Di sebuah apartemen sederhana namun terjaga kebersihannya dan steril itu menatap layar handphone terdapat foto wanita cantik dengan wajah sedikit kurus dan tirus, ia melihat kesedihan dimana wanita itu.'Aku harus sama dengan wanita ini jika ingin memancing lelaki durjana itu.' batinnya.Wanita yang hatinya terluka amat dalam ini, menaruh kebencian pada regan yang telah mengambil miliknya tanpa ada tersisa. Dari orang tuanya, hartanya, kesuciannya, dan harga dirinya. Ia tidak mampu berdiri tegak di hadapan kekasihnya itu. ia telah hancur berkeping-keping tidak tersisa sedikitpun."Hai aku akan menghilangkan ketakutanmu pada pria itu doakan umurku panjang hingga tiba saatnya nanti memberikan hukuman terbesar baginya, jangan takut, aku pasti membantumu, Nyoya Naila. Konsentrasi saja pada kesembuhan putramu," ucapnya lirih.Ia berjalan menuju balkon menatap kota dari ketinggian, hujan gerimis membasahi bumi tak mampu membasahi hatinya yang sedang kering, hatinya sedih saat sadar umurnya
Bayu Memeluk istrinya dengan sangat posesif, sudah dua hari ini ia berada di rumah sakit. Setelah pertemuan pertama dengan istrinya, kerinduannya belum terobati sepenuhnya."Ma, apa bisa kita keluar sebentar? Satria biar ditunggu Doni!" pinta Bayu."Memangnya kemana?" tanya Naila."Kita coba saran dokter, 'kan tidak ada salahnya Ma, kondisi Satria sudah lebih baik dan di depan rumah sakit ini ada hotel, kita cek in sebentar, satu jam saja. Mau ya Ma? Mumpung Satria masih tidur," ungkap Bayu.Naila terdiam semburat merah menghiasi wajahnya, ia menundukkan kepala tajam. Bayu menatap istrinya penuh rasa kerinduan yang amat sangat, lima tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk menunggu kekasih hati kembali di sisinya, kerinduan yang menumpuk ingin ia tuntaskan sedikit demi sedikit, senyum terulas di bibir tipisnya."Ma, mau, 'kan, please?" pintanya dan pada akhirnya Naila pun mengangguk. ia tidak sampai hati pada Bayu yang sudah lama memendam kerinduannya.Mereka beranjak dari duduknya, d
Dua hari berikutnya Hattan sampai di jakarta, ia langsung pergi ke rumah sakit sebab Bayu belum memberitahukan padanya dimana ia bertempattinggal saat dia sudah sampai di Jakarta.Setelah dua malam perjalanan dengan mobil, Hatan tiba di basement rumah sakit lalu memakirkan mobilnya kemudian ia keluar bersama dengan Istri dan anaknya menuju kedalam rumah sakit.Mereka menyusuri lorong rumah sakit menuju kamar inap satria, sampai di sana, ia bertemu dengan Doni."Bagaimana amankah?" tanya Hatan pada Doni"Aman Bang, apa saya kembali sekarang?" tanya Doni pada Hatan."Nanti dulu Don, aku mau menemui Pak Bayu," jawab Hatan sambil mengajak anak istrinya masuk,Satria sangatlah senang saat melihat Clarissa datang dan matanya mencari seseorang melihat ke arah pintu kamarnya yang terbuka."Nara dan Om Dokter gak datang?" tanya Satria."Om Dokter belum bisa ke sini masih sibuk, mungkin mereka besok baru datang, Boy," ucap Hatan.Kalau besok ke sini tidak akan ketemu aku karena aku hari ini aka
