Share

Bab 2579

Penulis: Daun Jahe
Sissae tersenyum tipis. Tatapannya kelihatan tajam. “Kamu itu pelayan pribadi Jessie, ‘kan? Waktu itu, aku lihat kamu sangat perhatian sama dia. Tapi entah dia peduli sama hidup matinya kamu atau nggak.”

Akhirnya Miya tahu maksud ucapan Sissae. Pikirannya seketika menjadi hampa. Rasa takut memenuhi pikirannya.

Pada saat yang sama, baru saja Jessie berbaring di atas ranjang, dia pun dibangunkan oleh suara dering ponselnya.

Jessie mengambil ponselnya. Ketika melihat ada panggilan masuk dari Miya, dia membangkitkan tubuhnya dengan perlahan, lalu mengangkat panggilan, “Halo, ada apa, Miya?”

“Kamu nggak akan bisa menemukan Miya lagi. Kamu pasti nggak menyangka dia akan ada di tanganku, ‘kan?”

Suara di ujung telepon bukan suara Miya, tetapi terdengar sangat familier bagi Jessie. Tiba-tiba Jessie kepikiran seseorang. “Kamu … Sissae?”

“Iya, aku. Aku sudah bilang sebelumnya, aku pasti akan buat kalian menyesal. Kamu itu Jessie, ‘kan? Sekarang pelayanmu ada di tanganku. Kalau kamu peduli dengan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2580

    “Jessie ….”“Kak Jules, kamu juga mesti jaga dirimu.” Jessie mengusap wajah Jules. “Janji sama aku.”Setelah terdiam beberapa saat, Jules menggenggam punggung tangan Jessie, lalu berkata dengan suara rendah dan seraknya, “Oke, aku janji sama kamu.”Jessie memeluknya. “Aku juga janji sama kamu.”…Sissae sedang duduk di bangku sembari memainkan ponselnya. Tidak lama kemudian, dia menerima panggilan dari Jessie. Panggilan diangkat. Mode speaker diaktifkan. “Bagaimana? Apa kamu sudah selesai berpikir?”Jessie membalas, “Iya, aku sudah selesai berpikir. Bukannya kamu ingin menentangku? Aku akan terima tantanganmu.”Miya yang mulutnya ditempel selotip pun menggeleng sembari menangis. Namun, dia tidak bisa mengeluarkan kata-kata.Sissae pun tertawa. “Jangan-jangan kamu bakal bawa anggota kemari? Tapi semua itu juga bukan masalah. Asalkan kamu berani bawa ….” Sissae mengarahkan ponsel ke sisi kandang. Jessie dapat mendengar jelas suara gonggong anjing. “Aku akan kurung dia di dalam. Anjing Ma

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2581

    Tiba-tiba anjing Mastiff Tibet menabrak kandang. Suara keras itu mengejutkan Jessie hingga melangkah mundur dan menabrak pria di belakangnya. Si pria spontan memeluk Jessie. “Kamu tenang saja. Aku tidak akan melukai anak di dalam kandunganmu.”Tatapan Jessie kelihatan dingin. Dia juga merasa risi, berusaha untuk tetap bersikap tenang. “Sebentar, begini kurang seru.”Mereka bertiga tertegun sejenak. “Lho, kamu ingin yang seru?”Jessie membalikkan tubuhnya untuk melihat mereka. Dia mengangkat-angkat alisnya sembari tersenyum. “Jangan-jangan Nona Sissae nggak ingin lihat langsung? Kalau ada dia, aku baru bisa lebih santai.”Ketiga pria sungguh tidak menduga Jessie akan berkata seperti itu. Lagi pula, Jessie datang sendirian, dia tidak akan bisa melarikan diri lagi. Dia pun mengutus seorang pria untuk melapor.Jessie menyandarkan tangannya di pundak salah satu pria, lalu berkata dengan nada genit, “Apa dua ekor anjing yang kalian kurung ini akan merusak suasana hati kita?”Si pria mengendu

