Share

BAB 130_MENYESAL

Penulis: Rora Aurora
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Aditya mengikuti langkah Dareen. Pemuda gondrong itu cukup terkejut saat akan menutup pintu, abangnya sudah di depannya. Dareen menarik gagang pintu namun kaki dan tangan Aditya menahannya keras. Pasrah, Dareen melepaskan pegangan.

“Apa lagi? Jangan ganggu aku!”

“Maafkan aku,” ucap Aditya datar.

“Aku tak mau memaafkanmu,” timpal Dareen membelakangi.

“Aku memaksamu untuk memaafkanku. Aku minta maaf!”

Dareen mengabaikan kehadiran Aditya yang masuk ke dalam kamarnya, mendekatinya semakin dekat.

“Jangan meminta maaf, karena aku ingin membencimu,” ujar Dareen dingin.

“Kamu takkan bisa membenciku karena aku ini adalah Abangmu! Aku lah orang pertama yang akan menjadi tameng untukmu jika ada tombak yang akan menusuk tubuhmu, Dareen! Kamu tahu itu dan aku seringkali membuktikannya!”

Dareen mendecih sinis. Ia sama sekali enggan melihat Aditya. Amarahnya masih meluap-luap bersamaan dengan lukanya yang berdenyut-denyut.

“Maafkan aku yang tak bisa mengendalikan diriku. Aku sangat marah karena ras
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 131_DEEEGH!

    Aditya memegang bahu istrinya yang sedang merajuk. Ingin rasanya ia mengunci pintu dan menikmati momen suami istri. Meski ia tahu Dahlia pasti menolaknya, tapi ia selalu berhasil meredam semua emosi jika sudah menyatu bersama. Namun sekarang sayang, istrinya itu dalam kondisi nifas pasca keguguran. Aditya hanya bisa mencoba meraih tangan Dahlia dan benar saja, langsung ditepis kasar oleh wanita itu."Ayo dong, Dek. Harus berapa kali aku minta maaf?! Aku juga sudah minta maaf pada Dareen. Kalian kenapa sih kompak sekali. Aku mengakui, semuanya itu karena cemburuku yang luar biasa. Aku benar-benar ...."Aditya diam sejenak. Tangannya menggenggam dan berkeringat. Dahlia terlihat abai. Bahkan wanita itu memejamkan matanya sembari menunduk, menopang kepalanya di atas lututnya."Aku ... aku benar-benar mencintaimu, Dahlia. Aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu!" seru Aditya dengan wajah merah pias.&

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 132_PAYAH

    Dahlia menyenderkan bahunya menatap ke kendaraan yang berlalu lalang. Ia mengembuskan napasnya berat. Akalnya mengatakan bahwa dia melakukan hal yang salah. Tak sepatutnya dia sekeras kepala itu. Bisa jadi, suaminya akan benar-benar berubah. Selalu ada maaf untuk orang yang benar-benar dicintai, bukan?''Entahlah ...," bisiknya pasrah.Sibuk dengan segala pikirannya yang berkecamuk tak tentu arah, Dahlia disadarkan dengan jalan raya yang ia lewati berubah sepi, melewati bukit-bukit yang sisi kanannya jurang yang di bawahnya lautan. Ia bingung sekaligus pias. Itu bukan jalan ke rumahnya."Maaf, kita mau ke mana ya? Rumah saya gak lewat sini, Pak!" seru Dahlia memperbaiki posisi duduknya dengan perasaan was-was menyusup cepat.Pengemudi itu hanya diam saja. Dahlia segera mengecek hpnya. Terlihat di aplikasi, mobil yang ia pesan sudah kehilangan jejak karena aplikasi sudah memutu