Melati berjalan ke ara Naila, lalu memeluk tubuh yang terlihat kurus itu. "Kenapa baru pulang setelah sekian lama? Apa kau tidak kasihan pada kami? Mulai sekarang jangan pergi lagi, masalahmu adalah masalah kami, Nak," ucap Melati."Maaf Ma, Naila takut akan berimbas pada keluarga kalian," jawab Naila.Melati mengurai pelukannya lalu menatap menantunya dan menghapus airmata menantunya itu. "Tidak itu semua tidak akan terjadi Bayu akan bisa mengatasinya."Mana cucuku?" tanya sambil mencari bocah lelaki kecil. Saat Melatih sibuk dengan Naila. Herlan menghampiri cucunya lalu menggendongnya dan membawa ke pangkuannya dan terdengar olehnyq tertawa bocah kecil membuat Melati mencari sumber suara itu."Kenapa Daddy main serobot saja?" tanya Melati."Lah Mama kan masih sibuk dengan menantu Mama jadi akulah yang sama cucuku ini. "Sini sayang sama Oma, Namamu siapa sayang," tanya Melati."Satria, Oma," jawabnya sambil tersenyum.Setelah bercengkerama dengan sangat cucu Melati menatap taman pa
Melati menatap menantunya lalu ia bertanya pada wanita itu, "Siapa pria ini, Nak," tanya Melati. "Oh itu, Tuan Hatan suami Mbak Lia, dialah yang menolong saya waktu itu dan sudah menganggap saya adiknya dan Satria sebagai keponakannya sendiri. Dia diminta Mas Bayu tinggal di rumah sebelah. Ma, maafkan saya yang telah meninggalkan dan menelantarkan Mas Bayu karena ketakutan saya sendiri," ucap Naila sambil menundukkan kepalanya ia tidak berani menatap perempuan itu.Melati menoleh pada menantunya itu, ia pun tersenyum. "Lupakanlah, tulis kisah baru di rumah tanggamu, Nak. Tak perlu mengingat kesalahan yang telah berlalu. Bukan kau saja yang salah, Bayu juga ikut andil dalam hal ini tidak sanggup mempertahankan dan memperjuangkanmu. Mulai sekarang genggam erat tangan suamimu juga putramu, kau akan kuat menghadapi pusaran angin yang menggoyang bahtera rumah tanggamu," ucap wanita itu paru baya itu dan Naila menatapnya lalu mengangguk kuat dengan mata berkaca-kaca.
Tiga hari kemudian kabar Naila ada di Jakarta terdengar juga oleh Regan, Pria yang baru saja melampiaskan hasratnya pada istri ketiganya itu segera turun dari ranjangnya dan langsung ke kamar mandi setelah mendapatkan telpon dari anak buahnya.Lima belas menit kemudian, ia keluar dari kamar mandi dan berganti pakaian, lalu keluar dari kamarnya setelah menyambar handphonenya meninggalkan istrinya yang terkulai lemas karena dihajar beberapa kali olehnya.Sambil menelpon ia berjalan keluar dari apartemennya. "Di mana kamu melihatnya?" "DI rumah sakit kangker Dharmais, Tuan," jawab seseorang dari telpon selulernya."Apa dia sakit?" tanyanya dengan hati cemas sebab jika Naila sakit kanker jelas mungkin sudah tidak menarik lagi untuknya. Namun ia tidak percaya begitu saja dan ia ingin melihat secara langsung apakah wanita itu benar-benar dirawat di rumah sakit itu.Regan segera masuk kedalam mobil dan memacu mobilnya ke rumah sakit Dharmais. Sesampainya di sana ia pun turun dari mobil dan
keesokan harinya saham perusahaan Herlan Corp mengalami penurunan yang sangat dratis. Bayu menerima telepon dari stafnya bahwa ada isu miring terhadap perusahaan mereka. Pria itu menghampiri Naila istrinya dan berpesan pada wanita itu untuk tidak pergi kemanapun juga dalam kondisi seperti ini dan tetap berada di rumah lalu ia menghubungi Hatan untuk berjaga istri dengan sangat baik karena ia yakin bahwa ini adalah ula dari tuan Regan untuk memecah perhatiannya dari anak dan istrinya yang mungkin akan menjadi kesempatan untuk mereka menculik istrinya itu.Ia Menatap Naila seolah berat untuk meninggalkannya. "Mas, Pergilah aku tetap akan di rumah tidak kemana-mana, percayalah aku tidak akan pergi lagi meninggalkanmu, di sinilah tempat yang paling aman dan Mas Hatan akan menjagaku dengan sangat baik maka fokuslah untuk menyelesaikan masalah perusahaan, Mas," pesan Naila.Setelah Bayu merasa yakin bahwa istrinya tidak akan pergi kemana-mana, begitu juga anaknya tetap tinggal di dalam rum