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2582

    Anjing Tibet Mastiff yang satu lagi juga sudah dipukul hingga tidak bernyawa lagi.Sementara, kedua pria yang digigit itu kelihatan berlumuran darah dan terkapar lemas di atas lantai.Ketika Jules melihat Jessie yang bersembunyi di dalam kandang, tatapannya menjadi tegang. “Jessie!”Jessie membuka pintu kandang besi dengan raut pucat. Dia berjalan keluar kandang dengan lemas. Jules bergegas maju untuk memeluknya, lalu mencium keningnya. “Apa kamu baik-baik saja?”Jessie menggeleng dan tidak berbicara. Kelihatan sekali dia ketakutan ketika melihat gambaran kedua pria digigit anjing tadi. Dia hanya bersandar lemas di dalam pelukan Jules saja.Sissae menutup wajahnya yang terluka akibat digigit itu sembari menangis histeris. Namun, dia masih tidak melupakan dendamnya. “Jessie, dasar wanita jalang! Beraninya kamu permainkan aku! Aku nggak akan lepaskan kalian. Aku mau bunuh kalian! Ahh!”Kebetulan polisi dan tim medis telah tiba. Mereka pun kedengaran ucapan Sissae tadi.Tim medis langsung

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2583

    Risella tertegun sejenak. “Apa yang kamu inginkan ….”Jules tersenyum, lalu berkata dengan datar, “Kalau begitu, kamu harus mengorbankan kebebasan seumur hidup suamimu untuk menukar kebebasan beberapa tahun putrimu.”Raut wajah pengurus rumah berubah. Dia tidak berani bersuara. Ekspresinya tidak sengaja dipergoki oleh Jules.Risella menurunkan kelopak matanya. Dia kelihatan sangat sedih dan juga galau.Jules meninggalkan rumah sakit, lalu memasuki mobil. Jessie sedang menunggu di dalam mobil. Raut wajahnya sudah tidak sepucat sebelumnya. “Kak Jules, bagaimana kondisi di atas?”Jules memeluk Jessie. “Tidak apa-apa. Bagaimana kondisimu?”“Aku sudah baikan.”Hanya saja, Jessie masih merasa mual ketika kepikiran gambaran mengenaskan tadi.Jules menunduk untuk mencium kening Jessie. “Kita pulang dulu.”Jessie mengangguk. Kebetulan dia sudah merasa ngantuk.Setelah kembali ke Vila Laguna, Jules menggendong Jessie ke lantai atas, lalu memasuki kamar dan membaringkan Jessie ke atas ranjang.Pe

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2584

    “Memang ada kabar bagus.” Jerremy berhenti di samping Dacia, lalu melihat ke sisi Jules dan Jessie. “Setidaknya hasilnya bagus.”Jules merangkul Jessie dan tersenyum. “Untung saja ada bantuan Kak Jerry.”Pelayan sudah mempersiapkan makan siang. Mereka berempat makan di depan meja makan. Tidak lupa juga mereka mengeluarkan alkohol untuk merayakannya. Hanya saja, Jessie hanya diperbolehkan untuk minum jus saja.Dacia menggoyangkan gelas alkohol di tangannya sembari berkata, “Akhirnya masalah Keluarga Taylor sudah diatasi. Aku nggak menyangka ada begitu banyak menteri yang dimakzulkan. Sepertinya akan ada perombakan besar-besaran?”Akhir dari Keluarga Taylor sudah menjadi kenyataan yang tidak bisa diubah lagi. Para menteri yang membantu Keluarga Taylor dalam tindak kejahatan juga tidak akan mendapatkan akhir yang lebih baik.Bukan hanya kekayaan yang mereka gelapkan saja disita, mereka juga kehilangan kesempatan untuk kembali menjabat.Hal itu setara dengan larangan seumur hidup untuk ter

