Share

Pertengkaran

Author: PIPIT
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Seorang pria tampan dengan kaus berkerah hitam dipadu jeans abu-abu gelap turun dari mobil sedannya. Ia tersenyum sambil berjalan mendekati kekasih yang sudah menunggunya sejak tadi. Riuhnya suara band kafe dan pengunjung lain membuat Ervin tak sabar untuk sampai di hadapan Yusra. 

Maaf, ya, telat, " sapanya. Yusra tersenyum tipis dan menunjukkan minuman yang sudah

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kekasih Simpanan   Sakit Hati

    Yusra menggeleng. “Aku takut kalau jujur. Aku takut kamu marah,” ujar Yusra terbata-bata.“Kamu ini aneh, belum cerita tapi sudah takut. Kamu maling, ya?” canda Ervin.Hening. Yusra tak merespons candaan. Hatinya benar-benar porak-poranda setelah mendengar percakapan Najib tempo hari.Sebagai anak pungut yang dibesarkan dengan cinta kasih tanpa kurang apa pun, rasanya ia malu menolak permintaan dari orang tua. Selama ini, mereka tak pernah meminta Yusra melakukan apa yang mereka mau. Bahkan ketika gadis itu memilih sendiri kuliah di jurusan yang tidak disukai Najib sekali pun. Mereka tak mempermasalahkannya.Permintaan ayahnya kali ini mungkin terdengar menguntungkan untuk Yusra. Idham bukanlah pemuda sembarangan, ia dan keluarganya dikenal baik, santun. Jelas mapan karena punya usaha sendiri, taat beragama, dan pasti tampan. Idham memang berbeda dari sekian anak muda seusia dengannya, ia rela menjadi tenaga suka

  • Kekasih Simpanan   Rindu

    Yusra membuka matanya secara perlahan. Ia bangun kemudian duduk bersandar pada tembok. Kepalanya terasa berdenyut. Ulu hatinya terasa nyeri. Badannya lemah untuk melangkah ke kamar mandi. Namun ia tetap memaksakan diri untuk berwudu, lalu salat Subuh. Dalam sujudnya yang panjang, Yusra memohon agar ada keajaiban, perjodohan ini dibatalkan tanpa harus melukai hati siapa pun.Mata gadis itu kembali memanas seiring napasnya yang menjadi sesak. Dihirupnya oksigen banyak-banyak, berusaha mena

  • Kekasih Simpanan   Hilang

    Sesampainya di kamar, Yusra langsung menjatuhkan diri ke ranjang. Ia benar-benar merasa lelah setelah berkeliling mencari kebutuhan acara lamaran. Meskipun ia tak sendiri, ada ibunya berserta mamanya Idham yang ikut bersama mereka. Sebuah kebaya sederhana berwarna cokelat muda menjadi pilihan Yusra, selingkar cincin dan motif kain songket Pucuk Rebung sesuai dengan warna kesukaannya. Yusra benar dimanja meskipun nanti cincin dan kain akan dibawa oleh keluarga Idham ketika malam lamaran. Namun mereka memberikan kebebasan untuk gadis itu memilihnya sendiri. Mamanya Idham juga selalu menampak perhatian selama mereka berbelanja. Harusnya Yusra begitu bahagia karena keluarga calon suami menerima baik dirinya. Akan tetapi yang terjadi sebaliknya, Yusra tetap sulit menerima perjodohan ini. Yusra beristigfar ketika secara tiba-tiba ingatannya kembali pada Ervin. Ia mendesah seraya menatap kebaya cokelat yang tergeletak di sampingnya. Berkali-kali ia menye

