Cia berusaha untuk menyelamatkan diri namun semua usahanya telah gagal, saat dua pria mendekati dirinya dan menahan tubuhnya."Dimana ibuku?" seru Cia saat ia tidak menemukan ibunya yang mereka sekap."Kenapa terburu-buru? aku ingin bermain-main denganmu dan kekasihmu Aaron, aku yang dia akan datang untuk menyelamatkan kamu dan juga Ibu mu. tapi sebelum itu terjadi Kita akan bermain bagaimana menurutmu? permainan seperti apa yang akan membuat kita senang?" seorang pria dengan wajah tertutup oleh topeng mendekati Cia yang terikat."Lepaskan aku, aku tidak ingin terlibat apapun dengan kamu. jika kamu memiliki masalah dengan Aaron maka selesaikan masalah kamu dengannya, bukan dengan aku." sahut Cia."Kamu benar sekali, aku akan menyelesaikan masalah ini dengannya tapi kamu adalah kunci untuk bisa membawanya ke sini." "Pantas Aaron sangat tergila-gila padamu, kamu memang benar-benar cantik bahkan aku sangat tertarik padamu." lanjutnya dengan membelai wajah Cia yang memalingkan kearah yan
Aaron tidak mampu menyembunyikan rasa kesedihan yang melihat wanita paruh baya yang tergeletak tidak berdaya di lantai, ia berusaha untuk menolongnya namun wanita yang tidak lain adalah Sinta ibu kandung Cia menahan pergelangan tangannya untuk tidak membawanya pergi. tangan Aaron mengepal erat mengingat kondisi wanita yang telah melahirkan kekasihnya nampak semakin lemah."Bu, dengarkan kata-kata saya, ibu harus mau dibawa ke rumah sakit agar ibu bisa mendapatkan perawatan untuk Cia, ibu tidak perlu pikirkan saya akan menyelamatkannya dan saya tidak akan membiarkan Cia di tangan mereka, Ibu tidak perlu meragukan apapun dan saya tidak akan membiarkan Putri Ibu menderita seorang diri, saya akan selalu berada di sampingnya. sekarang ibu harus kuat hanya demi putri ibu." kata Aaron."T.. tidak, cepatlah pergi dan selamatkan Putri Ibu mereka membawanya kesana." Aaron tersentak saat Sinta memuntahkan cairan berwarna merah, tidak ingin sesuatu terjadi pada ibu dari wanita yang sangat dicinta
"Matilah kau Aaron!!!" "Tidakkkkk!!! Aaron!!!""Dor!!!""Cia!!"Aaron mendekap erat tubuh Cia yang terluka, di saat yang bersamaan anak buahnya berdatangan untuk menyelamatkan dirinya."Bos, tinggalkan tempat ini cepat, saya sudah siapkan mobil di samping anda bisa dengan mudah untuk melarikan diri dari sini." kata salah satu pengawal Aaron."Kamu bereskan tempat ini." Aaron mengangkat tubuh Cia dan membawanya keluar dari tempat persembunyian musuhnya."Cia, kamu harus kuat. aku tidak bisa hidup tanpa kamu, aku sangat mencintaimu Cia, sebentar lagi kita akan sampai di rumah sakit sayang, kamu harus kuat sayang, sadar Cia jangan tutup matamu, aku mohon jangan bersikap seperti ini, aku tajur Cia." kata Aaron ketakutan melihat kondisi Cia.tidak membutuhkan waktu lama mobil yang di Kendarai oleh Aaron telah sampai di rumah Sakit, tanpa menunggu lama Aaron mengangkat tubuh Cia yang pucat pasi kesadarannya mulai menghilang sehingga membuat Aaron semakin panik."Tuan, muda Aaron!" Sapa ses
