Share

Bab 525

Author: Galang Damares
Pertama, aku takut mati. Kedua, aku tidak nyaman.

Menimpa wanita cantik tanpa berbuat apa pun terasa sangat menyiksa.

Namun, Helena memeluk erat pinggangku. "Kemarin, kamu membiarkanku tidur di pelukanmu. Hari ini, kok nggak mau berbaring di atas tubuhku?"

"Beda."

"Apanya yang beda? Apa berbaring di pelukanmu bukan termasuk kontak fisik?"

Menurutku, kedua hal ini berbeda, tetapi aku tidak bisa mengutarakan alasannya.

Pada akhirnya, aku pun berkata, "Oke, kuturuti kemauanmu. Tapi, kamu harus janji, nggak boleh ajukan permintaan aneh-aneh."

"Kali ini, kamu harus tepat janji. Kalau nggak, aku nggak bakal layani kamu lagi."

Dengan adanya pengalaman sebelumnya, aku pun memperingatkan Helena.

Dengan begitu, Helena tidak akan mengingkari janjinya.

Mendengar ucapanku, Helena tersenyum puas. "Oke, aku setuju. Aku janji, kali ini aku akan menepati janjiku."

Setelah Helena berkata demikian, aku perlahan-lahan mendekatkan tubuhku.

Helena menatapku dengan sepasang mata belo. Alhasil, aku agak malu.
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 526

    "Jawab, cepat jawab." Helena memaksaku untuk memilih.Namun, sebenarnya hatiku lebih mengarah ke Kak Nia.Kak Lina bagaikan dewi yang memberiku kebebasan untuk memilih. Namun, di saat aku membutuhkan, dia siap menjadi sandaranku.Dia seperti pasangan hidupku! Aku bersedia bekerja keras untuknya, menikah dan mempunyai anak dengannya, bahkan menghabiskan sisa hidup bersamanya!Sedangkan sejak pertama kali Wiki membawa Kak Nia pulang ke desa, dia sangat cantik dan memukau. Dia menciptakan kesan yang mendalam di hatiku.Beberapa tahun ini, Kak Nia sering muncul di mimpiku. Kak Nia-lah yang mengubahku dari anak laki-laki menjadi pria dewasa!Kak Nia berperan penting dalam proses pertumbuhanku.Kalau dia bukan kakak iparku, aku pasti akan mengejarnya.Jadi, kalau dibandingkan, Kak Nia lebih berarti dari Kak Lina.Namun, aku tidak mungkin berbuat seperti itu dan tidak boleh berbuat seperti itu!Bagaimanapun, kita harus menerima kenyataan.Jadi, aku berbohong. "Tentu saja, Kak Lina. Dia adalah

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 527

    Aku panik dan gelisah. Pada saat yang sama, aku pun takut Bella salah paham.Tatapan kaget Bella perlahan-lahan diselimuti dengan amarah.Namun, hal yang tidak kuduga adalah dia tidak melampiaskan amarahnya padaku. Dia malah menatap Helena dengan ekspresi dingin!"Helena! Apa yang kamu lakukan?" seru Bella pada Helena. Suaranya sangat kuat, seolah-olah jantungnya akan meledak.Sedangkan Helena menjawab dengan acuh tak acuh, "Apa yang aku lakukan? Bukannya kamu sudah lihat?""Kamu sudah bosan hidup? Kalau kamu mau mati, jauhi aku. Jangan permalukan diri sendiri!"Sialan, ucapan Bella kasar sekali.Bukankah mereka bersahabat? Mempermalukan diri sendiri? Bisa-bisanya dia mengucapkan kata-kata seperti ini?Dilihat dari sikapnya, dia seolah-olah ingin menerkam Helena."Hari ini, suasana hatiku baik. Aku nggak mau berdebat denganmu." Helena sangat murah hati, dia sama sekali tidak marah.Dia perlahan-lahan memakai pakaiannya.Aku cukup mengagumi wanita ini.Setelah dimarahi oleh sahabatnya s

