Share

Bab 183

Penulis: Mirah Official
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-19 21:14:03

Shiren terbangun dari tidurnya dengan perasaan kacau luar biasa. Dia menoleh ke samping untuk memeluk Nicholas. Tetapi, sisi ranjang yang biasa dihuni Nicholas kosong.

"Nicholas ... Sayang?" panggil Shiren dengan suara teramat pelan nyaris seperti bisikan. Kamar besarnya yang biasa terlihat nyaman kini malah terlihat menyeramkan dan membuat Shiren sangat tidak nyaman.

Karena suaminya tak kunjung datang, Shiren memilih untuk mencari sendiri meskipun dia malas sekaligus takut turun dari ranjang. Seraya memanggil-manggil nama sang suami, Shiren mendatangi tempat-tempat seperti ruang kerja dan kamar mandi.

"Kamu ini di mana sebenarnya? Kenapa tidak tidur di sampingku?" gerutu Shiren merasa kesal belum juga berhasil menemukan sang suami.

Ketika hendak keluar dari kamar, Shiren baru teringat ada satu tempat lagi yang belum dia kunjungi di sekitar kamar. Tempat yang sangat Nicholas sukai.

Dan ketika Shiren mendatangi tempat itu, Nicholas benar-benar ada di sana sedang menikmati satu bungkus
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 184

    Beberapa minggu kemudian, tiba saatnya Shiren melahirkan. Hari yang teramat mendebarkan bagi semua orang yang menyayanginya. Saat ini Shiren dan keluarga masih berada di perjalanan menuju rumah sakit. Sepanjang jalan mereka tak henti berdoa agar diberi kelancaran segala prosesnya."Kenapa malah kamu yang terlihat sangat tegang dibanding Shiren? Lihat istrimu, dia bisa santai," ucap Cassie yang sudah tak tahan melihat raut wajah Nicholas penuh ketegangan. Lagi-lagi Shiren ikut memerhatikan wajah Nicholas. Dan ya, terlihat seperti menahan segala bentuk ketakutan dan juga keresahan."Kami pasti baik-baik saja, Ayah. Tenanglah," ucap Shiren menenangkan. Diusapnya bahu sang suami dengan lembut serata tersenyum manis.Nicholas mengangguk cepat. "Ya, kalian memang harus selamat. Terutama kamu," balas Nicholas. Nicholas kembali memeluk Shiren juga mencium puncak kepala wanita itu berkali-kali. Setibanya di rumah sakit, Shiren segera dimasukkan ke dalam ruangan khusus yang sudah disiapkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 185

    Nicholas takjub bukan main melihat kedua buah dada sang istri yang resmi menjadi hak milik ketiga anaknya. Shiren juga begitu senang langsung bisa memberikan ASI tanpa melewati banyak drama. Shiren dengan adil menyusui mereka bergantian."Ah iya, kalian belum memberitahu kami tentang nama mereka," celetuk Belinda yang sedang membantu Shiren menemukan posisi yang nyaman untuk menyusui si bungsu."Setelah ini akan kuberitahu. Seminggu yang lalu kami sudah menemukan nama yang tepat," ucap Nicholas. Shiren ikut mengangguk."Baiklah. Tunggu si bungsu kenyang dan mereka kembali berkumpul. Ibu percaya nama yang kalian siapkan pasti sangat indah dan bermakna."Nicholas mengambil satu bayinya yang sudah selesai disusui. Aroma napas bayi setelah menyusu berhasil menjadi candu sang ayah.“Kenapa kamu sangat mungil? Jari-jarimu bahkan seperti kacang.” Nicholas berpindah menciumi jari-jari lucu bayi itu. Jika tidak takut anaknya akan menangis dan kesakitan, sudah sedari tadi Nicholas menggigit jar

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 186

    Di pojok ruangan, tangis Nicholas tumpah melihat perjuangan sang istri. Melihat bagaimana Shiren belajar berjalan lagi diiringi rasa sakit yang begitu dahsyat, berhasil membuat seorang Nicholas menangis tersedu. "Ayo bantu aku lagi, sekarang sudah tidak sakit," ucap Shiren yang masih duduk di atas ranjang. Sebelumnya dia sudah berhasil berdiri, tapi karena Nicholas benar-benar tidak tega, Shiren akhirnya dipaksa untuk duduk lagi dan Nicholas menangis di pojok ruangan. "Operasi ini operasi terbaik, Tuan. Rasa sakitnya tidak akan seberapa dan hanya bertahan beberapa waktu. Nyonya Shiren harus belajar berjalan dan duduk dengan baik agar terbiasa," timpal dokter ikut membujuk Nicholas. Cassie segera mendekat pada anaknya, mengusap bahu sang anak dengan lembut. "Istrimu itu sangat kuat, rasa sakitnya memang sangat wajar dia alami. Kalau kamu tidak sanggup membantu Shiren, biarkan dia dibantu oleh dokter

