“Tenang saja, petugas keamanan di hotel ini sangat ramah. Becak motorku pun diperbolehkan masuk dan mendapat slot parkir yang strategis,” ucap Ian tidak terlalu peduli.Jawaban Ian ini tentu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan Yanto. Dia berharap Ian akan malu-malu menjawab tentang keadaannya saat ini. Namun ternyata, Ian bersikap sangat biasa, seolah-olah Ian tidak peduli dengan semua kesulitannya.Kecewa atas sikap Ian yang tidak sesuai dengan perkiraannya, Yanto mengalihkan pembicaraannya. “Akhir-akhir ini, lapangan pekerjaan semakin sempit, jadi sangat sulit untuk mencari pekerjaan. Meski begitu, aku mendengar bahwa Guntur telah mendapat pekerjaan yang menjanjikan. Dia telah berhasil membeli rumah dan mobil, serta memiliki gaji yang cukup besar. Dia sungguh hebat,” ucapnya sambil melihat ke arah Guntur.Perkataan Yanto ini membuat banyak wanita di ruangan tersebut menoleh ke arah Guntur. Mereka semua sedikit penasaran dengan kisah hidup Guntur yang telah sukses.Guntur terseny
Ramainya suasana ruangan, membuat Ian tidak mendengar apa yang dibicarakan Lili dan Yuliani. Untungnya, Ian tidak menjelaskan lebih lanjut lokasi rumah dna juga luasnya. Jika Ian menjelaskannya secara detail, Lili dan Yuliani pasti akan langsung memarahinya, menuduhnya sedang berbohong. Tentu saja, jika itu terjadi, Ian tidak peduli dengan apa yang mereka katakan.Sementara Yanto dan Guntur, mereka tidak terlalu memperhatikan aktivitas Ian. Mereka asyik makan sambil terus memamerkan harta yang telah mereka raih. 15 menit kemudian, suara ketukan pintu memecah keramaian di ruangan tersebut. Dari balik pintu kayu coklat, seorang wanita cantik berambut panjang masuk dengan blazer abu-abunya, bersama pria berkebangsaan arab Arab dan wanita berkebangsaan Amerika.Melihat identitas orang yang masuk, Ian berdiri dan menyapanya. “Adel, silahkan masuk,” senyumnya.“Tuan Ian, maaf mengganggu acara Tuan,” ucap Adel sedangm sedikit menunduk. Adel lalu mulai memperkenalkan dua orang pria dan wani
Melihat Lili dan Yuliani tercengang dengan wajah kosong, orang-orang lainnya pun paham, bahwa Ian telah menerima uang sewa sebesar 600 juta rupiah yang telah dijanjikan wanita bule tadi. Uang 600 juta dan surat kontrak tadi, sudah cukup membuktikan bahwa Ian memiliki properti di perumahan Sutra Land.Guntur memandang Ian dengan tatapan penuh keterkejutan. “Ian, sejak kapan kamu sesukses ini? Meski begitu, kamu tetap rendah hati! Jujur saja, aku tidak akan pernah sanggup membeli rumah di perumahan Sutra Land meski aku menabung sebalam sepuluh tahun! Kamu benar-benar mengalahkanku.”“Rumah di perumahan Sutra Land bukanlah sesuatu yang mampu dibeli oleh orang biasa. Ian, bagaimana kamu bisa begitu kaya?” tanya seorang wanita dengan mata berbinar.Banyak wanita mengelilingi Ian dan memandangnya dengan heran. Mereka semua tahu tentang latar belakang keluarga Ian, yang ayahnya hanya seorang buruh tani. Tapi, fakta bahwa Ian memiliki rumah Ian bernilai 20 miliar rupiah, itu adalah hal baru ba
