Jessie tersenyum. “Makanya aku mesti diasah.”“Haih, apa kamu merelakan Jules?” Chelsea tersenyum. “Setelah kamu pulang ke Makronesia, itu berarti kamu mesti berhubungan jarak jauh sama Jules. Apa kamu nggak takut Jules bakal jatuh cinta dengan wanita lain?”Jessie tidak berbicara. Dia menggenggam pegangan cangkir dengan semakin erat lagi. Pada saat ini, terdengar suara tawa dari belakang. “Kamu takuti Jessie lagi.”Chelsea memalingkan kepalanya. Entah sejak kapan Benn yang sedang menggendong Chiara berdiri di belakang Chelsea. Dia menggendong Chiara ke dalam pelukannya, lalu tersenyum. “Sejak kapan aku takuti Jessie? Memangnya bukan, ya?”Benn melihat ke sisi Jessie. “Bagaimana menurutmu?”Jessie menggigit erat bibirnya. “Aku … aku nggak tahu.”“Kamu dan Jules masih muda.” Benn duduk di sofa, lalu berbicara dengan santai, “Hidup masih panjang. Seandainya dengan berpisahnya kalian, perasaan kalian juga ikut berubah. Hal itu menandakan hubungan kalian tidak cukup kuat.”…Jessie mening
Mereka berdua melihat Jerremy, kemudian bertanya dengan serempak, “Jadi, kasih siapa?”Ketika melihat kekompakan mereka, raut wajah Jerremy terlihat sangat tidak bagus. Dia merampas gelas kopi dari tangan Dacia. “Apa ada masalah kalau aku minum 2 gelas?”“Ergh ….” Temannya menggaruk kepala, lalu melambaikan tangannya. “Ya sudah, aku bisa beli sendiri.”Dacia juga hendak berjalan pergi.Jerremy menghalangi langkah Dacia. “Ke mana?”Dacia tersenyum. “Kopi sudah aku beli. Apa aku masih nggak boleh pergi?”“Kamu sudah menyetujui permintaanku. Kamu mesti mendengar perintahku sampai aku mengatakan berakhir” Jerremy mendekati Dacia, lalu tersenyum padanya. “Aku masih belum ingin mengakhirinya.”Dacia menarik napas dalam-dalam. Amarah di hatinya seketika meluap.Satu bulan lalu, Dacia kalah dalam berselancar, kemudian dia juga diselamatkan oleh Jerremy. Jadi, Dacia terpaksa menyetujui permintaan Jerremy untuk menjadi “budaknya”. Mengenai sampai kapan Dacia akan diperintah, Jerremy juga tidak m
Jessie membenamkan kepalanya di dada Jules, lalu berkata sambil menggenggam erat pakaiannya, “Kamu nggak boleh ingkar janji, juga nggak boleh suka sama cewek lain, ya.”Jules pun tersenyum dan menjawab, “Selain kamu, siapa lagi yang bisa buat aku jatuh cinta? Aku akan tepati janjiku padamu.”Tatapan Jules terlihat makin kelam. Saat ini, dia belum bisa memberikan masa depan yang stabil untuk Jessie karena masih belum menangani Tom yang sulit dihadapi itu. Daripada membiarkan Jessie berada di sisinya, lebih baik dia terlebih dahulu mengatasi semua masalah dan mengokohkan Grup Tanzil. Setelah itu, dia akan kembali untuk mencari Jessie tanpa semua beban ini.Seminggu kemudian, di Vila Bagya.Setelah menyerahkan formulir permintaan lulus kuliah ke universitas, Jessie hanya tinggal di rumah untuk mempersiapkan CV yang akan dikirimnya ke agensi.Jodhiva membuatkan segelas kopi dan mengantarkannya ke ruang baca untuk Jessie. Dia melirik layar komputer dan berkata, “Bagaimana kalau kamu kembali
Jules yang sedang membaca koran mendongak, lalu menjawab, “Dia nggak akan bisa direbut orang lain.”Setelah mendengar jawaban Jules, Silvia merasa sangat tidak berdaya. Dia tiba-tiba berharap alangkah baiknya Jessie bukanlah putri Keluarga Fernando. Dengan begitu, Jules bisa langsung menikahinya tanpa repot. Namun, dia juga mengerti bahwa status Jessie sangat istimewa. Meskipun putranya ingin menikahi Jessie, Javier juga belum tentu setuju menikahkan putrinya kepada Jules.Hengky sedang menyeduh teh. Setelah Silvia naik ke lantai atas, dia menatap putranya dan bertanya, “Jules, kalau kamu memang suka sama Jessie dan dia juga suka sama kamu, bukannya kamu bisa menyuruhnya untuk tinggal bersamamu?”Jules meletakkan koran yang dipegangnya, lalu menjawab dengan tenang, “Aku nggak bisa jamin keselamatannya selama di sisiku. Kali ini, situasinya sangat berbeda dengan masalah Hillary.”Sebab, Jules tidak takut pada Hillary.Hengky adalah orang yang sangat cerdas. Dia tentu saja menyadari makn
