Aku?Harmin benar-benar memberiku tugas sepenting itu sebagai satu-satunya tugas yang aku miliki?Aku merasa tersanjung. Di saat bersamaan, aku tersentuh oleh perasaan mendalam karena dipercaya.Xander melanjutkan, "Aku sengaja menyebarkan berita tentang kedai ini. Semua pedagang obat yang ingin memasuki pasar Kota Jimba akan datang ke sini dalam beberapa hari ke depan.""Aku rasa akan ada banyak orang yang mencarimu dalam beberapa hari ke depan. Ini tergantung apa kamu bisa menahan godaan."Aku tersadar dari keterkejutanku, lalu berkata, "Maksudmu, kamu ingin aku mengambil alih pengelolaan bahan obat di Pasar Kota Jimba di masa mendatang?"Meskipun ide ini mengejutkanku, itu adalah satu-satunya kemungkinan yang aku pikirkan saat ini.Xander berkata sambil tersenyum, "Aku rasa begitu. Aku nggak tahu detailnya. Sebaiknya kamu tanyakan pada bosmu."Xander tidak memberiku jawaban langsung. Namun, hal ini membuatku semakin penasaran dan bimbang.Hal yang menarik adalah pasar Kota Jimba san
Namun, aku tidak mengerti apa maksud perkataannya itu?Dia memintaku mengabaikan kata-kata Xander. Dia hanya menyuruhku mengambil persediaan bahan obat untuk Aula Damai?Pikiranku sangat kacau, tetapi aku tetap dapat memahami keseluruhan ceritanya.Aku meminta Harmin untuk menjaga kesehatannya. Jangan terlalu banyak berpikir. Aku tahu bagaimana menghadapinya.Setelah menutup telepon, aku mendatangi Xander."Aku nggak peduli dengan hal-hal lain. Aku hanya ingin mendapatkan bahan obat Aula Damai kali ini.""Ini daftar yang diberikan Pak Harmin padaku. Lihatlah."Xander tidak terburu-buru melihatnya, melainkan dia menatapku. "Edo, Harmin nggak bisa mengurus urusan Asosiasi beberapa saat ini. Apa kamu ingin mempertimbangkannya?""Kenapa kamu menanyakan hal itu padaku?""Aku adalah seorang pengusaha. Aku hanya peduli dengan keuntungan, bukan hubungan pribadi. Meskipun Harmin dan aku telah bekerja sama selama bertahun-tahun, dia menjaga harga tetap rendah. Sementara mereka yang membuat bahan
Namun, sekarang seseorang ingin merusak keseimbangan ini.Selain itu, Harmin tidak mampu melindungi dirinya sendiri sekarang. Aku khawatir keseimbangan ini akan hancur cepat atau lambat.Aku tidak ingin ikut campur dalam urusan orang lain. Aku merasa bahwa masalah ini terlalu serius. Masalah ini berada di luar kemampuanku.Sore hari ketika hampir waktunya pulang kerja, Hairu datang sendirian.Aku dan Kiki langsung waspada.Hairu berkata sambil tersenyum, "Jangan gugup. Aku datang bukan untuk membuat masalah. Aku bilang aku ingin berteman dengan kalian."Kiki mendengus dingin, "Siapa yang percaya padamu?""Lihatlah, aku membawa hadiah. Bukankah ini cukup tulus?"Hairu memang membawa beberapa hadiah. Hari ini, dia mengenakan jas dan dasi. Selain itu, dia tidak membawa anak buah bersamanya, jadi dia jelas tidak terlihat seperti seseorang yang datang ke sini untuk menimbulkan masalah.Namun, aku tetap merasa waspada."Apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan?" Aku berharap Hairu akan langsun