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 133_DIANCAM

    "Eeeh jangan! Aku mau kasih kamu helm yang sama dengan yang kubuang tempo lalu!" seru Belinda melengking."Tak perlu!""Aku sudah membelinya. Eeeh sebentar.Ooh Sayang, ya. Tentu. Kapan? Baiklah. Aku akan segera bersiap-siap. Hallo, Dareen?! Kamu masih di sana?! Aku mau kita ketemu di jalur simpang empat tak jauh dari rumahmu. Aku akan berikan helmmu! Cepat. Sebentar lagi aku jalan! Jangan buat aku menunggu!"Panggilan terputus. Dareen hanya mendecak kesal. Tapi ia pun menyayangkan jika benar-benar helm itu hilang. Setidaknya ketika dia menggonceng Cantika, gadis itu memiliki pengaman."Dasar wanita gila," umpat Dareen malas sembari melihat ke bawah. Ia sudah tak melihat Aditya.Dareen turun dan melajukan mobilnya. Pemuda itu benar-benar menunggu untuk helmnya. Sudah 15 menit ia menunggu dan hampir akan meninggalkan tempat itu hingga sebuah mobil mewah terparki

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 134_TERENGGUT

    "Jangan, Pak!" Belinda menggeleng keras berkali-kali. Gemetar sekujur tubuhnya sembari terus beringsut mundur. Selangkah, dua langkah, hingga tubuhnya berhenti karena tersentak dinding. Ia merasa seperti sedang berada di dalam kobaran api yang sebentar lagi akan meluluhlantakkan hidupnya hingga menjadi abu. "Kenapa tidak mau?! Lalu selama ini kamu anggap apa hubungan kita?!" "Te-te-terserah, Bapak! Aku kan juga sudah kasih ...." Belinda tak mampu melanjutkan ucapannya. Sekarang ia merasa benar-benar sangat takut. Takut yang tak pernah ia alami sebelumnya. Tangannya mengepal karena rasa dingin menjalar begitu sangat cepat ke sekujur tubuhnya. "Sekedar untuk menyusuri wangi tubuhmu melalu lehermu itu, aku sudah tak bisa puas lagi, Belinda. Kita lakukan lebih ya, Sayang. Kujamin, kamu akan menikmatinya." Kraaak! Suara benturan besi dari sabuk Mandala yang dijatuhkan membuat Belinda terkinjat hebat. Nanar matanya melihat celana hitam laki-laki itu jatuh dan menyisakan celana dala

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 135_TAMU

    Mandala segera memungut pakaiannya dan mengenakannya kembali. Ia mengusap keringatnya yang bagai hujan dengan baju Belinda yang terserak. Mandala melemparkan jaket kulitnya pada Belinda yang masih melipat diri."Pakailah lagi bajumu, Sayang! Akan ada tamu yang akan datang. Mungkin kamu akan senang bertemu dengannya. Tutupi tubuh indahmu dengan jaket ini!"Reflesks Belinda menatapnya. Senyum seringai di wajah laki-laki itu membuat Belinda semakin benci seolah-olah rasa sakit yang dia rasakan sekarang tidak berarti apa-apa."Kau tak perlu bertanya, nanti juga kamu lihat sendiri!"Meski pakaiannya acak-acakan karena lipatannya yang banyak mengkerut, Mandala membuka pintu. Rupanya laki-laki itu menaruh kunci di dalam sepatunya yang dia letakkan begitu saja di pojok dinding. Benar-benar licik! Belinda tak berkedip menatap laki-laki itu dan makin benci. Ia segera mengenakan bajunya yang beberapa sisi

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 136_KEYAKINAN

    Dahlia meronta-ronta mencoba melonggarkan ikatan tangannya. Ia sangat yakin, Belinda terlibat."Jangan menatapku sekeji itu. Aku di sini adalah korban," ucap Belinda mengerti arti tatapan Dahlia padanya.Dahlia terus saja mundur, meronta tak sudi Belinda dekati. Terlihat urat-urat kecil di bola mata Dahlia yang merah karena menahan amarah. Belinda memutuskan untuk berhenti. Ia menatap Dahlia dengan rasa sedih yang tak berperi. Bagaimana tidak? Dahlia pastilah sudah memberikan kehormatannya sebagai wanita kepada suaminya. Sedangkan dia, baru saja terjamah tanpa ampun."Kamu tak usah takut. Aku lebih dulu disiksa di sini," lirih Belinda yang disambut sorot mata tajam Dahlia.Belinda membuka jaket kulit yang dipakainya. Langsung terlihat beberapa robekan baju gadis itu dengan kulitnya yang memerah di berbagai sisi. Belinda menahan air matanya kala maniknya

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 137_BERTAHANLAH!