"Lepaskan tanganku Aaron, aku benar-benar kecewa padamu." Cia membiarkan Amar mengangkat tubuhnya dan mendudukannya di kursi roda, tanpa mendingan perkataan Aaron mereka meninggalkan ruang perawatan."Cia, kamu tidak perlu bersedih. apapun yang terjadi ini hanyalah sebuah kecelakaan dan aku memahami jika kekasihmu tidak bisa mengatakan karena ia hanya menjaga perasaanmu, dia hanya takut jika kamu sampai terluka bahkan akan,""Aku tidak peduli apa yang dikatakannya. sebagai orang yang terdekat denganku apakah dia pantas menyembunyikan ini padaku? apakah dia sengaja untuk tidak mempertemukan aku untuk terakhir kalinya dengan ibu? aku hanya ingin melihat wajah ibuku. jika kamu tidak datang, maka selamanya aku tidak bisa melihat wajah ibuku apakah dia ingin menjaga perasaanku? jika dia ingin menjaga perasaanku maka saat aku tersadar seharusnya dia memberitahukan tentang ibuku dan berusaha untuk membawaku ke sana untuk menghadiri pemakamannya, tapi apa yang terjadi dia tidak mengatakan apa
Satu bulan setelah kematian Sinta. satu bulan sudah Aaron tidak bisa menemui Cia wanita yang sangat ia rindukan, berapa kali ia mencoba untuk mendatangi kampus namun sayangnya satu bulan sudah Cia tidak terlihat membuat rasa khawatir dan kerinduan Aaron pada Cia semakin mendalam."Satu bulan tapi kerja kalian tidak becus!!" suara dingin memenuhi markas. seorang pria dengan wajah tampan namun penuh dengan misteri, tapi tidak dengan anak buahnya mereka tahu siapa ketua mereka jika berhadapan dengan musuh, ataupun dengan wanita yang di cintainya bahkan saat berhadapan dengan mereka seperti saat ini sikapnya selalu berbeda-beda."Maaf tuan, kami sudah berusaha tapi sayangnya ketua dari mereka tidak bisa kamu endus keberadaan dan kami tidak tahu siapa yang menjadi ketuanya." Aaron menatap murka kepada salah satu pengawal yang kini terduduk lesu di depannya."Lalu apakah kalian harus diam seperti ini? kenapa kalian tidak becus menangkap salah satu dari mereka?" kata Aaron sengit."Aaron, ad
"Katakan!!"Dorrr!!Aaron terkejut dengan suara tembakan dan pria berjubah tiba-tiba ambruk di hadapannya dengan luka tembak di keningnya. Aaron menjauhkan tubuhnya dari pria yang kini berlumuran darah."Sial!!" umpat Aaron."James kalian bereskan kekacauan ini." Ucapannya di sambungan teleponnya tanpa menunggu seseorang menjawab perkataannya kini telah putus.Aaron dengan cepat meninggalkan lorong kampus. kali ini ia ingin tahu apa yang terjadi dengan Cia dan siapa sebenarnya Amar yang tiba-tiba datang, bukan untuk kali ini saja tapi juga untuk kesekian kalinya Amar akan hadir di saat yang tepat."Tuan anda tidak apa-apa?" tanya salah satu pengawal Aaron."Antar aku ke kantor, tapi sebelum itu kita kerumah Cia." Kata Aaron tanpa menoleh kearah supir sekaligus pengawalnya. Tiga puluh menit mobil telah berhenti di depan rumah sederhana milik Cia, tidak ada pergerakan yang mencurigakan namun ada hal yang membuat Aaron mengepalkan tangannya. Cia begitu terlihat bahagia saat bersama deng
Pertemuan tanpa sengaja di salah satu parkiran supermarket mampu membuat hati Cia kembali terluka bibirnya mengatakan benci namun jauh di dalam hatinya ia sangat mencintai Aaron. setelah menyelesaikan pekerjaannya Cia hanya duduk memperhatikan rumah sederhana yang ia tinggali seorang diri, keinginan untuk meninggalkan rumah yang kini telah ia tempati sudah ia pikirkan jauh sebelum ibunya meninggal. namun cinta dan perhatian Aaron dan bukti jika kerusakan yang terjadi di rumahnya bukanlah Aaron pelakunya melainkan orang lain, namun sayangnya cinta yang di miliki Cia telah menghancurkan segalanya sang ibu telah meninggal dan cintanya telah kandas tidak mungkin ia akan tetap bertahan dengan kehidupannya saat ini. "Apakah aku harus menyerah?" ucapnya lirih."Cia!" suara seseorang memanggilnya di barengi dengan suara ketukan pintu menyadarkan Cia yang telah duduk di ruang makan, wajahnya yang berada di atas meja mendongak karena terkejut. dengan langkah panjang Cia kearah pintu untuk meli
