Beranda / Romansa / Karma pahit seorang pelakor / Sumini yang terkungkung sepi

Share

Sumini yang terkungkung sepi

last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-14 00:51:22

Jika boleh memilih, Sumini pasti akan memilih terlahir dikeluarga yang normal. Memiliki seorang bapak dan ibu, tak perlu hidup kaya rasa, sederhana pun tak mengapa asal cukup.

Bisa bermain bersama bapaknya setiap saat, adalah impian terbesarnya ketika masih kecil. Mengadu bila ada teman yang usil, tempat berlindung dari omelan sang ibu. Dia penasaran bagaimana rasanya belanja bersama ibunya, lalu masak barsama dan menunggu seorang bapak pulang ke rumah dengan sambutan penuh cinta dan syukur.

Namun nyatanya semua itu hanya hayalan.

Nyatanya, seumur hidup dia tak pernah merasakan kasih sayang tulus dari seorang lelaki, entah itu ayah, kakek atau bahkan seorang suami.

Dia tak pernah mengenal bagaimana rasanya memiliki seorang bapak. Hanya rasa iri setiap kali melihat tetangganya bermain bersama orangtua mereka, mengadu ketika dimarahi sangat ibu. Nyatanya sekalipun Sumini tak pernah dimarahi ibunya, karena Sumini selalu menjawab iya setiap apapun perintah sang ibu. Namun disaat kini
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Karma pahit seorang pelakor   Secercah pengampunan

    "Dimana aku?""Alhamdulillah mak, njenengan sudah sadar. Kita ada dirumah sakit mak, sekarang njenengan sedang diperiksa dokter."Sekar mengelus tanganya yang sudah keriput dengan lembut, seolah berusaha memberi kekuatan lebih kepada Sumini, tatapan matanya seolah menjelaskan bahwa dia tak lagi sendiri kini, wanita itu akan bersedia merawat nya. Namun ketika perasaan itu menghangatkan hatinya, justru rasa sakit luar biasa kembali menyerang kakinya. Baru dia sadari bahwa badannya kembali menggigil saking kuatnya menahan sakit luar biasa pada kakinya. Dia meringis merintih mengaduh kepada sang dokter. "Lutut saya sakit sekali dok, rasanya kaki saya juga sangat lemah, saya ini sakit apa to dok?"Sang dokter dan para perawat pun menatapnya dengan tatapan iba. Membuat hati Sumini dilanda kawatir dengan apa yang akan disampaikan sang dokter. Hatinya berdegup dengan kencang. Dia yakin Tuhan tak mungkin sejahat itu kepadanya, semua akan baik-baik saja. Dia tak memiliki siapapun, dia harus

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-14
  • Karma pahit seorang pelakor   Berkenalan dengan Tuhan

    Hari Raya idul fitri adalah hari dimana yang dikota kembali ke desa, yang merantau pulang kepada keluarga, para anak berduyun-duyun mengunjungi orang tua. Bahkan pemakaman pun ramai oleh peziarah dengan bunga setaman yang mereka taburkan diatas gundunkan tanah. Namun berbeda dengan Sumini, hari Raya idul fitri justru menambah sesak didadanya menahan nelangsa yang tak berkesudahan. Siapa yang dia nanti? siapa yang dia tunggu? Satu-satunya keluarga yang masih mau peduli terhadapnya adalah Wijaya dan Sekar, namun hari Raya seperti ini yang pada umumnya mereka yang dikota kembali ke desa untuk merayakan bersama keluarga. beda hal dengan Wijaya dan Sekar, mereka justru memilih merayakan dikota, karena semua keluarga mereka ada disana, menyisakan dirinya yang terkungkung sepi, sendiri. Sumini sudah mandi dan berganti dengan busana terbaiknya sedari pagi. Meski dengan keterbatasan, namun dia masih bisa melakukan semua kegiatan seperti biasa diatas kursi roda. Sumini bahkan nyaris tidak mem

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-14
  • Karma pahit seorang pelakor   Ending untuk Sumini

