Bab 17
Genta menemui Elvan saat dirinya meminta tolong, tanpa berfikir panjang, Genta segera menemui Elvan menggunakan motor kesayangannya.
Saat sampai di tempat, Elvan sedang menunggu Genta, dia melihat Elvan yang sudah babak belur karena dikeroyok oleh kelompok gangster lain, mereka berpikir kalau Elvan sedang memata-matai mereka dan berakhir di hajar oleh 5 orang yang ada di sana walau sempat melarikan diri. Namun, Elvan tertangkap oleh mereka. Sebenarnya Elvan sedang menolong seseorang setelah mengalami kecelakaan, dan kebetulan orang itu adalah adik dari salah satu anggota yang menyerangnya.
"Kakak mau kemana?" ucap Elvan saat Genta segera berdiri setelah mendengarkan penjelasan dari orang yang sudah dianggap adik.
Tanpa menjawab dia pergi begitu saja, dia hanya
Bab 18"Kenapa Kakak seperti menginterogasi ku saja," ucap Elvan. "Apa jangan-jangan kakak seorang polisi?" tanya Elvan."Aku hanya bertanya, sudah sekarang sebaiknya kau mentraktirku. Aku bahkan meninggalkan makan siang ku untuk datang menemuimu tanpa berpikir panjang.""Baiklah, ayo!"Genta kembali berpikir tentang Bos Josh itu. Sebenarnya siapa dia? Bos Alex saja tunduk kepada Bos Josh, yang Genta sangat ingin cari tahu sebenarnya siapa dia. Genta berharap apa yang ada dalam pikirannya salah, kalau ini ada campur tangan Hardana.***Alex sedang bersama Genta, kali ini dia ingin Genta melakukan satu pekerjaan untuknya. Ini yang memang Genta harapka
Bab 19Genta sedang bertemu dengan Letnan Melden di sebuah pusat perbelanjaan, mereka tidak bisa bertemu dengan bertatap muka. Mereka harus seperti orang yang tidak saling mengenal. Mereka seperti pengunjung pusat perbelanjaan yang sedang memilih barang yang akan mereka beli. Genta hanya akan melaporkan apa yang sudah dia dapat beberapa hari ini.Melden menghadap rak seolah memilih barang yang akan dibeli, "Kau bahkan semakin sama seperti mereka," ucap Letnan Melden.Hal yang sama, Genta lakukan. Mereka tidak saling menatap, "Bukankah itu bagus," jawab Genta."Apa yang kau dapat?" tanya Melden, dia bersikap sedang berbicara dengan seseorang di earphone yang ada di telinganya."Aku mulai menemukan jalan untuk
Bab 20Gala pergi kemana Raffardian dilahirkan, tempat tinggal Raffa yang Paman dan Bibinya jual untuk menutupi hutang mereka. Gala berencana ingin membeli rumah itu untuk Raffa, dan dia tidak memberitahu Genta kalau dirinya yang akan membeli rumah Raffa.Gala mencari informasi tentang masa kecil Raffa sudah sejak lama tapi seperti memang sulit untuk Gala mendapatkan informasi tentang keluarga Raffardian.Sampai orang suruhan Gala mendapatkan informasi, setelah Raffa mengalami trauma waktu itu Gala bahkan mencari keberadaan Paman dan Bibinya.Mereka tinggal di sebuah rumah yang mereka sewa, hanya rumah kecil. Anak mereka bahkan pergi meninggalkan orang tua yang menurut mereka yang hanya suka menghambur-hamburkan uang..Mungkin ini yang
Bab 21Gala berjalan masuk untuk menemui seseorang yang sudah menunggunya, sejak kemarin dia bermalam di Bar itu. Dia bahkan bilang kepada Genta kalau dirinya sedang di tempat temannya. Gala berjalan melewati beberapa orang yang menundukkan tubuhnya hormat karena kedatangannya.Gala duduk dan menatap seseorang di depannya. Seketika Gala terkejut saat melihat siapa yang ada di depannya. Seseorang yang Gala harap tidak mengenal dunia hitam, seseorang yang selama ini tidak pernah tahu pekerjaan apa yang Gala lakukan ada di depannya."Kenapa kau disini?" tanya Gala."Kak. Kau ...""Jaga bicaramu, dia tuanmu," ujar Alex tapi Genta tidak menghiraukan ucapannya.
