Pria itu semakin marah melihat perlakuan Ryan yang mengabaikannya. Ia kemudian melangkah mendekati Ryan dengan perlahan, senjata tetap di tangan. Ryan tetap diam, namun ia siap dalam posisi bertahan jika ada serangan.Pria itu terus mendekat, mengarahkan pisau ke arah Ryan. Namun, Ryan masih tenang dan mengambil posisi berdiri yang tepatnya. Dia kemudian mengelak serangan pisau dengan refleks yang cepat, dan membalasnya dengan tendangan cepat ke arah dada pria itu.Pria itu terlempar jauh ke belakang, menghantam pohon yang ada di samping jalan. Ryan mendekatinya dengan berjalan lambat, sambil memperhatikan pria itu dengan cermat."Sudah waktunya kau menyerah," kata Ryan dengan wajah tenang."Cih! Dalam mimpimu saja!" sahut pria itu dengan tatapan tajam dan raut wajah yang tak suka.Pria itu tentunya tidak ingin menyatakan dirinya menyerah, lalu kembali melawan dengan lebih keras lagi. Ryan menghindari serangan-serangan yang dilakukan oleh pria itu, dan mengirimkan beberapa pukulan ke
Ryan sudah kembali ke aktivitasnya seperti biasa di kantor. Ia menghabiskan waktu dengan memeriksa kembali laporan keuangan dan anggaran yang akan digunakan untuk proyek terbaru mereka. Namun, pikirannya tidak bisa lepas dari gadis yang ia temui di gunung kemarin."Ada apa dengan diriku?" Ryan mengusap wajahnya dengan gusar karena perasaan yang tidak biasa ini.Bahkan, setiap kali Ryan melihat staf perempuan di kantor, dia merasa seperti melihat wajah Alicia. Ia merasa sedikit gila dengan pikirannya sendiri. Ia selalu membayangkan bagaimana hari-hari bersama Alicia jika mereka menjadi lebih dekat.Pada saat rapat proyek, Ryan menemukan dirinya sering kali tidak berkonsentrasi pada pembahasan yang sedang berjalan. Ia sulit berfokus dan merasa pusing.'Arghh ... aku sudah gila!' runtuk Ryan dalam hatinya - karena tidak pernah mengalami hal seperti ini."Coba periksa lagi kesalahan di laporan keuangan tahun lalu," ungkap Ryan pada staf keuangan - setelah kembali berkonsentrasi."Baik pak
"Aku tidak tahu," kata Alicia ragu-ragu."Mungkin kita harus bersabar untuk melihat, kemana kisah ini akan membawa kita saat kita kembali ke kehidupan masing-masing." Gadis itu ternyata tidak mudah baper, meskipun keadaan telah membuat mereka sedekat satu sama lain.Ryan membisu sejenak. Ia merasa seperti ada yang hilang saat Alicia mengatakan hal tersebut, dan ia sedikit egois karena merasa ini bukan dirinya - yang terlalu memikirkan perasaan. Ia tahu akan berat untuk menjaga perasaannya - untuk dirinya sendiri, namun ia tidak mau terburu-buru dalam memutuskan apapun. Ia berharap Alicia juga mempunyai pikiran dan perasaan yang sama, walaupun saat ini gadis tersebut tidak mengakuinya.Pada akhirnya, mereka kemudian memutuskan untuk pulang bersama-sama. Ryan menawarkan untuk mengantarkannya pulang, dan gadis itu terlalu sungkan untuk menolak. Mereka menaiki mobil Ryan dan Ryan memutuskan untuk menyalakan musik supaya tidak terlalu emosional saat mereka diam tanpa bisa berkata-kata, nan
Beberapa hari berlalu, Ryan masih sibuk dengan pekerjaannya. Namun, ia tidak bisa menghilangkan perasaan aneh yang dirasakannya ketika melihat Adam. Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres, namun tidak dapat mengetahuinya dengan pasti.Hal ini membuat Ryan semakin tidak bisa berkonsentrasi dalam pekerjaannya. Ia terus memeriksa laporan-laporan dan mengatur jadwal-jadwal, namun pikirannya selalu kembali kepada Adam dan kecurigaannya.Sampai pada suatu waktu, Ryan menerima telepon dari asistennya. "Tuan Muda, saya ada kabar buruk."Ryan langsung merasa gelisah mendengar kalimat itu. "Apa kabar buruk itu?""Asisten pengacara Adam, Elena, telah dibunuh di kantornya." suara asisten Ryan terdengar serak karena shock.Ryan merasa seperti ada pukulan telak di dadanya. Ia tidak mengerti apa hubungan kematian Elena dengan Adam dan identitas perampok yang mereka tangani sebelumnya. Namun, ia yakin bahwa ada sesuatu yang terjadi.Tanpa berpikir panjang, Ryan langsung bergegas menuju kantor Elena b