    Pov Alina. "Jadi seperti itu bu masa lalu mbah Sum? Jahat juga ya, pantas saja masa tuanya seperti itu!"Aku tak menyangka mbah Sum dimasa lalu adalah seorang wanita yang begitu jahat, sehingga mampu menghalalkan segala cara untuk memenuhi ambisinya. Ibu tersenyum mendengar pernyataanku, dan aku justru bingung."Bararti kamu tak bisa menangkap maksut dalam cerita ibu tadi, fikiran kamu terpusat pada siapa dicerita ibu tadi?""Mbah Menik""Bukankah awalnya kamu ingin tahu tentang mbah Sum? Apa yang kamu tangkap tentang cerita mbah Sum? " Seorang perebut suami orang yang berhati jahat, yang menghalalkan segala cara demi tercapainya sebuah ambisi!" Jawabku berapu-api. "Benar, tapi bukan itu maksut yang ingin ibu sampaikan dalam cerita barusan. Mbah Sum itu pada dasarnya orang baik nduk, dia berbuat jahat itu karena memang tidak pernah diarahkan kearah yang benar oleh orangtuanya. Bahkan, justru sang ibu lah yang menjadikan mbah Sum sebagai boneka untuk mencapai tujuanya, namun mbah S

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-14
  • Karma pahit seorang pelakor   Hadiah istimewa untuk Sumini dari Menik

    Menik dan keluarga datang setelah proses pemakaman selesai. Begitu sampai, mereka langsung menuju kerumah Sumini. Disana sudah terlihat sepi, hanya Darso Darsih dan Alina yang terlihat sibuk sedang membersihkan rumah Sumini. "Assalamu'alaikum""Walaikumsalam, bulek Menik, monggo-monggo, alhamdulillah njenengan mpun dateng, dhospundi bulek perjalanan, lancar?""Alhamdulillah Sih lancar, oh Iyo Sih pie critane mbak Sum? Kok mendadak sekali? Maaf ya sih aku telat, kamu jadi kerepotan""Halah, bulek ini bicara apa, sudah kewajiban kita sesama muslim to ngurusin jenasah saudaranya, lagian para tetangga semuanya juga datang bulek buat bantuin.""Iya iya, alhamdulillah kalau begitu. Memang ceritanya gimana to sih, kok bisa mbak Sum tiba-tiba ngak ada seperti itu, aku tadi dikabari Wijaya juga kaget. Untungnya masih ada tiket untuk penerbangan hari ini, kita langsung ambil Sih, tapi maaf Astutik nggak bisa ikut, anaknya masih kecil, kerjaanya juga ngak bisa kalau minta cuti mendadak""Iya bu

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-14
  • Karma pahit seorang pelakor   Dari Winaya untuk Sumini

    Pov Wijaya. Entah apa yang menggerakkan kakiku sehingga begitu ringanya melangkah ke areal pemakaman ini. Padahal selama ini aku sangat jarang berkunjung ke makam, sekalipun itu makam bapak. Bagiku bapak akan lebih membutuhkan doa ku dibanding dengan kunjungan, toh meskipun aku datang kita juga tak bisa bercengkrama. Namun hari ini aku begitu ingin datang kemari, tempat dimana disemayamkan jasad seorang wanita yang dulu pernah sangat aku benci. Berbeda dengan makam yang lain yang penuh dengan taburan bunga dari para keluarga yang datang untuk mendoakan, sudah menjadi tradisi bahwa menjelang ramadhan seperti ini pihak keluarga akan datang mengunjungi makan lalu tabur bunga sekaligus membersihkan areal makam yang mungkin hanya setahun sekali mereka kunjungi. Tempat dimana orang yang mereka cintai terbaring dibawahnya. Namun berbeda dengan makam mak Sumini, begitu dulu aku memanggilnya, ketika wanita itu masih sebagai sahabat ibu. Lalu setelah dia menikah dengan bapak, tak pernah l

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-14
  • Karma pahit seorang pelakor   Cinta sejati

    "Istriku sudah cantik, habis ini makan yuk, perutku sudah laper, aku cuma mau makan kalau kamu juga makan pokok nya"Ujar Rudy sambil menyisir rambut Menik yang sedang rontok parah. Rudy menyembunyikan rambut-rambut itu disakunya, hanya agar tidak terlihat oleh Menikah dan membuatnya bersedih. Ketika akan mengenakan penutup kepala untuk menik, tangan Rudy ditahan oleh Menik. Sambil mata itu menatap sang kekasih dengan begitu dalam, seakan berusaha menyelami perasaan apa yang ada dibenak sang suami, sehingga Menik bisa menyampaikan permintaannya. "Mass... ""Iya sayang?"Rudy mengubah posisinya dengan duduk dihadapan Menik. "Aku boleh minta sesuatu?""Apapun selagi aku mampu, dan itu bisa buat kamu senang pasti aku berikan untukmu. Katakan kamu mau apa? Aku akan segera mencarikan nya untuk kamu"" Ah mas ini, aku kan bukan anak kecil, permintaanku bukan seperti itu""Lalu?""Aku mau mas membatalkan pengobatan ku ke singapure mas, aku ingin disini saja, bersamamu dan anak-anak. Lebi