Bab 22"Genta, tunggu!" panggil Gala, Genta bahkan tidak mendengarkan panggilannya."Kenapa dengan anak itu, dia tidak sopan sekali. Dia tidak menjawab panggil Tuan Muda." Saat Alex akan mengejar Genta tapi Arga menahannya."Kau lancang sekali, aku ingin memberi anak itu pelajaran.""Diamlah, biarkan kakaknya bicara dengannya," ujar Arga."Kakak? Siapa maksudmu?" tanya Alex yang terlihat bingung."Orang yang bersamamu itu adalah adik tuan muda Gala," ucap Arga."Kau pasti bercanda." Alex tidak percaya dengan apa yang dia dengar."Ap
Bab 23Inilah yang Gala takutkan, saat Genta mengetahui kebenarannya. Bukan masalah kebohongan yang Gala lakukan tapi hal kriminal yang keluarga Gala lakukan yang membuat Genta kecewa. Dia bahkan yang akan membongkar bisnis ilegal keluarga Gala. Keluarga yang menolong dan membuatnya menjadi sekarang, haruskah Genta melawan mereka?"Ahh ..." terikanya frustasi.Gala melampiaskan emosinya dengan melemparkan gelas minuman keras yang sejak tadi menemaninya, membuat gelas itu pecah begitu saja setelah membentur dinding yang tak jauh dari tempat Gala duduk.Gala hanya ingin Raffa mengerti kalau dirinya tidak pernah menganggapnya sebagai boneka, dia menyayangi Raffa sebagai adiknya sendiri. Bukan karena dia ingin memanfaatkan untuk menjadi Genta, karena itu tidak benar.
Bab 24"Kau ingin aku menyerahkan diriku ke pihak berwajib dan mengakui tentang bisnis ini sekarang agar kau memaafkan ku?"Genta hanya diam, dia bingung dengan hatinya beberapa hari ini. Dia ingin menenangkan pikiran tapi Gala mendatanginya. Dia belum menetapkan hatinya untuk memilih apa yang harus dia lakukan saat kebenaran yang Gala tutupi terbuka. Semua seperti tiba-tiba untuknya, dan dia tidak bisa memilih mana yang harus dia lakukan."Oke, aku akan menyerahkan diriku kepada pihak berwajib, kalau itu bisa membuktikan apa yang aku katakan benar."Gala berjalan menuju pintu, mereka sedang berbicara di ruangan Alex. Mereka tidak ingin semua tahu masalah keluarganya. Ini juga pertama kalinya Gala datang, biasanya dia akan bertemu di Bar yang kemarin, untuk memb
Bab 26Entah apa yang Genta sedang pikirkan dan rasakan tapi sejak perdebatannya dengan Gala waktu itu, sikapnya lebih banyak diam. Dia masih tetap bersama Alex. Dia juga tetap melakukan tugasnya sebagai mata-mata. Namun, entah apa yang Genta rencana hanya dia yang tahu."Arion …" panggil Alex."Maksudku.. Tuan Arion. Aku ...""Bersikaplah seperti biasa, aku tidak ingin Anda menganggap ku sebagai atasan Anda, karena aku bukan atasan Anda!" tegas Genta."Katakan apa tugas ku." lanjutnya."Hari ini Tuan Gala akan melakukan pertemuan jadi kau yang akan menemaninya." Walaupun sedikit canggung untuk memerintah Genta tapi Alex tetap me
"Apa kamu akan tugas malam lagi, Nak?" tanya Ditya kepada Genta yang sedang bersiap."Sepertinya iya, Bu, aku harus ke desa tetangga seperti kemarin," ucapnya."Ibu harus berhati-hati di rumah, kalau ada apa apa minta bantuan putra Bibi saja. Tidak apa-apakan, Bu?" ucap Genta."Tidak apa-apa, Nak. Ibu akan baik-baik saja di rumah bersama kakakmu," jawab Ditya."Dan Kakak, hari ini Kakak harus melatih tangan Kakak, bukankah kemarin Kakak sudah bisa mengangkat tangan lebih tinggi. Jadi, lakukan peregangan untuk tangan Kakak," ucap Genta kepada Gala dan mendapatkan anggukan darinya.Genta mulai melakukan aktivitasnya sebagai seorang dokter di sebuah desa kecil, klinik yang dulu pernah didatangi dengan Kavin dan Gala. Sudah hampir 2 tahun Genta menjadi seorang dokter di sana. Dia menggunakan gelar dokternya untuk membantu warga di desa. Kebetulan waktu itu, dokter yang bertugas di klinik itu pergi karena memang jarang warga yang akan datang walau mereka sakit. Setelah ada Genta, klinik it