Ryan cepat-cepat berlari kembali ke ruangan sebelah dan berhenti di depan tempat duduk Alicia. Ia berharap belum terlambat untuk meminta maaf pada gadis itu."Maaf, sudah menunggu lama sekali," kata Ryan ketika ia duduk kembali di samping Alicia. "Maaf, tadi ada urusan yang terpaksa aku lakukan," imbuhnya kemudian."Ah, tidak masalah." Alicia menjawab dengan senyumannya yang manis.Ryan merasa malu karena membuat Alicia harus menunggunya selama itu. Namun, ia tetap berusaha untuk tenang dan melanjutkan pembicaraan yang sempat ditunda.Alicia sendiri tidak pernah menyangka jika Ryan memiliki posisi yang sangat penting di perusahaan Herlambang ini. Gadis itu memang belum sepenuhnya tahu bahwa Ryan adalah Tuan Muda Ryanoir."Aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu," celetuk Alicia yang membuat Ryan mengerutkan keningnya."Hm, apa?" tanya Ryan ingin tahu apa yang ingin diketahui oleh gadis itu."Apakah k-amu, emh ... maksudku, Anda ... adalah Tuan Muda Ryanoir?" Akhirnya, gadis itu mengajuk
Sayangnya, Ryan tidak bisa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang ada di otaknya lewat internet - setelah beberapa kali mencoba mencari. Nyatanya, Alicia tidak memiliki profil lengkap sehingga Ryan harus bekerja lebih keras untuk mencari tahu identitas asli Alicia. Gusar dan kesal, akhirnya Ryan memutuskan untuk memasang penyadap pada Alicia. Alat sadap mini, yang dulu pernah ia pasang pada sepupunya Selly. Alat sadap yang berukuran sangat kecil sehingga tidak disadari keberadaannya oleh orang yang menjadi targetnya."Ok, aku akan memasang penyadap pada ponselnya ... atau anggota tubuhnya saja.. Dengan begitu, aku bisa mendapatkan informasi yang diperlukan untuk mengungkap siapa sebenarnya Alicia," gumam Ryan dalam hati.Ryan segera mengoperasikan - mendesain dan memproduksi penyadap tersebut dan bersiap untuk memulai misi pencariannya. Dia tidak sabar untuk mengungkap identitas sebenarnya dari gadis yang telah mencuri hatinya itu, meskipun juga mencurigakan karena mengetahu
"Emh, Ryan. Aku ingin kerja di perusahaan Herlambang. Apakah kamu bisa menerima aku sebagai karyawan kamu?""Kerja di perusahaan Herlambang?" tanya Ryan terkejut.Tiba-tiba saja, Alicia pengajukan pertanyaan yang tidak pernah disangka-sangka Ryan. Itulah sebabnya Ryan semakin curiga jika gadis itu memiliki maksud tertentu supaya bisa masuk dalam lingkungan perusahaan, agar pergerakannya lebih mudah dan cepat - menurut Ryan.Ryan tidak bisa menyembunyikan keheranan pada wajahnya atas permintaan Alicia. Ia bertanya-tanya kenapa gadis itu meminta pekerjaan di perusahaannya, dan bagaimana hal itu akan mempengaruhi penyelidikan yang sedang ia lakukan."Apa alasannya? Kamu sudah mendengar hal-hal buruk tentang perusahaan itu, kan?" Ryan mencoba mencari alasan untuk tidak menerima gadis itu bekerja di perusahaan keluarga Herlambang."Iya, aku tahu tentang banyak kasus yang terjadi, selain perampokan yang melibatkan teman pengacara keluarga Herlambang. Tapi, hal itu bukanlah masalahku. Aku mu
Dengan terus mendengarkan pembicaraan Alicia dengan seseorang melalui telepon, Ryan memikirkan dugaan-dugaan sementara yang sedang ia pikirkan untuk kesimpulan penyelidikannya."Apa?" Ryan terkejut saat pengakuan Alicia, tentang hubungannya dengan Selly - istri Ryanoir yang sudah dihukum dengan cara yang menyedihkan hingga meninggal dunia.Ryan terdiam, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya lewat alat sadapnya. Ia berusaha menekan perasaan kekecewaannya karena ia sudah sempat terlena pada pesona gadis itu."Apakah Selly benar-benar terkait dengan penyelidikanku tentang Alicia? Mereka masih ada hubungan darah, dan apa tadi ... adiknya Selly?" Ryan berpikir keras, mencari tahu apakah ada kaitannya dengan kasus kelompok Pluto di masa lalu - yang nyatanya melibatkan keluarga Herlambang.Pria itu merasa terbebani dengan pengetahuan yang baru ia ketahui. Ia tidak bisa mengabaikan fakta bahwa Alicia, gadis yang sudah membuat hatinya terpesona, memiliki hubungan dengan keluarga