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-14
  • Karma pahit seorang pelakor   Cinta sejati mencintai tanpa tapi

    Semenjak kepergian Menik, Rudy bagai bunga yang kehilangan mataharinya, layu seperti tanaman yang mulai menguning yang enggan untuk hidup. Rudy kehilangan tulang rusuknya, seringkali dadanya merasa nyeri setiap kali mengingat Istrinya. Hatinya terasa hampa ketika tempat tidur di sebelah kanan kosong. Rudy melarang siapapun untuk menyentuh lemari Menik, tak ada yang boleh membereskan sehelai pun baju Menik, karena dengan itu dia seakan masih merasakan kehadiran kekasihnya tersebut disini, dikamar ini melihatnya dengan tersenyum. Bahkan Rudy masih sering menciumi aroma tubuh Menik yang tertinggal. Semenjak kepergiaan sang ibu, dan tak tega melihat papa mereka berduka seorang diri. Jaya memboyong anak dan istrinya untuk tinggal dirumah Rudy, walaupun sering meninggalkan mereka sementara Jaya masih sering pulang pergi kekampungnya untuk mengurusi usahanya, Sekar pun menurut dengan suka rela, karena dengan begitu Sekarang juga bisa lebih sering bertemu orangtuanya yang tak lain adalah man

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-14
  • Karma pahit seorang pelakor   Selesai

    Bangunan berwarna hijau itu terlihat begitu megah, anak-anak berlarian dengan begitu ceria seakan tak ada beban. Yang usia ya lebih besar, sudah hampir memasuki remaja terlihat sedang mengasuh adiknya yang masih bayi, mereka semua disana terlihat saling menyayangi dan saling mengasihi. Mereka memang tak ada ikatan darah, namun ikatan batin yang mereka ciptakan layaknya saudara kandung. Astutik dan Wijaya tersenyum puas melihat semua ini, Wijaya merangkul pundak adiknya dengan penuh kasih. Usia mereka mungkin sudah tak bisa lagi dikatakan muda, rambut mereka pun sudah bercampur warna, namun mereka masih begitu rukun, masih sering menghabiskan waktu bersama. Kini usaha Wijaya berkembang jauh lebih besar bila dibandingkan dahulu, tetap dibidang kopi. Namun justru itu yang menjadikannya besar, penjualan kopinya sudah tersebar luas diseluruh nusantara, merknya sudah begitu terkenal diseluruh penjuru negeri, Wijaya sudah berhasil memiliki sebuah pabrik yang besar, dan menghidupi banyak kel

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-14

Bab terbaru

  • Karma pahit seorang pelakor   Akhir tragis yang dia mau

    Mursiyem sebenarnya bukanlah orang jahat, dia tidak pernah menyakiti oranglain. Mursiyem hanya membatasi diri dari orang sekitar, dia memang tidak pandai bergaul sejak dulu, namun para tetangganya menyebut dirinya sombong, angkuh, dan tidak tahu diri. Mereka mencibirnya dengan pikiran mereka masing-masing. Mursiyem bukanlah orang jahat, dia hanya korban. Korban dari keegoisan dan juga ketidak adilan. Korban dari keserakahan, dan juga korban dari perasaan dendam yang tak berkesudahan. Dia adalah korban dari perasaannya sendiri. Kini apa yang dia mau sudah berhasil dia dapatkan, Sumini sudah berhasil menghancurkan kebahagiaan keluarga Menik, adik tiri yang tidak pernah Sumini sadari. Misinya sudah berhasil, Mursiyem sudah berhasil membuat Menik menangis setiap malam seperti yang dia rasakan dulu. Suami yang selama ini dia banggakan, kini dengan perlahan mulai membagi perasaanya dengan Sumini, kini cinta lelaki itu tak lagi utuh. Pernah sekali Mursiyem berfikir untuk mengakiri saja se

  • Karma pahit seorang pelakor   Dendam yang terbalaskan

    Mursiyem setengah mati berusaha untuk tidak tertawa puas untuk pagi ini, pagi yang begitu indah dengan udara yang begitu sejuk yang dia rasakan setelah puluhan tahun. Sesak didadanya yang dia rasakan selama ini serasa terobati melihat pemandangan ini. Lelaki lugu itu tampak gemetar ketakutan, dia begitu tampak marah, lelah dan juga putus asa, ketika semua orang yang berada diruangan ini tampak menyudutkannya. Semua tetua datang untuk mengutuk perbuatannya, perbuatan yang sebenarnya tidak pernah dia lakukan. Mursiyem ingin bertepuk tangan untuk semua yang ada diruangan ini, betapa hebat ekting mereka. Saminah yang terlihat marah namun masih berusaha menenangkan suaminya, Raharjo yang terlihat begitu terpukul, padahal mungkin saja Raharjo tahu bahwa istrinya sedikit banyak ikut andil dalam hal ini, Raharjo tentu tahu bahwa keponakan tersayangnya itu tidak mungkin melakukan hal sekeji ini. Dan lihat Sumini, Mursiyem ingin memberikan penghargaan tertingginya untuk anak itu, Sumini memang

