Gala memilih untuk mengikuti permainan Genta, dia bersikap diam kepada Genta, seperti tidak peduli lagi dengan apa yang Genta lakukan. Menyakitkan sebenarnya melihat Genta tersenyum saat bercanda dengan Ditya. Memang hanya dengan Ibunya, Genta bisa menjadi seseorang yang lembut seperti sekarang.Gala sedang melihat Genta dari balkon kamarnya, terlihat Genta sedang membantu Ditya yang sedang merapikan tanaman kesayangannya. Terlihat juga Genta mencoba menggoda Ditya, seperti seorang anak kecil yang sedang bermain dengan Ibunya. Genta terlihat berbeda dari biasanya, senyumnya terlihat sangat menghangatkan saat Gala melihatnya. Meski dia tahu Genta menyimpan luka hati yang dalam."Ibu lihatlah, maafkan aku," ucap Genta saat dia membuat salah satu pot bunga Ditya pecah."Ibu bahkan baru mengganti nya, sekarang ganti dengan yang baru. Ibu meletakkannya di sana." Genta mengikuti telunjuk Ditya yang menunjukkan letak pot kosong.Gala melihat orang yang dia sayangi dari tempatnya, membayangka
Genta sedang duduk bersama Alex yang sibuk mengajaknya bicara tapi dia lebih fokus dengan pikirannya sendiri, dia tidak mendengarkan Alex yang sedang mengajaknya bicara. Genta sedang memikirkan bagaimana caranya untuk membunuh Harris saat dirinya tidak bisa melakukan apa yang Hardana minta. Apalagi Hardana ingin jasad Harris dibawa kepadanya."Apa kau tidak mendengarkanku?" ucapan Alex membuyarkan lamunan Genta."Kau bicara sesuatu?" Sejak tadi Genta memang tidak mendengarkan ucapan Alex."Mulutku hampir berbusa saat berbicara, dan kau tidak mendengarku?" tanya Alex kesal. "Kalau kau bukan tuanku, sudah aku hajar dirimu." Lanjutnya."Coba saja kalau kau mau." Genta malah menantang Alex agar menghajarnya."Tidak, aku masih ingin hidup. Ayahmu akan membunuhku nanti kalau aku membuat puteranya terluka." Mereka lebih dekat sekarang, dulu Alex adalah Bos untuk Genta, tapi sekarang dialah yang menjadi bawahan Genta."Sudahlah, sebaiknya aku pergi. Dan ya, siapkan alat yang diperlukan. Aku a
Gala terbangun saat merasakan perutnya yang sedikit sakit, mungkin karena dia tidak makan karena tidur sejak pagi. Saat akan keluar untuk mencari makan, Gala menanyakan Arga pada salah satu anak buahnya."Kemana Arga?" tanya Gala kepada anak buahnya."Arga sedang bersama Genta, mereka keluar," jawabnya."Kemana?" tanya Gala."Aku dengar menagih hutang, ke sepasang suami istri kemarin itu," jawabnya lagi."Yang suaminya lumpuh?" Gala memastikan apa targetnya itu."Ya,""Shit …," umpat Gala.Gala kemudian segera pergi setelah tahu kalau Genta menemui Paman dan Bibinya. Walau sikapnya dingin, Gala tetap khawatir jika Genta akan mengalami trauma. Walaupun kenyataannya, Genta tenang karena obat yang dikonsumsi, tapi Gala tidak ingin Genta ketergantungan dengan obat itu.Jalanan terasa padat merayap saat Gala mengendarai mobilnya untuk menemui Genta, dia bahkan mencoba menghubungi Genta ataupun Arga, namun tidak ada dari mereka yang menjawabnya.Dan sesampainya di rumah Paman dan Bibi Raffa