Dacia pun terdiam. Baru saja dia membicarakan tentang Jerremy, Jerremy malah tiba-tiba muncul. Dia pun menarik kembali tangannya, lalu mengelus permukaan jam tangan sambil menoleh ke arah Jerremy dan bertanya, “Adikmu sudah lulus, tapi kamu masih belum lulus?”“Itu urusanku.” Setelah melirik jam tangan yang dikenakan Dacia, Jerremy pun berkata, “Jam tangan itu cocok juga sama kamu.”Dacia pun terkejut setelah mendengar respons itu. Dulu, bukannya Jerremy selalu mengejeknya jika dia menerima hadiah dari Jessie?Jessie tersenyum, lalu berkata sambil bertopang dagu, “Tentu saja cocok. Kan aku yang memilihnya.”Jerremy menarik sebuah kursi, dan duduk di atasnya sebelum bertanya, “Kapan kamu pulang?”“Beberapa hari lagi,” jawab Jessie. Setelah itu, dia melanjutkan, “Setelah aku pulang, kamu nggak boleh diam-diam tindas Dacia, ya!”Jerremy menatap Dacia sambil tersenyum, lalu menjawab, “Begitu tanya dia, kamu akan tahu aku menindasnya atau nggak.”Namun, ucapan Jerremy menyiratkan bahwa Daci
Jerremy berjalan ke arah 2 pramuniaga itu, lalu mengetuk meja konter dan berkata, “Bungkuskan barang yang dilihat gadis itu tadi.”Setelah mendengar ucapan Jerremy, kedua pramuniaga itu pun terlihat malu.Dacia menunggu di luar hampir setengah jam dan tidak berhenti melirik jam tangannya. Kakinya sudah pegal karena berdiri terlalu lama. Tahu begitu, lebih baik tadi dia menunggu di mobil.Tiba-tiba, Jerremy menyerahkan 2 kantong belanjaan kepada Dacia dan berkata, “Pegang.”Dacia meliriknya, lalu menerimanya dengan kesal dan bertanya, “Tuan Muda Jerry, apa kita sudah boleh pulang?”Jerry menatapnya dan menjawab, “Apa nggak ada yang mau kamu beli?”Dacia menjawab, “Nggak ada.”Jerremy pun tertawa, lalu berkata, “Kalau nggak punya uang, aku pinjamin deh.”Dacia juga tertawa, lalu bertanya balik, “Apa kamu rasa aku sangat kekurangan uang?”Jerremy mengiakan dan menjawab dengan acuh tak acuh, “Kelihatannya begitu.”Dacia pun berkata tanpa ragu, “Kalau begitu, pinjamkan saja beberapa miliar
Selama ini, Jessie dan Jules sangat jarang makan berdua. Biasanya, mereka selalu ditemani oleh orang lain. Begitu memikirkan hal ini, Jessie pun menyadari bahwa dia dan Jules tidak pernah merasakan kencan yang sebenarnya.Saat Jessie sedang termenung, sesuatu yang lembut menyentuh ujung jarinya dan membuatnya tersadar kembali. Jules memakan udang itu, lalu menggigit ujung jarinya dengan pelan. Dia langsung merasa bagaikan tersengat listrik dan tanpa sadar memandang ke sekeliling.Melihat telinga Jessie yang memerah, Jules pun tersenyum makin lebar. Dibandingkan dengan Jessie yang terlihat agak gugup, dia terkesan tenang dan santai. Kemudian, dia bertanya, “Apa kamu sudah dapat agensi?”“Sudah, aku melamar ke agensi baru bernama Agensi Solar,” jawab Jessie sambil mengangguk. Kemudian, dia tiba-tiba teringat sesuatu dan menggigit garpunya dengan ragu untuk sesaat sebelum bertanya, “Kak Jules, kalau aku dapat film dengan adegan romantis, apa kamu akan marah?”Jules terdiam sesaat, lalu me
Paparazi yang bersembunyi di kegelapan juga mengambil foto-foto Jessie.Kemudian, beberapa mobil itu melaju menuju vila Javier dengan santai. Sementara itu, Jessie duduk di dalam mobil sambil memandang ke luar jendela. Setelah tinggal di luar negeri selama beberapa tahun, dia mau tak mau merasa agak asing dengan ibu kota. Kemudian, Jessie menggenggam cincin yang tergantung di lehernya dan tenggelam dalam pikirannya. Saat Jules datang mencarinya nanti, dia juga pasti sudah berubah. Setidaknya, dia bukan lagi Jessie yang hanya harus selalu dilindungi Jules, melainkan Jessie yang bisa berdiri berdampingan dengan Jules....Di vila Javier.Saat ini, Steven, Javier, dan Claire sedang duduk menunggu di ruang tamu. Tidak lama kemudian, sebuah sosok yang familier berlari masuk sambil berseru, “Ibu, Ayah, Kakek!”Steven pun tersenyum gembira dan melambaikan tangannya sambil berkata, “Jessie sudah pulang, ya. Cepat kemari!”Jessie pun berlari ke hadapan Steven. Setelah mengamatinya sesaat, Stev