  • Karma pahit seorang pelakor   Mursiyem menagih janji

    Pesta itu berlangsung selama tiga hari tiga malam dengan sangat meriah, semua hiburan rakyat ditampilkan di acara tersebut, makanan yang tersaji juga tak kalah melimpah. Warga yang hadir maupun para undangan orang-orang penting begitu terkagum-kagum, semua memuji atas kebaikan Raharjo dalam memperlakukan anak angkatnya dengan begitu baik lakyaknya anak kandungnya sendiri.Kedua mempelai juga terlihat sangat bahagia, senyum tak pernah lepas dari bibir keduanya, si perempuan pipinya bersemu merah jambu manakala sang pengantin pria membisikkan sesuatu ditelinganya lalu menatapnya dengan jail."Beruntung ya yu, Menik di asuh oleh Ki Harjo, walaupun mereka tidak ada ikatan darah, tapi ki Harjo memperlakukan Menik dengan sangat baik" Terdengar obrolan segerombolan ibu-ibu yang baru saja menghadiri acara tersebut. "Iya ya yu, bahkan ki Harjo mau menikahkan Menik yang sudah yatim piatu itu dengan keponakannya sendiri.""Ya pantes to yu, lawoh Tukiman kan juga sudah yatim piatu sejak kecil. C

  • Karma pahit seorang pelakor   Memulai hidup baru

    Kini semua sudah mulai berjalan dengan semestinya, menjalani hidup dengan porsi masing-masing. Menik sudah mulai bisa menerima kenyataan akan kepergian orangtuanya. Dia hidup layaknya anak seusianya, bermain, belajar, walau tanpa bermanja seperti dahulu. Tapi dia hidup dengan sangat layak disini, segala kebutuhannya tetap terpenuhi, dia tidak dibedakan dengan anak ataupun keponakan dari ki Raharjo, lelaki yang kini menjadi orang yang paling dihormati dan paling berpengaruh karena harta dan pengaruhnya di desa ini. Ya, kini Menik mulai memiliki teman baru, teman untuk membagi kesedihan dan juga kebahagiaanya. Mereka senasib, sama-sama seorang anak yang ditinggal mati kedua orangtuanya dan ditampung keluarga ini. Walaupun begitu, kebersamaan mereka cukup dibatasi, tak baik katanya, seorang anak perempuan terlalu dekat bersama seorang anak lelaki, namun sesekali mereka masih sering terlihat bersama. Sama halnya Menik yang sudah mulai berdamai dengan keadaan, Mursiyem juga menjalani hid

  • Karma pahit seorang pelakor   Dibalik sebuah ketulusan

    Menik membereskan barang-barangnya dengan diam, satu persatu benda-benda penuh sejarah itu masuk kedalam kopernya. Menik membereskan semua itu dibantu oleh seorang pembantu yang sudah menganggapnya layaknya anaknya cucunya sendiri, mereka sama-sama diam, sama-sama berulangkali yang mengusap matanya yang terus berair. Bukan hanya Menik, wanita itu juga begitu berat meninggalkan rumah ini, sudah begitu lama dia menggantungkan hidupnya dirumah ini, bahkan sejak Admodjo masih didalam perut. Namun sayang, rumah ini akan segera dikosongkan, majikan sudah tiada, putri semata wayangnya pun kini hidup sebatang kara dan dirawat orang lain yang dirasa mampu. Wanita itu memandang Menik yang terus menangis dalam diam, mendekap erat baju terakhir yang akan dimasukkan kedalam sebuah koper besar itu, nafasnya tersengal, bahunya terlihat naik turun, namun gadis itu masih diam. Tak tahan melihat semua itu, wanita tua itupun tanpa sungkan menarik Menik kedalam pelukaanya, lalu mereka sama-sama terisak b

