Share

44. Antara Cinta dan Keluarga

last update Last Updated: 2025-04-09 14:00:17
Mendengar perintah sang mama membuat jantung Rama seolah berhenti berdetak sejenak. Dia menduga jika pembicaraan tentang Cinta sudah berakhir, dan setelah dia menemukan perempuan pujaan hatinya restu akan segera tergapai.

Ternyata semua tak semudah dugaan Rama. Sang mama masih tetap pada pendiriannya.

Rama menatap wajah Widya dengan saksama, mencoba mencari gurauan di wajah itu, namun tak jua dia temukan. Hanya ketegasan bercampur amarah yang terlihat mendominasi.

“Mama bilang apa?” tanya Rama pelan, dia ingin mendengar sekali lagi untuk memastikan jika telinganya tidak salah dengar..

“Lepaskan Cinta. Hentikan semua ini sebelum kamu terlanjur jauh. Cinta bukan perempuan yang tepat untukmu,” ucap Widya, nadanya dingin tapi tak bernada marah.

Rama menghela napas dalam-dalam, menahan gejolak dalam dadanya. Pencariannya selama ini belum membuahkan hasil, tetapi sang mama sudah memintanya untuk melepaskan Cinta.

"Ada banyak perempuan di luar sana, mengapa kau harus memilih pel*c
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    45. Pembuktian Rama

    Suasana pagi di rumah keluarga Narendra terasa lebih hangat dari biasanya. Sinar matahari menembus tirai-tirai putih yang digantung rapi di jendela besar ruang makan. Aroma sup ayam buatan salah satu koki pribadi yang dipekerjakan di rumah mewah itu menyebar ke seluruh ruangan, menciptakan nuansa rumah yang hangat dan akrab.Arman yang baru saja keluar dari kamar, mengenakan kaus hangat dan celana panjang, mematung sesaat di ambang pintu saat melihat Rama keluar dari kamar masa kecilnya.“Rama?” ucap Arman, sedikit terkejut.Rama tersenyum kecil, langkahnya santai. “Pagi, Pa.”“Papa sempat tidak percaya saat mamamu bilang kalau kau menginap. Ternyata dia tidak berbohong.”Rama menarik kursi dan duduk. “Selama Papa belum balik ke perusahaan, aku akan menginap di sini. Biar laporannya lebih cepat. Kita bisa membicarakannya kapan saja."Mereka bertiga berkumpul di ruang makan. Widya sudah menata sarapan dengan rapi, matanya hanya melirik Rama sesekali, tanpa banyak bicara. Arman terseny

    Last Updated : 2025-04-09
  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    46. Masalah yang Datang

    Chiara menggigit bibirnya, mencoba menahan sesuatu. Tapi akhirnya air mata itu menetes juga. “Kalau nanti teman-teman aku… ngejek aku, gimana, Ma?” Suara Chiara pelan, terdengar patah-patah. “Bagaimana kalau mereka nggak mau temenan sama aku?” Cinta merengkuh tubuh mungil Chiara ke dalam dekapannya, membiarkan bocah itu menyandarkan kepala di dadanya. “Apapun yang terjadi, jangan jadikan kakimu sebagai penghalang untuk maju." Cinta mengurai pelukan setelah mengakhiri kalimatnya. Dipandanginya wajah polos putrinya dengan saksama. Ada rasa bersalah bercokol di hatinya karena tidak bisa melindungi Chiara dari kecelakaan siang itu. "Dengar, Chia. Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Chia tahu, kaki Chia sakit, jadi Chia harus giat belajar untuk bisa menunjukkan kelebihan lain yang dimiliki Chia. Chia tidak boleh putus asa." "Chia takut, Chia malu, Ma." Cinta menghembuskan napas secara kasar, merasakan beban berat di pundaknya. Bukan hanya memikirkan biaya pe

    Last Updated : 2025-04-10
  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    47. Jatuh Setelah Selingkuh