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 528

    Aku memasukkan tip itu ke kantong. Di bawah tatapan kagum para rekanku, aku mengantar Helena meninggalkan klinik.Helena memintaku mengantarnya sampai ke depan Porsche.Aku tahu dia sengaja.Aku sudah terbiasa dipersulit olehnya, ini bukanlah apa-apa.Aku membukakan pintu Porsche, lalu membungkukkan badan untuk mempersilakannya masuk.Apa boleh buat? Tamu adalah raja!Wanita ini baru memberiku tip besar, aku harus melayaninya dengan baik.Bagaimanapun, aku harus menghormati uang yang dia berikan.Ketika Helena masuk ke Porsche, aku bertanya padanya, "Wanita itu mengataimu seperti itu, kamu nggak marah?""Kenapa aku harus marah?""Menghadapi situasi seperti itu, bukankah wajar kalau kamu marah?""Siapa pun yang mengalaminya, pasti akan marah. Justru aneh kalau kamu nggak marah."Helena menatapku sambil tersenyum, "Singkatnya, aku merasa aku nggak perlu marah. Marah bisa menimbulkan kerutan, aku nggak mau jadi jelek."Aku bertanya dengan penasaran, "Bagaimana dengan keseluruhan?""Keselu

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 529

    "Kalau begitu, biar kucoba." Yasan menjadi sangat bersemangat.Kemudian, dia memasuki ruanganku.Kurang dari satu menit, dia keluar dengan tergesa-gesa.Dia berkata padaku dengan ekspresi masam, "Nggak, nggak. Wanita ini terlalu pemarah, aku nggak sanggup menghadapinya."Aku mencoba membujuk rekan lainnya, tetapi semuanya menyerah.Apa boleh buat? Aku terpaksa turun tangan.Aku menenangkan diri, lalu memberanikan diri untuk masuk ke ruanganku.Bella menyilangkan tangannya dengan ekspresi muram, dia menatapku dengan galak.Saking takutnya, aku tidak berani masuk.Aku berbalik pergi."Berhenti!" seru Bella padaku.Kemudian, dia bertanya padaku, "Apa hubunganmu dengan wanita itu?"Karena tidak bisa melarikan diri, aku terpaksa menjawab dengan jujur, "Nggak ada hubungan, dia pelangganku."Bella menghampiriku dan menatapku dengan dingin. "Cuma pelanggan? Kalau cuma pelanggan, kenapa kamu berbaring di atas tubuhnya?"Aku menjawab dengan jujur, "Dia memintaku berbaring seperti itu, aku bisa a

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 530

    Ternyata inilah tujuan Bella.Aku mengumpat dalam hati, 'Dasar licik!'Aku tidak akan menuruti kemauannya.Jadi, aku menggertakkan gigi dan berkata, "Jangan mimpi, aku nggak bakal menuruti kemauanmu. Pergi dari sini sekarang juga."Bella sama sekali tidak takut. Dia menyilangkan tangannya sambil menatapku dengan tenang. "Kamu yakin ingin mengusirku? Aku datang buat dipijat.""Yakin, sangat yakin!" Saking marahnya, aku tidak memedulikan hal lain.Bella tersenyum sinis sambil berkata, "Oke, tapi kujamin kamu bakal minta aku kembali."Setelah berkata demikian, dia berbalik pergi.Aku tahu dia pasti akan mengadu pada bosku. Tidak masalah, aku tidak takut.Aku tidak mungkin tunduk padanya hanya karena takut dilaporkan.Selain itu, aku mempunyai bukti bahwa dialah yang semena-mena.Aku percaya Pak Harmin adalah bos yang adil. Dia tidak akan memercayai wanita itu secara sepihak.Setelah Bella pergi, alat vitalku sangat kesakitan. Aku ingin melepas celana untuk memeriksanya.Karena takut Bella