Cia Hanya berdiam diri di salah satu kamar tamu yang mewah milik Aaron. Cia merebahkan tubuhnya yang terasa lelah setalah semalaman harus begadang karena membuat pesanan kue yang jumlahnya tidak sedikit. bukan hanya itu namun pekerjaan lain yang harus ia pikirkan sebelum ia kembali kuliah namun semuanya akan hilang setelah ia tinggal di kediaman pribadi Aaron laki-laki yang membuatnya seperti tahanan. bahkan saat ini ia pun selalu diikuti oleh seorang wanita yang selalu siaga di belakangnya, tidak tahu harus berterima kasih atau bahagia atau sebaliknya melihat sikap Aaron padanya saat ini."Nona sudah malam, sudah waktunya ada untuk makan malam." Kata wanita dengan seragam hitam dengan rambut yang di kuncir kuda dan alat yang selalu menempel di telinganya dan senjata yang tidak pernah lepas dari balik bajunya membuat Cia merasa takut jika harus berdekatan dengan anak buah Aaron."Apa!! sudah malam?" Cia yang terkejut jika waktu sudah malam, ia hanya merebahkan tubuhnya hanya beberapa
"Aaron Ramsey, kau harus mati!!" suara menggelar bersamaan dengan suara dan teriakan para tamu undangan. Aaron berlari membawa tubuh Cia meninggalkan pelaminan, di ikuti dengan kedua orang tuanya."Sayang kamu tetap disini, jangan meninggalkan tempat ini sebelum aku datang. Kamu akan aman bersama orang tuaku," ucap Aaron menangkup wajah Cia yang terlihat pucat."A– Aaron, aku takut," Cia menggenggam tangan Aaron erat. "Jangan takut, semua akan baik-baik saja. Tetaplah bersama dengan Mama dan ayah," Aaron mengecup kening Cia dan beralih pada kedua orang tuanya."Pergilah, ayah akan menjaga istri dan Mama. Mereka akan aman bersama dengan ayah," ucap David."Ayah aku menyiapkan berapa pengawal disini, lagi pula tempat ini tidak ada yang tahu selain Rion dan James." "Pergilah, selesaikan semuanya dan kembali bersama kami secepatnya." "Mama tahu semuanya, pergilah nak," Aaron meninggalkan kedua orang tuanya bersama dengan wanita yang baru saja menjadi istrinya. Ia kembali keluar denga
"Ameera!!""Jaga ucapanmu! Kamu pikir siapa dirimu hah!" Kemarahan Aaron tidak terbendung lagi, saat wanita yang sangat ia cintai mendapatkan perlakuan tidak baik. "Aaron, kamu lupa dengan janjimu? Kamu bilang akan menikahi aku. Tapi apa yang aku dapatkan sekarang? Kamu akan menikahi wanita seperti dia, kamu jahat Aaron!" Ameera memukul Aaron, beruntung Agam tidak ada bersama dengan mereka, mati lebih dulu meminta pada pelayan untuk membawanya pergi lebih dulu sebelum pembicara yang penting."Janji? Kamu bicara apa Ameera, aku menyelamatkan dirimu. Janji yang aku ucapkan bukan untukmu Ameera, tapi untuk Cia wanita yang aku cintai.""Cia duduklah, aku ingin kamu mendengar langsung dariku," Aaron menarik napasnya sebelum ia memulai mengatakan yang sebenarnya pada Cia. Mengingat pernikahannya yang hanya menghitung jam, Aaron dengan tegas mengatakan siapa Ameera sebenarnya."Ameera, Aku tidak tahu sampai kapan kamu akan membohongi keluargaku. Terlebih pada wanita yang akan aku nikahi ta