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 187

    Jantung Nicholas sudah hampir berhenti berdetak ketika ruangan yang dia yakini ruangan sang istri kosong tidak ada seorang pun. Namun, kedatangan Jay berhasil membuat Nicholas sadar bahwa dia salah ruangan.“Bagaimana bisa kamu mendatangi ruangan kosong ini dan yakin Shiren ada di sini?” kesal Jay tak habis pikir. Dia juga hampir terkena serangan dari kakak iparnya sendiri tadi.Nicholas menggaruk tengkuknya yang tak gatal, dia juga bingung kenapa bisa pikun seperti ini. “Tidak tahu. Terima kasih sudah mengingatkanku,” ucap Nicholas lalu menepuk bahu Jay sebelum pergi. Kini dia mendatangi ruangan di ujung yang berlawanan dengan ruangan saat ini, di sanalah istri dan keluarganya berada.“Kamu kenapa lama sekali?” todong Shiren ketika Nicholas baru saja membuka pintu. Shiren sudah berada di posisi nyamannya lagi sedang menyusui Aland. “Lihat apa yang aku bawa, makanan kesukaanmu dan makanan kesukaan keluarga kita. Juga bunga untuk menghar

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 188

    “Kamu sedang menginginkanku?” tanya Shiren pada Nicholas yang sangat nyaman mencium ceruk lehernya. Nicholas tidak mengiyakan atau pun berkata tidak. Dia sangat takut jawabannya ini menyinggung perasaan sang istri. “Aku bisa membantumu, Sayang. Meskipun tidak semaksimal sewaktu aku sehat, setidaknya aku bisa sedikit melayani,” ucap Shiren dengan begitu tulus. Nicholas sontak terdiam, dia hampir melupakan fakta bahwa istrinya sangat hebat. Dan tanpa berlama-lama lagi Nicholas segera mengiyakan dan mencari posisi nyaman untuk dirinya maupun Shiren. Beruntung saat ini mereka sudah berada di rumah sejak dua hari yang lalu. Sekitar satu minggu Shiren menginap di rumah sakit rasa hotel berbintang sampai keadaannya benar-benar memungkinkan untuk dibawa pulang. “Kamu nyaman seperti itu?” tanya Nicholas sambil membantu Shiren mengikat rambutnya yang terurai agar tidak mengganggu kegiatan. “Tentu saja nyaman, kamu tid

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 189

    "Ah, kenapa waktu berjalan begitu cepat? Besok aku sudah harus kembali bekerja dan meninggalkan kamu dan anak-anak selama seharian. Rasanya aku tidak sanggup," keluh Nicholas merasa keberatan. "Lalu? Sampai kapan kamu ada di rumah dan menyerahkan tanggungjawab yang menggunung itu pada Robert? Sudah dua minggu kamu di rumah, Sayang," ucap Shiren dengan lembut. Dia sangat berusaha untuk tidak menyinggung Nicholas selagi merayu. Dia sangat kasihan pada nasib Robert. Nicholas menghela napas berat, apa yang dikatakan istrinya memang sangat benar. "Baiklah, besok aku akan pergi bekerja. Dan kamu, jangan pernah jauh-jauh dari ponsel. Akan aku hubungi kalau aku sedang rindu. Kalau sampai tidak diangkat, aku akan pulang dan berhenti bekerja," ancam Nicholas berhasil membuat Shiren membelalak tak percaya. "Yang benar saja!" sentak Shiren mulai galak. Dia sampai berkacak pinggang di hadapan Nicholas yang sedang duduk di sofa setel