"Oke, oke. Aku akan memberitahumu." Hairu membutuhkan bantuan kami, jadi dia tidak berani melakukan apa pun."Aula Juve memang milik aku dan Dono. Dono membeli Aula Juve sebelum dia meninggalkan Aula Damai.""Bekerja untuk orang lain nggak senyaman membuka bisnis sendiri. Awalnya, aku ingin Dono membawa beberapa klien, tapi aku nggak menyangka dia akan dipecat."Tak heran jika Dono selalu bergaul dengan wanita-wanita kaya.Ternyata itulah yang dipikirkan oleh Dono saat itu.Dia bekerja dengan Harmin, tetapi dia mencari keuntungan untuk diri sendiri. Dia sangat luar biasa.Untungnya, Harmin memecatnya. Jika tidak, dia pasti akan memburu klien Aula Damai.Aku meminta Hairu untuk melanjutkan. Karena aku ingin tahu, awalnya mereka menjalin hubungan kerja sama. Kenapa Hairu mencariku sekarang?Hairu memberikan sebatang rokok padaku dan Kiki. Rokoknya itu cukup mahal.Kemudian, dia berkata sambil tersenyum, "Rencana awalku adalah memanfaatkan Dono untuk menarik sejumlah pelanggan, kemudian m
Bekerja sama dengannya?Jika kami bekerja sama dengan mereka, kami memang dapat terhindar dari masalah dana. Namun, masalahnya adalah Hairu dan Dono bukanlah orang baik. Tidak ada jaminan bahwa mereka tidak akan memanfaatku dan Kiki di masa mendatang.Aku memikirkannya sebentar, lalu langsung menolaknya, "Lupakan saja, kamu terlalu licik. Kami nggak mampu mengalahkanmu.""Jangan, kita bekerja sama dan menjadi mitra. Bagaimana aku bisa berkomplot melawanmu?" Hairu tampak benar-benar ingin bekerja sama dengan kami. Dia tampak sangat tulus.Faktanya, aku tidak menolaknya sepenuhnya. Namun, aku harus bertindak seolah-olah aku tidak ingin bekerja dengannya sama sekali.Hanya dengan membuatnya menurunkan harga dirinya, kami baru dapat bernegosiasi, mengendalikan dan memperoleh manfaat sebesar-besarnya bagi diri kita.Jadi, aku melambaikan tanganku dan berpura-pura tidak sabar. "Baiklah, berhenti bicara. Cepatlah pergi. Aku nggak percaya pada kalian semua.""Kak Edo, kali ini aku serius. Aku
Setelah Hairu pergi, Kiki menanyakan ideku.Aku bilang aku tidak memiliki ide. "Nggak apa-apa dia mau bekerja sama atau nggak. Lagi pula, kita nggak terburu-buru. Saat Aula Juve nggak bisa bertahan lebih lagi, kita bisa mengambil alih Aula Juve."Kiki menatapku sambil tersenyum, "Saat bajingan itu datang, aku kehilangan akal sehatku. Tapi, dengan kata-katamu, aku merasa lega.""Aku nggak terburu-buru. Apa pun yang terjadi, kita harus menunggu sampai Pak Harmin sembuh sebelum kita bisa memikirkan hal lain."Aku baru saja mendapat ide ini. Namun, aku tidak menyangka akan terlaksana secepat ini.Aku nggak menyangka Hairu akan mencariku terlebih dulu.Aku tidak memikirkan lebih jauh. Aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan.Namun, untungnya Hairu tidak menimbulkan masalah lagi pada kami.Setelah pulang kerja, aku meminta Kiki untuk mengendarai mobilku kembali. Nanti, aku akan naik taksi ke rumah Yuna.Saat aku pergi hari ini, Harmin secara khusus memintaku untuk mengendarai mobilnya
"Yuna, biarkan aku berendam sebentar di bak mandi. Kamu pergilah beristirahat." Harmin melepaskan tangannya dengan tidak berdaya.Yuna menunjukkan ekspresi sedih.Akhirnya, dia pergi dengan mata memerah.Aku bersembunyi di kamar dengan jantung yang berdetak kencang.Aku masih memegang pakaian dalam baru yang aku beli untuk Yuna.Tadi, aku tidak menemukan kesempatan untuk memberinya celana dalam. Apakah aku harus pergi sekarang?Apakah tindakanku akan terlihat aneh?Namun, begitu aku mendengar Yuna menangis tersedu-sedu, aku benar-benar merasa khawatir.Akhirnya, aku menggertakkan gigiku dan berjalan mendekat."Bu Yuna, ini pakaian dalam yang kamu titip."Aku menyerahkan pakaian dalam itu pada Yuna dengan terang-terangan.Yuna menyeka air matanya dan mengambil barang-barang itu dari tanganku. "Terima kasih. Berapa harganya? Aku akan membayarnya.""Nggak perlu, itu nggak seberapa.""Nggak bisa. Bagaimana aku bisa membiarkanmu membeli pakaian dalam untukku? Kalau aku nggak merawat Harmin