Genta sudah mengetahui seluk beluk bisnis Hardana sekarang, dari hal yang kecil sampai pekerjaan yang sangat kotor, dia mengetahuinya sekarang. Terkadang Hardana akan menyuruh Genta untuk melakukan pekerjaannya. Gala sendiri, sekarang jarang mendampingi Harsana karena dianggap membantah apa yang Ayahnya perintahkan. Walau Genta resmi menjadi seorang dokter tapi dia tidak melepaskan apa yang sudah menjadi pilihannya, yakni membongkar kebusukan Hardana. Memerlukan waktu yang lama untuk memecahkan kasus yang sedang dijalankan secara sembunyi-sembunyi itu, dia tidak bisa langsung memecahkan bisnis ilegal Hardana dengan mudah.Kali ini saja, Genta sedang bertemu klien bersama Hardana, seseorang yang ingin membeli barang ilegal dari Hardana dengan jumlah yang banyak, tapi masalahnya polisi akan mengadakan operasi gabungan di waktu yang klien itu minta, itu akan menjadi penghalang untuk Hardana. Komisaris yang biasa memberikan informasi sudah menceritakan kalau polisi akan melakukan operasi
Truk yang Genta kendarai berhasil lolos dari penyekatan polisi. Memang Gala yang memimpin jalan untuk memberitahu Genta jika ada polisi yang akan membuatnya berhenti. Genta berhasil lolos dari polisi karena Gala, dengan beberapa truk, Gala rencanakan untuk mengecoh polisi dan mencari jalan yang aman agar Genta sampai pelabuhan dengan aman. Dan itu berhasil, dia lolos dari polisi yang memang mengetahui bocoran jika akan ada penyelundupan hari itu.Setelah truk itu masuk kapal yang akan membawanya ke tempat pemesan, Genta berjalan ke mobil anak buah yang memang mengikutinya."Apa Kakak bisa lolos?" tanya Genta. Bagaimanapun, dia tetap khawatir pada kakaknya."Tuan Gala bisa lolos," jawabnya.Tapi saat Genta akan pergi dari pelabuhan, 2 mobil menghalangi jalannya. Beberapa orang keluar dari mobil sambil menodongkan senjata ke arah mobil yang Genta naiki."Keluar sekarang, kau tidak akan bisa pergi begitu saja," ucap seseorang dari luar mobil Genta. "Kami polisi, bersikap kooperatif maka
"Polisi sudah menangkapnya," jelas Arga pada Gala."Apa? Kau tidak salah mendapatkan informasi?" tanya Gala terkejut dengan yang Arga sampaikan."Tidak, polisi menangkapnya dan dia–" Arga menghentikan ucapannya. Entah apa yang terjadi sampai dia begitu serius mengatakan kabar pada Gala."Kenapa? Kenapa kau menghentikan ucapanmu?" tanya Gala."Maafkan aku.""Apa maksudmu?""Maafkan aku. Adikmu tidak selamat, polisi menghentikan pengejaran saat Genta tersudut dan memilih melajukan mobilnya ke dalam sungai.""Apa benar itu Genta? Polisi benar sudah menangkapnya?" tanya Gala yang masih tidak percaya dengan yang didengar."Genta belum ditemukan. Kecil kemungkinan jika Genta akan selamat karena kedalaman sungai dan arusnya yang begitu deras," jelas Arga.Seketika tubuh Ga lemas, dia bahkan hampir jatuh mendengar ucapan Arga. Tidak mungkin jika adiknya tidak selamat, apa yang Arga katakan itu tidak benar. Gala yakin, jika Arga sudah salah mendapatkan informasi karena Genta akan selamat.Tak
Seseorang terlihat sedang berjalan sedikit tertatih ke arah mobilnya, beberapa hari ini hidupnya seperti tidak memiliki tujuan, dia sedang berjalan untuk membeli sesuatu yang akan membuat perutnya yang lapar terisi dan kenyang. Dengan topi dan masker yang menutupi sebagian wajahnya, dia berjalan keluar dari tempat perbelanjaan dengan beberapa makanan di tangannya."Ahh," rintihnya saat dia sudah berada di dalam mobil. Kakinya terasa sakit saat dia memaksanya untuk berjalan.Dia membuka masker yang dikenakan, kemudian mulai menyantap makanan yang dia beli beberapa saat lalu. Entah berapa jauh dia pergi menggunakan mobilnya. Dia hanya tidak ingin anak buah Hardana tahu keberadaannya.Beberapa hari sebelum kejadian.Sebuah mobil sedang melaju kencang saat beberapa mobil polisi yang berada di belakangnya mencoba untuk menghentikan laju mobilnya. Sehebat apa cara menyetirnya, tetap saja dia menabrak beberapa mobil yang ada di depannya saat mereka mencoba ikut menghentikan mobilnya. Mungkin