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2585

    Javier meletakkan majalahnya, lalu melihat Jennie yang sedang menangis di dalam keranjang bayi. Tidak terlihat ekspresi gusar di wajahnya. “Dasar bocah cilik, sepertinya kamu lagi permainkan aku?”Steven sedang berjalan menuruni tangga sembari memegang botol termos. “Dalam soal menjaga anak, kamu bahkan kalah daripada kakekmu.”Setidaknya Berwin bisa membujuk si kecil hingga tidak menangis lagi.Javier menggendong Jennie. “Bukannya kamu juga tidak bisa membujuk Jennie? Kita itu sebelas dua belas.”Steven merasa kesal dan tidak berbicara lagi.Saat ini, Jennie masih saja menangis. Suara tangisnya malah semakin kencang lagi.Javier memegang popok Jennie. Sepertinya dia telah buang air besar. Javier pun menyuruh pelayan untuk menggantikan popok Jennie. “Memang sudah saatnya ayahnya pulang.”Steven sedang minum air. Dia pun tertawa. “Siapa suruh kamu tidak ikut serta dalam tumbuh kembang ketiga anak kembarmu? Rasakan!”Tiba-tiba Steven kepikiran sesuatu, dia langsung duduk di sofa. “Entah

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2586

    Sulivan mendekatkan jam tangan pintarnya ke depan bibirnya. “Pak Polisi? Ada yang bertengkar di sini.”Si Rambut Merah langsung maju. “Dasar bocah tengik! Beraninya lapor polisi!”Belum sempat Sulivan merespons, dia pun didorong si Rambut Merah hingga jatuh ke lantai. Tas sekolahnya pun jatuh di lantai.Sulivan sungguh merasa geram. Dia berdiri hendak membalas gadis itu. Namun, dia tidak sanggup mengalahkan kekuatan perempuan yang sudah berusia 16 tahun, apalagi mereka beranggotakan banyak orang.Si Rambut Merah menggulung lengan pakaiannya ke atas. “Dasar bocah tengik! Malah berani melawan! Aku akan beri pelajaran kepadamu hari ini.”Saat si Rambut Merah hendak maju, tiba-tiba Emiko memeluknya dari belakang. Kemudian, Emiko menjerit ke sisi Sulivan, “Kenapa malah bengong? Cepat pergi.”Orang di samping si Rambut Merah langsung menendang Emiko. Emiko terjatuh. Telapak tangannya membentur anak tangga dan terluka.“Kak Emiko!”Si Rambut Merah langsung menarik kerah pakaian Sulivan. “Tern

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2587

    Hanya saja, usia bocah ini masih belia, malah ingin mempelajari seni bela diri. Apa dia ingin membela kebenaran?Ariel berjalan ke hadapan mereka berdua. “Kebetulan aku lewat.” Usai berbicara, dia membungkukkan tubuhnya untuk melihat Sulivan. Tangannya diletakkan di atas pundak si kecil. “Kamu masih kecil, tapi sudah berani dalam menegak keadilan. Emm, bagus, aku sangat mengagumimu.”Sulivan menunduk dan tidak berbicara.Pada saat ini, Emiko menarik-narik ujung pakaian Sulivan, lalu berbisik, “Kamu ucapin terima kasih sama Kakak. Dia sudah bantu kita.”Sulivan memang merasa canggung dan juga tidak rela, tapi pada akhirnya dia memaksakan dirinya untuk berterima kasih.Ariel menunduk untuk melihat jam tangan, lalu menegakkan punggungnya. “Sudah malam. Gimana kalau aku antar kalian ….”“Tidak usah. Kami pulang sendiri.”Saat Ariel mendengar jawaban Sulivan, dia langsung berdecak. Kenapa bocah cilik ini sok sekali?Sulivan dan Emiko sedang menunggu taksi di tepi jalan. Ariel pun mengikuti

Bab terbaru

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2769

    “Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2768

    Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2767

    Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2766

    Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status