"Oke, akan aku katakan padamu. Aku adalah wanita di masa lalu Aaron dan dia adalah, anaknya." Ucapnya menyakinkan. Cia terdiam di tempat ia tidak berfikir lagi, saat ini pengakuan seorang wanita dan anak kecil yang mengaku sebagai bagian dari masa lalu calon suaminya. Cia berusaha untuk mengukir senyum, Walau ia tahu senyumnya terlihat di paksakan."Untuk apa kamu datang kesini?" tanya Cia, setelah mampu menetralkan detak jantungnya."Aku hanya ingin bertemu dengan Aaron, anakku merindukan ayahnya. Apakah kamu akan berdiri disana? Tanpa meminta kami untuk masuk kedalam?" Cia kembali terdiam, dan itu membuat Ameera tersenyum penuh kemenangan."Maaf aku tidak bisa menyuruhmu masuk kedalam. Tapi jika kamu ingin menemui Aaron, kamu bisa menemuinya di tempat yang kamu ketahui," ucapnya berbalik meninggalkan Ameer bersama putranya."Cia, kamu seorang wanita. Bagaimana kamu bisa membiarkan kami disini tanpa betemu dengan Aaron," ucap Ameera."Jadi apa yang kamu inginkan sebenarnya? Bertemu d
"Cecilia Mandalika, maukah kamu menjadi istriku. Menjadi ibu untuk anak-anakku?" "Aaron, kamu?" Cia menutup mulutnya, hatinya menghangat mendapatkan perlakuan istimewa dari Aaron."Cia, semua keputusan ada padamu. Tapi aku hanya ingin mendengar kata ya, darimu. Aku tidak ingin kehilangan kamu, untuk kesekian kalinya," ucap Aaron."Bagaimana jika aku menolaknya?" tanya Cia."Aku akan memaksamu, Cia. Aku tidak akan membiarkan kamu tetap disini seorang diri tanpa perlindungan dari siapapun termasuk aku. Satu lagi, aku tidak akan diam jika kamu tetap menolaknya," ucap Aaron menyakinkan Cia, jika apa yang dikatakan itu adalah benar adanya."Lalu, untuk apa kamu bertanya padaku? Apakah aku menerimamu atau tidak. Jika kamu sendiri sudah tahu jawabannya." Cia menatap penuh manik coklat milik Aaron. "Cia, kamu," ucapnya terbata."Ya, Aaron. Aku bersedia menjadi istrimu dan aku bersedia menjadi ibu untuk anak-anakmu," bulir yang bening keluar dari kelopak mata Aaron, tidak ada kata yang terin
"Ayah tahu kamu berbohong. Katakan apa yang terjadi? Jelaskan, juga pada ayah, luka tembak di lenganmu itu, Aaron Ramsey." Aaron terdiam, tidak ada cara lain selain ia mengatakan siapa dirinya yang sebenarnya. Sudah cukup ia menutupinya."Ayah, maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk menyembunyikan semua ini dari ayah ataupun Mama. Semua aku lakukan demi keselamatan kalian dan juga ketenangan hidup kita. Karena apa yang aku lakukan akan mempengaruhi kehidupan ayah dan juga Mama, dan maafkan aku karena selama ini menyembunyikan identitas ku. Bukan hanya pada ayah atau pun pada Mama. Tapi juga pada dunia aku menyembunyikan semua ini. Semakin sedikit orang mengetahuinya maka sedikit kemungkinan musuh mengetahui siapa aku dan orang terdekat ku, tapi semua kejadian ini murni aku yang melakukannya," kata Aaron lirih."Ceritakan semua pada Ayah, jangan membuat Ayah seperti orang bodoh yang tidak tahu siapa anak ayah yang sebenarnya. Dan tidak tahu apa yang dilakukan anak yang selalu membuatny
Aaron yang kini berhadapan dengan Rainer Quennel yang menginginkan kekuasaannya, tanpa merasa bersalah Rainer meminta tanpa adanya kekerasan. Aaron terkekeh mendengar perkataan Rainer yang dengan lantangnya bicara padanya."Anda yakin menginginkannya?" tanya Aaron."Anak ingusan, jangan mengajakku untuk bercanda. Kamu tahu siapa aku, bukan?" kata Rainer lantang. Aaron hanya mengangguk dengan santainya ia menjawab, "Saya tahu siapa anda. Tuan Rainer Quennel seorang mafia yang berani menipu saudaranya, hanya karena kursi kekuasaan. Apakah saya salah atau benar, Tuan Rainer Quennel?" wajah Rainer pias, namun dengan keahlian menipu dengan cepat berubah dan kembali dengan tatapan tajam kearah Aaron."Jangan banyak bicara kamu Aaron!" seru Rainer melayangkan pukulan pada Aaron.Baku hantam antara Aaron dan Rainer tidak terhindar lagi. Aaron tidak begitu saja membiarkan Rainer terlepas. Ia arahkan senjatanya tepat di keningnya."Kenapa kamu sembunyikan kejahatan mu. Dengan menuduh kami yang
