Di vila yang terpencil Naila sedang bersiap-siap pergi dengan bi Darmi itu mengingatkan bi Darmi akan panggilnya sekarang.
"Ingat panggil aku Amanda, jangan Nona! " tekannya sambil tertawa."Baik Non!" jawab bi Darmi sambil tersenyum.Mereka berdua keluar dari vila, Naila menaiki motor pak Sofyan. "Ayo lekas naik! Apa yang bibi tunggu?"Saya Naik Non?" tanya bi Darmi."Amanda, Bi. Jangan lupa!" ralat Naila."Iya, Amanda. Apakah bibi Naik di belakang, Nona eh Amanda?" tanyanya lagi karena sungkan pada majikan mudanya itu."Kalau tidak dibelakang, apa bibi mau duduk di depan? Bisa mengemudikan motor?" kekeh Naila membuat bi Darmi tertawa."Iya, saya sungkan sama Non eh Amanda," jawab bi DarmiNaila pun segera menjalankan motornya, dengan kecepatan sedang berjalan di jalanan pedesaan, beberapa orang yang berpapasan menatap mereka lalu bertanya pada bi Darmi."Siapa bi?" tanya seorang wanita pada bNaila terkejut ternyata pria yang ada di hadapannya ini adalah pria yang membuntutinya tadi."Ini, Mbak Naila, Ya? tanyanya sok tahu"Bukan Mas, kan tadi Bapak sudah bilang kalau, mbak Nailadi jerman. saya Amanda, sebenarnya Bapak dan ibu ini adalah paman dan bibi saya tetapi sudah saya anggap orang tua saya sendiri. Sebenarnya keperluan Mas kemari apa?" tanya Naila"Saya mau sewa vila ini Mbak, untuk di tempati beberapa dokter yang betugas di sini dan Maaf tadi bututin Mbak karena saya kira Mbak Naila, mukanya mirip banget cuma bedanya Mbak gak dandan dan berpakaian mahal," jawab pria itu sambil tersenyum"Walah, yo, beda jauh tho, Mas Wong Mbak Nayla itu cantik sekali, saya ini loh apa? Cuma pembantunya Mbak Naila," kekeh Naila menyembunyikan identitas dirinya."Oh ya saya belum perkenalkan diri bukan? Nama saya Yuda. Lalu bagaimana Apakah saya bisa menyewa vila ini?" tanya Yuda."Ya tidak bisa memutuskan langsung Mas. Kar
Di layar handphonenya terpampang wajah istri dengan pakaian sederhana tanpa riasan dan mengaku orang lain dengan kecemasan yang sangat mencolok serta menahan rasa takut. Bayu menghembuskan napasnya, terasa sangat sesak di dadanya."Tolong jaga dia untukku Hugo, tempatkan anak buahmu di sisinya," pinta Bayu."Kau tidak ingin mengajaknya pulang?" tanya Hugo."Tidak, dia akan semakin jauh dariku saat aku memaksanya, aku meridhoinya Hugo dan aku harus mencari tahu siapa orang yang membuat Naila ketakutan. Hingga hidup dalam persembunyian," sahut Bayu dengan mimik wajah sedih."Baiklah, jika itu keputusanmu, Apa kau tetap merahasiakan pernikahanmu kepada kedua orang tuamu?" tanya Hugo"Iya jika mama tahu masalahnya semakin runyam, setidaknya aku akan tahu kabar istriku, jika bisa mintakan nomor wanita dan pria paruh baya yang menemaninya itu. Aku ingin mereka menjadi CCTV ku dan melaporkan semua kegiatannya setiap saat." pinta Bayu."
