Share

Perasaan Bersalah

Author: Erna Azura
last update Last Updated: 2024-10-24 07:03:32

Usai melakukan serangkaian acara sungkeman, upacara adat dan foto bersama, kedua mempelai pengantin digiring ke kamar untuk berganti pakaian dan makan siang sebelum beberapa jam lagi acara resepsi pernikahan akan dimulai.

Tidak seperti saat mereka usai berciuman dan berfoto mesra di depan kamera, sekarang Davanka dan Zevanya terlihat seperti pasangan pengantin yang sedang bertengkar.

Davanka jalan terlebih dulu meninggalkan Zevanya yang kesulitan berjalan.

Zevanya sampai harus dibantu salah satu anggota Wedding Organizer agar bisa berjalan dengan benar.

Mereka berdua tidak saling bicara dan selalu menghindari tatap.

Ternyata ledekan yang mereka lontarkan tadi hanya untuk menutupi segala perasaan campur aduk yang tiba-tiba hadir usai berciuman.

Dan semenjak saat itu benak mereka berdua terus memutar detik demi detik adegan ketika berciuman.

Masih bisa Davanka rasakan bagaimana manisnya bibir Zevanya begitu juga Zevanya yang seakan bibirnya kesemutan mengingat lembutnya Davanka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Penyesalan Terbesar

    Zevanya tidak ingin membuat malu keluarga Gunadhya, dia tahu kalau dengan menjadikannya sebagai menantu banyak pihak yang mencibir bahkan persahabatan bunda dengan tante Lussy-mamanya Cecil sampai renggang.Zevanya mencuri dengar ketika bunda menerima panggilan telepon.Saat itu mereka tengah membeli bahan untuk seragaman keluarga.Zevanya mendengar sekilas kalau wanita bernama Lussy yang memiliki anak bernama Cecil adalah sahabat bunda dan mereka pernah bermaksud menjodohkan anak-anak mereka tapi Davanka menolak. Dan berita pernikahan Davanka begitu membuat tante Lussy kecewa sampai berulang kali bunda meminta maaf.Tidak lama setelah itu, Zevanya juga dengan tidak sengaja mendengar percakapan antara ayah dengan Davanka sewaktu dia mengunjungi kediaman Gunadhya untuk mengirim masakan buatan ibu.Zevanya lagi-lagi mendengar suatu keadaan yang merugikan keluarga Gunadhya karena menjadikannya menantu yaitu ayah tidak bisa membeli saham di sebuah Bank Swasta terbesar di Negara ini

    Last Updated : 2024-10-24
  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Impas

    “Wey Bro! Congratz!” Noah berseru, mendatangi Davanka di Pelaminan. Davanka hanya memberikan senyum tipis, dia lelah menyalami para tamu jadi malas bersuara.“Tau-tau nikah aja lo, kapan pacarannya?” celetuk Noah bertanya.“Setelah nikah aja pacarannya biar enak, udah halal.” Davanka menyahut, maksud ucapannya bercanda tapi dia tidak tahu mungkin Tuhan akan mengabulkannya.Noah tergelak. “Selamat ya, Bro!” Noah ikut senang karena Davanka melepas masa jomblonya.Setau Noah, Davanka tidak pernah memiliki kekasih atau menyukai wanita manapun.Malah dia berpikir kalau Davanka memiliki kelainan seksual. Noah beralih pada Zevanya yang tersenyum dan hanya mengangguk saja ketika bersalaman dengannya.“Gue, Raga, Anton, Mona, Aubrey sama Stephani sahabat Dava dari SMA … meski kita pernah kuliah di Negara berbeda tapi sekali ghenk selamanya ghenk…,” kata Noah memberitahu Zevanya.“Ya ‘kan Bro!” Noah meminta persetujuan sahabatnya yang lain.

    Last Updated : 2024-10-25
  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Ingin Bicara

    “Anya, Ibu pulang aja ya … ibu enggak enak kalau ayah bunda nak Dava harus bayarin lagi kamar hotel untuk Ibu … lagian rumah kita masih di Kota ini.” Ibu memegang kedua tangan Zevanya, mereka berdua sedang berada di kamar pengantin.Davanka tadi diculik oleh sahabat-sahabatnya ke Bar and lounge yang masih satu gedung dengan hotel ini. “Oh gitu, Bu … tapi Anya pulangnya besok ke rumah Abang ya Bu, ibu enggak apa-apa sendiri di rumah?” Semua barang-barang Zevanya memang sudah diangkut oleh orang suruhan keluarga Gunadhya untuk dipindahkan ke kamar Davanka.Ibu tersenyum tapi sorot matanya menyendu, dia melepaskan satu tangannya untuk menangkup sisi wajah Zevanya dan membelai pipi sang putri menggunakan ibu jari.“Enggak apa-apa, kamu sekarang udah jadi haknya nak Dava … kalau kamu mau ke rumah ibu, kamu harus ijin dulu sama nak Dava ya, Nya?”“Iya Bu.” Zevanya melapisi tangan ibu yang masih menangkup pipinya.“Ibu liat nak Dava sayang sama kamu, Ibu bahagia sekali … putri Ibu

