Share

Keputusan Mursiyem

last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-14 01:09:15

Admodjo tersentak kaget ketika didapati nya Mursiyem datang ke tempatnya malam-malam seperti ini.

"Kamu ngapain kesini malam-malam begini?"

"Apa kamu tidak ingin menyuruhku masuk mas?" Jawab Mursiyem dengan sinis, lalu setelah itu Admodjo baru membukakan pintu lebih lebar lagi untuk dia masuk kedalam.

"Ada apa?"

"Ada apa katamu? Orangtua ku ingin menjodohkan aku dengan lelaki pilihan mereka karena kamu tak kunjung datang melamarku!"

"Halah, orangtuamu saja yang tak sabaran__"

"Tidak sabaran katamu? Lalu bagaimana dengan perut ku yang terus membesar?"

Admodjo hanya diam tak menjawab, didalam hati dia berkata bahwa dia tak menginginkan anak itu, niat awalnya hanya bersenang-senang dengan Mursiyem, semua ini adalah kebodohan Mursiyem sendiri, lalu sekarang terus memburunya untuk bertanggung jawab, padahal rasa bosan sudah kerap kali dia rasakan.

"Kamu bahkan tidak peduli dengan keadaanku, kamu juga tidak tanya bagaimana caranya aku sampai kesini. Padahal diluar sangat gelap dan gerimi
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Karma pahit seorang pelakor   Penghinaan

    Hampir sebulan Mursiyem meninggalkan rumah, namun dia tak juga kunjung kembali, atau tanda-tanda keberadaanya tak juga kunjung di temukan. Hal ini membuat hati pengasuhnya gelisah, pasalnya dia tahu, bahwa saat ini Mursiyem sedang mengandung, dia takut Mursiyem akan melakukan hal nekat, atau justru akan dicelakai oleh orang-orang yang tak menginginkan kehamilannya. Merasa bingung dan gelisah, akhirnya dengan mengumpulkan tekad dan keberanian, wanita itu memberanikan diri untuk menghadap kepada Kuncoro dan menceritakan segalanya. Namun, baru memasuki ruangan dimana Kuncoro dan Dasimah berada saja, badannya sudah gemetar dan juga keringat dingin yang membasahi tubuhnya. "Mbok, ada apa? Dari tadi aku lihat kamu gelisah disitu, masuklah!""Enggeh dhoro""Apa apa? Kenapa kamu terlihat bingung seperti itu? Apa ada yang ingin kamu sampaikan?""Inggih dhoro, ini tentang dhoro ayu, bahwa sebenarnya___" Wanita itu diam cukup lama, bingung untuk meneruskan kalimatnya. "Ada apa mbok? Apa ada s

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-14
  • Karma pahit seorang pelakor   Kelahiran tanpa sambutan

    Hampir sebulan Mursiyem meninggalkan rumah, namun dia tak juga kunjung kembali, atau tanda-tanda keberadaanya tak juga kunjung di temukan. Hal ini membuat hati pengasuhnya gelisah, pasalnya dia tahu, bahwa saat ini Mursiyem sedang mengandung, dia takut Mursiyem akan melakukan hal nekat, atau justru akan dicelakai oleh orang-orang yang tak menginginkan kehamilannya. Merasa bingung dan gelisah, akhirnya dengan mengumpulkan tekad dan keberanian, wanita itu memberanikan diri untuk menghadap kepada Kuncoro dan menceritakan segalanya. Namun, baru memasuki ruangan dimana Kuncoro dan Dasimah berada saja, badannya sudah gemetar dan juga keringat dingin yang membasahi tubuhnya. "Mbok, ada apa? Dari tadi aku lihat kamu gelisah disitu, masuklah!""Enggeh dhoro""Apa apa? Kenapa kamu terlihat bingung seperti itu? Apa ada yang ingin kamu sampaikan?""Inggih dhoro, ini tentang dhoro ayu, bahwa sebenarnya___" Wanita itu diam cukup lama, bingung untuk meneruskan kalimatnya. "Ada apa mbok? Apa ada s

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-14
  • Karma pahit seorang pelakor   Lahirnya sebuah dendam