Screaming Eagle Cabernet adalah anggur premium yang diproduksi oleh Screaming Eagle Winery and Vineyards, sebuah perkebunan anggur di California yang terkenal dengan produksi anggur berkualitas tinggi dan harga yang sangat mahal. Anggur ini dibuat dari varietas Cabernet Sauvignon, Merlot, dan Cabernet Franc yang ditanam di Napa Valley, California. Anggur Screaming Eagle Cabernet paling mahal adalah anggur buatan 1992 bernilai 6 miliar rupiah satu botolnya. Anggur ini menempati peringkat pertama sebagai anggur paling mahal di dunia. Dan sekarang, ada enam botol anggur termahal dunia itu berada di depan mata semua peserta reuni kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Gondang, Nganjuk.“Aku tak menyangka bisa melihat anggur paling mahal di dunia secara langsung. Jika satu botolnya bernilai enam miliar rupiah, bukankah berarti enam botol di sini memiliki nilai total 36 miliar rupiah?!” gumam Guntur tidak percaya.“Siapa yang memesan anggur ini?! Apa kalian bercanda? Saya tidak memesan anggur jenis
Lili, Yuliani, Guntur dan Yanto memandang Ian yang sudah tertidur. Mereka tak menyangka, selain memiliki kedai yang ramai, Ian juga seorang pemegang 20% saham JW Marriott. Mereka lalu mulai memuji Ian lagi yang masih tertidur. Banyak wanita yang tersenyum, senang atas semua pencapaian Ian.Yuliani memandang Ian dan merasa sedikit bersalah. ‘Ian sangat luar biasa. Bahkan dengan harta yang dia miliki, dia masih mau berinisiatif untuk menyapanyaku di pasar tempo hari. Tapi sayang, karena dia waktu itu mengendarai becak motornya, aku memilih untuk mengabaikannya. Jika aku punya kesempatan, aku harus meminta maaf padanya.’Hal yang sama juga terjadi pada Lili. Dia baru menyadari betapa bodohnya dia. Saat ini, dia benar-benar mengagumi dan menghormati Ian. Ian adalah pemegang saham terbesar kedua di sebuah hotel bintang lima bertaraf internasional. Dia juga memiliki rumah di Sutra Land. Dan yang tidak kalah penting, Ian sangat tampan. Bohong jika Lili tidak tergoda.Lili memandang Ian. Pipi
“Aku … masih takut …” Lisa mengangguk pelan. Tubuhnya terasa sedikit bergetar. “Aku di sini bersamamu, Lisa. Tidak ada yang perlu kamu takutkan.” Ian tersenyum hangat, mengusap rambut panjang Lisa dengan lembut. Aksi Ian ini, membuat Lisa menjadi sedikit tenang. Tak lama kemudian, suara perut keroncongan terdengar samar, memecah kegelapan alam.malam.Pipi Lisa memerah. “Aku lapar,” ucapnya dengan nada sedih. Lisa sejak awal memang berniat untuk makan malam di kedai Si Tampan, sehingga membuatnya belum makan sama sekali sejak sore.“Tapi aku tidak bisa memasak dengan kondisi seperti ini,” jawab Ian sambil memikirkan jalan keluar. Ia sendiri tidak tega pada Lisa yang kelaparan.“Ba-bagaimana jika kamu pergi ke rumahku?” Suara Lisa terdengar sedikit malu-malu. “Tidak ada seorangpun di rumah saat ini.”"Pergi ke rumahmu?" Jantung Ian berdegup kencang. Apalagi, saat ini dada Lisa menempel erat di lengannya, membuat Ian berpikiran sedikit kotor.“Aku ingin makan salad buatanmu,” jelas Lisa,
Ian perlahan membuka matanya, merasa pusing dan bingung. "Di mana ini?" gumamnya, mencoba memahami lingkungan asing di sekelilingnya.Saat pandangannya mulai fokus, Ian menyadari bahwa dirinya tengah berada di sebuah gudang. Tempat itu tampak terbengkalai, dengan debu tebal menutupi setiap permukaan dan sinar matahari yang redup menembus celah-celah di atap yang rusak.Sebuah kursi tua dan berkarat menjadi penahan tubuh Ian, tali kasar melilit pergelangan tangan dan kakinya, membuatnya sulit bergerak. Di sekelilingnya, benda-benda lama dan usang berserakan, seperti peti kayu yang sudah lapuk, drum minyak kosong, dan tumpukan kardus yang sudah lama tidak tersentuh.Suasana gudang itu hening, hanya suara gemerisik tikus dan tetesan air dari atap yang bocor yang terdengar. Bau lembab dan minyak mesin mengisi udara, membuat Ian sedikit merasa mual.Ian mencoba menggerakkan tangannya yang masih terikat. Dari percobaan ini, Ian merasa ia dapat dengan mudah melepaskan diri dari ikatan itu. I