    Last Updated : 2024-10-25
  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Belah Duren

    “Dav … ada yang mau gue omongin.” Ramona mengusap punggung Davanka sebelum akhirnya dia duduk di stool tepat di samping Davanka hingga lengan mereka saling bersentuhan.Dan dampak dari sentuhan Ramona membuat darah dalam tubuhnya berdesir.“Ngomongin apa?” Davanka menyerongkan posisi duduknya menghadap Ramona.Dia sedang menunggu bartender meracik minuman untuknya.Ramona meraup udara dalam kemudian mengembuskan perlahan untuk melapangkan dadanya yang sedari tadi terasa sesak.“Tentang hari itu … hari di mana kita ….” Ramona menjeda, dia ragu melanjutkan kalimatnya.Bibir Ramona terlipat ke dalam membuat Davanka menatap bibir itu.Davanka masih ingat bagaimana rasanya.“Kita melakukannya secara sadar, kan?” Ramona melontarkan pertanyaan mencari keyakinan.“Enggak ada yang mabuk, baik gue atau lo … gue meminta ijin dan lo mengangguk menyetujui.” Davanka memperjelas momen sebelum dia merenggut mahkota Ramona.“Lo tahu kenapa gue setuju

    Last Updated : 2024-10-26
  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Istri Bocil

    “Abang enggak beneran, kan?” Zevanya membatin dan tiba-tiba bagian intinya berkedut.“Haduuuh ….” Zevanya bergumam membuat Davanka meliriknya sekilas.“Abang kalau mau balik lagi ke sana enggak apa-apa kok.” Maksudnya Zevanya akan langsung tidur jadi mereka tidak perlu belah duren.Zevanya percaya sekali dengan ucapan Davanka.Davanka menutup mulutnya rapat, seperti biasa dia akan cosplay menjadi batu nisan jika malas menjawab.Matanya menatap lurus ke pintu lift sambil bersandar setengah tubuhnya pada dinding lift.“Bang … maaf lho, Anya pikir Abang itu gay … ternyata udah pernah bobol gawangnya kak Mona … Anya jadi merasa bersalah.” Zevanya mengatakannya dalam hati.Bibirnya tersenyum tapi entah kenapa matanya memanas dan dadanya nyeri mengingat obrolan antara Davanka dengan Ramona.“Gelas pake jatoh segala lagi, Anya ‘kan belum denger jawabannya kak Mona.” Zevanya masih menggerutu di dalam hati.“Lo denger semua omongan gue sama

    Last Updated : 2024-10-26
  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Rencana Bulan Madu

    Keesokan paginya ketika Zevanya bangun, sarapan pagi sudah tersaji di meja makan. Zevanya langsung terhenyak karena samar melihat jam dinding sudah menyentuh pukul sepuluh siang.“Ya Tuhaaaan … Anya bangun kesiangan, ini pasti gara-gara kasurnya empuk … lho! Abang enggak tidur di kasur?” Dia baru sadar semalaman tidur di kasur dan Davanka tidak membangunkannya.Apa Davanka ketiduran di sofa?“Abaaaang.” Zevanya turun dari atas ranjang. “Apa!” jawab Davanka setelah membuka pintu kamar mandi.Zevanya langsung membalikan badannya karena Davanka hanya melilitkan handuk di pinggang saja.Pipi Zevanya bersemu karena sempat melihat tubuh indah pria itu. “Abang enggak tidur di kasur?” Demi apa, Zevanya ingin membalikan badannya menatap tubuh suaminya lagi.“Gue tidur di kasur ko … di sebelah lo, memang lo enggak nyadar? Kaya kebo sih tidurnya.” Davanka berujar sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk kecil.“Oooh … unt

    Last Updated : 2024-10-27
  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Tanda Kebucinan