    Bisik-bisik kecil mulai terdengar di antara mereka. "Itu Pak Davin, kan?" "Beneran dia balik ke sini?" "Ngapain dia ke sini lagi?""Penampilannya sekarang beda, ya?"Davin menulikan telinganya dari bisikan-bisikan mantan karyawannya dulu. Saat ada hal yang lebih penting yang harus dia selesaikan.Setelah antrean di kasir mulai mereda dan suasana sedikit lebih tenang, pria itu melangkah mendekati meja kasir. Sosoknya tinggi, tegas, dengan mata tajam yang seolah menyapu setiap sudut ruangan. Davin, mantan suami Anisa sekaligus pemilik lama kafe itu, kini berdiri tepat di hadapan Cinta.Meski tak pernah berkenalan secara langsung, Cinta mengenali pria yang saat berada di hadapannya. Ingatan Cinta berputar saat pertama kali menginjakkan kaki di kafe ini, dia harus menyaksikan perdebatan sengit antara Davin dan Anisa.Davin menyapanya dengan nada singkat. “Bu Cinta?”Cinta mengangguk sopan. “Ya. Ada yang bisa saya bantu?”“Ada hal penting yang harus kita bicarakan,” ucap Davin, langsung

    Last Updated : 2025-04-10
  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    48. Menemukan Cinta

    Malam menurunkan sunyinya pelan-pelan, memeluk bangunan kafe yang kini telah sepi. Lampu-lampu temaram di sudut-sudut ruang memantulkan bayangan yang tenang di dinding kayu. Setelah memastikan Chiara sudah benar-benar terlelap di kamarnya, Cinta melangkahkan kakinya ke tempat Tiara sedang duduk berselonjor di sofa kecil dekat dapur, menyeruput teh hangat yang baru saja ia seduh.Cinta ikut duduk di sampingnya, menarik napas panjang sebelum akhirnya berkata, “Tadi siang Davin datang.”Tiara melirik, sedikit terkejut namun tak sepenuhnya heran. “Pak Davin? Maksudnya… mantan bos besar?”Cinta mengangguk pelan. “Dia minta kerja. Katanya Farah sebentar lagi melahirkan, dan dia butuh penghasilan tetap.”Tiara menghela napas panjang, meletakkan cangkirnya di atas meja kecil di depan mereka. Ia menatap Cinta dengan sorot tajam namun penuh kepedulian. “Mbak Cinta serius mempertimbangkannya?”“Aku masih bingung,” jawab Cinta jujur. “Mau nolak kasihan, mau terima juga gimana. Mbak ingat pesan

    Last Updated : 2025-04-11
  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    49. Pemburu Cinta

    Rama menarik napas panjang, berusaha meneguhkan fokus meski pikirannya berkelindan antara paparan proyek dan kabar dari Selo Ardi. Rama tetap berdiri tegap di hadapan jajaran direksi dan calon investor yang duduk menyimak. Seorang investor senior dari Jepang, Mr. Takahashi, mengangkat tangan.“Mr. Rama, bagaimana Anda memastikan teknologi energi surya ini dapat diimplementasikan secara efisien di iklim tropis seperti Indonesia, mengingat musim hujan yang panjang?”Rama tersenyum tenang. “Pertanyaan yang sangat baik, Mr. Takahashi. Kami telah bekerja sama dengan mitra teknologi dari Eropa dan Singapura untuk menciptakan panel surya dengan sistem penyimpanan energi yang lebih efisien. Dengan baterai lithium-iron phosphate generasi terbaru, daya tetap bisa disuplai selama 48 jam bahkan tanpa sinar matahari. Kami juga sudah menguji prototipe di Jawa Barat dengan hasil yang sangat menjanjikan.”Salah satu petinggi lokal, Pak Ardiansyah, menyusul bertanya, “Bagaimana dengan kepercayaan mas

    Last Updated : 2025-04-11
  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    50. Siapa Dia?

