mencari anak mereka sampai saat ini."Pikiran Emilio berantakan ketika dia mendengar ucapan ayahnya. Selama ini, walaupun dia terdengar jahat, Emilio merasa bahagia ketika dia mendengar bahwa Ariana tidak lagi memiliki siapa pun di dunia ini. Emilio pikir tidak akan ada lagi yang merebut Ariana darinya mulai sekarang. Namun kini, dia harus menerima fakta bahwa seseorang bisa saja mengambil Ariana darinya kapan pun mereka mau. Jika Ariana diminta memilih antara keluarga atau kekasihnya, pilihan Ariana selalu jelas dalam dua kehidupan sebelumnya. Emilio menatap Ariana dengan tatapan gelap. Pikiran buruknya naik kembali, ketika dia mulai merencanakan bagaimana cara menyembunyikan Ariana dari keluarga Alison. Begitu Alister dan Melisa melihat tatapan jahat yang terlihat dari mata Emilio, mereka akhirnya semakin yakin dengan pilihan mereka. Kedua
Dengan diculiknya Ariana, Alister dan Melisa yang seharusnya pergi selama seminggu untuk urusan bisnis akhirnya mempersingkat urusan mereka dalam tiga hari. Keduanya mengambil penerbangan paling awal, dan tiba di rumah sakit pada pagi hari. Di ruang rawat Ariana, keduanya bertemu dengan Ian, dan beberapa bodyguard yang terlihat seperti mereka tidak tidur selama beberapa hari. Yang terlihat paling parah tentu saja Ian. Pria berkacamata yang biasanya selalu tampak rapi itu kini tampil dengan rambut berantakan. Bahkan kacamatanya yang biasa terpasang dengan benar tampak sedikit miring karena Ian terburu-buru dalam memperbaikinya. "Selamat datang kembali, Tuan Alister, Nyonya Melisa."Mereka dengan serempak menyambut kedatangan Alister dan Melisa sambil sedikit menunduk. Alister mengangguk lalu memberi tanda agar mereka bisa duduk lagi. Pria itu tidak tega melihat mereka berdiri ketika mereka sudah tampak seperti mayat hidup. "Ian, di mana Emilio ketika Ariana ada di sini?"Begitu merek
Dor! Ariana menutup matanya dan mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian. Namun setelah sekian lama, rasa sakit dan kematian yang dia harapkan tidak terjadi juga. Sebaiknya, Ariana bisa merasakan bahwa cengkeraman pria bertopeng yang memegangnya semakin melemab seiring berjalannya waktu. Ariana membuka matanya, lalu melihat luka mengerikan di bagian samping kepala pria itu. "Polisi, jangan bergerak!"Tidak jauh dari posisi mereka, Ariana melihat bahwa Emilio baru saja melepaskan tembakan demi menyelamatkan Ariana. Di belakang remaja itu, sekumpulan polisi tiba-tiba saja muncul entah dari mana. Sebagian polisi bergerak cepat untuk melawan anggota perampok yang bersenjata, sementara sebagian yang lain segera mengamankan para sandera. Ariana yang terluka parah terjebak di tengah-tengah kekacauan tersebut. Dia bisa mendengar seseorang berjalan mendekat lalu memanggil namanya. Ariana tersenyum kecil. Tidak salah lagi, orang yang tengah menghampirinya ini merupakan orang yang sama den
Ketika semua orang tengah sibuk untuk mencari keberadaan sandera yang dibawa oleh para perampok, Ariana yang sebelumnya dibawa oleh sang Paman akhirnya terbangun karena goncangan tidak normal yang dia rasakan sejak tadi. Begitu mata gadis itu terbuka, Ariana terkejut saat mendapati dia tenyata berada di mobil yang bergerak cepat selama ini. Tubuhnya yang lemas dihimpit di tengah-tengah dua pria dengan badan yang besar. Kedua tangannya terikat dengan erat, sementara mulutnya disumpal menggunakan kain yang ditutup plester agar dia tidak bisa bicara apalagi berteriak. Di kursi sebelah supir, Daedalus yang menyadari gerakan dari Ariana berbalik untuk menatap gadis itu. Wajahnya yang semula diselimuti kemarahan kini telah kembali terlihat lembut. Pria tersebut tersenyum kecil, ketika dia berbicara dengan nada lembut pada Ariana. "Ariana, kamu bisa tidur lebih lama, kamu tahu. Kita akan pergi ke tempat yang begitu jauh setelah ini. Paman telah memikirkannya dengan benar. Agar tidak ada la
Perampokan yang terjadi di ibu kota tersebut termasuk sebagai kejadian paling mengejutkan bagi polisi, termasuk kejadian paling memalukan bagi mereka. Kompleks apartemen elit yang seharusnya memiliki pengamanan tertinggi ternyata dengan mudah mampu dibobol. Dan polisi yang diharapkan datang dengan cepat nyatanya malah terlambat menyelamatkan sandera. Efek dari kejadian itu begitu besar sampai banyak orang mulai berkumpul di sekitar kawasan apartemen itu untuk melihat kemajuan situasi di tempat itu. Masyarakat melihat bagaimana polisi berada dalam tekanan, apalagi ketika kekasih dari anak satu-satunya raja dunia bisnis ikut dijadikan sebagai sandera kali ini. Dengan bantuan Alister dan Melisa yang segera mengerahkan kekuatan mereka, dalam waktu satu jam setelah Ariana diculik, para elit dari negara mereka telah berkumpul untuk melacak komplotan perampok tersebut. Bantuan dari Alister telah membuat pekerjaan anggota kepolisian ibu kota menjadi lebih mudah. Dengan kerja sama yang baik,
Sejak Emilio selesai dengan kerja kelompoknya, pemuda itu tidak berhenti mengecek teleponnya dengan dahi berkerut. Tidak biasanya Ariana mengabaikan panggilannya seperti ini. Sejak Melisa membelikan ponsel baru untuk gadis itu, Ariana selalu siap menjawab panggilan mereka bahkan jika gadis itu tengah tertidur. Namun kali ini, Emilio tidak juga mendapatkan jawaban yang dia inginkan bahkan jika dia telah menelepon puluhan kali. Perasaan pemuda itu mulai tidak enak, sehingga dia akhirnya meminta Ian untuk memberikannya nomor telepon dari bodyguard yang diminta menjaga Ariana di rumahnya. [Nomor yang Anda tujui, tidak dapat dihubungi.]Emilio semakin tidak sabar ketika dia tidak juga mendapat jawaban positif dari orang-orang di sekitar Ariana. Pemuda itu memanggil semua nomor yang dia tahu. Namun pada akhirnya, hanya Bibi May yang menjawab dan mengatakan bahwa dia telah pulang ke rumahnya sendiri sejak matahari telah terbenam. "Ian, percepat perjalanan pulang kita. Lalu, katakan pada A