Aku langsung terdiam. Kemudian, aku berkata pada Harmin, "Bagaimana kamu bisa punya ide seperti itu?"Harmin menghela napas. "Aku nggak ingin seperti ini. Tapi, aku tahu tubuhku dengan baik."Harmin bahkan menceritakan padaku masalah Yuna yang ingin berhubungan dengannya dalam dua malam terakhir.Begitu mendengarnya, aku tersipu. Aku merasa kasihan pada mereka.Harmin juga ingin bekerja keras. Namun, tubuhnya tidak cukup kuat Jadi, dia tidak bisa berbuat apa-apa.Harmin berterus terang kepadaku. Aku juga tidak ingin menyembunyikan apa pun darinya.Aku berkata dengan serius, "Kamu memang terlihat lemah sekarang. Tapi, selama kamu menstabilkan kondisimu dan minum obat, kamu bisa pulih seperti biasa.""Jangan beri tahu Bu Yuna apa yang baru saja kamu katakan padaku. Jangan berpikir kamu membantunya. Sebaliknya, perkataanmu hanya menabur garam pada lukanya.""Hubungan kalian berdua begitu dalam. Apa kalian akan membiarkan dia mencari pria lain hanya karena hubungan kalian nggak harmonis? A
"Edo, kamu menendangku? Aku mengerti. Kamu memiliki banyak pasukan, jadi kamu menindasku. Kalian sehati dan memperlakukanku sebagai orang luar, 'kan?"Aku berkata terus terang, "Aku nggak pernah menganggapmu sebagai orang dalam. Saat pertama kali kita mulai bekerja sama, kita sepakat bahwa aku akan bertanggung jawab atas urusan klinik. Kamu dan Dono nggak akan ikut campur.""Aku nggak memintamu merugikan klinik." Hairu sangat marah.Aku tetap berkata dengan nada dingin, "Aku bilang aku akan mengganti rugi. Laporan keuangan bersifat publik. Aku nggak akan berutang sepeser pun.""Tapi, kalau kamu ingin memperkaya diri sendiri, aku nggak akan setuju. Kalau kamu ingin menghasilkan uang, kamu harus mencari cara untuk mendapatkan herba itu sendiri. Semua herba di klinik dibeli olehku. Kenapa aku harus membiarkanmu memperkaya diri sendiri?"Hairu merasa bersalah. Dia mulai berdebat denganku, "Aku menggunakan herba di klinik. Aku juga akan membelinya kembali. Bagaimana aku bisa dikatakan mempe
"Nggak bisa," tolak Hairu dengan tegas.Aku menahan amarahku, lalu bertanya, "Jadi, apa yang kamu inginkan?""Pergilah ke klinik Harmin. Pinjam ginseng dan Ganoderma mereka."Hairu memintaku meminjamnya. Bukan membelinya.Maksudnya adalah dia ingin menjual barang-barang itu dengan harga yang sama untuk memastikan keuntungannya maksimum.Harapannya sungguh luar biasa.Dia ingin menghasilkan uang. Dia juga ingin aku mengisi mengganti rugi. Aku juga yang harus membalas budi Aula Damai.Aku bisa menahan semua ini.Siapa pun yang melakukan kesalahan harus membayarnya.Namun, masalahnya adalah Hairu mengatakan bahwa keuntungan dari uang ini akan menjadi miliknya.Hal ini membuatku sangat marah, "Atas dasar apa?""Aku yang membawa pelanggan itu. Bukankah seharusnya keuntungan mereka menjadi milikku?"Aku marah hingga tertawa. "Jadi, maksudmu adalah kami yang mengelola klinik. Pendapatan hariannya akan menjadi milik kami?""Kalian ingin mengelola klinik, itu karena kalian bersedia. Kalian yang