    Tangan Rama mengambil map itu perlahan, membuka lembar demi lembar isinya, sebagian berisi catatan pengamatan, beberapa foto candid, dan selembar fotokopi dokumen rumah sakit.“Apa maksudmu banyak orang? Siapa saja?” tanya Rama cepat, nada suaranya mulai menajam.Selo menyandarkan tubuhnya ke kursi, tangan terlipat di dada. Ia menatap Rama seperti sedang mengamati pecahan teka-teki yang hampir utuh.“Selain njenengan,” ucap Selo Ardi datar, “ada mantan suaminya. Ada kemungkinan dia menyesal dan ingin rujuk kembali."Rama mengeraskan rahangnya, ada kecemburuan yang tiba-tiba menyeruak di dalam hatinya. Dia sudah menantikan Cinta begitu lama, dan tidak akan membiarkan ada yang menghalanginya, termasuk mantan suaminya.Kini, bukan hanya meluluhkan hati kedua orang tuanya agar memberi restu, tetapi juga menaklukkan putri Cinta, yang mungkin saja akan lebih condong untuk memilih ayah kandungnya."Terus… ibu mertuanya. Lebih berbahaya. Dia nggak bergerak terang-terangan, tapi saya lihat di

    Last Updated : 2025-04-11
  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    51. Bukan Sahabat Lagi

    Nora. Sahabat masa kecil, seseorang yang dulu tidur di ranjang sebelah di panti asuhan. Yang berbagi sepotong roti dan mimpi-mimpi kecil tentang masa depan yang lebih baik. Tetapi dia adalah perempuan yang telah menghancurkan hidup Cinta. Dengan kata-kata manis dan senyum pura-pura, Nora menggiringnya ke dalam perangkap. Membuatnya percaya bahwa pekerjaan itu akan membawa kehidupan lebih baik, tetapi yang ia dapatkah adalah kehinaan. Kehinaan bersama Rama. Satu bulan menjadi budak nafsu mantan kekasihnya, sampai kini masih menghantui tidurnya.Sekarang, Nora duduk santai, tertawa pelan, tanpa beban. Seolah semua itu tak pernah terjadi. Seolah mereka masih dua anak yatim piatu yang saling menjaga.Tiara menoleh dan melambaikan tangan dengan wajah senang melihat kehadiran Cinta. “Kak Cintaaa! Lihat Kak Nora datang."Cinta mengangguk pelan. Senyum kecil dipaksakan, meski tangan yang menggenggam alat bantu jalan Chiara mulai gemetar.Nora bangkit dari duduknya, menghampiri Cinta lalu

    Last Updated : 2025-04-12
  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    52. Badai yang Kembali Datang

    Cinta menyandarkan punggungnya pada kursi, menatap Nora dengan sorot mata dingin, meski amarah dalam dadanya membara. Dalam diamnya, ia mengingat kembali semua luka yang sudah lama ia pendam, malam-malam panjang penuh air mata, rasa jijik yang tidak bisa hilang dari tubuhnya, dan suara erangan dan desahan Rama yang terus menghantui pikirannya. Semua itu berawal dari satu nama, Nora.“Aku tidak akan pernah lupa, Nor,” ucap Cinta akhirnya, suaranya datar namun tajam. “Nggak akan lupa dari mana uang itu berasal. Dari mana aku bisa beli kafe ini. Dan aku juga nggak akan lupa siapa sahabatku yang menjerumuskan aku ke lembah itu.”Nora tersenyum kecil, seperti tak tersentuh oleh tudingan itu. Ia menyilangkan kakinya, mengambil cangkir kopi yang tinggal setengah, lalu menyesapnya dengan santai. “Kamu harusnya berterima kasih sama aku, Cin. Bukan malah melempar kesalahan seperti ini."Cinta menyipitkan mata. “Terima kasih? Karena kamu sudah menjual aku?”Nora tertawa, pahit dan sarkastik. “O

    Last Updated : 2025-04-12

Latest chapter

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    59. Ah ...