    Hari itu genab 5bulan Admodjo meninggalkan Mursiyem, dan Mursiyem pun mencoba menerima takdir yang harus dia dan anaknya jalani kini. Mursiyem yang sejak kecil dibesarkan dalam lingkungan yang serba cukup dan cenderung memanjakannya, kini harus rela hidup serba kekurangan dan harus berjuang walau hanya sekedar untuk mengisi perutnya dari rasa lapar yang lebih sering datang karena anaknya yang masih meminta asi darinya. Mursiyem bahkan hampir melupakan Admodjo, kenangan bersamanya yang tersisa hanyalah rasa sakit dan juga dendam. Namun pada suatu pagi, ketika tanpa sengaja dia bertemu dengan salah satu teman Admodjo yang juga mengenalnya, lelaki itu memberikan kabar bahwa esok adalah hari pernikahan Admodjo, lelaki itu juga dengan suka rela memberikan alamat dimana rumah Admodjo. Mursiyem tak tahu apa maksut dari teman Admodjo yang memberinya informasi selengkap itu, namun katanya lelaki itu iba melihat nasibnya kini, anaknya yang tak lain adalah anak dari Admodjo itu sudah sepantasn

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-14
  • Karma pahit seorang pelakor   Keluarga baru

    "Sudah nduk ayo naik, kita pulang"Pak Jarno menuntun Mursiyem naik ke andongnya dan segera berlalu dari tempat itu, dia menatap kasian kepada ibu dan anak yang baru saja terenggut haknya itu, orang yang baru saja dia temui namun sudah dia sayangi seperti keluarganya sendiri. Sementara disepanjang perjalanan Mursiyem hanya diam membisu tanpa sepatah katapun. Bahkan dia tidak bergeming atau mencoba menenangkan Sumini kecil yang terus menangis, seolah tahu dan merasakan bahwa dia baru saja ditolak oleh sang bapak. Tangisan bayi itu sungguh terdengar menyayat hati pak JarnoJarno yang sudah lama menginginkan seorang anak namun tak kunjung mendapatkannya hingga hari tua menyapa. Sementara Mursiyem, seakan jiwanya hilang melayang, hancur lebur bersama hatinya. Bayangan Admodjo yang begitu gagah menggunakan beskap sedang menatapnya yang tengah diseret orang-orang suruhannya sungguh menanamkan dendam yang cukup dalam dihati Mursiyem. Berkali-kali dia berjanji, bahwa dia akan datang kembal

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-14
  • Karma pahit seorang pelakor   Rindu

    Matahari bersinar dengan cerah, burung-burung berkicau dengan merdu, pepohonan pun seakan menari tertiup angin yang berhembus pelan. Sumini kecil sedang bermain bersama pak Jarno, sedangkan Mursiyem sedang membantu mak Surti memasak didapur. Senyum tak pernah terlepas dari bibir mak Surti, kini dia merasakan memiliki keluarga yang utuh, anak dan cucu seperti yang dimiliki teman-teman seusianya, dua hal yang bahkan dalam mimpi pun tak berani dia bayangkan. Sudah genap setahun Mursiyem dan anaknya tinggal bersama mereka, mak Surti dan pak Jarno menerima Mursiyem dan Sumini dengan sangat baik, memperlakukan mereka selayaknya keluarga sendiri. Setelah mendengar cerita hidup Mursiyem, hati mak Surti jatuh iba. Terlebih pak Jarno tahu dari mana orangtua Mursiyem berasal, walaupun tak mengenalnya secara langsung, tapi pak Jarno tahu siapa itu Kuncoro. Seorang lurah yang bijaksana dan kaya raya. Mursiyem mulai menata hidupnya, perjalanan hidupnya mengajari banyak hal, membuatnya menjadi s

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-14
  • Karma pahit seorang pelakor   Seandainya

    Mursiyem kaget dan juga bingung, ketika tiba-tiba Saminah datang dan menangis dipelukannya, karena tidak biasanya sahabatnya yang selalu ceria ini seperti ini, Mursiyem merasa kawatir. Namun Mursiyem tetap menenangkan Saminah terlebih dahulu tanpa banyak tanya, menahan rasa penasarannya sampai sahabatnya itu benar-benar tenang, lalu Mursiyem pun mulai bertanya"Ada apa Nah? Hari masih begitu pagi, apa yang membuatmu menangis tersedu-sedu seperti ini?""Bapak Yem, kenapa bapak begitu tega kepadaku? Dikira aku ini apa? Patung atau hanya hiasan yang tidak punya perasaan sehingga bisa berbuat sesuka hati tanpa memikirkan perasaan ku?""Memangnya apa yang sudah bapakmu lakukan? Ada apa sebenarnya Nah? Coba pelan-pelan saja kamu ceritanya""Tadi malam, ada seorang pria datang kerumahku, dia melamarku untuk menjadi istrinya, padahal sebelumnya aku sama sekali tak mengenalnya. Dan apa kamu tahu Yem, tanpa meminta pendapatku terlebih dulu, bapak langsung menerima lamaran itu, hanya karena dia