Saat kami sedang berbincang, seorang pegawai mengetuk pintu dan berkata, "Bos, Pak Hairu datang. Dia ingin berbicara dengan kalian."Hairu?"Oke, aku mengerti."Saat kami keluar dari kantor, kami melihat Hairu di lobi. Dia tersenyum sambil memperkenalkan sesuatu pada beberapa orang."Semuanya, izinkan aku memberi tahu kalian, herba di toko kami asli dan berkualitas. Terutama ginseng liar dan ganoderma ini adalah produk kualitas terbaik.""Kita sudah kenal lama. Kalian bantulah bisnisku, itu adalah suatu kebaikan bagiku. Aku akan memberikan harga yang lebih rendah."Hairu tidak datang sendirian. Dia membawa beberapa orang bersamanya. Tampaknya para bos ini berencana membeli obat kuat seperti ginseng liar dan Ganoderma.Namun, masalahnya adalah semua ginseng liar dan Ganoderma berkualitas di toko telah dijual ke Tiano.Saat ini, kami belum menyetok kembali persediaannya.Aku meminta Kiki dan Zudith untuk menyapa para bos dulu, lalu aku menarik Hairu ke samping. "Kita nggak punya ginseng
"Oke!"Luis berbalik dan pergi.Tiano menyalakan cerutu dengan ekspresi masam.Awalnya, dia ingin memanfaatkan kejadian ini untuk menjebloskanku ke penjara. Namun, dia malah merugikan dirinya sendiri.Hal ini mengakibatkan dia kehilangan anak buah terpercaya.Tiano pasti akan meminta pertanggungjawabanku atas hal ini....Karena kami berangkat sore hari, kami tiba di Kota Jimba setelah pukul 11.Sepanjang jalan, kami tidak beristirahat dan tidak makan.Alasan utamanya karena aku takut akan terjadi sesuatu di sepanjang jalan.Setelah kembali ke Kota Jimba, aku dan Dora baru merasa tenang.Kami kelaparan. Reaksi pertama kami adalah mencari restoran untuk makan."Aku telah bertanya. Aku menemukan Tiano masih di Kota Jimba. Berhati-hatilah saat kami kembali nanti." Dora memiliki koneksi yang luas. Sebelum kami tiba di Kota Jimba, dia telah mengetahui keberadaan Tiano.Aku mengangguk dengan berat. "Aku tahu. Kamu juga."Setelah makan malam, kami berpisah.Aku duduk di mobil dan berpikir, "H
Kami menunggu di kantor polisi sebentar, lalu seorang pria paruh baya berseragam polisi berjalan masuk.Aku kenal dengan pria paruh baya ini. Dia adalah polisi yang bertugas ketika Ilham dan lainnya ditangkap."Paman, kamu sudah sampai." Dora berlari dengan gembira.Aku terkejut. Aku tidak menyangka polisi tua itu adalah pamannya Dora.Kebetulan sekali.Saat melihatku, polisi tua itu sedikit terkejut. "Dik, kenapa kamu ada di sini?""Paman, kalian saling kenal?"Aku menjelaskan, "Pamanmu adalah petugas yang menangkap Ilham. Kami pernah bertemu sebelumnya.""Begitu ya, Paman. Kami sedang diikuti sekarang. Tolong utus seseorang untuk melindungi kami."Damian Nediva bertanya, "Apa yang terjadi? Siapa yang berani sekali? Beraninya mereka mengikuti kalian di siang bolong?""Kemungkinan besar mereka anak buah Tiano. Ilham yang kamu tangkap siang tadi juga anak buah Tiano."Ekspresi Damian menjadi masam. "Kuncinya adalah Ilham nggak mengakui bahwa dia memiliki hubungan dengan Tiano. Dia bersi
Meskipun aku merasa sangat sedih, aku tidak dapat memikirkan cara yang lebih baik.Aku tidak menyangka semuanya akan menjadi seperti ini.Jangankan meminta uang. Aku takut Tiano mungkin ingin membunuhku."Kalau begitu, mari kita kembali ke Kota Jimba sore ini untuk menghindari Tiano membuat masalah lagi padamu," saran Dora.Aku juga berpikir seperti itu.Ibu kota adalah wilayah Tiano. Begitu datang, aku telah menyebabkan masalah besar untuknya. Tiano pasti tidak akan melepaskanku.Kami tidak tinggal lebih lama lagi. Kamu langsung mengurus prosedur check-out.Aku berpikir untuk kembali ke Kota Jimba sesegera mungkin.Namun, saat mobil sudah setengah jalan, aku menyadari ada sesuatu yang salah.Ada sedan hitam yang mengikuti kami sepanjang jalan.Untuk memastikannya, aku mengambil jalan memutar. Namun, mobil itu masih mengikuti kami."Celaka, kita sedang diikuti," kataku pada Dora dengan berat hati.Dora menoleh ke belakang. Dia segera mengambil keputusan. "Langsung pergi ke kantor polis