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 190

    Pagi sebelum Nicholas pergi berangkat bekerja, suhu tubuh Shiren tiba-tiba meningkat cukup parah membuat Nicholas panik dan membatalkan niatnya. Panik luar biasa melihat sang istri berbaring lemah sedangkan ketiga anaknya menangis bersama-sama. Jasmine, Belinda, dan Cassie langsung mengambil satu persatu bayi itu. “Kamu kenapa seperti ini, Sayang? Ada apa denganmu?” tanya Nicholas seraya mengusap-usap kepala Shiren. Meskipun sulit, Shiren berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan senyuman terbaiknya pada sang suami. “Sepertinya hanya demam biasa. Tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja,” ucap Shiren menenangkan. Nyatanya, Shiren tidak terlihat baik-baik saja seperti yang dia katakan. Wajah yang selama ini bersinar ceria kini tampak pucat meskipun masih dihiasi senyuman yang sama. Suami mana yang tidak panik jika ada di posisi Nicholas saat ini? Kurang dari sepuluh menit, dokter pun datang dengan membawa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 191

    “Tidak! Mereka anak-anakku, darah dagingku sendiri, mereka harus tumbuh dari air susuku! Sekalipun aku harus mati karena menyusui, aku akan tetap melakukannya,” marah Shiren, matanya menatap tajam sang suami yang sedang memegang satu bungkus susu formula. Bukan tanpa alasan Nicholas menghabiskan waktu yang cukup lama untuk menebus obat padahal jarak dari rumahnya dengan apotik cukup dekat, dia sempat menghubungi dokter anak terlebih dahulu untuk meminta rekomendasi susu formula yang paling baik. “Tapi kamu kesakitan, Sayang. Setidaknya selagi menunggu luka di payudaramu sembuh, mereka bisa minum susu ini dulu,” ujar Nicholas tak kalah kukuh dengan pendapatnya. Pelan-pelan Shiren mencoba untuk lebih tenang, dia tahu niat suaminya ini sangat mulia. Tapi, entah mengapa baginya malah seperti meremehkan. “Kamu bukan dokter, Suamiku. Yang lebih ahli pun hanya menyarankan agar aku menggunakan salep, tidak sampai berhenti menyusui meskipun hanya be

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25

Bab terbaru

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Extra Part

    "Ohh, Sayang, kenapa kamu tidak menua sama sekali?" tanya Shiren dengan suara sensual saat merasakan badai kenikmatan yang tidak berkesudahan dari sang suami. Melihat bagaimana gagahnya pria ini memberikan sentuhan cinta yang tak pernah berubah dari awal mereka bersama. Nicholas mencecap habis seluruh rongga mulut Shiren seakan ingin menyatukan dua raga yang berbeda. Dan untuk yang ke sekian kalinya, mereka menikmati puncak kenikmatan bersamaan dengan rasa cinta yang semakin meluap.Nicholas ambruk di samping sang istri, memandang penuh bahagia pada seorang wanita yang sangat berarti di hidupnya."Harusnya aku yang bertanya seperti itu, Shiren. Kamu seperti vampir yang tidak pernah tua. Wajahmu saat masih gadis masih bisa aku lihat sekarang," balas Nicholas tak kalah pandai memuja sang pujaan hati.Shiren semakin menempel pada Nicholas seraya terkikik geli, dia naik ke atas perut Nicholas lalu berbaring di sana. "Andai aku bisa hamil lagi, aku rindu saat-saat mengandung dan dimanja

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Ekstra Part

    Nicholas memandang haru foto keempat anaknya yang tumbuh dengan sangat baik. Putri bungsunya bahkan sudah besar dan kini sudah memasuki sekolah menengah atas, tiga kakaknya yang lain sudah lulus dari perguruan tinggi dan sibuk dengan cita-cita mereka masing-masing.Nicholas tidak pernah terpikirkan sanggup menjalani kehidupan selama ini setelah berbagai macam badai yang dia lewati. Tentunya, bersama Shiren dia sanggup melewati segala hal."Melamun lagi? Agaknya lebih baik kita pergi berkencan daripada bosan di rumah. Ayo, aku sudah pesan tempat," celetuk Shiren membubarkan lamunan Nicholas.Ditariknya pinggang Shiren dengan lembut sampai tubuh itu jatuh dalam pangkuan Nicholas. Shiren hanya bisa diam dan menikmati rengkuhan hangat dari sang suami."Aku sangat mencintaimu, Shiren. Kamu segalanya untukku," lirih Nicholas tampak berhenti membelai lembut tubuh sang istri. "Aku juga. Aku juga sangat sangat mencintaimu," balas Shiren tak kalah lembut. Semakin tua Nicholas semakin manja dan