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 531

    Namun, aku tidak menunjukkannya.Sekarang, Bella memegang kunci kamar pribadiku. Aku takut jika membuat Bella marah, Bella akan segera keluar, lalu berbicara omong kosong pada orang-orang.Aku memaksakan diri untuk tenang, lalu berkata, "Oke. Katakan apa maumu."Senyuman di wajah Bella menghilang. Kemudian, dia berkata sambil memandangku dengan ekspresi serius, "Seperti yang aku bilang sebelumnya, menjauh dari Helena. Ke depan, jangan berhubungan dengannya lagi.""Nggak masalah. Aku bisa melakukannya, tapi syaratnya sahabatmu juga bisa menjauh dariku."Bella berkata dengan ekspresi datar, "Ke depan, kalau dia datang menemuimu, jangan pedulikan dia.""Aku juga mau. Kuncinya, apa aku bisa mengambil keputusan sendiri?""Aku nggak perlu menjelaskan identitas Helena lagi, 'kan? Dia bisa mengendalikanku seperti kamu mengendalikanku. Apa yang bisa aku lakukan?""Kalian adalah orang bermartabat dan berstatus. Aku hanyalah orang biasa. Aku mohon jangan mempermainkanku lagi, oke?"Aku sangat mar

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 532

    Saat ini, aku sedikit terstimulasi oleh Bella. Aku tidak menahan emosiku sama sekali. Sebaliknya, aku malah berdebat dengan Bella dengan tidak tahu diri, "Kamu ini benar-benar menarik. Kamu meremehkanku, tapi kamu masih berhubungan denganku beberapa kali.""Kamu meremehkan aku atau meremehkan dirimu sendiri?""Diam. Aku sudah bilang jangan mengungkit masalah itu lagi!" bentak Bella padaku.Aku membantah dengan nada dingin, "Bukannya aku sengaja melakukannya. Kamu yang memaksaku melakukannya.""Pahami posisimu dengan jelas. Kamu nggak mau mengakui hubungan di antara kita. Kalau begitu, kamu nggak berhak mencampuri urusanku.""Kamu nggak bisa menyuruhku seperti ini. Aku benar-benar benci kelakuanmu ini."Semakin berbicara, aku menjadi semakin bersemangat. Aku memarahi Bella tanpa memedulikan apa pun.Kali ini, Bella tidak langsung memarahiku. Melainkan, Bella memilih untuk diam.Aku tidak tahu apa yang Bella pikirkan.Setelah beberapa saat, Bella tiba-tiba berbalik dan pergi. Tindakannya

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 533

    Aku berkata kepada Sharlina, "Kamu masuklah. Minta Pak Yasan memijatmu juga. Keterampilan Pak Yasan sangat bagus.""Aku nggak punya uang. Lupakan saja," kata Sharlina sambil menggelengkan kepalanya.Aku langsung berkata, "Aku akan membayarnya. Kamu masuk saja."Sharlina membelalakkan matanya sambil menatapku dengan ekspresi bingung.Aku tidak ingin menjelaskan kepada gadis lugu ini.Aku berkata, "Kenapa kamu melihatku? Cepat masuk. Kamu adalah adik sepupu Kak Lina. Jadi, kamu adalah sepupuku. Bukankah pantas kakak sepupu membantu adiknya?"Sebenarnya, aku hanya beberapa tahun lebih tua dari Sharlina. Aku memang tidak begitu pantas memanggilnya adik.Namun, Sharlina benar-benar lugu. Dia tidak keberatan aku memanggilnya adik sama sekali.Sharlina memang lugu. Dia tidak berpikir panjang sama sekali. Sharlina malah merasa sangat malu.Sharlina berkata dengan wajah memerah, "Kamu ... kamu benar-benar berpacaran dengan kakakku?""Jangan bertanya urusan orang dewasa. Cepatlah masuk."Sharlin