    Waktu seakan berhenti. Tidak ada suara lain yang terdengar di telinga Rama, selain degup jantungnya sendiri.Ingin rasanya Rama bangkit dari tempat duduknya, berlari dan merengkuh pinggang Cinta. Ingin rasanya menculiknya dan langsung membawanya ke hotel terdekat. Rama sudah tidak sanggup menahan gairah, dia ingin mengulang saat-saat intim bersama Cinta.Tapi akal sehat Rama masih menahannya di kursi, duduk manis hanya menatap, dan menunggu reaksi pertama dari Cinta.Dan Cinta… masih berdiri di tempat. Seolah hatinya belum memutuskan apakah dia harus menghampiri Rama, atau justru kembali melangkah menjauh sebelum semuanya dimulai kembali.“Mbak, tamunya nunggu sudah lama,” ucap Rizka pelan dan ragu-ragu, karena melihat reaksi Cinta yang sangat berbeda. Sangat serius dan ada ketakutan.Cinta mengangguk pelan diikuti hembusan napas kasar. “Ya, aku akan ke sana.”Tidak ada guna lari, karena Rama akan terus mengejarnya. Seperti halnya masalah dengan Nora, dia pun akan menghadapi Rama.Di

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    58. Sebuah Pertemuan

    Rama memejamkan mata sejenak. Kata demi kata yang terlontar dari bibir Arman bukan hanya restu, tapi ujian. Ujian tentang kesungguhan dan harga diri. Bukan hanya kesungguhan atas rasa cintanya, tetapi juga niatnya untuk berubah. “Terima kasih, Pa. Aku akan buktikan,” ucap Rama ketika membuka mata dan menatap sang ayah.Arman mengangguk. “Lakukan dengan tenang. Jangan gegabah. Mamamu biar papa yang urus.”Meski Arman sadar meyakinkan Widya bukanlah hal yang mudah, tetapi dia tetap mendukung putranya. Sudah terlalu lama putranya tersesat. Motivasi apa pun yang akan membawa perubahan akan dia dukung dengan sepenuh hati.***Hari yang dinantikan Rama akhirnya tiba. Dengan langkah mantap, dia melangkah keluar dari rumah.Rama mengenakan kemeja putih yang disetrika rapi, dipadukan dengan celana panjang warna abu tua. Jasnya belum dikenakan, masih disampirkan di lengan. Wajahnya bersih, segar, dan kali ini tak ada aroma parfum yang berlebihan atau gaya yang mencolok. Hanya lelaki biasa yang

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    57. Wejangan Arman

    Rama berdiri di ambang pintu ruang kerja ayahnya, memandangi sosok Arman Wijaya yang sedang membetulkan dasi di depan cermin. Setelan jas abu-abu gelap membungkus tubuh tegap itu, seolah menghapus bayang-bayang sakit yang sempat membuat Rama resah berminggu-minggu“Hari ini papa akan kembali ke kantor?” tanya Rama sambil menatap dengan saksama sang papa, seolah ingin memastikan jika pria di hadapannya sudah benar-benar sehat.Arman menoleh dan tersenyum kecil. “Papa sudah cukup istirahat. Perusahaan butuh orang tua seperti papa untuk mengingatkan anak muda seperti kamu agar tidak terlalu ambisius.”Meski tidak ke kantor, tetapi informasi tetap mengalir kepada Arman. Terutama proyek besar yang berhubungan dengan Narendra Green Dinamic. Selain itu juga Rama yang selalu lembur, entah karena terlalu antusias atau ada target lain yang dia kejar.Rama tertawa kecil, rasa lega menyelinap dalam dada. Ia mengangguk, “Papa tahu kan, aku tidak akan main-main dengan tanggung jawab.”“Dan Papa tah