    Dahlia sudah bersiap di pojok dinding dengan wajahnya yang sudah tertutup oleh hijab, selayaknya cadar. Ia akan mengerahkan segala kekuatan dan berat tubuhnya di kaca itu. Berharap kaca itu akan pecah berserak. Belinda berlari, menarik tangan Dahlia."Kita cari jalan keluar lain! Aku takut, ini mengancam nyawamu, Dahlia!"Kita tak punya jalan lain. Kebebasan ini harus diperjuangkan!"Belinda menggeleng."Mungkin kita bisa mengadakan negosiasi dengan mereka," ucap Belinda."Di otak Mandala dan anak buahnya, tidak ada kesepakatan kecuali urusan lendir. Aku tak akan memberikan mereka kesempatan," ucap Dahlia datar.Lagi-lagi Belinda menggeleng."Kamu harus tahu, Bel. Tidak semua orang berangkat dari yang indah-indah, seperti dalam sebuah dongeng putri raja dan pangeran. Faktanya, jauh lebih banyak kisah ra

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 138_MALAM MENCEKAM

    "Berhenti!" Dahlia semakin kencang mengayunkan langkah. Tapi sayang, Belinda sudah tak sanggup lagi. Gadis itu langsung ambruk dan ikut membuat tubuh Dahlia terjatuh. Mereka berada di kaki bukit yang cukup curam untuk dituruni dan itu membuat kedua tubuh wanita itu menggelinding jatuh. "Aaaarghhh!" teriak Dahlia ketika dadanya terbentur batu gunung. Untung saja organ dalam manusia terlindungi tulang rusuk yang amat keras, jika tidak, bisa dipastikan, ia sudah tak memiliki jantung. Kedua tangan Dahlia langsung mengusap wajahnya yang tertutup debu. Ia mencari keberadaan Belinda dan melihat tubuh gadis itu sedang tertahan oleh pohon yang dikelilingi semak. Dahlia langsung berlari meski dadanya terasa berdenyut nyeri. "Bel!" teriak Dahlia menepuk Belinda yang pingsan. Dahlia benar-benar dalam ketakutan yang luar biasa karena Mandala dan anak buahnya sedang mendekat dan semakin dekat. Mereka terlihat tertawa gelak dengan wajah berkeringat. "Belinda!" Di tengah rasa paniknya, Da

Bab terbaru

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   ENDING

    Yuni pias luar biasa. Dingin dan gemetar tangannya saat mencoba menghubungi nomor Belinda."Bu! Apaan sih?! Dari tadi ribut terus!" bentak salah seorang gadis yang merasa kesal karena Yuni menghalangi jalannya."Ma-maaf," ucap Yuni bahkan tak menatap lawan bicaranya. Biasanya ia takkan pernah terima dibentak begitu, apalagi oleh bocah ingusan di matanya. Namun kali ini, rasa takutnya melebihi egonya."Jangan bilang kamu kabur dan memilih melahirkan anak itu, Bel," lirih Yuni berlari kecil menuju parkiran.Ia langsung melesat pulang, berharap anaknya sudah di rumah. Namun nihil, Belinda tak ditemukan. Yuni menghubungi suaminya untuk pulang dari kantor. Sayang, bukan rangkulan penenang yang dia dapatkan tapi kemurkaan suaminya."Kalau sampai Belinda tak pulang, kamu ha

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 148_HUKUM ALAM

    "Tidak, Dahlia! Janin itu harus digugurkan!" seru Yuni memberang."Kita tidak tahu masa depan seseorang, Bu Yuni. Siapa yang tahu, janin itu kelak akan menjadi laki-laki atau perempuan yang berguna?!""Omong kosong! Aku tetap tak akan mau memiliki cucu haram, Dahlia! Jangan mentang-mentang kamu sekarang punya kekuasan, kamu mempengaruhi anakku!"Dahlia masih berdiri. Ia sama sekali tak diminta duduk apalagi disuguhkan apa pun meskipun dia datang sebagai tamu. Sepulang dari rumah sakit, Dahlia memutuskan ikut dengan mobil Belinda sedangkan Aditya memilih kembali le kantor. Sepanjang jalan laki-laki itu menggerutu karena keputusan istrinya yang di luar logikanya."Aku hanya tak rela, ada janin yang dibunuh, Bu. Bahkan saat ini, detak jantungnya begitu terdengar luar biasa," ucap Dahlia mencoba meyakinkan."T*i kucing!" umpat Yuni makin meradang dan menuju kamar an