Jelita sudah mengambil ancang-ancang untuk memaki orang tersebut. Namun ia telah setara orang itu telah keluar dari mobilnya dan berjalan ke arahnya lalu mengetuk jendela kaca mobilnya. Jelita menurunkan jendela kacanya.Terlihat olehnya seorang lelaki gagah dengan berkacamata hitam menatap manik matanya sambil berkata, "Turun ada bom di mobilmu!"Sontak saja membuat Jelita terjengkit, dengan cepat ia membuka pintu mobil dan turun dari mobilnya."Kau siapa? Kalau ngomong jangan aneh-aneh dong! Dari mana kau tahu, kalau mobilku ada bom di dalamnya?" tanyanya."coba saja masuk dan jalankan mobilmu jika kau ingin terpanggang hidup-hidup. Aku sedang menyelematkan hidupmu, jika kau tidak mau juga tidak apa-apa," jawab Hugo sambil berjalan menuju mobilnya.Jelita yang ketakutan berlari mengejarnya Ia pun membuka pintu samping dan duduk sebelah pria itu."Antarkan aku ke kantor!" perintahnya."Aku bukan taksi online kenapa haru
Setelah tahu istrinya baik-baik Bayu mulai mendapatkan semangat untuk bangkit kembali, ia bertekad sembuh untuk mencari siapa orang selalu menteror istrinya itu, tanpa ia tahu ada seseorang sudah menyusup masuk kedalam perusahaannya.Hugo mengetahui hal itu, tetapi ia membiarkannya agar orang itu bergerak terlebih dulu, supaya dia tahu siapa yang berperan sesungguhnya.Satu minggu berlalu, Bayu pulang ke rumahnya di sambut oleh bi Surti. "Mas Bayu sudah pulang? Ayo Mas bibi sudah siapkan makanan kesukaan Mas Bayu. Maaf bibi pulang kampungnya agak lama jadi gak tahu kalau Mas Bayu kena musibah seperti ini," sambut bi Surti dengan mata berkaca-kaca."Loh, jangan nangis saya itu tidak apa-apa Bibi saya sudah sembuh ini tinggal pemulihan saja terus sambil terapi nantinya. Kapan bibi datang?" tanya Bayu."Sudah satu minggu Mas. Ayo saya antar ke ke ruang tamu saja sudah saya bersihkan, sekarang Mas Bayu tidur dulu di sini sampai benar-benar sembuh," ja
Frans masuk kedalam rumah di ikuti oleh bi Surti di belakangnya. "Mas Bayu, Nak Frans sudah datang." "Ayo sini makan dulu dan letakan kopermu di situ!" pinta Bayu."Iya, Tuan!" jawab FransLalu Bayu menoleh kepada Bik Surti. "Bi, tolong bersihkan kamar yang ada sebelah kamar saya ganti bedcover-nya, ya, bik," pesan Bayu."Baik Tuan," jawab bik Surti lalu berlalu dari tempat itu Ia pun duduk di kursi depan Jelita dia berusaha untuk menormalkan hatinya dan membunuh perasaan dan bersikap biasa saja. Jelita melirik pria itu, sikap yang datar semakin membuat hati panas, bahkan lelaki itu tidak menatapnya padahal biasanya pria itu hanya tersenyum kalau dia sedang marah.Jelita meneruskan makannya dengan cepat kemudian beranjak pergi dari meja makan menuju kamar, hatinya begitu sakit, entah kenapa, Jelita sendiri tidak mengerti.Frans mengambil makanan dan mulai menyuapkan dalam mulutnya menemani tuan muda makan."Kau Nan
Frans mengantar jemput jelita setiap harinya walaupun gadis itu selalu saja menampakkan wajah yang tidak suka tetapi Frans tetap sabar menghadapi gadis itu. Tidak hanya mengantar jemput saja tetapi kemanapun Jelita pergi karena yang selalu mengawalnya itu membuat jelita merasa kesal. Akan tetapi ia pun memaklumi bahwa Frans hanyalah pegawai kakaknya, sehingga ia harus menuruti apa yang dikatakan oleh sang kakak.Satu bulan terlalu gift kaki baju sudah mulai dilepas Ia pun mulai belajar berjalan dan melakukan terapi. Di luar rumah ataupun di luar kantor ia masih menggunakan kursi roda sebab untuk berjalan jauh kakinya belum sepenuhnya kuat.Sehari-hari dihabiskan waktunya untuk bekerja tanpa pernah kenal lelah agar dia dapat melupakan rasa rindunya kepada sang istri ingin sekali dia pergi ke sana dan melihatnya dari kejauhan karena ia tak ingin Nayla pergi lebih jauh darinya hanya melihat senyum di wajahnya sudah mengobati rasa rindunya.Yuda adik Hugo yang