Gala segera pergi ke tempat Ditya saat mendapatkan kabar kalau Genta pingsan sesampainya di rumah yang Ditya tempati.Beberapa badannya terluka, tulang kakinya juga patah bahkan dia mengobatinya sendiri. Karena merasa tidak kuat lagi, Genta pingsan setelah Ditya membuka pintunya.Gala mengajak Arga untuk mengobati Taehyung yang belum sadarkan diri setelah Gala datang. Gala bersyukur Genya bisa selamat walau Elvan yang berkorban agar Genta selamat."Sepertinya kaki Genta mengalami patah tulang, dan dia membiarkan kakinya seperti ini beberapa hari. Kita harus membawanya ke rumah sakit untuk mengetahui separah apa patah tulang di kakinya," ucap Arga."Disini hanya desa kecil, hanya ada klinik. Aku tidak ingin anak buah Ayah tahu keberadaan Genta. Itu berbahaya," ucap Gala."Kita bisa membawanya kesana, siapa tahu alat medis di sana lengkap," ucap Elvan.Ditya berada di Jawa timur, tepatnya di sebuah desa kecil yang tidak banyak orang tahu. Genta tahu tempat itu, dia mendapatkan alamat it
"Apa kamu akan tugas malam lagi, Nak?" tanya Ditya kepada Genta yang sedang bersiap."Sepertinya iya, Bu, aku harus ke desa tetangga seperti kemarin," ucapnya."Ibu harus berhati-hati di rumah, kalau ada apa apa minta bantuan putra Bibi saja. Tidak apa-apakan, Bu?" ucap Genta."Tidak apa-apa, Nak. Ibu akan baik-baik saja di rumah bersama kakakmu," jawab Ditya."Dan Kakak, hari ini Kakak harus melatih tangan Kakak, bukankah kemarin Kakak sudah bisa mengangkat tangan lebih tinggi. Jadi, lakukan peregangan untuk tangan Kakak," ucap Genta kepada Gala dan mendapatkan anggukan darinya.Genta mulai melakukan aktivitasnya sebagai seorang dokter di sebuah desa kecil, klinik yang dulu pernah didatangi dengan Kavin dan Gala. Sudah hampir 2 tahun Genta menjadi seorang dokter di sana. Dia menggunakan gelar dokternya untuk membantu warga di desa. Kebetulan waktu itu, dokter yang bertugas di klinik itu pergi karena memang jarang warga yang akan datang walau mereka sakit. Setelah ada Genta, klinik it
Perjuangannya selama ini terbayar setelah Hardana tertangkap. Dia bahkan mendapatkan balasan dari perbuatannya. Walau polisi menangkapnya dengan kondisi yang bisa dikatakan tidak baik-baik saja, dan dokter menyatakan kalau kondisi Hardana mengalami koma atas kecelakaan yang terjadi setidaknya dia merasakan apa yang dinamakan sebuah balasan. Walau harapan Genta tidak seperti ini tapi dia bersyukur semua ini berakhir.Gala dirawat intensif karena luka benturan di kepalanya. Tadi setelah sampai di ruang IGD, Genta dibuat panik dengan kondisi Gala yang sempat menurun. Kondisinya sudah sangat menurun saat sampai di rumah sakit, dia tidak sadarkan diri sejak Genta menolongnya.Setelah Gala ditangani, Kavin membantu Genta untuk mengobati lukanya, awalnya dia tidak mau karena ingin menunggu kabar dari Gala tapi setelah Jimin membujuknya dia mau. Tidak ada kata yang keluar dari mulut Genta, dia hanya diam saat Kavin mengobati lukanya. Tentang kakinya, Genta mengalami patah tulang lagi di kaki