Latest chapter

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 927

    "Sebelum aku bosan denganmu, aku akan membiarkanmu memanfaatkanku beberapa kali lagi. Kalau suatu hari nanti aku bosan denganmu, kamu nggak akan punya kesempatan untuk memanfaatkanku lagi."Aku merasa seakan aku hampir kehilangan sesuatu yang awalnya menjadi milikku.Aku tanpa sadar memeluk pinggangnya. "Apa maksudmu? Aku sendiri nggak cukup? Kamu masih ingin mencari orang lain?"Nancy terkekeh. "Bagaimana mungkin aku merasa cukup? Aku ingin punya banyak pacar. Aku bisa bersama pria berbeda setiap harinya.""Dasar wanita jahat. Aku nggak akan membiarkanmu melakukan ini." Aku menariknya ke dalam pelukanku dengan erat.Nancy sengaja menggigit bahuku. Aku merasa sakit, tetapi juga bersemangat.Seketika, hasratku langsung bangkit."Dasar penggoda!""Aku ingin mengisap energimu, apa kamu bersedia?" Nancy menatapku sambil tersenyum. Bibirnya yang merah dan indah itu tampak sangat menggoda.Aku melihat ke arah kamar mandi, lalu berkata, "Aku bersedia. Tapi, bukan di sini.""Kalau begitu, kita

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 926

    Tentu saja Nancy bukan wanita baik-baik. Wanita yang benar-benar baik seperti Lina yang lembut dan pengertian. Wanita seperti itu sangat cocok untuk dinikahi.Namun, aku tidak bisa mengatakannya.Nancy tersenyum dan berkata, "Aku akan pergi ke rumah Nia. Kita akan bertemu nanti.""Oh."Dalam hatiku, aku tidak ingin Nancy pergi karena aku ingin berduaan dengan Nia.Namun, Nancy bilang dia ingin pergi. Aku tidak mungkin bisa menghentikannya. Bagaimanapun, dia baru saja bercerai. Dia mungkin sedang tidak dalam suasana hati yang baik.Setelah pulang kerja, aku pergi ke rumah Nia. Namun, Nancy telah tiba terlebih dahulu."Akhirnya, Edo tiba. Kemarilah dan pijat aku." Saat Nancy melihatku, dia segera berbaring di sofa. Kemudian, aku memijatnya.Setelah beberapa hari tidak bertemu, Nancy tetap tampak menawan dan memesona seperti biasanya.Saat melihat Nancy, perasaan ingin menjaga jarak darinya pun menghilang.Saat Nancy berbaring di sofa, bentuk tubuhnya yang seksi dan proporsional pun terek

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 925

    Saat memijat baru-baru ini, dia bahkan sengaja memberi isyarat kepada kliennya.Hal ini tidak diizinkan di klinik kami.Aku mencari Allan. Aku memutuskan untuk berbicara dengannya.Di dalam kantor.Allan duduk di hadapanku.Aku tidak menyalahkannya secara langsung. Namun, aku bertanya padanya terlebih dahulu, "Apa kamu lupa aturan Pak Harmin?""Nggak.""Lalu, kenapa kamu melakukan itu?""Edo, aku nggak bermaksud menyerangmu. Aku kekurangan uang akhir-akhir ini. Aku sangat butuh banyak uang sekarang.""Kenapa? Apa yang terjadi?" Aku juga mengetahui bahwa dia tidak ingin menyerangku. Jika tidak, aku tidak akan berbicara padanya dengan sopan.Allan menundukkan kepalanya dan tidak mengatakan apa-apa.Aku berkata dengan sabar, "Kamu boleh memilih nggak mengatakan apa pun, tapi kamu nggak boleh melanggar peraturan toko. Kalau aku tahu kamu memberi isyarat kepada klien lain kali, aku akan memecatmu."Allan tidak berkata apa-apa. Dia hanya berbalik dan pergi dalam diam.Aku duduk sendirian di