Perjuangannya selama ini terbayar setelah Hardana tertangkap. Dia bahkan mendapatkan balasan dari perbuatannya. Walau polisi menangkapnya dengan kondisi yang bisa dikatakan tidak baik-baik saja, dan dokter menyatakan kalau kondisi Hardana mengalami koma atas kecelakaan yang terjadi setidaknya dia merasakan apa yang dinamakan sebuah balasan. Walau harapan Genta tidak seperti ini tapi dia bersyukur semua ini berakhir.Gala dirawat intensif karena luka benturan di kepalanya. Tadi setelah sampai di ruang IGD, Genta dibuat panik dengan kondisi Gala yang sempat menurun. Kondisinya sudah sangat menurun saat sampai di rumah sakit, dia tidak sadarkan diri sejak Genta menolongnya.Setelah Gala ditangani, Kavin membantu Genta untuk mengobati lukanya, awalnya dia tidak mau karena ingin menunggu kabar dari Gala tapi setelah Jimin membujuknya dia mau. Tidak ada kata yang keluar dari mulut Genta, dia hanya diam saat Kavin mengobati lukanya. Tentang kakinya, Genta mengalami patah tulang lagi di kaki
Disoroti lampu dari gang di gedung tak terpakai, kedua orang pria saling berhadapan satu sama lain. Langit di atas kepala tampak gelap, mendung, serupa perasaan berkecamuk di hati dua orang tersebut. Rintik-rintik hujan membasahi keduanya, namun kedua pria itu memilih mengabaikan sekitar dan tetap mempertahankan posisi masing-masing sedari tadi, saling menodongkan senjata. Pria berseragam polisi itu, Genta, dihadapkan pada pilihan sulit ketika dia harus menodongkan senjata kepada pemimpin mafia yang selama ini polisi cari. Kenapa? Dari sekian banyaknya manusia di muka bumi, harus orang di depannya yang dia ingin musnahkan keberadaannya. Kenapa harus orang ini? "Ternyata ini kau." ujar Genta dengan suara serak dan sepasang mata berkaca-kaca. Dia masih belum bisa menerima fakta yang baru saja ditemukan. Bahwasanya seseorang yang dia pedulikan, yang sangat dipercaya merupakan seseorang yang seperti ini. Seorang penjahat, buronan yang dirinya cari-cari. Pria itu tidak berbicara. Rau
Seseorang sedang mengumpulkan energinya untuk kembali sadar, tubuhnya sangat lemas, nafasnya juga belum teratur. Dia mencoba untuk membuka mata sepenuhnya. Saat terdengar seseorang sedang berbicara. Beberapa waktu lalu dia tidak sadarkan diri, karena terlalu merasakan rasa sakit yang teramat sangat."Apa tuan Gala akan bernasib sama dengannya?" tanya anak buah yang mengemudi."Tapi dia tidak pernah takut kepada Ayahnya." Lanjutnya."Tapi tetap saja, bukankah rencananya tuan Min akan menyuruh tuan Gala untuk datang saat tuan Hardana menyiksa tuan Genta," jawab anak buah satunya."Kenapa keluarga mereka sangat rumit sekali." "Sudah biarkan saja, tugas kita hanya melaksanakan tugas.""Apa yang kalian bicarakan?" ucap seseorang yang tiba tiba bicara dari arah belakang bangku kemudi, dia bahkan sudah menodongkan senjata yang dia ambil sebelumnya ke arah penumpang sebelah kemudi."Tuan Genta. Kau tidak mati?" ucapnya."Apa kau pikir orang mati bisa mengangkat senjata seperti ini," jawab Ge
Hardana berhasil meloloskan diri dari penjagaan polisi, dia juga sedang di sebuah tempat persembunyian. Genta juga ada bersamanya setelah dari tempat Alex. Entah apa yang akan dia lakukan kepada Genta tapi dia membawa Genta ke tempat persembunyiannya.Hardana berjalan ke arah Genta yang duduk dengan tangan dan kaki terikat di bangku, dia menyiramkan segelas air ke wajah Genta dengan kasar. Membuat Genta tersadar karena siraman itu."Apa tidurmu nyenyak nak?" ucap Hardana."Bagaimana aku harus memanggilmu. Genta Surendra?" ucap Hardana tepat di wajah Genta."Kenapa kalian membuatnya babak belur, tuan muda ini terlihat sangat menyedihkan," ucap Hardana."Katakan sesuatu." Hardana menampar Genta karena sejak tadi dia hanya diam."Apa hanya itu, anda bahkan bisa membunuhku sekarang," ucap Genta."Kenapa aku harus membunuhmu, kita bersenang senang dulu sampai aku puas," ucap Hardana."Kalaupun kau mati, tidak akan ada yang mencarimu. Bukan begitu?" Lanjutnya.Genta tersenyum sinis, dia mer