Naila berjalan ke dapur meminta bik Surti menyiapkan minuman dan hidangan ke ruangan kerja lalu ia kembali bergabung di sana membahas tentang penyelesaian masalah yang dihadapi saat ini.Perbicangan mereka terhenti saat bik Surti masuk menghidangkan minuman dan makanan, setelah bik Surti keluar dari ruangan tersebut mereka melanjutkan perbincangannya.Ada beberapa ide yang dikemukakan Naila untuk mengatasi persoalan perusahaan, membuat Bayu semakin kagum pada sang istri.Semua sibuk, di perusahaan juga dipimpin oleh Frans dan Jelita mereka mengatasi permasalahannya kantor yang tiba-tiba sulit, hingga waktu makan siang pun mereka belum selesai.Semua divisi sibuk tak terkecuali Firda. Selama tiga hari yang lalu ia libur dari pekerjaan barunya dengan Dokter Rizal sebab pria itu mengurus mutasi pekerjaannya ke Jakarta, dan seharusnya hari ini dia akan bertugas kembali, tetapi ia harus meminta ijin pada pria itu untuk tidak bisa datang hari ini karena suatu hal terjadi di perusahaannya.D
Setelah beberapa saat pemakaman sudah sepi, tinggal Yuda dan Dara berdiri di pusara itu, Dara, menghampiri Yuda. "Daddy memberikanmu Amplop besar dan surat ini padamu. Aku hanya boleh memberikan saat dia sudah tiada," ucap Dara dan Yuda mengangguk."Maafkan Dia adikku," ucap Dara lalu pergi meninggalkan pria itu. Setelah Kepergian Dara, Yuda membuka Surat hanya dua baris kalimat kalimat yang terdapat didalamnya [Ibumu adalah wanita yang ada di hatiku tetapi aku tidak pernah ada di hatinya. Maaf telah membuatmu ada Dunia, your Dadd]Yuda menghembuskan napasnya. Ia membuka amplop besar ternyata berisi sebuah sertifikat atas nama dirinya sebuah rumah sakit besar yang di bangun di sebuah desa di mana Naila tinggal dalam persembunyiannya duluh.Dia menatap pusara itu. "Aku tak menginginkan semua ini, Dadd. Aku hanya mendambakan hidup dengan keluarga utuh yang diawali dengan benar.Seseorang menepuk punggungnya dari belakang, ia menoleh. "Mas Hugo, Bu!"Pria yang memeluk wanita paruh baya
Satu minggu kemudian Satria sudah diijinkan pulang tetapi masih harus bed rest selama satu bulan.Regan semakin hari kesehatan semakin menurun, sebelum menyadari itu ia meminta Dara, untuk mengantarkan pada wanita-wanita yang disakitinya pertama ia mendatangi ibunya Hugo seorang wanita yang ia kagumi. Namun justru menikah dengan sahabatnya. Lalu ia pergi ke rumah penampungan wanita korban pelecehan dirinya. Matanya sembab, inikah jejak kenakalan, ia benar-benar merasa menyesal, bahkan andai mereka tidak memaafkannya dia akan ikhlas.Setelah meminta maaf kepada keempat wanita yang ada di sana ia pun pulang ke rumah di antar oleh Dara."Dara, Daddy, mau menitipkan sesuatu padamu dan tolong berikan pada Yuda setelah Daddy tidak ada," ucap Regan sambil meminta Dara mendorong kursi rodanya ke ruangan kerjanya.Ia membuka laci lalu mengambil surat dan diberikan pada Dara, "Berikan itu pada Yuda saat aku sudah tidak ada lagi dan sampaikan maafku padanya," pintanya sambil tersenyum."Dad,