Dengan mata terbelalak, Ian melihat bayangan tombak batu yang mengejutkan mendekat. Seolah-olah waktu berhenti, Ian segera mengaktifkan kemampuan Akselerasi. Seketika itu, dunia di sekelilingnya berubah menjadi lukisan gerak lambat, termasuk tombak batu yang seolah-olah meluncur dalam sirup tebal.Ian yang dulu mungkin akan merasa tombak itu masih bergerak cepat, meski dalam keadaan Akselerasi. Namun, dengan AGI yang kini mencapai 62, ditambah dengan dorongan Akselerasi yang meningkatkan kecepatannya hingga 50%, Ian sekarang bergerak seperti bayangan. Kecepatannya hampir menyentuh ranah Grand Master Bela Diri.Tanpa berpikir dua kali, Ian melepaskan diri dari belenggu tali yang melilit tubuhnya. Seperti ular yang melepaskan kulitnya, Ian merobek tali itu hanya dengan kekuatan fisiknya. Dalam sekejap, Ian melompat ke belakang, menghindari tombak batu yang seolah-olah bergerak lambat itu.Saat kakinya menyentuh tanah, waktu kembali berjalan seperti biasa. Tombak batu itu menembus udara,
"Zeus, kali ini aku akan membunuhmu!” teriak Ian penuh keyakinan. Zeus menatap Ian dengan mata yang memancarkan cahaya keemasan. Di baliknya, ada kekuatan yang mengguncang alam semesta. Ian merasakan getaran itu, seolah langit dan bumi bergetar dalam irama yang tak terduga. “Jangan terlalu yakin dulu, Ian! Aku masih punya kartu As yang bahkan belum aku gunakan saat melawan Ryan!” ujar Zeus dengan tenang. Suaranya seperti guntur yang merayap di udara, menggema di telinga Ian. Hal ini tentu mengagetkan Ryan, yang semenjak tadi telah bertarung secara seimbang dengan Zeus. “Maksudmu, kamu tadi belum benar-benar serius?” Ryan menatap Zeus dengan pandangan campuran antara kagum dan ketidakpercayaan. Zeus hanya tersenyum, namun senyuman itu seakan menunjukkan konfirmasinya. “Mode Dewa: Petir Surgawi!” serunya. Cahaya keemasan di matanya semakin terang, dan angin berputar di sekitarnya. Ian merasa seolah berada di pusat badai. Petir tiba-tiba menyambar entah dari mana, dan mengenai tubuh
Balor menatap Ian dengan mata yang penuh tekad. "Aku akan mengembalikan Otoritas yang telah kucuri dari Hades." Sebuah cahaya keemasan muncul dari tengah dahi Balor, terbang dan merasuk ke kepala Ian.Ian merasakan sesuatu yang kembali padanya, kekuatannya mendekati sempurna. "Ini?" tanyanya, terkejut."Ya," jawab Balor dengan suara yang semakin lemah. "Dengan ini, Jalan Asura telah kembali pada penguasa samsara." Ia menoleh ke arah Verethragna. "Hei, cepat beri Ian senjatamu!"Verethragna tertawa. "Chill bro~" ucapnya. "Ian, aku memang tidak bisa mengembalikan Otoritas Jalan Deva, tapi aku bisa memberimu sebuah senjata terkuat yang dapat membunuh apapun."Verethragna memejamkan matanya, menciptakan senjata yang sesuai dengan bayangannya. Dari ruang kosong di depannya, cahaya emas menyeruak. Cahaya itu membentuk bilah dan gagang pedang.Pedang itu memiliki bilah panjang dan tajam, terbuat dari baja legendaris yang sudah tidak ada lagi di