"Secepatnya aku kembali. Tetaplah disini sampai aku kembali," Aaron mendekati wajah Cia, memberikan kecupan di keningnya sebelum ia pergi."Aku akan menunggumu disini."Aaron bergegas meninggalkan kediamannya, saat berada di depan pintu sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti tepat di depannya. Senyum menghiasi wajahnya, saat mendapati orang yang sangat ia sayangi kini berada didepannya."Mama, ayah, kalian tidak apa-apa?" tanya Aaron."Tidak nak, kami baik-baik saja. Dimana wanita yang kamu katakan itu? Mama ingin bertemu dengannya, apakah dia ada di dalam?" Aaron mengulas senyum mendengar pertanyaan dari wanita yang telah melahirkan dirinya."Mama tidak sabar ingin bertemu dengannya? Cia ada di dalam kamar mandi. Kita tunggu sampai dia keluar," Aaron mengajak orang tuanya menuju ruang keluarga mereka. Seorang pelayan datang dengan membawa teh hangat dan berapa cemilan di atas napan."Terima kasih Mbok," ucap Maria ramah."Aaron, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kamu ingin kami
Di tempat yang berbeda seorang laki-laki menatap rumah mewah yang menjadi saksi bisu pertumbuhan dirinya bahkan sejak dia kecil hingga saat ini rumah mewah yang di tempati oleh ayah angkatnya menjadi rumah ternyaman untuknya. Namun saat ini ia merasa sesuatu yang sulit ia ungkapan dalam kata-kata. Sesaat ia terdiam sampai seseorang menyadarkan dari lamunan."Tuan muda, anda di tunggu oleh Tuan besar di ruang kerja." Kata salah satu pria yang berbadan besar. Tuan muda adalan panggilan untuknya. Sejak kecil saat ia datang di kediaman Rainer Quennel seorang mafia yang terkenal dengan kelicikan dan ambisi dimana ia akan melakukan apapun demi tujuannya tercapai. Tidak peduli jika akan menghabisi nyawa orang lain sekalipun."Hum," Amar melangkah dengan cepat untuk menemui ayah angkatnya. Banyak hal yang ingin ia ketahui tentang kejadian yang merenggut nyawa kedua orang tuanya."Halo boy, kamu sudah datang? Kamu tahu ayah sudah lama menunggu kamu. Tapi kamu lambat dua puluh menit. Cepatlah
Sementara itu Rion yang saat ini memilih untuk menemui Kinanti yang terbaring di rumah sakit. Sudah lama ia mencoba untuk menyembunyikan perasaannya terhadap Kinanti. Wanita yang di pilih menjadi pengawal rahasia Cia walau berapa kali harus mengalami percobaan pembunuhan, namun dengan kepandaian yang ia miliki mampu melepaskan diri dari para musuh yang ingin menyingkirkan dirinya dan untuk mendapatkan Cia sebagai senjata untuk menyerang Aaron. Rion menatap wanita yang kini terbaring lemah di atas tempat tidur pasien wajahnya yang pucat tidak menutupi kecantikannya yang alami. "Kamu ada disini?" suara lirih namun terdengar lembut menyadarkan lamunan Rion."Apakah kedatanganku mengganggumu?" tanya Rion."T– tidak, ada apa?" "Kenapa kamu balik bertanya? aku ingin melihat kondisi kamu. Tapi kamu bertanya padaku." Kata Aaron. Ia menarik kursi dan duduk di samping tempat tidur."Aku tidak apa-apa, bagaimana dengan Cia apakah dia mengalami luka? aku tidak tahu apa yang terjadi jika Cia tid