Hugo meringis saat Rizal menatap horor padanya. "Kali ini aku serius, enggak main-main," ucapnya"Apa dulu kita tertukar ya, harusnya kamu anak Daddy," ucap Rizal seenaknya."Enggaklah bedah, aku gak pernah menghamili anak orang, aku cuma cium-cium doang kalau dia mau, kalau gak mau, ya engak," ucapnya cuek."Hogu, aku tanya siapa?" teriak Rizal"Aduh, jangan teriak-teriak telinga aku sakit lagian ini di rumah sakit Dokter Rizal," ucap Hugo sambil menutup telinganya lalu ia berjalan menghampiri Rizal."Ayo, ike kasih tahu siapa yang ike suka dari adik-adik elo," ucap sambil menggamit lengan Rizal sambil berjalan berlenggang-lenggok."Ogah, najis tahu, Aduh ... Gusti adikku yang mana suka sama kamu, Go," ucap Rizal mengusap wajahnyq dengan kasar.Semua yang ada di ruangan itu tertawa. "Memang kenapa aku, 'kan tampan," ucapnya sambil berdiri tegak dan berwibawa.Mereka kembali tertawa yang paling keras sendiri adalah Satria. "Waduh, sudah sembuh nih, karena om Hugo ke sini," timpal Hugo
Beberapa hari dipenuhi suka cita akan kehadiran anggota baru yaitu bayi perempuan bernama Ayana itu.Seminggu kemudian operasi transplantasi punca dilaksanakan. Bocah berusia lima tahun itu berbaring diruang operasi.Lima jam menunggu akhirnya pintu kamar operasi terbuka dan Dokter mengatakan bahwa operasi transplantasi punca telah berhasil dan pasien akan di pindahkan di ruang ICU setelah pemeriksaan lebih lanjut.Naila dan Bayu masih belum bisa lega ia harus menunggu kondisi Satria benar-benar stabil."Sayang, jangan terlalu dipikirkan, kamu sedang menyusui, biar soal Satria aku dan Daddy yang urus. Ayo aku antar pulang sama Mama ya?" tanyanya sambil menoleh ke Melati."Mama di sini saja, Bay sama Daddymu. Kamu antar saja istrimu kasihan Ayana nanti," ucap Melati pada putranya itu."Ayo kasian Ayana loh, kalau di tinggal lama-lama, yang," ucap Bayu sambil beranjak dari duduknya."Iya," jawab Naila yang dengan engan berdiri, ia begitu dilema bayinya ada di rumah sedang anak pertamany
Saat mendengar sang cucu kedua sudah lahir, Melati membujuk Herlan untuk segera terbang ke Indonesia. Herlan tak mampu menolak keinginan sang istri detik itu juga yang memesan tiket pesawat ke Indonesia.Tak banyak yang dibawa tetapi hadiah untuk menantunya tidak boleh ketinggalan. hari itu juga mereka berangkat tanpa memberi tahu anak dan menantunya ia ingin membuat kejutan. Apalagi ia juga sangat merindukan cucu lelakinya itu yang hanya bisa ditemui lewat video call.Saat cucunya jatuh sakit lagi ia ingin langsung terbang ke Indonesia untuk melihat pria kecilnya itu tetapi suami masih harus menangani masalah perusahaannya di Jepang.Sebenarnya Mereka ingin Frans yang mengurus perusahaan di Jepang tetapi untuk saat ini Frans dan Jelita belum bisa terbang ke Jepang karena kondisi Jelita sedang hamil, Jika sudah melahirkan Herlan ingin mereka segera terbang ke Jepang lalu dia dan istrinya ingin menikmati hari tua dengan hanya berkumpul dengan anak dan cucunya.Ia ingin satu bulan ke In
Setengah jam kemudian Dokter Dara kembali masuk ke ruangan bersama dokter Raka dan seorang perawat lalu Dokter Raka berdiskusi sebentar dengan Dokter Dara kemudian pria itu pun keluar.Detik berikutnya Naila merasakan sakit kembali, sang suster kembali memeriksa jalan lahir, dan sudah pembukaan lengkap.Dua jam berjuang akhirnya lahir bayi cantik yang sehat lalu bayi melakukan IMD. Naila merasa sangat legah, terlihat dari wajahnya.Bayu memeluk istrinya baru kali ini dia menemani sang istri melahirkan, rasanya tidak melihat perjuangan istri dalam melahirkan. "Trimakasih, sayang," ucapnya pada sang istri."Sama-sama, Mas, aku sangat bahagia kau ada di sampingku, dulu waktu melahirkan Satria gak sesakit ini," ucap Naila Bayu terkekeh karena teringat peristiwa saat dia mengalami sakit perut yang luar biasa hingga dia pingsan dan dilarikan ke rumah sakit."Kenapa tertawa?" tanya Naila menatap Bayu penuh dengan pertany