  • Karma pahit seorang pelakor   Tragedi

    Didalam riuhnya pesta, Menik kebingungan mencari orangtuanya kesana kemari namun tak kunjung ketemu, seorang lelaki yang dia kenal sebagai sahabat bapaknya oun mendekat, berkata bahwa bapaknya ada sedikit keperluan, lelaki itu akan menemaninya menemui tamu-tamu sebagai wakil dari bapaknya. Namun, meskipun sudah dijelaskan, Menik masih merasa bingung dengan apa yang terjadi, kecewa menyusup didadanya. Bagaimana mungkin orangtuanya tiba-tiba menghilang ketika tamu undangan sudah mulai ramai berdatangan, urusan apa yang begitu penting hingga mereka sampai hati meninggalkannya seorang diri? Jam pun akhirnya berganti, seluruh tamu sudah seluruhnya datang, namun acara tak kunjung dimulai, sang tuan rumahpun tak kunjung terlihat. Kini mereka mulai resah dan berbisik. Menik terlihat begitu panik hingga beberapa kali sang paman itu menenangkan bahwa semuanya baik-baik saja, mereka akan menunggu orangtuanya datang sebentat lagi, atau jika mereka tak kunjung datang, acara itu bisa dimulai denga

  • Karma pahit seorang pelakor   Duka cita

    Admodjo sangat antusias menyiapkan pesta ulangtahun anaknya yang akan dilaksanakan minggu depan. Admodjo memerintahkan para pembantunya untuk menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan. Dia ingin mwnjamu para tamu dengan sebaik mungkin. Admodjo mengundang semua kenalannya, mulai para pegawai yang bekerja dengan dirinya, sampai dengan para petinggi belanda yang cukup berpengaruh dalam memperlancar bisnisnya. Semakin mendekati hari H, semua tampak sibuk, para pekerja laki-laki ditugasi untuk menata halama sekaligua mendekornya hingga tampka lebih pantas untuk sebuah pesta. Sedangkan para pekerja wanita telah sibuk membuat kue yang akan dihidangkan nanti. Menik dan ibunya pun tak kalah antusias, mereka telah mendapatkan gaun pesta terbaik yang dirancang oleh perancang langganan para nonik belanda. Gaun yang terlihat begitu mewah dan juga anggung ketika sudah digunakan olehnya, begitu serasi dengan wajah ayu juga kulit kuning yang begitu terawat sedari kecil. "Ibu, coba lihat ini"K

  • Karma pahit seorang pelakor   Keluarga bahagia

    Admodjo sedang memangku putri kecilnya sambil memberi makan ikan-ikan hias pada kolam kecil yang sengaja dibangun atas permintaan putri kecilnya tersebut, yang sangat suka melihat ikan-ikan kecil itu berenang seakan sedang menari. Admodjo dengan telaten mendengarkan sang putri bercerita tentang hari-harinya yang menyenangkan, juga tentang teman barunya yang cukup pendiam, lalu tentang makanan apa yang dia tak suka, namun kata sang ibu itu bangus untuk kesehatannya. Juga tentang betapa bersyukurnya dia karena telah terlahir dikeluarga ini, keluarga yang penuh dengan cinta, dan juga orang-orang yang menyenangkan. Admodjo terus mendengarkannya dengan penuh minat dan rasa syukur. Dia begitu mencintai putrinya itu, dan itu adalah kali pertama dia benar-benar mencintai seseorang tanpa syarat dan tetapi. Putrinya itu kini tumbuh menjadi anak yang saangat cantik parasnya, tingkah lakunya pun manis dengan tata krama yang begitu halus, mencerminkan bahwa dia adalah keturunan seorang priyayi, d

  • Karma pahit seorang pelakor   Kegelisahan Admodjo

    Admodjo merasa hidupnya sangat sempurna, dia memiliki harta dan juga keluarga yang bahagia. Ternyata perjodohan yang diatur oleh bapaknya tidak seburuk yang dia bayangkan dulu, dia sama sekali tidak menyesali pilihan orangtuanya, justru dia bersyukur atas itu. Walaupun terus terang ada sedikit rasa bersalah ketika dia harus meninggalkan Mursiyem dalam keadaan yang tidak dia inginkan, Admodjo tahu bahwa dia telah merusak sepenuhnya masa depan Mursiyem dan juga kebahagiaan keluarga perempuan itu, tapi bukankah itu bukan keinginannya? Bukankah dirinya sudah menyuruh Mursiyem untuk menggugurkan anak itu? Bukankah niat awal mereka hanya bersenang-senang? Apakah sepenuhnya dia bersalah? Ah, tentu saja tidak, karena selalu ada harga untuk setiap kesenangan yang kita nikmati, bukankah dulu Mursiyem juga sudah meneguk kesenangan bersama dirinya, mungkin saja iti harga yang harus perempuan itu bayar, walaupun menurut Admodjo terlalu mahal dan berat, namun sekali lagi, itu bukan kesalahannya. Di

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status