Polisi sudah menetapkan Hardana sebagai tersangka atas dakwaan penyuapan. Polisi terus mengusut kasus Hardana sampai semua kejahatannya terungkap. Walaupun sudah perpindahan dari status saksi menjadi tersangka, tapi Hardana belum ditahan. Polisi masih memeriksa lebih lanjut, dia bahkan mengajukan penangguhan masa tahanan karena kondisi kesehatan dan itu dikabulkan oleh pihak kejaksaan. Hardana memang sedang di rumah sakit, penyakit lamanya kambuh membuat dia harus mendapatkan perawatan intensif. Hal ini dijadikan Hardana sebagai alasan agar dia tidak mendekam di penjara. Kondisinya memang menurun tapi rencananya untuk menangkap Genta masih anak buahnya lakukan. Asisten Hardana yang bertugas mencarinya belum mendapatkan kabar dimana Hardana sampai sekarang.Dan tentang Gala, sebelum mengalami serangan jantung, Gala dan Hardana berdebat karena Gala bilang ingin mempertanggung jawabkan semua yang dia lakukan kepada polisi, itu alasannya dia datang ke kantor polisi.Tapi Gala tidak tahu r
Gala segera pergi ke tempat Ditya saat mendapatkan kabar kalau Genta pingsan sesampainya di rumah yang Ditya tempati.Beberapa badannya terluka, tulang kakinya juga patah bahkan dia mengobatinya sendiri. Karena merasa tidak kuat lagi, Genta pingsan setelah Ditya membuka pintunya.Gala mengajak Arga untuk mengobati Taehyung yang belum sadarkan diri setelah Gala datang. Gala bersyukur Genya bisa selamat walau Elvan yang berkorban agar Genta selamat."Sepertinya kaki Genta mengalami patah tulang, dan dia membiarkan kakinya seperti ini beberapa hari. Kita harus membawanya ke rumah sakit untuk mengetahui separah apa patah tulang di kakinya," ucap Arga."Disini hanya desa kecil, hanya ada klinik. Aku tidak ingin anak buah Ayah tahu keberadaan Genta. Itu berbahaya," ucap Gala."Kita bisa membawanya kesana, siapa tahu alat medis di sana lengkap," ucap Elvan.Ditya berada di Jawa timur, tepatnya di sebuah desa kecil yang tidak banyak orang tahu. Genta tahu tempat itu, dia mendapatkan alamat it
Seseorang terlihat sedang berjalan sedikit tertatih ke arah mobilnya, beberapa hari ini hidupnya seperti tidak memiliki tujuan, dia sedang berjalan untuk membeli sesuatu yang akan membuat perutnya yang lapar terisi dan kenyang. Dengan topi dan masker yang menutupi sebagian wajahnya, dia berjalan keluar dari tempat perbelanjaan dengan beberapa makanan di tangannya."Ahh," rintihnya saat dia sudah berada di dalam mobil. Kakinya terasa sakit saat dia memaksanya untuk berjalan.Dia membuka masker yang dikenakan, kemudian mulai menyantap makanan yang dia beli beberapa saat lalu. Entah berapa jauh dia pergi menggunakan mobilnya. Dia hanya tidak ingin anak buah Hardana tahu keberadaannya.Beberapa hari sebelum kejadian.Sebuah mobil sedang melaju kencang saat beberapa mobil polisi yang berada di belakangnya mencoba untuk menghentikan laju mobilnya. Sehebat apa cara menyetirnya, tetap saja dia menabrak beberapa mobil yang ada di depannya saat mereka mencoba ikut menghentikan mobilnya. Mungkin
"Polisi sudah menangkapnya," jelas Arga pada Gala."Apa? Kau tidak salah mendapatkan informasi?" tanya Gala terkejut dengan yang Arga sampaikan."Tidak, polisi menangkapnya dan dia–" Arga menghentikan ucapannya. Entah apa yang terjadi sampai dia begitu serius mengatakan kabar pada Gala."Kenapa? Kenapa kau menghentikan ucapanmu?" tanya Gala."Maafkan aku.""Apa maksudmu?""Maafkan aku. Adikmu tidak selamat, polisi menghentikan pengejaran saat Genta tersudut dan memilih melajukan mobilnya ke dalam sungai.""Apa benar itu Genta? Polisi benar sudah menangkapnya?" tanya Gala yang masih tidak percaya dengan yang didengar."Genta belum ditemukan. Kecil kemungkinan jika Genta akan selamat karena kedalaman sungai dan arusnya yang begitu deras," jelas Arga.Seketika tubuh Ga lemas, dia bahkan hampir jatuh mendengar ucapan Arga. Tidak mungkin jika adiknya tidak selamat, apa yang Arga katakan itu tidak benar. Gala yakin, jika Arga sudah salah mendapatkan informasi karena Genta akan selamat.Tak