    “Dah … ah … Anya mau tidur, besok kuliah pagi.” Dia menarik selimut kemudian berbaring miring memunggungi Davanka.Davanka juga melakukan hal yang sama.Hening setelahnya, Zevanya tidak menggoda Davanka lagi karena saat ini jantungnya berdebar kencang mengingat mereka tidur di ranjang yang sama.Lama Zevanya memejamkan matanya namun dia tetap saja sulit untuk tertidur mungkin karena jam masih menunjukkan pukul sembilan malam.Karena pernah bekerja di night club—Zevanya jadi terbiasa tidur larut malam bahkan menjelang subuh.“Bang …,” panggil Zevanya tiba-tiba teringat sesuatu.Tidak ada suara maupun pergerakan dari Davanka.“Jangan jadiin Anya hambatan untuk Abang balik sama kak Mona ya … Abang bisa mempercepat masa kontrak kita kalau Abang mau balik sama kak Mona, asalkan mas kawinnya enggak diambil lagi … mas kawin itu buat biaya kuliah dan biaya hidup Anya sampai lulus kuliah … soalnya kalau kontrak kita berakhir berarti Abang udah enggak bayari

    Last Updated : 2024-10-27
  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Malu

    “Pak Iip … kita langsung ke kantor Pak Sudradjat ya,” titah Davanka ketika baru saja masuk ke dalam mobil.“Baik, Pak.” Pak Iip menyahut.Tidak lama setelah mobil melaju keluar dari halaman rumah, ponsel Davanka berdering.Nama Erin-sang sekertaris muncul di layarnya.“Hallo?” Davanka segera menjawab.“Selamat pagi, Pak … saya sudah berada di kantor Pak Sudrajat ….” Erin memberitahu.“Oke, saya sudah jalan mau langsung ke sana.” “Baik, Pak.” Dan sambungan telepon terputus.Sekitar tiga puluh menit kemudian, laju kendaraan mulai pelan dan berhenti selama lima menit karena tertahan kendaraan lain yang mengantri.Terjadi kemacetan padahal Davanka harus tiba di kantor Pak Sudrajat sesegera mungkin.“Cari jalan tikus, Pak!” titah Davanka kepada pak Iip.“Baik Pak, di depan ada belokan ke arah rumah bu Anya … kita bisa lewat sana dan keluar nanti di jalan besar.” Pak Iip sedang meminta persetujuan.“Oh ya, boleh.” Davanka ternyata setuju lalu Pak Iip membelokan kemudi saat ke

    Last Updated : 2024-10-28

Latest chapter

  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Ekstra Chapter 10

    Matahari terbenam di atas horizon, memancarkan warna keemasan yang indah di langit Hawai. Di tepi pantai yang tenang, Davanka dan Zevanya berjalan beriringan, tangan mereka saling menggenggam erat. Di depan mereka, Aksara dan Ashera sedang bermain dengan gembira di pasir, membangun istana pasir dan tertawa riang. Davanka tersenyum menatap ke arah Aksara dan Ashera, sambil mengeratkan genggaman tangannya. “By, lihat betapa bahagianya mereka. Abang rasa mereka enggak akan pernah melupakan liburan ini.” Zevanya mengangguk, matanya menatap putra dan putrinya penuh cinta. “Liburan ini memang sempurna. Terima kasih karena telah memilih tempat yang indah ini, Abang.” Davanka tersenyum, menatap laut dengan mata penuh kebahagiaan. “Kakek selalu mengatakan kalau tempat ini adalah tempat terbaik untuk menciptakan kenangan keluarga. Abang ingin anak-anak kita tumbuh dengan kenangan indah seperti ini.” Aksara berlari mendekat, ekspresi di wajahnya penuh semangat. “Ayah, B

  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Ekstra Chapter 9

    Di sebuah rumah sakit bersalin yang mewah nyaman, Davanka berjalan mondar-mandir di koridor seperti ayam jago yang kebingungan. Wajahnya pucat, tangan kanan memegang ponsel, tangan kiri mengacung gelas kopi yang isinya sudah habis sejak sejam lalu.Dari dalam kamar bersalin, suara Zevanya terdengar berteriak-teriak, membuat Davanka berkeringat lebih banyak daripada saat jogging pagi.“Abang! Kalau kamu cuma mau mondar-mandir, sini gantikan Anya dulu!” teriak Zevanya dengan nada bercampur emosi dan kesakitan.“Gantikan? Gantikan apa, Anya? Abang enggak mungkin melahirkan untuk kamu, sayang …,” jawab Davanka gugup sambil setengah membuka pintu.Zevanya menatapnya dengan mata menyala. “Ya kalau enggak bisa bantu melahirkan, minimal kasih Anya semangat! Abang itu suami atau figuran sih di sini?”“Semangat, sayang! Kamu pasti bisa!” seru Davanka, setengah meloncat sambil mengepalkan tangan seperti cheerleader yang salah tempat.“Abang, serius! Duduk di sini, pegang tangan Anya! Kalau Anya