  • Kekasih Simpanan   Sosok Ibu

    Bergetar badan Yusra ketika mendengar nama perempuan itu disebut oleh Raisyifa. Ia masih ingat siapa sosok itu. Sosok yang pernah menggemparkan satu kota, heboh karena sesuatu yang buruk. Sungguh memalukan!Ada sorot kekhawatiran di mata Raisyifa. Ia paham bagaimana perasaan putrinya saat ini. sebelum menyampaikan kebenaran, ia sudah mewanti-wanti menyiapkan segala hal terburuk yang dipilih Yusra. “Maafkan ibu, Ra,” lirihnya. Air mata kedua perempuan itu luruh serentak, mereka berpelukan saling menguatkan. Ada banyak pertanyaan yang masih tertahan di antaranya. Namun, keduanya memilih larut saling mendekap.Puas menangis harusnya membuat seseorang merasa lega. Namun, tidak bagi Yusra. Sakit kepalanya semakin terasa berat dan kesusahan untuk menarik napas. Entah mengapa rasa sakitnya belum juga hilang seakan tak mengenal lelah. Ia kecewa dengan apa yang diinginkan justru sebaliknya yang terjadi. Tak pernah sedikit pun terlintas di pikiran, kalau di

  • Kekasih Simpanan   Hari Pertunangan

    Hampir semalam yusra tak bisa terlelap. Gelisah karena terlalu banyak yang dipikirkan, memikirkan sesuatu yang menjadi takdir di garis hidupnya memang hal yang bodoh. Namun, gadis itu tetap saja melakukannya seperti menikmati luka pada tiap irisan hatinya. Berkali-kali ia mencoba ikhlas dengan apa yang sudah terjadi. Karena bagaimana juga kesedihannya saat ini tak bisa mengubah apa pun. Tentang kehidupan setelah pernikahan nanti agaknya paling banyak menyita pikirannya Bagaimana bisa ia melewati hari-hari bersama orang yang tak dicintainya. waktu terus bergerak menunjukkan pukul dua malam, harusnya ia terlelap mengistirahatkan tubuh dan pikiran agar tampilannya esok tampak segar di acara pertunangan. Akan tetapi, Yusra tetap saja terjaga merasakan kepalanya yang mulai berdenyut-denyut nyeri. Kebaya cokelat berserta hijab warna senada tergantung rapi di samping meja rias, keduanya seakan sedang menertawakan ketidakberdayaan gadis itu, ditatapnya sejenak dengan wajah sendu lalu beralih

  • Kekasih Simpanan   Ide Gila

    "Aku kan dari awal dah bilang, lebih baik jujur. Sekarang mau bagaimana lagi, kamu sendiri 'kan yang paling merasakannya?" Yusra menoleh pada asal suara, tak menyangka ternyata Izzan memperhatikannya sejak tadi."Emang kalau aku jujur, Abang mau bantuin?" keluhnya. "Ra, yang paling bisa bantuin kamu itu, ya, kamu sendiri. Bukan orang lain, jangan berharap banyak sama orang atas kebahagiaan untuk kamu, sementara kamunya sendiri enggak berjuang," sindir Izzan. "Pasrah!" Yusra buru-buru menundukkan kepalanya. Merasa tersudut karena apa yang dikatakan Izzan benar adanya. Selama ini dirinya sendirilah yang membiarkan perjodohan ini terus berjalan. Dia pikir Izzan juga tak banyak membantu jika pendapat dan keinginannya berseberangan dengan sang ayah. "Sekarang udah enggak ada yang bisa aku lakukan kecuali bertemu dengan Ervin," lirih Yusra, matanya hampa menatap Izzan. "Ngapain ketemu Ervin?" ketus Izzan. Laki-laki itu memang bersikap netral apa yang terjadi sama Yusra, ia tak bisa ber

  • Kekasih Simpanan   Perpisahan

    Hampir setengah jam mereka sama-sama terdiam. Yusra melirik jam di pergelangan tangan menunggu detik-detik jawaban dari Ervin. Setelah ide gilanya disampaikan, keduanya larut dalam pikiran masing-masing. Lelaki itu tak tahu harus bagaimana menyadarkan Yusra, berkali menasehati rasanya percuma. Gadis itu tetap dalam pendiriannya. Lamunan Yusra tentang Ervin melintas kembali pada awal mereka bertemu setelah sama-sama melanjutkan pendidikan di kota yang berbeda. Pada saat itu salah seorang teman mereka mengadakan acara peresmian cafe baru yang kebetulan mereka hadiri. Keduanya terkejut, tak menyangka bertemu lagi setelah perpisahan ketika berseragam abu-abu. Ervin yang memang menyukai gadis itu sejak dulu tak mau membuang kesempatan. Ia meminta nomor kontak lalu perbincangan berlanjut sampai mereka akhirnya memiliki hubungan spesial. Keduanya sepakat untuk tidak mengumbar hubungan, lebih tepatnya menjaga rahasia kisah cinta mereka. Tak ada yang tahu selama beberapa tahun sampai akhir