Bi Darmi kaget dan terkejut saat tubuh Naila tergeletak di lantai. Sofyan mengangkat tubuh gadis itu di atas ranjang dan membaringkannya di sana."Bu, kamu di sini saja menjaga Non Naila. Aku akan pergi ke villa sebelah minta bantuan pada Tuan Yuda."Iya segera panggil dia, Ibu gak mau terjadi sesuatu hal padanya," pinta bik Darmi dengan suara gemetaran.Sofyan bergegas keluar kamar Naila melangkahkan kaki menuju villa sebelah tidak peduli pagar tertutup rapat.Sofyan mulai memencet Bel yang ada di balik diding pintu pagar. Satu kali dengan menunggu tidak ada respon, dua kali masih belum ada tanda-tanda dan ketika akan memencet bel kembali Yuda menyapanya."Ada apa, Pak. Anda terlihat panik?" tanya Yuda.'Amanda, Tuan Yuda dia pingsan, gak tahu berapa lama karena tadi siang pamit mau tidur sebentar, tetapi dia gak keluar-keluar, waktu kami buka kamarnya ia sudah tergeletak di lantai entah berapa lama," jelas Sofyan."Seb
Dengan langkah lebar ia berjalan menuju villa yang di sewanya ada sekitar sepuluh orang dokter yang ada di villa tersebut.Mereka ditunggaskan di sini untuk memberikan penyuluhan pada mereka bahwa pentingnya untuk berobat ke dokter dan tidak menganggap bahwa sakitnya adalah disebabkan oleh kiriman seseorang.Villa disebut dijadikan balai pengobatan oleh mereka satu kali seminggu mereka akan ke rumah sakit pusat untuk mengambil obat-obatan dan yang lainnya.Beberapa temannya natap heran pada dokter Yuda yang dari tadi tersenyum sendiri."Ada apa kok senyum-senyum sendiri? Apa sih cantik Amanda menerimamu sebagai kekasihnya sampai kau bahagia itu?" tanya rekan kerjanya yang mulai Kepo."Hus, jangan ngawur kamu, Mbak Amanda itu sudah menikah dan suaminya bekerja di luar kota, itu sebabnya jadi titipkan pada paman dan bibinya yang sudah dianggap orang tua itu agar mereka menjaga Amanda dengan sangat baik," jawab Yuda sedikit kesal dengan kein
Setelah beberapa saat pemakaman sudah sepi, tinggal Yuda dan Dara berdiri di pusara itu, Dara, menghampiri Yuda. "Daddy memberikanmu Amplop besar dan surat ini padamu. Aku hanya boleh memberikan saat dia sudah tiada," ucap Dara dan Yuda mengangguk."Maafkan Dia adikku," ucap Dara lalu pergi meninggalkan pria itu. Setelah Kepergian Dara, Yuda membuka Surat hanya dua baris kalimat kalimat yang terdapat didalamnya [Ibumu adalah wanita yang ada di hatiku tetapi aku tidak pernah ada di hatinya. Maaf telah membuatmu ada Dunia, your Dadd]Yuda menghembuskan napasnya. Ia membuka amplop besar ternyata berisi sebuah sertifikat atas nama dirinya sebuah rumah sakit besar yang di bangun di sebuah desa di mana Naila tinggal dalam persembunyiannya duluh.Dia menatap pusara itu. "Aku tak menginginkan semua ini, Dadd. Aku hanya mendambakan hidup dengan keluarga utuh yang diawali dengan benar.Seseorang menepuk punggungnya dari belakang, ia menoleh. "Mas Hugo, Bu!"Pria yang memeluk wanita paruh baya
Satu minggu kemudian Satria sudah diijinkan pulang tetapi masih harus bed rest selama satu bulan.Regan semakin hari kesehatan semakin menurun, sebelum menyadari itu ia meminta Dara, untuk mengantarkan pada wanita-wanita yang disakitinya pertama ia mendatangi ibunya Hugo seorang wanita yang ia kagumi. Namun justru menikah dengan sahabatnya. Lalu ia pergi ke rumah penampungan wanita korban pelecehan dirinya. Matanya sembab, inikah jejak kenakalan, ia benar-benar merasa menyesal, bahkan andai mereka tidak memaafkannya dia akan ikhlas.Setelah meminta maaf kepada keempat wanita yang ada di sana ia pun pulang ke rumah di antar oleh Dara."Dara, Daddy, mau menitipkan sesuatu padamu dan tolong berikan pada Yuda setelah Daddy tidak ada," ucap Regan sambil meminta Dara mendorong kursi rodanya ke ruangan kerjanya.Ia membuka laci lalu mengambil surat dan diberikan pada Dara, "Berikan itu pada Yuda saat aku sudah tidak ada lagi dan sampaikan maafku padanya," pintanya sambil tersenyum."Dad,