Disoroti lampu dari gang di gedung tak terpakai, kedua orang pria saling berhadapan satu sama lain. Langit di atas kepala tampak gelap, mendung, serupa perasaan berkecamuk di hati dua orang tersebut. Rintik-rintik hujan membasahi keduanya, namun kedua pria itu memilih mengabaikan sekitar dan tetap mempertahankan posisi masing-masing sedari tadi, saling menodongkan senjata. Pria berseragam polisi itu, Genta, dihadapkan pada pilihan sulit ketika dia harus menodongkan senjata kepada pemimpin mafia yang selama ini polisi cari. Kenapa? Dari sekian banyaknya manusia di muka bumi, harus orang di depannya yang dia ingin musnahkan keberadaannya. Kenapa harus orang ini? "Ternyata ini kau." ujar Genta dengan suara serak dan sepasang mata berkaca-kaca. Dia masih belum bisa menerima fakta yang baru saja ditemukan. Bahwasanya seseorang yang dia pedulikan, yang sangat dipercaya merupakan seseorang yang seperti ini. Seorang penjahat, buronan yang dirinya cari-cari. Pria itu tidak berbicara. Rau
Seseorang sedang mengumpulkan energinya untuk kembali sadar, tubuhnya sangat lemas, nafasnya juga belum teratur. Dia mencoba untuk membuka mata sepenuhnya. Saat terdengar seseorang sedang berbicara. Beberapa waktu lalu dia tidak sadarkan diri, karena terlalu merasakan rasa sakit yang teramat sangat."Apa tuan Gala akan bernasib sama dengannya?" tanya anak buah yang mengemudi."Tapi dia tidak pernah takut kepada Ayahnya." Lanjutnya."Tapi tetap saja, bukankah rencananya tuan Min akan menyuruh tuan Gala untuk datang saat tuan Hardana menyiksa tuan Genta," jawab anak buah satunya."Kenapa keluarga mereka sangat rumit sekali." "Sudah biarkan saja, tugas kita hanya melaksanakan tugas.""Apa yang kalian bicarakan?" ucap seseorang yang tiba tiba bicara dari arah belakang bangku kemudi, dia bahkan sudah menodongkan senjata yang dia ambil sebelumnya ke arah penumpang sebelah kemudi."Tuan Genta. Kau tidak mati?" ucapnya."Apa kau pikir orang mati bisa mengangkat senjata seperti ini," jawab Ge
Hardana berhasil meloloskan diri dari penjagaan polisi, dia juga sedang di sebuah tempat persembunyian. Genta juga ada bersamanya setelah dari tempat Alex. Entah apa yang akan dia lakukan kepada Genta tapi dia membawa Genta ke tempat persembunyiannya.Hardana berjalan ke arah Genta yang duduk dengan tangan dan kaki terikat di bangku, dia menyiramkan segelas air ke wajah Genta dengan kasar. Membuat Genta tersadar karena siraman itu."Apa tidurmu nyenyak nak?" ucap Hardana."Bagaimana aku harus memanggilmu. Genta Surendra?" ucap Hardana tepat di wajah Genta."Kenapa kalian membuatnya babak belur, tuan muda ini terlihat sangat menyedihkan," ucap Hardana."Katakan sesuatu." Hardana menampar Genta karena sejak tadi dia hanya diam."Apa hanya itu, anda bahkan bisa membunuhku sekarang," ucap Genta."Kenapa aku harus membunuhmu, kita bersenang senang dulu sampai aku puas," ucap Hardana."Kalaupun kau mati, tidak akan ada yang mencarimu. Bukan begitu?" Lanjutnya.Genta tersenyum sinis, dia mer
Polisi sudah menetapkan Hardana sebagai tersangka atas dakwaan penyuapan. Polisi terus mengusut kasus Hardana sampai semua kejahatannya terungkap. Walaupun sudah perpindahan dari status saksi menjadi tersangka, tapi Hardana belum ditahan. Polisi masih memeriksa lebih lanjut, dia bahkan mengajukan penangguhan masa tahanan karena kondisi kesehatan dan itu dikabulkan oleh pihak kejaksaan. Hardana memang sedang di rumah sakit, penyakit lamanya kambuh membuat dia harus mendapatkan perawatan intensif. Hal ini dijadikan Hardana sebagai alasan agar dia tidak mendekam di penjara. Kondisinya memang menurun tapi rencananya untuk menangkap Genta masih anak buahnya lakukan. Asisten Hardana yang bertugas mencarinya belum mendapatkan kabar dimana Hardana sampai sekarang.Dan tentang Gala, sebelum mengalami serangan jantung, Gala dan Hardana berdebat karena Gala bilang ingin mempertanggung jawabkan semua yang dia lakukan kepada polisi, itu alasannya dia datang ke kantor polisi.Tapi Gala tidak tahu r