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Tamat

    "Nicholas, Shiren jatuh!"Tiga kata keramat itu berhasil membuat nyawa Nicholas hampir lepas dari tempatnya. Kandungan Shiren sangat lemah, dan beberapa hari yang lalu dokter sempat berkata padanya kalau Shiren tidak boleh jatuh-jatuh lagi atau akibatnya sangat fatal. Dan saat ini, hal yang sama terulang kembali."Shiren, jangan tidur! Tatap mataku dan jangan pernah tidur! Lihat aku lihat aku, kamu pasti baik-baik saja, kamu dan anak kita pasti selamat. Jangan tutup matamu, Sayang, aku mohon. Katakan apapun yang kamu rasa dan jangan pernah tidur!" Nicholas terus mengoceh dengan kedua kaki terus melangkah membawa istrinya keluar dari rumah. Dan saat masuk ke dalam mobil, Shiren hampir-hampir hilang kesadaran kalau Nicholas tidak semakin kuat berteriak."Shiren, ingat anak-anak dan aku, Sayang. Kamu tidak boleh seperti ini, kamu harus sembuh dan jangan pernah berniat meninggalkan kami. Lihat aku, kamu kuat dan harus bisa bertahan seperti apapun sulitnya. Aku mohon jangan tidur," pinta N

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 261

    Sepasang suami istri yang sedang berbuat mesum di salah satu gazebo pantai hampir saja terciduk oleh petugas keamanan. Beruntungnya mereka tidak sampai melepas pakaian dan dengan mudah menutupi inti diri agar tidak dilihat orang lain."Kami hanya duduk santai di sini, tidak macam-macam," ungkap Nicholas dengan raut wajah serius, berharap kalau dua petugas keamanan yang sedang menginterogasinya percaya."Baiklah, maafkan kami sudah mengganggu waktu Tuan dan Nyonya, mungkin tadi hanya perasaanku saja seperti mendengar suara-suara aneh. Di pantai daerah ini memang tidak boleh macam-macam, kami bukan budaya yang bebas," jelas salah satu dari mereka. Setelah tak ada lagi salah paham, mereka pun pergi."Astaga ... aku benar-benar malu! Bagaimana bisa kita hampir terciduk? Idemu sangat buruk," gerutu Shiren kesal luar biasa pada suaminya. Dia sudah tiga kali menolak ide gila Nicholas, namun pria ini tetap memaksa. Alhasil, hampir saja kelakuan buruk mereka diketahui oleh orang lain."Maafka

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 260

    Anak-anak di rumah tak kalah antusias dari orang tuanya yang sedang pergi berlibur. Mereka juga diajak pergi oleh Cassie dan Robert setiap pulang sekolah dan selalu pulang malam. Meskipun lelah menghadapi tiga cucunya yang sangat aktif, tapi Cassie dan Robert sangat senang. Mereka sangat puas bermain dengan anak-anak."Nenek, kami dan ayah lebih nakal siapa? Kata ayah, kami tidak nakal dan sangat baik seperti ayah kecil. Memangnya ayah tidak nakal? Aku tidak percaya sebenarnya," ujar Bernard mengungkapkan rasa penasarannya selama ini. Sudah cukup lama dia ingin bertanya namun baru ingat lagi sekarang.Cassie dan Robert sontak saling bertukar tatapan, Robert hanya bisa mengendikkan bahu dan menyerahkan urusan anak-anak pada Cassie. Robert pergi mencari angin di luar."Tentu saja, ayah kalian sangat baik dan tidak nakal. Maka dari itu kalian pun menjadi anak-anak yang tak beda jauh dengan ayah sewaktu kecil. Tapi tetap saja, mengurus tiga anak sekaligus tentu lebih melelahkan. Maka dari