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 147_KEPUTUSAN YANG SULIT

    Seolah abai, Dahlia meraih tas selempangnya dan sudah siap dengan tampilannya. Ia memilih tak ingin menanggapi ucapan suaminya. Ia memiliki rencana untuk sedikit menggoyahkan hati seorang ibu."Mari, Bel! Kita ke dokter kandungan bersama. Ikut mobil kami!" seru Dahlia membuka pintu yang ia sendiri kunci."Menyesal aku ke sini," ketus Belinda mengikuti langkahnya.Tak punya pilihan, Aditya menyetir dengan membawa dua wanita hamil. Satu istrinya, satu mantannya. Bahkan ketika mereka sampai di poli kandungan, Aditya begitu amat canggung karena kedua wanita itu mendapatkan buku pink secara bersamaan dan semua mata memandangnya aneh.'Sial, pasti mereka mengira aku memiliki dua istri' rutuk hati Aditya.Nama Dahlia lebih dulu dipanggil untuk masuk. Aditya mengikuti istrinya ke dalam dan bertemu dokter kandungan."Selamat ya, kandungan

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 146_BELAS KASIHAN

    "Ke-kenapa kamu harus gugurkan?!" Dahlia seolah kehilangan akal. Sebagai seorang wanita yang pernah kehilangan janinnya, setidaknya ia merasa, tindakan Belinda itu akan menjadi sangat kejam. "Ya karena dia bukan anak dari laki-laki yang kumau. Dia anak dari kakek-kakek tua bangka, seorang napi!" Dahlia langsung mendekati Belinda. Ia meraih lengan wanita itu dengan tatapan tajam. "Janin itu tak berdosa, Bel!" "Aku tak peduli." "Umurnya pasti sudah dua bulan bahkan lebih!" sambut Dahlia nanar. "Ya. Ayahku mencegahku, tapi ibuku mendukungku. Aku sudah muak." Belinda melepaskan tangannya dari genggaman Dahlia. "Lepas. Aku datang bukan untuk meminta persetujuanmu, Dahlia. Kamu ... ada saat kejadian itu, jadi aku merasa, kamu harus tahu." Dahlia menggeleng keras. Ia tak mungkin membiarkan seorang janin diaborsi. "Kalau kamu benar-benar sudah berubah menjadi pribadi yang baik, please, jangan tambah dosamu lagi!" "Kamu enak ngomong dosa, kamu kira sejak kejadian itu, aku bisa

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 145_KABAR

    "Maafkan kami, Pak Hadi. Maafkan kami. Kami sangat menyesal," ucap Imron dengan suara bergetar.Sedari awal ia tak memiliki masalah dengan Aditya, Yuni lah yang memiliki kriteria khusus. Namun sebagai suami, Imron pasang badan untuk melindungi istrinya."Tak masalah. Aku justru berterima kasih karena sudah memperkerjakan Dahlia di rumah kalian sehingga anakku bisa bertemu dengannya."Imron dan Yuni kompak dia kehabisan kata. Rasa malu seperti sedang membenamkan mereka ke dasar bumi."Untuk apa kalian ke sini?""Kami, kami ingin mengucapkan te-terimakasih, Pak. Berkat dukungan pengacara-pengacara hebat dari Bapak, Mandala mendapatkan hukuman yang setimpal meski kehormatan anak kami tak bisa kembali," jawab Imron terbata karena gugup."Aku tidak melakukan apa pun untuk anak kalian. Aku melakukan semua itu karena menantuku."