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-14
  • Karma pahit seorang pelakor   Ancaman

    Mendekati hari pernikahan Saminah, semua terlihat begitu sibuk menyiapkan segala macam keperluan pesta, dari jauh-jauh hari para kerabat dan tetangga sudah saling bahu-membahu membantu dirumah Saminah, ada yang menggoreng bawang ada yang menggoreng krupuk dan membuat aneka makanan ringan yang awet tahan lama, yang biasanya nanti akan Diberikan kepada tamu undangan untuk tuk dibawa pulang. Mak Surti pun menjadi orang yang paling rajin dalam rewang kali ini, dia begitu senang karena keponakannya akan segera menikah, terlebih dia mendengar bahwa calon suami keponakannya tersebut berasal dari keluarga kaya raya, namun entah kenapa sikap lain terlihat dari pak Jarno, lelaki itu menjadi sering terdiam dan melamun, seperti sedang ada yang dipikirkan, pak Jarno sama sekali tidak menunjukkan kebahagiaannya menjelang pernikahan sangat keponakan.Mak Surti selalu mengajak Sumini kecil turut serta untuk rewang, dan anak manis yang tak pernah rewel itu selalu duduk didekatnya dan sangat senang ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-14
  • Karma pahit seorang pelakor   Bendera perang

    Mursiyem baru saja pulang dari pasar, dia begitu kaget ketika melihat kondisi rumah yang sudah berantakan, pak Jarno dengan beberapa luka dan baju yang koyak, dan mak Surti yang menangis dipojokan. Belanjaan di tangannya jatuh, dia tak perduli. Mursiyem langsung berlari masuk kedalam rumah dan bertanya kepada Pak Jarno dan mak Surti tentang apa yang terjadi, namun mereka hanya menggeleng sebagai jawaban."Kami juga tidak tahu nduk, Tiba-tiba datang beberapa orang yang sama sekali tidak kami kenal masuk kedalam rumah tanpa permisi, mereka merusak barang-barang kita. Dan ketika bapak ingin melarang, mereka tak segan-segan menyakiti bapak. Mereka hanya meninggalkan pesan untuk tidak mengusik keluarga tuannya, bapak sama sekali tidak mengerti maksut mereka nduk"Mursiyem sadar, bahwa semua ini pasti perbuatan dari orang-orang suruhan Admodjo, dan pesan itu ditujukan untuk dirinya. Lihatlah, betapa pengecutnya lelaki itu, padahal Mursiyem tak pernah atau belum pernah mengusik hidupnya dan

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-14

Bab terbaru

  • Karma pahit seorang pelakor   Akhir tragis yang dia mau

    Mursiyem sebenarnya bukanlah orang jahat, dia tidak pernah menyakiti oranglain. Mursiyem hanya membatasi diri dari orang sekitar, dia memang tidak pandai bergaul sejak dulu, namun para tetangganya menyebut dirinya sombong, angkuh, dan tidak tahu diri. Mereka mencibirnya dengan pikiran mereka masing-masing. Mursiyem bukanlah orang jahat, dia hanya korban. Korban dari keegoisan dan juga ketidak adilan. Korban dari keserakahan, dan juga korban dari perasaan dendam yang tak berkesudahan. Dia adalah korban dari perasaannya sendiri. Kini apa yang dia mau sudah berhasil dia dapatkan, Sumini sudah berhasil menghancurkan kebahagiaan keluarga Menik, adik tiri yang tidak pernah Sumini sadari. Misinya sudah berhasil, Mursiyem sudah berhasil membuat Menik menangis setiap malam seperti yang dia rasakan dulu. Suami yang selama ini dia banggakan, kini dengan perlahan mulai membagi perasaanya dengan Sumini, kini cinta lelaki itu tak lagi utuh. Pernah sekali Mursiyem berfikir untuk mengakiri saja se

  • Karma pahit seorang pelakor   Dendam yang terbalaskan

    Mursiyem setengah mati berusaha untuk tidak tertawa puas untuk pagi ini, pagi yang begitu indah dengan udara yang begitu sejuk yang dia rasakan setelah puluhan tahun. Sesak didadanya yang dia rasakan selama ini serasa terobati melihat pemandangan ini. Lelaki lugu itu tampak gemetar ketakutan, dia begitu tampak marah, lelah dan juga putus asa, ketika semua orang yang berada diruangan ini tampak menyudutkannya. Semua tetua datang untuk mengutuk perbuatannya, perbuatan yang sebenarnya tidak pernah dia lakukan. Mursiyem ingin bertepuk tangan untuk semua yang ada diruangan ini, betapa hebat ekting mereka. Saminah yang terlihat marah namun masih berusaha menenangkan suaminya, Raharjo yang terlihat begitu terpukul, padahal mungkin saja Raharjo tahu bahwa istrinya sedikit banyak ikut andil dalam hal ini, Raharjo tentu tahu bahwa keponakan tersayangnya itu tidak mungkin melakukan hal sekeji ini. Dan lihat Sumini, Mursiyem ingin memberikan penghargaan tertingginya untuk anak itu, Sumini memang