Aku tidak berkata apa-apa. Aku berbalik dan mencoba untuk berlari keluar.Ilham menyadari tindakanku. Dia segera berkata kepada anak buahnya, "Hentikan dia. Cepat hentikan dia. Jangan biarkan dia lolos!"Ketiga anak buahnya segera berlari ke arahku.Aku melihat mobil polisi datang hingga memberiku harapan.Aku menendang salah satu anak buah itu hingga terjatuh di lantai.Namun, salah satu anak buahnya menarik bajuku dan yang satu lagi menarik tasku, sehingga aku tidak dapat melarikan diri tepat waktu.Mereka berusaha mati-matian untuk merebut tas itu.Ilham juga berusaha untuk memasukkan uang di lantai ke dalam tasnya dan mencoba melarikan diri.Dalam situasi darurat, aku langsung melompat ke arah anak buahnya dan mendekap erat tas itu dengan tubuhku."Sialan, matilah!"Aku mendengar raungan Ilham. Aku berbalik tanpa sadar. Aku melihat Ilham memegang belati dan hendak menusukku.Aku segera menghindar, tetapi belati itu tetap menggores bahuku.Bahuku tergores. Sementara anak buahnya yan
"Kalau kamu mengambil uang itu dan menghabiskannya, polisi akan segera menangkapmu."Aku tercengang dan ketakutan.Aku hanya melihat insiden pencucian uang dalam novel dan film. Aku tidak menyangka akan menemuinya dalam kehidupan nyata.Selain itu, itu adalah jebakan yang sengaja dipasang untuk mencelakaiku.Bagaimana mungkin manusia biasa sepertiku pernah mengalami hal seperti itu?Saat itu, aku merasa sangat gugup."Sialan. Berengsek sekali, mereka mau mencelakaiku seperti ini.""Aku mau lapor polisi!"Aku mengeluarkan ponselku. Namun, aku merasa gelisah lagi, jadi aku menatap Jeff dan bertanya, "Menurutmu, apa aku bisa menghukum mereka kalau aku lapor polisi?""Buktinya kuat, jadi kamu dapat menghukum mereka. Kalau kamu dapat melibatkan dalang di balik ini, kamu akan memberikan kontribusi besar."Aku tidak peduli apakah akan melibatkan dalangnya atau tidak. Aku tidak bisa melepaskan mereka begitu saja.Mereka bahkan menggunakan metode ini untuk mencelakaiku. Beruntungnya, aku mengun
Saat aku keluar dari mal, waktu sudah hampir pukul 12. Aku langsung kembali ke hotel.Setelah istirahat sebentar, aku akan pergi ke Perusahaan Handa sebentar lagi.Dora tidak ada di kamarnya. Dia pasti mengajak Lionel berbelanja.Aku bisa bersantai.Aku bermain ponselku di kamar sebentar. Saat jam satu, aku berangkat menuju Perusahaan Handa.Jam setengah dua, aku tiba di Perusahaan Handa.Aku menambahkan kontak WhatsApp Jeff, lalu mengirimkan lokasinya.Dalam waktu kurang dari 20 menit, seorang pemuda tampan berjas muncul di hadapanku.Dia adalah Jeff, Direktur Keuangan Perusahaan Isabell.Saat pertama kali melihat Jeff, aku merasa kagum dan hormat yang mendalam terhadapnya.Jeff memiliki temperamen yang lembut dan elegan. Dia juga sangat tampan. Hal yang terpenting adalah dia memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.Aku memperkenalkan diri.Jeff berjabat tangan denganku dengan sopan.Aku menjelaskan situasiku padanya secara singkat. "Aku nggak tahu trik apa yang akan mereka lakukan na