Dia melihat seorang pemuda berpakaian rapi dengan jas putih melekat di badannya. Pria itu berlari ke arahnya sambil berkata dengan penuh perhatian."Kamu tidak apa-apa kan?" "Aku baik-baik saja, Dokter Mike," jawab Jasmine.Dia sedikit menyembunyikan tubuhnya di belakang, Hades. Entah kenapa saat melihat tingkah Dokter Mike yang begitu perhatian padanya. Dia merasa sedikit tidak nyaman. Adegan itu berhasil menarik perhatian Dokter Mike. Dia menyeritkan dahi tidak suka terhadap tingkah Jasmine, yang seolah-olah menghindarinya. Apalagi sikap dan tindakan Jasmine barusan begitu mencolok di matanya. Seketika api cemburu kembali berkobar di hati Dokter Muda itu. Dia menatap tajam ke arah Hades. Kedua tangannya mengepal seolah-olah menandakan betapa marahnya dia. "Siapa kau?" tanya Dokter Mike dengan nada tinggi. Hades menatap acuh tak acuh pada Dokter Mike. Sikapnya begitu tenang ketika berhadapan dengan Mike yang berapi
"Benar apa yang dikatakan oleh Dokter Anton. Kenapa kamu tidak mengeluarkan semua kemampuanmu. Asal kamu tahu saja, jika terjadi sesuatu dengan, Nona Moore. Kami semua tidak akan melepaskanmu." Dokter lain berkata dengan wajah mengancam. Dia berusaha memprovokasi orang lain, agar mengikutinya dan menjadikan Jasmine sebagai kambing hitam. Dia juga memberikan kode pada temannya dengan mengedipkan mata. Hingga membuat orang itu menambahkan garam pada ucapannya. "Aku juga setuju. Kalau terjadi sesuatu dengan, Nona Moore. Kamu harus bertanggung jawab." Teman seperjuangan si dokter segera mengangkat tangannya. Sambil menatap dokter yang lainnya. Memaksa mereka untuk menganggukkan kepala. Sebelumnya semua orang sepakat untuk melemparkan tanggung jawab pada, Jasmine. Karena tidak datang ke rapat yang mereka adakan. Namun, karena kabar insiden yang menimpa wanita itu. Mereka semua mengurungkan niat untuk menjadikan Jasmine sebagai kambing hitam.
Namun, yang mereka tidak ketahui adalah cara, Tuan Moore melakukan ancamannya. Mungkin di mata mereka semua orang. Selama mereka menemukan seseorang untuk menanggung akibatnya. Maka mereka akan terbebas dari ancaman tersebut. Akan tetapi, kenyataan tidaklah seindah yang mereka bayangkan. Presiden Jack paham lebih baik dari siapapun tentang cara Tuan Moore menangani orang-orang yang membangkang. Bagaimanapun Tuan Moore akan selalu membuktikan ucapannya. Ketika Tuan Moore mengatakan bahwa dia tidak akan melepaskan siapapun. Maka semua orang tidak akan pernah bisa lepas dari dari genggamannya. Bahkan keluarga mereka juga akan menerima imbasnya juga. Oleh karena itu lebih baik baginya untuk menjaga hubungan dengan Jasmine. Dari pada mengikuti keinginan semua orang menjadikan wanita itu sebagai kambing hitam. Bagaimanapun hanya Jasminelah yang bisa mengobati, Nona Moore. Dan selama dia bisa membuat wanita itu mengeluarkan semua kemampuannya, untuk mengobati
Sementara itu di dalam bangsal. Terlihat seorang wanita di penuhi oleh keringat tubuhnya dipenuhi oleh peralatan kedokteran. Wanita itu berusaha sekuat tenaga menyembuhkan pasiennya. Namun, setelah sekian kali mencoba kondisi pasiennya semakin melemah. Bahkan detektor jantung mulai menunjukkan garis lurus. Wanita itu dengan panik mengeluarkan alat pemacu jantung. Namun, lagi dan lagi usahanya gagal. Hingga membuat Dokter wanita itu nampak tidak berdaya."Maafkan aku. Aku sudah berusaha semampuku," ucap Jasmine dengan raut wajah sedih. Mendengar ucapan dokter wanita itu jantung Tuan Moore berdetak kencang napasnya terasa sesak. Dia memegangi dadanya pandangan matanya terasa buram. Dia hampir saja jatuh ke lantai untung saja, Presiden Jack sigap menangkap tubuhnya. "Tuan Moore. Apa kau baik-baik saja," ucap Presiden Jack ketakutan. "Tidak apa-apa! Aku baik-baik saja." Tuan Moore melambaikan tangan. Dia mengatur napas