  • Karma pahit seorang pelakor   Mursiyem menagih janji

    Pesta itu berlangsung selama tiga hari tiga malam dengan sangat meriah, semua hiburan rakyat ditampilkan di acara tersebut, makanan yang tersaji juga tak kalah melimpah. Warga yang hadir maupun para undangan orang-orang penting begitu terkagum-kagum, semua memuji atas kebaikan Raharjo dalam memperlakukan anak angkatnya dengan begitu baik lakyaknya anak kandungnya sendiri.Kedua mempelai juga terlihat sangat bahagia, senyum tak pernah lepas dari bibir keduanya, si perempuan pipinya bersemu merah jambu manakala sang pengantin pria membisikkan sesuatu ditelinganya lalu menatapnya dengan jail."Beruntung ya yu, Menik di asuh oleh Ki Harjo, walaupun mereka tidak ada ikatan darah, tapi ki Harjo memperlakukan Menik dengan sangat baik" Terdengar obrolan segerombolan ibu-ibu yang baru saja menghadiri acara tersebut. "Iya ya yu, bahkan ki Harjo mau menikahkan Menik yang sudah yatim piatu itu dengan keponakannya sendiri.""Ya pantes to yu, lawoh Tukiman kan juga sudah yatim piatu sejak kecil. C

  • Karma pahit seorang pelakor   Memulai hidup baru

    Kini semua sudah mulai berjalan dengan semestinya, menjalani hidup dengan porsi masing-masing. Menik sudah mulai bisa menerima kenyataan akan kepergian orangtuanya. Dia hidup layaknya anak seusianya, bermain, belajar, walau tanpa bermanja seperti dahulu. Tapi dia hidup dengan sangat layak disini, segala kebutuhannya tetap terpenuhi, dia tidak dibedakan dengan anak ataupun keponakan dari ki Raharjo, lelaki yang kini menjadi orang yang paling dihormati dan paling berpengaruh karena harta dan pengaruhnya di desa ini. Ya, kini Menik mulai memiliki teman baru, teman untuk membagi kesedihan dan juga kebahagiaanya. Mereka senasib, sama-sama seorang anak yang ditinggal mati kedua orangtuanya dan ditampung keluarga ini. Walaupun begitu, kebersamaan mereka cukup dibatasi, tak baik katanya, seorang anak perempuan terlalu dekat bersama seorang anak lelaki, namun sesekali mereka masih sering terlihat bersama. Sama halnya Menik yang sudah mulai berdamai dengan keadaan, Mursiyem juga menjalani hid

  • Karma pahit seorang pelakor   Dibalik sebuah ketulusan

    Menik membereskan barang-barangnya dengan diam, satu persatu benda-benda penuh sejarah itu masuk kedalam kopernya. Menik membereskan semua itu dibantu oleh seorang pembantu yang sudah menganggapnya layaknya anaknya cucunya sendiri, mereka sama-sama diam, sama-sama berulangkali yang mengusap matanya yang terus berair. Bukan hanya Menik, wanita itu juga begitu berat meninggalkan rumah ini, sudah begitu lama dia menggantungkan hidupnya dirumah ini, bahkan sejak Admodjo masih didalam perut. Namun sayang, rumah ini akan segera dikosongkan, majikan sudah tiada, putri semata wayangnya pun kini hidup sebatang kara dan dirawat orang lain yang dirasa mampu. Wanita itu memandang Menik yang terus menangis dalam diam, mendekap erat baju terakhir yang akan dimasukkan kedalam sebuah koper besar itu, nafasnya tersengal, bahunya terlihat naik turun, namun gadis itu masih diam. Tak tahan melihat semua itu, wanita tua itupun tanpa sungkan menarik Menik kedalam pelukaanya, lalu mereka sama-sama terisak b