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 924

    Saat aku mendengar Citra tiba-tiba berkata seperti itu, aku berhenti dan membiarkan dia memegang lenganku dengan patuh.Namun, saat aku melihat sekeliling, aku tidak melihat seseorang pun yang melihat ke arah kami.Mungkinkah mantan pacarnya tidak memperhatikan kami?Aku bertanya, "Di mana mantan pacarmu?""Sebenarnya, aku nggak punya mantan pacar."Wajahku langsung menjadi masam. "Kamu gila, ya? Apa kamu pikir menyenangkan bermain-main denganku?"Aku menepis tangannya dengan tidak sabar.Citra menghela napas dan berkata, "Sejujurnya, sebenarnya aku adalah seorang aktor.""Kalau kamu aktor, aku adalah aktor papan atas."Aku tidak ingin memedulikannya lagi. Aku langsung berbalik dan pergi.Aku berpikir bagaimana mungkin Raul yang begitu disegani itu punya cucu gila seperti itu?Dia seperti psikopat.Setelah kembali ke meja, aku menyembunyikan emosiku. Hal ini karena aku tidak ingin Raul mengetahuinya.Tidak lama kemudian, Citra juga berjalan masuk. Wanita itu mengabaikanku. Dia terus be

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 923

    Gadis itu berlari mendekat sambil tersenyum dan memeluk Raul erat-erat. "Kakek, lama tak jumpa. Aku kangen banget sama Kakek.""Kamu ini, kamu sudah dewasa. Kenapa kamu masih bersikap sembrono? Omong-omong, sepupumu pergi ke Kota Brando beberapa hari lalu. Apa kamu bertemu dengannya?""Aku sudah bertemu dengannya. Gadis sialan itu bilang ingin membesarkan dadanya. Aku memarahinya. Alhasil, dia malah marah padaku. Aku mengajaknya untuk kembali bersama, tapi dia menolak.""Bocah itu, kenapa dia mau membesarkan dadanya? Setiap tubuh gadis berbeda-beda. Bagaimana mungkin semua orang terlihat sama? Apa gunanya itu?"Aku tidak ingin mengganggu mereka mengobrol, jadi aku berdiri agak jauh. Sebenarnya, aku tidak bisa mendengar apa yang mereka katakan.Keduanya mengobrol sebentar, lalu gadis itu menatapku dan bertanya pada Raul siapa aku.Raul memperkenalkan satu sama lain. "Namanya Edo, dia cucunya teman lamaku. Dia yang mengantarku ke bandara tadi. Edo, ini cucuku, namanya Citra.""Halo." Saa

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 922

    Enzi dan Sendy menatapku seolah mereka ingin memakanku.Aku tahu apa yang aku lakukan ini sangat berani dan lancang. Namun, situasi sangat mendesak sehingga aku tidak punya pilihan lain.Aku hanya berharap Raul dapat menstabilkan penyakit Harmin sesegera mungkin.Saat Raul mengobati Harmin, aku terus memperhatikan Enzi dan Sendy.Begitu mereka sedikit pulih, aku akan menusuk mereka lagi.Pada akhirnya, sorot mata Enzi bukan lagi ingin memakanku, melainkan dia tampak ingin menelanku hidup-hidup.Sebenarnya, aku tidak berdaya. Bahkan tanganku yang menusuk mereka pun bergetar.Waktu terus berlalu.Akhirnya, tiga jam kemudian, Raul mengatakan bahwa akupunktur telah selesai.Akhirnya, aku bisa bernapas lega.Saat ini, aku menyadari tubuhku basah oleh keringat dingin. Kaosku bahkan melekat di badan.Aku bergegas keluar untuk memeriksa Harmin. "Pak Harmin, bagaimana keadaanmu sekarang?"Harmin tampak sangat lemah.Raul berkata, "Pasien masih sangat lemah setelah akupunktur. Dia perlu istiraha