Ketika pil itu meluncur melewati kerongkongan Ian, tiba-tiba tubuhnya diselimuti oleh api hijau. Namun, anehnya, api itu tidaklah panas; sebaliknya, ia merasa hangat dan nyaman. Luka-luka di tubuhnya sembuh dengan cepat, bahkan lebih dari yang efek kemampuan Healing Factor miliknya."Inikah kekuatan yang aku dapatkan dari pil NTZ?" gumam Ian, memandangi kedua tangannya dengan keterkejutan.Namun, suara tajam membuyarkan lamunan Ian. "Tentu saja tidak, bodoh!" ujar sosok yang muncul dari atas langit. "Itu adalah kekuatan dari Api Lotus Hijau milikku."Sosok itu turun perlahan, sayap-sayapnya yang berjumlah dua belas terbentang dengan megah. Setiap sayapnya memiliki warna yang berbeda, mereka semua terbuat dari berbagai macam Api Surgawi."Ian Herlambang," kata sosok itu dengan nada dingin, "aku tak menyangka kamu telah mencapai ranah Celestial. Namun, aku melihat bahwa ini bukanlah pencapaianmu sendiri. Ranah kultivasimu masih belum stabil. Beristi
Gelombang kejut dari benturan kekuatan yang dahsyat itu merambat dengan cepat, mengguncang bumi dan langit. Bumi bergetar, seakan-akan planet ini menahan nafas terakhirnya. Di kota-kota besar Indonesia, gedung-gedung menjulang seperti pohon-pohon raksasa yang terguncang oleh badai. Kaca-kaca jendela pecah, mengirimkan serpihan tajam ke jalanan yang berubah menjadi medan perang. Teriakan panik memenuhi udara, menciptakan simfoni ketakutan yang menggema di antara reruntuhan.Di wilayah pesisir, air laut mengundur sejenak, mengejar takdirnya yang tak terhindarkan. Lalu, ombak raksasa muncul, menggulung daratan dengan amarah yang tak terkendali. Tsunami itu menghancurkan segala yang ada di jalurnya: kapal-kapal terangkat dan terhempas ke darat, rumah-rumah luluh lantak, dan manusia berlarian tanpa arah, berusaha menyelamatkan diri dari amukan alam yang tak terbendung. Mata mereka dipenuhi ketakutan, melihat bencana bak kiamat ini.Jakarta, kota yang pernah ramai dan be
Angin malam berhembus kencang, membawa desau yang menegangkan. Ian, dengan napas yang tersengal, mengumpulkan sisa kekuatannya. "Aku belum selesai, Zeus!" serunya, matanya menyala dengan tekad yang tak tergoyahkan. “Aku tak akan pernah membiarkanmu menyentuh Lisa!”Zeus hanya tertawa, suaranya bergema seperti guntur yang menggelegar. "Kau pikir kau bisa mengalahkanku hanya dengan kekuatan sebesar itu?" ejeknya sambil mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Dari ujung jari-jarinya, tombak petir mulai terbentuk, cahayanya menyilaukan dan memancarkan energi yang mengerikan. “Baiklah, aku beri kamu kesempatan untuk menghiburku lagi. Dan kali ini, aku tidak akan diam saja, jadi …”“Jangan kecewakan aku,” bisik Zeus dengan suara yang tegas dan berat. Setiap kata yang terucap menekankan ancaman yang tersirat.Ian mengencangkan genggaman tangannya, cahaya di matanya semakin berkobar. "Demi Lisa, dan demi seluruh orang yang takdirnya telah kau permainkan, aku tidak aka
Bulan purnama yang terang benderang seakan menjadi saksi atas pertemuan dua kekuatan besar di langit Jakarta yang malam itu terasa berbeda. Aura tegang menyelimuti kota, dan angin malam berhembus seolah-olah ingin menceritakan kisah epik yang akan terjadi.Di bawah sinar bulan yang memantulkan cahaya putih, Ian berdiri dengan rambutnya yang mengalir bagai sungai perak. Matanya yang biru kehijauan bersinar tajam, menembus kegelapan malam, penuh dengan tekad yang tak tergoyahkan.Di hadapannya, Zeus berdiri megah, senyumnya lebar dan penuh dengan kegembiraan pertempuran. Sorot matanya yang berkilau menandakan ia siap untuk pertarungan yang telah lama dinantikan.Baik Ian ataupun Zeus, mereka berdua adalah Overgod, eksistensi yang telah melampaui batas-batas manusia biasa, dan malam itu, mereka akan menunjukkan kekuatan mereka yang bisa mengguncang alam semesta.Dalam kesunyian malam yang hanya ditemani gemerlap bintang, Ian berbisik mengucapkan nama