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 259

    Selesai bercinta yang sangat membara, Shirren kembali diserang rasa lapar luar biasa. Namun sebelum keluar dari kamar, dia tak lupa untuk mengenakan pakaian tertutup dari leher sampai ujung kaki. Jangan sampai ada orang lain yang melihat motif polkadot di tubuhnya. "Anna, tolong buatkan paella dan churos, ya? Ah iya, buatkan juga espreso dan jus mangga," pinta Shiren pada pramugari yang melayani. Wanita bernama Anna itu langsung mengiyakan dan cepat-cepat pergi.Shiren tak langsung kembali ke kamar, dia berkeliling sebentar di dalam pesawat pribadi ini yang sangat luas dan nyaman. Sofa-sofa berbulu halus dan empuk itu berhasil mencuri perhatian Shiren."Ah ... pinggangku, sofa ini nyaman sekali," gumam Shiren setelah berhasil menemukan posisi nyaman di sofa tunggal yang sangat nyaman. Dia hampir tertidur jika Anna tidak datang membawa pesanan yang dia inginkan."Yang espreso tolong berikan pada suamiku." Anna lagi-lagi mengangguk patuh sambil menaruh paella, churos dan jus mangga yan

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 258

    "Tidak akan kumaafkan." Tiga kalimat yang Nicholas lontarkan berhasil membuat Shiren menahan napas, memandang Nicholas dengan tatapan tak percaya. Shiren menarik sebelah lengan Nicholas untuk dia peluk, dengan mudah dia kembali merengek sambil mengusal-usalkan tubuhnya pada Nicholas seperti anak kucing."Janganlah begitu ... kamu bukan tipe suami tanpa maaf untuk istri, aku tahu itu. Aku sangat sangat meminta maaf padamu, Suamiku. Tolong maafkan aku." Shiren terus merengek dan tak peduli pada pramugari dan pramugara yang berlalu lalang di sekitarnya. "Tapi aku belum mau memaafkanmu, bagaimana? Aku juga sakit hati dituduh yang tidak-tidak dan terus dimarahi sepanjang jalan," balas Nicholas semakin membuat Shiren kelabakan. Meskipun sang suami tidak acuh dan tidak jahat padanya, tetapi selagi maaf belum dia dapatkan, rasanya tidak akan pernah ada ketenangan."Kapan kamu mau memaafkanku memangnya? Apakah ada satu syarat yang perlu aku lakukan agar kamu mau memaafkanku?" tanya Shiren l

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 257

    Pihak keamanan restoran sangat pusing melayani nyonya Leonard yang menyebalkan, berulang kali melihat rekaman yang dia mau namun masih belum percaya juga."Kamu tidak disuap oleh suamiku, kan? Berapa banyak uang yang dia berikan untuk mengedit video sebenarnya? Akan kubayar sepuluh kali lipat asal kamu beri tahu aku yang asli, bagaimana?" tawar Shiren yang masih yakin suaminya ini berbohong.Dari rekaman yang dia lihat, memang Nicholas dan Lea sempat bersentuhan secara tidak sengaja. Tapi, rasanya dia masih belum yakin. Di pojok ruangan Nicholas hanya bisa diam menyaksikan bagaimana petugas keamanan bagian memantau cctv melayani istrinya. Dari raut wajahnya Nicholas sudah bisa menebak kalau petugas itu sudah sangat lelah. "Demi Tuhan aku tidak berbohong, Nyonya. Kami tidak pernah merekayasa rekaman-rekaman seperti ini karena sangat rumit dan bisa membuat sistem berubah-ubah. Dan juga tuan Nicholas tidak pernah menyuapku, kami saja bertemu baru kali ini," jelas petugas itu entah untu

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 256

    "Heh! Kamu cari kesempatan ya?!" Nicholas reflek mendorong tubuh Lea yang semula menempel pada tubuhnya. Heels yang Lea kenakan terlalu tinggi, alhasil salah sedikit saja dia hampir jatuh.Lea hampir jatuh untuk yang kedua kalinya jika tidak ditolong oleh sopir Nicholas. Setelah bisa berdiri dengan benar, barulah Lea membalas Nicholas yang seenak hati menuduhnya."Kamu pikir aku mau menempel padamu seperti tadi? Kalau bisa, pantatku yang cantik ini lebih baik menyentuh lantai daripada menyentuhmu. Dasar pria aneh!" cecar Lea menatap marah pada Nicholas yang menurutnya sangat sembarangan. Nicholas menghela napas pelan dan memilih diam, sebenarnya tadi dia hanya terkejut. Rasanya sangat tidak nyaman saat tubuh wanita lain menyentuh dirinya. Padahal, dia tahu sendiri kalau tadi Lea benar-benar jatuh dan tidak sengaja."Baiklah, aku minta maaf. Terima kasih atas waktu dan penjelasanmu malam ini," putus Nicholas sebelum masuk ke dalam mobil miliknya. Lea hanya mengangguk singkat dan dia

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status