Gala segera pergi ke tempat Ditya saat mendapatkan kabar kalau Genta pingsan sesampainya di rumah yang Ditya tempati.Beberapa badannya terluka, tulang kakinya juga patah bahkan dia mengobatinya sendiri. Karena merasa tidak kuat lagi, Genta pingsan setelah Ditya membuka pintunya.Gala mengajak Arga untuk mengobati Taehyung yang belum sadarkan diri setelah Gala datang. Gala bersyukur Genya bisa selamat walau Elvan yang berkorban agar Genta selamat."Sepertinya kaki Genta mengalami patah tulang, dan dia membiarkan kakinya seperti ini beberapa hari. Kita harus membawanya ke rumah sakit untuk mengetahui separah apa patah tulang di kakinya," ucap Arga."Disini hanya desa kecil, hanya ada klinik. Aku tidak ingin anak buah Ayah tahu keberadaan Genta. Itu berbahaya," ucap Gala."Kita bisa membawanya kesana, siapa tahu alat medis di sana lengkap," ucap Elvan.Ditya berada di Jawa timur, tepatnya di sebuah desa kecil yang tidak banyak orang tahu. Genta tahu tempat itu, dia mendapatkan alamat it
Seseorang terlihat sedang berjalan sedikit tertatih ke arah mobilnya, beberapa hari ini hidupnya seperti tidak memiliki tujuan, dia sedang berjalan untuk membeli sesuatu yang akan membuat perutnya yang lapar terisi dan kenyang. Dengan topi dan masker yang menutupi sebagian wajahnya, dia berjalan keluar dari tempat perbelanjaan dengan beberapa makanan di tangannya."Ahh," rintihnya saat dia sudah berada di dalam mobil. Kakinya terasa sakit saat dia memaksanya untuk berjalan.Dia membuka masker yang dikenakan, kemudian mulai menyantap makanan yang dia beli beberapa saat lalu. Entah berapa jauh dia pergi menggunakan mobilnya. Dia hanya tidak ingin anak buah Hardana tahu keberadaannya.Beberapa hari sebelum kejadian.Sebuah mobil sedang melaju kencang saat beberapa mobil polisi yang berada di belakangnya mencoba untuk menghentikan laju mobilnya. Sehebat apa cara menyetirnya, tetap saja dia menabrak beberapa mobil yang ada di depannya saat mereka mencoba ikut menghentikan mobilnya. Mungkin
"Polisi sudah menangkapnya," jelas Arga pada Gala."Apa? Kau tidak salah mendapatkan informasi?" tanya Gala terkejut dengan yang Arga sampaikan."Tidak, polisi menangkapnya dan dia–" Arga menghentikan ucapannya. Entah apa yang terjadi sampai dia begitu serius mengatakan kabar pada Gala."Kenapa? Kenapa kau menghentikan ucapanmu?" tanya Gala."Maafkan aku.""Apa maksudmu?""Maafkan aku. Adikmu tidak selamat, polisi menghentikan pengejaran saat Genta tersudut dan memilih melajukan mobilnya ke dalam sungai.""Apa benar itu Genta? Polisi benar sudah menangkapnya?" tanya Gala yang masih tidak percaya dengan yang didengar."Genta belum ditemukan. Kecil kemungkinan jika Genta akan selamat karena kedalaman sungai dan arusnya yang begitu deras," jelas Arga.Seketika tubuh Ga lemas, dia bahkan hampir jatuh mendengar ucapan Arga. Tidak mungkin jika adiknya tidak selamat, apa yang Arga katakan itu tidak benar. Gala yakin, jika Arga sudah salah mendapatkan informasi karena Genta akan selamat.Tak