Hugo meringis saat Rizal menatap horor padanya. "Kali ini aku serius, enggak main-main," ucapnya"Apa dulu kita tertukar ya, harusnya kamu anak Daddy," ucap Rizal seenaknya."Enggaklah bedah, aku gak pernah menghamili anak orang, aku cuma cium-cium doang kalau dia mau, kalau gak mau, ya engak," ucapnya cuek."Hogu, aku tanya siapa?" teriak Rizal"Aduh, jangan teriak-teriak telinga aku sakit lagian ini di rumah sakit Dokter Rizal," ucap Hugo sambil menutup telinganya lalu ia berjalan menghampiri Rizal."Ayo, ike kasih tahu siapa yang ike suka dari adik-adik elo," ucap sambil menggamit lengan Rizal sambil berjalan berlenggang-lenggok."Ogah, najis tahu, Aduh ... Gusti adikku yang mana suka sama kamu, Go," ucap Rizal mengusap wajahnyq dengan kasar.Semua yang ada di ruangan itu tertawa. "Memang kenapa aku, 'kan tampan," ucapnya sambil berdiri tegak dan berwibawa.Mereka kembali tertawa yang paling keras sendiri adalah Satria. "Waduh, sudah sembuh nih, karena om Hugo ke sini," timpal Hugo
Beberapa hari dipenuhi suka cita akan kehadiran anggota baru yaitu bayi perempuan bernama Ayana itu.Seminggu kemudian operasi transplantasi punca dilaksanakan. Bocah berusia lima tahun itu berbaring diruang operasi.Lima jam menunggu akhirnya pintu kamar operasi terbuka dan Dokter mengatakan bahwa operasi transplantasi punca telah berhasil dan pasien akan di pindahkan di ruang ICU setelah pemeriksaan lebih lanjut.Naila dan Bayu masih belum bisa lega ia harus menunggu kondisi Satria benar-benar stabil."Sayang, jangan terlalu dipikirkan, kamu sedang menyusui, biar soal Satria aku dan Daddy yang urus. Ayo aku antar pulang sama Mama ya?" tanyanya sambil menoleh ke Melati."Mama di sini saja, Bay sama Daddymu. Kamu antar saja istrimu kasihan Ayana nanti," ucap Melati pada putranya itu."Ayo kasian Ayana loh, kalau di tinggal lama-lama, yang," ucap Bayu sambil beranjak dari duduknya."Iya," jawab Naila yang dengan engan berdiri, ia begitu dilema bayinya ada di rumah sedang anak pertamany
Saat mendengar sang cucu kedua sudah lahir, Melati membujuk Herlan untuk segera terbang ke Indonesia. Herlan tak mampu menolak keinginan sang istri detik itu juga yang memesan tiket pesawat ke Indonesia.Tak banyak yang dibawa tetapi hadiah untuk menantunya tidak boleh ketinggalan. hari itu juga mereka berangkat tanpa memberi tahu anak dan menantunya ia ingin membuat kejutan. Apalagi ia juga sangat merindukan cucu lelakinya itu yang hanya bisa ditemui lewat video call.Saat cucunya jatuh sakit lagi ia ingin langsung terbang ke Indonesia untuk melihat pria kecilnya itu tetapi suami masih harus menangani masalah perusahaannya di Jepang.Sebenarnya Mereka ingin Frans yang mengurus perusahaan di Jepang tetapi untuk saat ini Frans dan Jelita belum bisa terbang ke Jepang karena kondisi Jelita sedang hamil, Jika sudah melahirkan Herlan ingin mereka segera terbang ke Jepang lalu dia dan istrinya ingin menikmati hari tua dengan hanya berkumpul dengan anak dan cucunya.Ia ingin satu bulan ke In