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    56. Sosok dari Masa Lalu

    Cinta mengepalkan tangannya di bawah meja. Dalam diam, Cinta sedang mengumpulkan keberanian untuk melawan. Janda beranak satu itu sudah siap dengan segala konsekuensinya.“Aku mengajakmu bertemu bukan untuk bilang ‘ya’,” ujar Cinta akhirnya. Suaranya yang tenang justru terasa menghujam di dada Nora.Senyum Nora menipis. Matanya menyipit karena tidak percaya melihat keberanian Cinta. “Lalu … untuk apa?”“Untuk memberitahu kamu, jika aku tidak akan goyah dengan pendirianku sekarang,” jawab Cinta pelan. “Aku tidak akan takut dengan segala ancamanmu, Nora. Kamu bisa mengatakan kepada siapa pun tentang masa laluku. Dan aku tidak akan peduli dengan penilaian mereka.”Teror tiada henti dari Nora justru semakin meyakinkan Cinta, jika niatnya untuk meninggalkan lembah hina, lebih besar dari ketakutan jika aibnya akan terbongkar.Cinta sadar, kapan pun aib itu bisa terbongkar, entah dari Nora, atau dari orang lain yang pernah melihatnya bersama Rama. Hujatan dan caci maki akan tertuju kepadanya

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    55. Rayuan

    Sejak kehadiran Nora, hari-hari Cinta mulai terasa semakin penuh tekanan. Sejak tautan gosip itu menyebar, dia merasa seolah seluruh mata memandangnnya dengan tatapan hina.Setiap menyaksikan pelanggan yang sedang bercanda sambil menikmati hidangan, Cinta merasa seolah mereka sedang membicarakan dirinya. Kini hidup Cinta terasa tidak tenang, dipenuhi dengan berbagai kecurigaan. Cinta merasa, setiap orang yang memandangnya seolah ingin mengupas lapis demi lapis tubuh dan masa lalunya.Nora terus meneror. Kadang hanya kiriman emoji api, atau tautan komentar jahat dari netizen.Bahkan sosok yang telah menjadi teman bertumbuh sejak masa kecil itu, tidak segan mengirim pesan bernada ancaman, “Tinggal tunggu waktu sampai anakmu tahu siapa ibunya sebenarnya.”Cinta membaca setiap pesan yang dikirim oleh Nora, tetapi tidak satu pun yang dia balas.Untuk masalah yang satu ini, Cinta merasa benar-benar harus menghadapinya sendiri. Dia tidak tahu harus berbagi dengan siapa.Ini bukan tentang luk

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    54. Ancaman Nora

    Cinta berdiri di balik meja kasir, mengenakan blus putih sederhana dan celemek cokelat khas kafe miliknya. Ia menatap Hardy, barista muda yang sedang menuangkan espresso ke dalam cangkir. Pemuda itu berhenti sejenak saat menyadari Cinta melangkah menghampirinya, tampaknya ada hal penting yang ingin dia bicarakan.“Hardy!”Mendengar panggilan dari Cinta, Hardy segera meletakkan milk jug ke atas meja, lalu berbalik menghadap bos barunya.“Iya, Mbak?”Karena usia para karyawan tidak terlalu jauh dengan Cinta, mereka memanggil Cinta dengan panggilan 'Mbak' agar lebih akrab. Meski ada beberapa yang belum terbiasa, dan tetap memanggil 'bu' seperti saat bersama dengan Anisa dulu.“Terima kasih, ya,” ucap Cinta, menatap mata Hardy dengan tulus. “Kamu sudah bantu sampaikan pesanku ke Pak Davin. Aku tahu ini bukan posisi yang nyaman buat kamu, apalagi kalian masih ada hubungan kekerabatan.”Hardy tersenyum tipis, meski matanya tampak sedikit canggung. “Nggak apa-apa, Mbak. Mas Davin juga… ya,