  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Ekstra Chapter 8

    Jam sudah menunjukkan pukul dua pagi ketika suara aneh terdengar dari kamar tidur. Suara itu datang dari sisi tempat tidur, tempat di mana Zevanya biasa tertidur dengan tenang. Namun malam ini, situasinya berbeda.Zevanya tiba-tiba terbangun, matanya yang bulat terbelalak seperti baru tersadar dari mimpi buruk. Dengan suara terengah-engah, dia menoleh ke arah suaminya, Davanka, yang sedang terbaring di sampingnya."Abang ...." Zevanya bergumam dengan wajah setengah bingung. "Anya ngidam."Davanka mengerutkan kening, mengira istrinya hanya terjaga karena mimpi. "Ngidam? Anya, ini ‘kan sudah hampir jam tiga pagi, kamu yakin?"Zevanya duduk, memegangi perutnya yang mulai membesar, matanya tetap terjaga. "Iya, Anya ngidam banget, Abang … Anya pengen makan ... nasi goreng dengan buah durian!" Suaranya penuh dengan keyakinan, seolah itu adalah hal yang paling masuk akal di dunia ini.Davanka terdiam sejenak, mencoba mencerna permintaan itu. "Nasi goreng ... durian

  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Ekstra Chapter 7

    “Aksaraaaa ….” Bunda Arshavina memanggil dengan suara mendayu dari arah pintu utama. Aksara langsung berlarian menuju ke sana tanpa menggunakan celana. “Eh … ke mana celananya?” Ayah Kama bertanya. “Abis pipis.” Aksara memberitahu sembari menepuk bokong. “Iiiih belum sunat.” Bunda menunjuk bagian bawah Aksara yang langsung ditutupi bocah laki-laki itu sembari cekikikan. “Aksaraaaa, pakai celana dulu!” Zevanya berseru dari dalam rumah. “Eh … Ayah … Bunda.” Zevanya baru menyadari kedatangan kedua mertuanya dan langsung menyalami mereka. “Abang pakai celana dulu ya,” kata Zevanya tapi Aksara malah lari ke dalam gendongan sang kakek. “Aduuuuh, cucu kakek sudah berat.” “Kakek! Abang enggak mau pakai celana.” Aksara meronta-ronta dalam gendongan sang kakek saat bundanya berusaha memakaikan celana. “Ayo pakai dulu celananya atau nanti Nenek sunat? Mana gunting? Mana gunting?” Bunda Arshavina pura-pura mencari gunting. “Enggak mau!” Aksara menjerit sambil terta

  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Ekstra Chapter 6

    Davanka benar-benar menjadi bapak-bapak sekarang, tapi bukan bapak-bapak biasa.Pria itu pantas diberi julukan hot daddy dengan perawakan tinggi dan tubuhnya yang atletis serta ketampanan bak Dewa Yunani yang dia miliki membuat para gadis, janda dan istri orang tidak bisa melepaskan tatapan setiap kali melihat Davanka.Seperti saat ini, para papa yang lain seolah tidak memiliki harga diri karena para mama yang menemani putra dan putri mereka di play ground mall ternama di Jakarta terus menatap Davanka yang tengah menemani Aksara bermain sementara Zevanya sedang melakukan perawatan rambut di salon yang masih ada di mall tersebut.Kegiatan rutin di saat weekend yang dilakukan Davanka sekeluarga adalah ngemall karena Aksara masih berusia tiga tahun yang kalau diajak jalan-jalan keluar kota atau keluar Negri masih sering tantrum.Jadi ketika Davanka ada perjalanan bisnis saja baru Zevanya dan Aksara ikut.“Ma … itu liatin anaknya, jangan liatin suami orang terus!” tegur salah seorang