Beberapa hari kemudian semua aset sudah dikembalikan pada Naila, sekarang perusahaan itu dikelola oleh Bayu.Sementara itu Mawar yang sudah sehat setelah menggugurkan kandungannya itu kembali ke Korea dan Regan semakin hari semakin parah. Lelaki itu tidak mau di temani siapa-siapa selain perawat pria.hari berganti hari perusahaan Bayu semakin besar mempunyai banyak cabang dari dalam maupun luar negeri. Namun tidak membuatnya kehilangan waktu untuk keluarganya Usia Kandungan Naila sudah sembilan lebih, ia mulai merasakan ketidak nyamanan pada tabuhnya. Hingga siang hari ini Naila mulai mengalami kontraksi palsu Semakin lama kontraksi semakin sering, Satria yang baru saja sembuh karena kecapekan karena terlalu banyak beraktivitas melihat sang Mama meringis kesakitan pun menghampiri Mamanya."Ma, Mama kenapa? Tria panggilin Tante ya sepertinya tante sudah pulang. Apa telpon apa, Ma?" tanya Tria pada Mamanya."Panggilin Tante saja, Nak, bilang kalau Mama mau melahirkan. Biar Bik Narti
Rizal tertawa mendengar umpatan Bayu. "Sebenarnya aku kemari mencari Naila, bukan kamu.""Jangan bilang kau berubah kepribadian, gue getok kepala lo," ucap Bayu."Sebenarnya kalau ada dia lebih enak karena bisa ketemu dia langsung, kalau cuma Bapak-bapak rasanya mata kurang segar," ucap Rizal yang sedang menggoda bayu."Kamu mau Gelut ya sama aku?" tanyanya sambil tangannya mulai meraih kepala Rizal "Stop-stop aku tidak suka istrimu aku lebih suka Firda dari pada aku babak belur," ucapnya tertawa."Ya, sudah sekali lagi ku tanya kau mau apa?" tanya Bayu."Aku tadi kan sudah telpon dan bertanya kapan Naila siap dikukuhkan sebagai Presdir," protes Rizal."Presdir perusahaan mana? Kau benar-benar tidak jelas, telpon pun terburu-buru aku mau tanya sudah kau tutup," protesnya."Baiklah akan kuperjelas. Dulu Perusahaan Keluarga Naila dipegang Daddy dengan cara curang, dan sekarang dia ingin mengembalikan kepada pemil
Rizal sudah diberitahu oleh Dron, tentang keinginan Regan untuk mengembalikan aset milik orang tua Naila, dan meminta untuk diuruskan perceraiannya dengan Linda, Regan ingin Linda menikah kembali karena dia masih sangat muda.Rizal mengendarai mobilnya menuju perusahaan Naila yang selama ini dijalankan ayahnya.setengah jam kemudian dia sampai. Ia segera turun dari mobilnya dan berjalan melewati lobby dan masuk dalam lift. Pintu terbuka dan ia keluar lalu berjalan serta masuk keruangan Presdir.Ia mulai mempersiapkan surat-surat pengalihan kuasa dari Regan ke Naila, ia meminta sekertaris ayahnya segera memprosesnya. Setelah itu menelpon Bayu ia menanyakan kapan Naila siap untuk dikukuhkan sebagai Presdir. Setelah itu, ia keluar dari ruangan itu untuk kembali ke rumah sakit tempatnyabekerja.Beberapa hari ia sibuk dengan urusan ayahnya membuat ia belum bertemu dengan Firda. Dia ingin menjalin keseriusan dengan gadis itu.Mobil berjalan dengan sangat cepatnya menuju tempat berkerja.