Setengah jam kemudian Dokter Dara kembali masuk ke ruangan bersama dokter Raka dan seorang perawat lalu Dokter Raka berdiskusi sebentar dengan Dokter Dara kemudian pria itu pun keluar.Detik berikutnya Naila merasakan sakit kembali, sang suster kembali memeriksa jalan lahir, dan sudah pembukaan lengkap.Dua jam berjuang akhirnya lahir bayi cantik yang sehat lalu bayi melakukan IMD. Naila merasa sangat legah, terlihat dari wajahnya.Bayu memeluk istrinya baru kali ini dia menemani sang istri melahirkan, rasanya tidak melihat perjuangan istri dalam melahirkan. "Trimakasih, sayang," ucapnya pada sang istri."Sama-sama, Mas, aku sangat bahagia kau ada di sampingku, dulu waktu melahirkan Satria gak sesakit ini," ucap Naila Bayu terkekeh karena teringat peristiwa saat dia mengalami sakit perut yang luar biasa hingga dia pingsan dan dilarikan ke rumah sakit."Kenapa tertawa?" tanya Naila menatap Bayu penuh dengan pertany
Beberapa hari kemudian semua aset sudah dikembalikan pada Naila, sekarang perusahaan itu dikelola oleh Bayu.Sementara itu Mawar yang sudah sehat setelah menggugurkan kandungannya itu kembali ke Korea dan Regan semakin hari semakin parah. Lelaki itu tidak mau di temani siapa-siapa selain perawat pria.hari berganti hari perusahaan Bayu semakin besar mempunyai banyak cabang dari dalam maupun luar negeri. Namun tidak membuatnya kehilangan waktu untuk keluarganya Usia Kandungan Naila sudah sembilan lebih, ia mulai merasakan ketidak nyamanan pada tabuhnya. Hingga siang hari ini Naila mulai mengalami kontraksi palsu Semakin lama kontraksi semakin sering, Satria yang baru saja sembuh karena kecapekan karena terlalu banyak beraktivitas melihat sang Mama meringis kesakitan pun menghampiri Mamanya."Ma, Mama kenapa? Tria panggilin Tante ya sepertinya tante sudah pulang. Apa telpon apa, Ma?" tanya Tria pada Mamanya."Panggilin Tante saja, Nak, bilang kalau Mama mau melahirkan. Biar Bik Narti
Rizal tertawa mendengar umpatan Bayu. "Sebenarnya aku kemari mencari Naila, bukan kamu.""Jangan bilang kau berubah kepribadian, gue getok kepala lo," ucap Bayu."Sebenarnya kalau ada dia lebih enak karena bisa ketemu dia langsung, kalau cuma Bapak-bapak rasanya mata kurang segar," ucap Rizal yang sedang menggoda bayu."Kamu mau Gelut ya sama aku?" tanyanya sambil tangannya mulai meraih kepala Rizal "Stop-stop aku tidak suka istrimu aku lebih suka Firda dari pada aku babak belur," ucapnya tertawa."Ya, sudah sekali lagi ku tanya kau mau apa?" tanya Bayu."Aku tadi kan sudah telpon dan bertanya kapan Naila siap dikukuhkan sebagai Presdir," protes Rizal."Presdir perusahaan mana? Kau benar-benar tidak jelas, telpon pun terburu-buru aku mau tanya sudah kau tutup," protesnya."Baiklah akan kuperjelas. Dulu Perusahaan Keluarga Naila dipegang Daddy dengan cara curang, dan sekarang dia ingin mengembalikan kepada pemil
Rizal sudah diberitahu oleh Dron, tentang keinginan Regan untuk mengembalikan aset milik orang tua Naila, dan meminta untuk diuruskan perceraiannya dengan Linda, Regan ingin Linda menikah kembali karena dia masih sangat muda.Rizal mengendarai mobilnya menuju perusahaan Naila yang selama ini dijalankan ayahnya.setengah jam kemudian dia sampai. Ia segera turun dari mobilnya dan berjalan melewati lobby dan masuk dalam lift. Pintu terbuka dan ia keluar lalu berjalan serta masuk keruangan Presdir.Ia mulai mempersiapkan surat-surat pengalihan kuasa dari Regan ke Naila, ia meminta sekertaris ayahnya segera memprosesnya. Setelah itu menelpon Bayu ia menanyakan kapan Naila siap untuk dikukuhkan sebagai Presdir. Setelah itu, ia keluar dari ruangan itu untuk kembali ke rumah sakit tempatnyabekerja.Beberapa hari ia sibuk dengan urusan ayahnya membuat ia belum bertemu dengan Firda. Dia ingin menjalin keseriusan dengan gadis itu.Mobil berjalan dengan sangat cepatnya menuju tempat berkerja.