  • Kekasih Simpanan   Sebuah Pertanyaan

    Hari yang tak diinginkan oleh Yusra pun tiba. Dibalut gaun pengantin yang sederhana namun tampak mewah, Ia dan Idham berdiri berdampingan menyalami para tamu undangan. Sah sudah keduanya dalam sebuah ikatan pernikahan. Meski hati salah satunya menolak, tapi kenyataan berkata lain. Dan hari ini Yusra menyerah. Karena sampai detik ini, ia tak memiliki ruang sedikit pun untuk melarikan diri. Seperti hatinya sekarang yang tak ada celah secuil pun untuk suaminya masuk.Memang butuh waktu untuk menerima status barunya, dan Yusra terlihat pasrah meski dalam hati masih berharap Ervin datang membawanya pergi. Tak peduli kemana lelaki itu akan membawanya. Yang terpenting pergi dari sini. Ia tersiksa berada di pelamin bersama Idham, mengikuti semua arahan pembawa acara, memaksakan senyum yang terus dibuat-buat. Serta melayani foto bersama. Kini detik yang dilalui terasa lambat berkali-kali lipat, Ia merasa sudah berabad lamanya duduk di kursi pengantin. Yusra rasa tak sabar ingin berbicara lan

Latest chapter

  • Kekasih Simpanan   Kejujuran

    Ia memang tak meyangkal pesona Idham. Sebagai wanita normal tentu saja lelaki di sampingnya kini tampak mendekati kata sempurna. Andai dibagikan rating penilaian maka nilai Idham adalah sembilan dari sepuluh angka yang disodorkan. Namun, bukan berarti pesona itu mudah mengubah segalanya. Karena hingga sampai saat ini, tetaplah Ervin yang bertahta di hatinya.Hening kembali menyelimuti mereka. "Aku enggak tahu dan enggak mau tahu masa lalu kamu. Aku pikir kita sudah cukup dewasa. Lagi pula percuma juga kita mempertahankan ego, sementara hati masih memikirkan perasaan orang lain. Bukankah itu sama saja dengan menzolimi diri sendiri?" tanya Idham yang masih acuh tanpa melihat ekspresi Yusra yang sedang menahan kesal."Iya aku tahu. Aku cuma butuh waktu. Aku butuh privasi. Hargai itu!" Idham tersenyum seraya menggelengkan kepalanya. Ternyata selain manja dan keras kepala istrinya juga tak mau mengalah. Berlagak berbicara waktu dan privasi? Bukankah, itu sudah dilakukannya. Mereka hanya

  • Kekasih Simpanan   Sebuah Pertanyaan

    Hari yang tak diinginkan oleh Yusra pun tiba. Dibalut gaun pengantin yang sederhana namun tampak mewah, Ia dan Idham berdiri berdampingan menyalami para tamu undangan. Sah sudah keduanya dalam sebuah ikatan pernikahan. Meski hati salah satunya menolak, tapi kenyataan berkata lain. Dan hari ini Yusra menyerah. Karena sampai detik ini, ia tak memiliki ruang sedikit pun untuk melarikan diri. Seperti hatinya sekarang yang tak ada celah secuil pun untuk suaminya masuk.Memang butuh waktu untuk menerima status barunya, dan Yusra terlihat pasrah meski dalam hati masih berharap Ervin datang membawanya pergi. Tak peduli kemana lelaki itu akan membawanya. Yang terpenting pergi dari sini. Ia tersiksa berada di pelamin bersama Idham, mengikuti semua arahan pembawa acara, memaksakan senyum yang terus dibuat-buat. Serta melayani foto bersama. Kini detik yang dilalui terasa lambat berkali-kali lipat, Ia merasa sudah berabad lamanya duduk di kursi pengantin. Yusra rasa tak sabar ingin berbicara lan