Zeus terbang di atas langit Jakarta yang kelabu, pakaian putih yang biasa ia kenakan kini terkoyak-koyak, menandakan ledakan dahsyat yang baru saja terjadi. Di bawahnya, kawah raksasa seluas 10 kilometer membentang, asap dan debu masih mengepul dari tanah yang hangus. Sekitar 20 Celestial tergeletak dengan luka-luka mendalam, termasuk Fortuna yang terbaring lemah, sementara yang lainnya lenyap ditelan ledakan.Bagaimanapun juga, Hades adalah kultivator dengan ranah Celestial Puncak. Meski dia telah memberikan otoritasnya pada Ian, tapi dia masih memiliki energi melimpah yang cukup untuk membunuh semua kultivator di bawah ranah Celestial Puncak. Tindakan Hades ini telah mengguncang fondasi organisasi Kadukeus, namun Zeus hanya tertawa ringan di atas sana. Zeus tampak tidak mempedulikan ada atau tidaknya Kadukeus. Karena baginya, selama hal itu menyenangkan, maka ia tidak akan memperdulikan hal lain. Dan apa yang dilakukan Hades, cukup menghiburnya."Adikku
“Huh?” Ian menoleh ke samping, telinganya menangkap suara ledakan yang menggema dari kejauhan. Langit malam yang sebelumnya gelap kini terang benderang oleh letupan cahaya yang mirip dengan matahari terbenam, namun tiba-tiba saja, sebuah cahaya keemasan yang menyilaukan melintas bagai bintang jatuh dan menghantam tubuhnya dengan kekuatan yang luar biasa, menghempaskan tubuh Ian ke tembok. Dalam sekejap, tembok tersebut langsung retak dan hancur berkeping-keping, debu dan puing berserakan di udara.Cahaya itu kemudian meresap masuk ke dalam tubuh Ian, menyebabkan rasa sakit yang tak tertahankan. Cahaya keemasan itu seolah menjadi cairan panas yang mengalir di setiap pembuluh darahnya, membuat Ian meronta kesakitan seperti binatang buas yang terluka parah.Di tengah rasa sakit yang memuncak, suara sistem terdengar kacau di telinganya.[Ding!][Mendeteksi adanya energi asing yang mencoba menyingkirkan sistem]Ian mengerang kesakitan, tubuhny
Zeus melayang di atas reruntuhan yang masih mengepulkan asap, tatapannya dingin dan tak tergoyahkan menembus ke bawah ke arah para anggota Zodiak yang terkapar tak berdaya."Sampai di sinilah perjuangan kalian berakhir," suaranya tenang namun mengandung otoritas yang tak bisa ditolak. "Sekarang, aku akan mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi milik kami."Zeus mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Petir berkumpul di telapaknya, berputar dengan liar dan bersinar terang hingga menyilaukan mata. Dengan satu gerakan tegas dan pasti, ia melepaskan bola petir itu ke arah Libra dan rekan-rekannya yang sudah tidak berdaya.Mereka hanya bisa menatap dengan pasrah pada serangan maut yang mendekat. Cahaya biru yang menyilaukan memancar dengan intensitas yang memenuhi pandangan, menelan tubuh Libra, Virgo, Sagitarius, dan Aquarius dalam kilauan yang membutakan.Dentuman keras menggema, membelah kesunyian malam yang kacau. Ledakan itu begitu dahsyat hingg