  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Ekstra Chapter 5

    “Pak, malam ini ada acara charity sama komunitas Pengusaha Muda … Mentri Perdagangan dan Mentri Investasi juga jadi tamunya, kesempatan yang bagus mendekati mereka untuk proyek baru yang akan mulai dikembangkan oleh AG Group.” Arman mencetuskan sebuah ide brilliant. “Kamu yang datang temani ayah, ya!” Davanka bukan sedang bertanya tapi memerintah. Pria itu bangkit dari kursi kebesarannya bergerak ke sudut ruangan meraih jas yang tergantung di sana lalu memakainya. “Laporkan hasil yang kamu dapat dari acara itu.” Davanka memberi instruksi pada sekertarisnya. “Ta-tapi, Pak …,” sergah Arman saat Davanka melewatinya. Davanka menghentikan langkah membalikan badannya menatap Arman tanpa ekspresi. “Kamu enggak mampu?” Pertanyaan Davanka adalah sebuah tekanan agar Arman menjawab sebaliknya. “Mampu, Pak!” Arman menjawab lugas. Davanka membalikan badannya lagi. “Saya pulang duluan ya, Man.” Pria itu mengangkat tangan sembari melangkah keluar dari ruangannya meninggalkan A

  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Ekstra Chapter 4

    Davanka lupa mengganti mode hening ke bunyi di ponselnya usai bertemu klien di meeting room sebuah hotel.Selama hampir lima jam lamanya Davanka ditemani sekertaris barunya melakukan pertemuan dengan klien dari Korea untuk menjalin kerjasama bisnis.Tapi tidak sia-sia karena Davanka akhirnya berhasil meyakinkan klien dari Negri ginseng itu untuk bekerja sama dengan perusahaannya.Sekarang Davanka merasakan tubuhnya lelah sekali, kepalanya bersandar pada sandaran jok mobil yang nyaman dengan mata terpejam.“Pak Dava, apa Bapak sudah mengecek ponsel Bapak?” Arman-sang sekertaris berujar dari kursi penumpang depan.“Belum … kenapa, Man?” Davanka menegakan tubuhnya merogoh saku jas mencari ponsel.“Ibu sudah melahirkan, Pak.” Arman berujar hati-hati.Dia juga tidak mengecek ponselnya karena sibuk memperhatikan jalannya rapatu tuk membuat Notulen.“Apa?” Davanka tersentak, matanya terbelalak.

  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Ekstra Chapter 3

    “Apa kabar Anya? Perut kamu besar banget.” Adalah Noah yang menyambut Zevanya duluan.Terakhir kali dia bertemu Noah saat ditonjok oleh Davanka di Malaysia sebelum mereka pulang ke Indonesia.“Baik … iya nih, sebentar lagi melahirkan.” Zevanya mengusap perutnya.“Kamu berdua aja? Enggak sama Dava?” Itu Alvaro yang bertanya.“Enggak … Abang enggak tahu kalau Anya ngemall, tadi minta ijin malah dilarang … tapi besok Abang ulang tahun dan Anya harus beli kado.” Zevanya menunjuk paperbag yang di pegang Maria, wajah Maria memucat mendengar pengakuan Zevanya.“Pasti gue yang kena semprot nih.” Maria membatin.“Oh iya, si Dava ulang tahun besok.” Noah seakan diingatkan.“Duduk sini, Nya … makan bareng kita.” Alvaro mempersilahkan.“Enggak usah, Anya cari meja lain aja.” Zevanya takut kalau Davanka tahu lantas mengamuk.“Enggak apa-apa, sini duduk sama kita aja … duduk di sebelah gue, si Dava enggak cemburu sama gue.” Noah menarik tangan Zevanya agar duduk di kursi sebelahnya membuat dia ti

  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Ekstra Chapter 2

    Davanka berjalan menyusuri lorong di kantornya yang dulu, dia belum membuat janji dengan Raga yang sekarang menjabat sebagai CEO di sana tapi kebetulan arah jalan yang ditempuh untuk kembali ke kantor usai mengunjungi suatu proyek melewati kantor ini jadi Davanka putuskan untuk mampir sebentar karena ada yang akan dia bicarakan dengan sahabatnya itu.Dengan sangat kebetulan, seorang wanita yang kini sedang berjalan berlawanan arah dengannya baru saja keluar dari ruangan Raga nyaris membuat Davanka memutar badan mengurungkan niat bertemu sang sahabat.Namun dia tidak ingin wanita itu mengatainya sebagai pengecut sehingga Davanka ayun langkahnya tegas hingga akhirnya mereka berpapasan.Wanita itu mencekal tangan Davanka menghentikan langkahnya.“Mau sampai kapan lo pura-pura enggak kenal sama gue?” Ramona bersarkasme.Davanka masih tetap tenang menatap ke depan.“Sampe lo enggak nyinggung sedikitpun tentang gue dalam cerita Anya,” sambung Ramona lalu tertawa sumbang.Sengaja Davanka tid

DMCA.com Protection Status