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 144_TAK INGIN BASA BASI

    Masih di rumah sakit. Aditya menarik tangan Dareen agar menjauh dari ayah mereka yang sekarang duduk di dekat Dahlia yang masih dipasangi infus. Wanita itu masih perlu infus nutrisi agar kondisi tubuhnya kembali stabil."Kenapa kamu mesti bawa Papa ke sini? Paling nanti sore Dahlia dikasih pulang," ujar Aditya mencubit lengan adiknya."Apa sih, Bang! Masih sakit badanku ini! Harusnya aku juga dirawat di sini!"Aditya menciut setelah dihardik balik oleh adiknya. Ia melipat alisnya seolah meminta penjelasan."Papa yang maksa mau ke sini. Lagi pula, dia seperti kesurupan gatot kaca karena menjadi benar-benar pulih saat mendengar menantunya dirawat di sini," cerita Dareen dengan nada menggerutu."Papa benar-benar menyayangi Dahlia. Aku tak menyangka, semua ini berjalan sangat cepat. Kasih sayang tulus Dahlia telah meruntuhkan batu karang ego seorang Hadi Prata

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 143_MEMBELA MENANTU

    "Katakan lagi. Aku ingin mendengarnya sekarang," ucap Aditya berkaca-kaca."Aku mencintaimu, Mas. Tak peduli siapa kamu. Apakah kamu CEO atau laki-laki biasa, aku tetap mencintaimu."Tubuh Dahlia kembali direngkuh Aditya. Dibiarkannya wanita itu mendengar detak jantungnya yang berdebar-debar."Kamu dengar, Dek?! Sekarang, setiap detakannya untuk mencintaimu. Selamanya.""Ehheeem!"Refleks Dahlia dan Aditya berlepas diri mendengar suara deheman. Seolah abai dengan apa yang dilihat dan didengarnya, Dareen menyerahkan kunci mobil pada abangnya."Hati-hati. Aku akan di sini menunggu petugas kepolisian."Dengan cepat, Dareen meninggalkan Aditya dan berpura-pura menjauh dari keduanya. Hatinya seperti ada yang meremas hebat. Cemburu? Mungkin itu kata yang paling tepat. Namun di dasar hatinya, ia bahagia, kakaknya sudah mengatak

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 142_BERKALI-KALI

    Mandala mencabut beberapa pecahan kaca yang menempel di otot-ototnya. Seolah kulitnya kebal setebal baja sehingga sekedar pecahan kaca bukan hal yang membuatnya gentar. Aditya mendekat. Dareen mengangguk samar memberi isyarat agar dia saja yang maju. "Kali ini, biarkan aku bertarung tanpa bantuanmu, Bang," lirih Dareen mendecih. Tak berpikir panjang, Mandala berlari cepat dan menyerang Dareen. Ia menendang sisi kiri Dareen. Pemuda itu bisa menangkisnya meskipun hampir tersungkur. Namun gerakan Mandala juga cepat. Ia kembali menendang pinggang Dareen, tidak hanya sekali tapi tiga kali tanpa jeda. Dareen berusaha menepis dan menghindar namun sayang, ia sempurna terjungkal karena Mandala luar biasa keras seperti bongkahan beton. "Kamu mungkin kekar, tapi denganku, kau bukan apa-apa, Bocah," ucap Mandala jumawa. Sama sekali Mandala tak terlihat sebagai pimpinan perusahaan besar yang berwibawa. Rupanya laki-laki itu memiliki topeng yang luar biasa menipu. Bahkan tak ada orang ya

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 141_JAWABAN

    Kedua bola mata Darien menangkap sosok laki-laki berwajah sangar tanpa baju duduk di atas kayu yang bulat panjang. Di belakang punggung laki-laki itu, ada tubuh laki-laki juga yang sedang merunduk tertutupi kayu."Ada dua orang laki-laki. Salah satunya terlihat aneh. Di malam sedingin ini, dia membuka baju seperti terengah-engah. Apa mereka pemotong kayu illegal? Karena ada potongan kayu besar di sana," gumam Dareen sendirian."Harusnya mereka bersembunyi jika mereka adalah pelaku ilegal. Bisa jadi mereka mengira mobil ini, polisi hutan kan? Kau tau sendiri, jalur ini jarang dilewati kendaraan di malam hari," tambah Aditya terus melaju."Atau mereka begal? Kalau begal kenapa tak berusaha menghentikan kita?" gumam Dareen lagi."Sedang apa mereka? Selain yang duduk tadi, salah satunya sedang merunduk, memungut sesuatu? Atau ... menutupi sesuatu?!" lanjut Dareen mengalisis pemand

DMCA.com Protection Status