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    53. Ancaman

    Cinta berdiri di dekat meja kasir, menatap kosong ke arah para karyawan yang mulai merapikan kafe menjelang waktu tutup. Lantunan musik lembut masih mengalun pelan dari speaker di sudut ruangan, bercampur dengan suara kursi digeser, gelas dicuci, dan ucapan ringan antar sesama karyawan. Semuanya tampak biasa, seperti hari-hari sebelumnya. Tapi tidak dengan Cinta.Bayangan wajah Nora terus menghantui pikirannya. Senyum licik itu. Kata demi kata yang seperti racun. Ancaman yang bisa meruntuhkan semua yang selama ini dia bangun dengan susah payah.Tangannya yang menggenggam kain lap di meja mulai bergetar. Cinta berusaha tetap tegak, tersenyum kecil saat Rizka melambaikan tangan pamit. Tapi senyum itu tak sampai ke matanya. Begitu pintu kafe tertutup dan tinggal suara detik jam dinding yang terdengar jelas, Cinta menyandarkan tubuhnya ke meja, diam-diam menunduk.Air mata itu jatuh pelan. Tanpa suara. Tanpa drama. Hanya butiran kecil yang mengalir perlahan di pipinya. Ia menyekanya cep

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    52. Badai yang Kembali Datang

    Cinta menyandarkan punggungnya pada kursi, menatap Nora dengan sorot mata dingin, meski amarah dalam dadanya membara. Dalam diamnya, ia mengingat kembali semua luka yang sudah lama ia pendam, malam-malam panjang penuh air mata, rasa jijik yang tidak bisa hilang dari tubuhnya, dan suara erangan dan desahan Rama yang terus menghantui pikirannya. Semua itu berawal dari satu nama, Nora.“Aku tidak akan pernah lupa, Nor,” ucap Cinta akhirnya, suaranya datar namun tajam. “Nggak akan lupa dari mana uang itu berasal. Dari mana aku bisa beli kafe ini. Dan aku juga nggak akan lupa siapa sahabatku yang menjerumuskan aku ke lembah itu.”Nora tersenyum kecil, seperti tak tersentuh oleh tudingan itu. Ia menyilangkan kakinya, mengambil cangkir kopi yang tinggal setengah, lalu menyesapnya dengan santai. “Kamu harusnya berterima kasih sama aku, Cin. Bukan malah melempar kesalahan seperti ini."Cinta menyipitkan mata. “Terima kasih? Karena kamu sudah menjual aku?”Nora tertawa, pahit dan sarkastik. “O

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    51. Bukan Sahabat Lagi

    Nora. Sahabat masa kecil, seseorang yang dulu tidur di ranjang sebelah di panti asuhan. Yang berbagi sepotong roti dan mimpi-mimpi kecil tentang masa depan yang lebih baik. Tetapi dia adalah perempuan yang telah menghancurkan hidup Cinta. Dengan kata-kata manis dan senyum pura-pura, Nora menggiringnya ke dalam perangkap. Membuatnya percaya bahwa pekerjaan itu akan membawa kehidupan lebih baik, tetapi yang ia dapatkah adalah kehinaan. Kehinaan bersama Rama. Satu bulan menjadi budak nafsu mantan kekasihnya, sampai kini masih menghantui tidurnya.Sekarang, Nora duduk santai, tertawa pelan, tanpa beban. Seolah semua itu tak pernah terjadi. Seolah mereka masih dua anak yatim piatu yang saling menjaga.Tiara menoleh dan melambaikan tangan dengan wajah senang melihat kehadiran Cinta. “Kak Cintaaa! Lihat Kak Nora datang."Cinta mengangguk pelan. Senyum kecil dipaksakan, meski tangan yang menggenggam alat bantu jalan Chiara mulai gemetar.Nora bangkit dari duduknya, menghampiri Cinta lalu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status