  • Karma pahit seorang pelakor   Tragedi

    Didalam riuhnya pesta, Menik kebingungan mencari orangtuanya kesana kemari namun tak kunjung ketemu, seorang lelaki yang dia kenal sebagai sahabat bapaknya oun mendekat, berkata bahwa bapaknya ada sedikit keperluan, lelaki itu akan menemaninya menemui tamu-tamu sebagai wakil dari bapaknya. Namun, meskipun sudah dijelaskan, Menik masih merasa bingung dengan apa yang terjadi, kecewa menyusup didadanya. Bagaimana mungkin orangtuanya tiba-tiba menghilang ketika tamu undangan sudah mulai ramai berdatangan, urusan apa yang begitu penting hingga mereka sampai hati meninggalkannya seorang diri? Jam pun akhirnya berganti, seluruh tamu sudah seluruhnya datang, namun acara tak kunjung dimulai, sang tuan rumahpun tak kunjung terlihat. Kini mereka mulai resah dan berbisik. Menik terlihat begitu panik hingga beberapa kali sang paman itu menenangkan bahwa semuanya baik-baik saja, mereka akan menunggu orangtuanya datang sebentat lagi, atau jika mereka tak kunjung datang, acara itu bisa dimulai denga

  • Karma pahit seorang pelakor   Duka cita

    Admodjo sangat antusias menyiapkan pesta ulangtahun anaknya yang akan dilaksanakan minggu depan. Admodjo memerintahkan para pembantunya untuk menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan. Dia ingin mwnjamu para tamu dengan sebaik mungkin. Admodjo mengundang semua kenalannya, mulai para pegawai yang bekerja dengan dirinya, sampai dengan para petinggi belanda yang cukup berpengaruh dalam memperlancar bisnisnya. Semakin mendekati hari H, semua tampak sibuk, para pekerja laki-laki ditugasi untuk menata halama sekaligua mendekornya hingga tampka lebih pantas untuk sebuah pesta. Sedangkan para pekerja wanita telah sibuk membuat kue yang akan dihidangkan nanti. Menik dan ibunya pun tak kalah antusias, mereka telah mendapatkan gaun pesta terbaik yang dirancang oleh perancang langganan para nonik belanda. Gaun yang terlihat begitu mewah dan juga anggung ketika sudah digunakan olehnya, begitu serasi dengan wajah ayu juga kulit kuning yang begitu terawat sedari kecil. "Ibu, coba lihat ini"K

  • Karma pahit seorang pelakor   Keluarga bahagia

    Admodjo sedang memangku putri kecilnya sambil memberi makan ikan-ikan hias pada kolam kecil yang sengaja dibangun atas permintaan putri kecilnya tersebut, yang sangat suka melihat ikan-ikan kecil itu berenang seakan sedang menari. Admodjo dengan telaten mendengarkan sang putri bercerita tentang hari-harinya yang menyenangkan, juga tentang teman barunya yang cukup pendiam, lalu tentang makanan apa yang dia tak suka, namun kata sang ibu itu bangus untuk kesehatannya. Juga tentang betapa bersyukurnya dia karena telah terlahir dikeluarga ini, keluarga yang penuh dengan cinta, dan juga orang-orang yang menyenangkan. Admodjo terus mendengarkannya dengan penuh minat dan rasa syukur. Dia begitu mencintai putrinya itu, dan itu adalah kali pertama dia benar-benar mencintai seseorang tanpa syarat dan tetapi. Putrinya itu kini tumbuh menjadi anak yang saangat cantik parasnya, tingkah lakunya pun manis dengan tata krama yang begitu halus, mencerminkan bahwa dia adalah keturunan seorang priyayi, d

  • Karma pahit seorang pelakor   Kegelisahan Admodjo

    Admodjo merasa hidupnya sangat sempurna, dia memiliki harta dan juga keluarga yang bahagia. Ternyata perjodohan yang diatur oleh bapaknya tidak seburuk yang dia bayangkan dulu, dia sama sekali tidak menyesali pilihan orangtuanya, justru dia bersyukur atas itu. Walaupun terus terang ada sedikit rasa bersalah ketika dia harus meninggalkan Mursiyem dalam keadaan yang tidak dia inginkan, Admodjo tahu bahwa dia telah merusak sepenuhnya masa depan Mursiyem dan juga kebahagiaan keluarga perempuan itu, tapi bukankah itu bukan keinginannya? Bukankah dirinya sudah menyuruh Mursiyem untuk menggugurkan anak itu? Bukankah niat awal mereka hanya bersenang-senang? Apakah sepenuhnya dia bersalah? Ah, tentu saja tidak, karena selalu ada harga untuk setiap kesenangan yang kita nikmati, bukankah dulu Mursiyem juga sudah meneguk kesenangan bersama dirinya, mungkin saja iti harga yang harus perempuan itu bayar, walaupun menurut Admodjo terlalu mahal dan berat, namun sekali lagi, itu bukan kesalahannya. Di

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status