  • Kekasih Simpanan   Perpisahan

    Hampir setengah jam mereka sama-sama terdiam. Yusra melirik jam di pergelangan tangan menunggu detik-detik jawaban dari Ervin. Setelah ide gilanya disampaikan, keduanya larut dalam pikiran masing-masing. Lelaki itu tak tahu harus bagaimana menyadarkan Yusra, berkali menasehati rasanya percuma. Gadis itu tetap dalam pendiriannya. Lamunan Yusra tentang Ervin melintas kembali pada awal mereka bertemu setelah sama-sama melanjutkan pendidikan di kota yang berbeda. Pada saat itu salah seorang teman mereka mengadakan acara peresmian cafe baru yang kebetulan mereka hadiri. Keduanya terkejut, tak menyangka bertemu lagi setelah perpisahan ketika berseragam abu-abu. Ervin yang memang menyukai gadis itu sejak dulu tak mau membuang kesempatan. Ia meminta nomor kontak lalu perbincangan berlanjut sampai mereka akhirnya memiliki hubungan spesial. Keduanya sepakat untuk tidak mengumbar hubungan, lebih tepatnya menjaga rahasia kisah cinta mereka. Tak ada yang tahu selama beberapa tahun sampai akhir

  • Kekasih Simpanan   Ide Gila

    "Aku kan dari awal dah bilang, lebih baik jujur. Sekarang mau bagaimana lagi, kamu sendiri 'kan yang paling merasakannya?" Yusra menoleh pada asal suara, tak menyangka ternyata Izzan memperhatikannya sejak tadi."Emang kalau aku jujur, Abang mau bantuin?" keluhnya. "Ra, yang paling bisa bantuin kamu itu, ya, kamu sendiri. Bukan orang lain, jangan berharap banyak sama orang atas kebahagiaan untuk kamu, sementara kamunya sendiri enggak berjuang," sindir Izzan. "Pasrah!" Yusra buru-buru menundukkan kepalanya. Merasa tersudut karena apa yang dikatakan Izzan benar adanya. Selama ini dirinya sendirilah yang membiarkan perjodohan ini terus berjalan. Dia pikir Izzan juga tak banyak membantu jika pendapat dan keinginannya berseberangan dengan sang ayah. "Sekarang udah enggak ada yang bisa aku lakukan kecuali bertemu dengan Ervin," lirih Yusra, matanya hampa menatap Izzan. "Ngapain ketemu Ervin?" ketus Izzan. Laki-laki itu memang bersikap netral apa yang terjadi sama Yusra, ia tak bisa ber

  • Kekasih Simpanan   Hari Pertunangan

    Hampir semalam yusra tak bisa terlelap. Gelisah karena terlalu banyak yang dipikirkan, memikirkan sesuatu yang menjadi takdir di garis hidupnya memang hal yang bodoh. Namun, gadis itu tetap saja melakukannya seperti menikmati luka pada tiap irisan hatinya. Berkali-kali ia mencoba ikhlas dengan apa yang sudah terjadi. Karena bagaimana juga kesedihannya saat ini tak bisa mengubah apa pun. Tentang kehidupan setelah pernikahan nanti agaknya paling banyak menyita pikirannya Bagaimana bisa ia melewati hari-hari bersama orang yang tak dicintainya. waktu terus bergerak menunjukkan pukul dua malam, harusnya ia terlelap mengistirahatkan tubuh dan pikiran agar tampilannya esok tampak segar di acara pertunangan. Akan tetapi, Yusra tetap saja terjaga merasakan kepalanya yang mulai berdenyut-denyut nyeri. Kebaya cokelat berserta hijab warna senada tergantung rapi di samping meja rias, keduanya seakan sedang menertawakan ketidakberdayaan gadis itu, ditatapnya sejenak dengan wajah sendu lalu beralih