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 921

    Enzi menatap Harmin dari atas ke bawah dengan ekspresi sedih, tetapi nadanya terdengar lembut. "Harmin, Ayah bukannya nggak percaya pengobatan tradisional, tetapi kanker hati nggak bisa disembuhkan oleh pengobatan tradisional. Ibumu dan aku telah menemukan rumah sakit penyakit hati terbaik untukmu di Kota Brando. Hari ini, kami akan membawamu ke Kota Brando."Sendy juga datang. "Yah. Harmin, rumah sakit yang kami temukan untukmu sangat andal dalam mengobati penyakit hati. Dokter ahli mereka telah mempelajari penyakit hati selama lebih dari sepuluh tahun. Kamu harus percaya pada kami."Keduanya berbicara dengan sungguh-sungguh. Saat memperlakukan Harmin, sikap mereka sangat lembut.Orang luar dapat merasakan bahwa kedua orang tua itu benar-benar memperlakukan Harmin seperti putra kandung mereka.Namun, apa pun yang dikatakan Harmin dan Yuna, mereka tidak mau menggunakan pengobatan tradisional.Kakek Raul tidak mengatakan apa-apa. Raul hanya ingin membantu. Jika mau diobati, dia akan men

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 920

    "Kalau begitu, katakan yang sebenarnya. Dengan siapa kamu berencana memakai barang-barang ini? Kamu berencana untuk memakainya dengan sepupuku?"Aku segera menggelengkan kepalaku. "Jangan beromong kosong. Aku selalu menghormati Bu Yuna. Aku nggak pernah berpikir untuk mendekatinya.""Ha, jadi maksudmu kamu mengincarku?" Jalan pikiran wanita ini sungguh aneh.Aku benar-benar berkata dengan tidak berdaya, "Aku juga nggak mengincarmu."Dora berkacak pinggang dan melotot ke arahku dengan marah. "Kenapa? Aku nggak cantik?"Aku terdiam seribu bahasa.Aku mengerti mengapa orang-orang di internet selalu mengatakan bahwa kita tidak boleh berdebat dengan wanita.Karena masalah tidak mungkin dijelaskan."Aku menyerah, Bu Dora. Kita akhiri saja masalah ini."Aku ingin segera melarikan diri.Namun, saat aku hendak mengambil barang-barang itu, Dora menghentikanku lagi. "Serahkan barang-barang ini padaku dulu.""Untuk apa kamu menginginkan benda-benda ini ...." Tiba-tiba aku teringat sesuatu. "Kamu i

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 919

    "Aku merasa Yuna banyak berubah sejak kembali dari Vila Dragonfly, tapi aku nggak tahu di mana perubahannya."Aku berpikir dalam hati, "Nggak mungkin, 'kan? Apa orang itu benar-benar Bu Yuna?"Hanya saja, Yuna menyamar dengan sangat baik di hadapanku. Jadi, aku tidak pernah menyadarinya?Tidak, tidak, tidak. Aku tidak berharap seperti itu. Aku lebih berharap orang itu adalah Tiara.Namun, Harmin melanjutkan, "Yuna adalah wanita yang sangat tertutup. Kami saling kenal sejak muda. Sampai kami menikah, dia tidak pernah berinisiatif untuk menggodaku. Tapi, akhir-akhir ini dia sering memberi isyarat padaku. Terkadang, dia bahkan mengatakannya langsung ...."Begitu mendengarnya, aku berkeringat dingin dan ketakutan.Aku merasa semakin panik.Namun, aku berkata, "Mungkin ... mungkin Bu Yuna dipengaruhi oleh sahabatnya. Jadi, dia berpikiran lebih terbuka?""Mungkin saja. Terakhir kali, dia pergi ke Vila Dragonfly, semua sahabatnya juga ikut. Aku tahu sahabatnya sangat berpikiran terbuka, terut

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status