  • Kekasih Simpanan   Sosok Ibu

    Bergetar badan Yusra ketika mendengar nama perempuan itu disebut oleh Raisyifa. Ia masih ingat siapa sosok itu. Sosok yang pernah menggemparkan satu kota, heboh karena sesuatu yang buruk. Sungguh memalukan!Ada sorot kekhawatiran di mata Raisyifa. Ia paham bagaimana perasaan putrinya saat ini. sebelum menyampaikan kebenaran, ia sudah mewanti-wanti menyiapkan segala hal terburuk yang dipilih Yusra. “Maafkan ibu, Ra,” lirihnya. Air mata kedua perempuan itu luruh serentak, mereka berpelukan saling menguatkan. Ada banyak pertanyaan yang masih tertahan di antaranya. Namun, keduanya memilih larut saling mendekap.Puas menangis harusnya membuat seseorang merasa lega. Namun, tidak bagi Yusra. Sakit kepalanya semakin terasa berat dan kesusahan untuk menarik napas. Entah mengapa rasa sakitnya belum juga hilang seakan tak mengenal lelah. Ia kecewa dengan apa yang diinginkan justru sebaliknya yang terjadi. Tak pernah sedikit pun terlintas di pikiran, kalau di

  • Kekasih Simpanan   Hilang

    Sesampainya di kamar, Yusra langsung menjatuhkan diri ke ranjang. Ia benar-benar merasa lelah setelah berkeliling mencari kebutuhan acara lamaran. Meskipun ia tak sendiri, ada ibunya berserta mamanya Idham yang ikut bersama mereka. Sebuah kebaya sederhana berwarna cokelat muda menjadi pilihan Yusra, selingkar cincin dan motif kain songket Pucuk Rebung sesuai dengan warna kesukaannya. Yusra benar dimanja meskipun nanti cincin dan kain akan dibawa oleh keluarga Idham ketika malam lamaran. Namun mereka memberikan kebebasan untuk gadis itu memilihnya sendiri. Mamanya Idham juga selalu menampak perhatian selama mereka berbelanja. Harusnya Yusra begitu bahagia karena keluarga calon suami menerima baik dirinya. Akan tetapi yang terjadi sebaliknya, Yusra tetap sulit menerima perjodohan ini. Yusra beristigfar ketika secara tiba-tiba ingatannya kembali pada Ervin. Ia mendesah seraya menatap kebaya cokelat yang tergeletak di sampingnya. Berkali-kali ia menye

  • Kekasih Simpanan   Rindu

    Yusra membuka matanya secara perlahan. Ia bangun kemudian duduk bersandar pada tembok. Kepalanya terasa berdenyut. Ulu hatinya terasa nyeri. Badannya lemah untuk melangkah ke kamar mandi. Namun ia tetap memaksakan diri untuk berwudu, lalu salat Subuh. Dalam sujudnya yang panjang, Yusra memohon agar ada keajaiban, perjodohan ini dibatalkan tanpa harus melukai hati siapa pun.Mata gadis itu kembali memanas seiring napasnya yang menjadi sesak. Dihirupnya oksigen banyak-banyak, berusaha mena

  • Kekasih Simpanan   Sakit Hati

    Yusra menggeleng. “Aku takut kalau jujur. Aku takut kamu marah,” ujar Yusra terbata-bata.“Kamu ini aneh, belum cerita tapi sudah takut. Kamu maling, ya?” canda Ervin.Hening. Yusra tak merespons candaan. Hatinya benar-benar porak-poranda setelah mendengar percakapan Najib tempo hari.Sebagai anak pungut yang dibesarkan dengan cinta kasih tanpa kurang apa pun, rasanya ia malu menolak permintaan dari orang tua. Selama ini, mereka tak pernah meminta Yusra melakukan apa yang mereka mau. Bahkan ketika gadis itu memilih sendiri kuliah di jurusan yang tidak disukai Najib sekali pun. Mereka tak mempermasalahkannya.Permintaan ayahnya kali ini mungkin terdengar menguntungkan untuk Yusra. Idham bukanlah pemuda sembarangan, ia dan keluarganya dikenal baik, santun. Jelas mapan karena punya usaha sendiri, taat beragama, dan pasti tampan. Idham memang berbeda dari sekian anak muda seusia dengannya, ia rela menjadi tenaga suka

DMCA.com Protection Status