"Kalau begitu ayo kita buat surat perjanjian. Lebih cepat lebih baik," ucap Hades dengan acuh tak acuh. Meskipun dia bersikap acuh tak acuh. Namun, nada yang keluar dari mulutnya terdengar begitu mendesak. Sehingga membuat Tuan Moore tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain mengangguk dan mengikuti peraturan yang dibuat olehnya. Setelah menyelesaikan prosedur yang diperlukan. Hades kembali melakukan akupunktur. Menyembuhkan kaki, Nona Muda Keluarga Moore. Semuanya berjalan begitu lancar. Bahkan gerakan yang Hades lakukan jauh lebih baik dari sebelumnya. "Kamu luar biasa," ucap Jasmine setelah keduanya meninggalkan bangsal. Dia menatap Hades dengan sorot mata penuh kekaguman. Bagaimanapun penampilan Hades beberapa saat lalu sungguh di luar nalar. Dia berhasil menguasai seluruh rumah sakit. Tempat dimana dia bekerja hanya dalam kurun waktu beberapa jam saja. Bagi seorang wanita yang telah menghabiskan separuh waktunya untuk bekerja. Pria
Satu minggu kemudian. Hades yang telah melewati hari-hari sibuk karena mengurus bisnis barunya. Dibangunkan oleh nada dering dari ponselnya yang sangat mengganggu. Dia melihat nomor yang tidak dikenal melayang di layar ponsel. Karena dirasa tidak penting dia mematikan panggilan tersebut, lalu melemparkan ponselnya ke samping. Dan melanjutkan tidurnya kembali. Namun sebelum dia bisa memejamkan matanya. Nomor yang tidak dikenal itu kembali mengganggunya. Dia sedikit mengerutkan kening tatkala memperhatikan ponselnya. 'Siapa pagi-pagi sekali yang menggangguku?' Karena merasa penasaran dengan pemilik nomor tersebut. Hades mengangkat panggilan itu. "Halo. siapa?" ucap Hades tepat setelah mengangkat panggilan sambil menguap. "Halo, Tuan Baker. Ini aku, Graham Moore." Terdengar suara bersemangat dari sisi lain panggilan. "Oh iya aku ingat. Ada apa Tuan Moore menghubungiku pagi-pagi sekali?" ucap Hades dengan sikap santai. Hades ti
"Aku tidak menyangka anda akan menjemputku secara pribadi, Tuan Moore. Aku benar-benar merasa terhormat," ucap Hades sambil mengulurkan tangannya. "Maafkan aku karena membuatmu menunggu lama," lanjut Hades seraya menunjukkan wajah menyesal. Tuan Moore menggelengkan kepala. "Tidak apa-apa lagipula aku memiliki waktu senggang hari ini jadi aku bisa menjemputmu," balas Tuan Moore sambil membalas uluran tangan Hades. "Mari!" tambah Tuan Moore. Hades mengangguk pelan lalu masuk ke dalam mobil milik Tuan Moore. Setelahnya mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi. Meskipun begitu orang-orang yang ada di dalam mobil sama sekali tidak merasakan apa-apa.Sekitar tiga puluh menit kemudian. Mobil mewah berwarna hitam yang mengaspal jalanan Kota Myberry, telah sampai di depan sebuah gedung bertingkat. Kedatangannya manaring beberapa pasang mata yang ada di sana. Sebagian besar dari mereka mulai bertanya-tanya tentang siapa pemilik mobil mewah itu.
"Beraninya kau …!" Hug Luwis menggeram marah ketika mendapatkan tamparan dari seseorang. Namun saat dia akan membalas tamparan tersebut. Dia menyadari bahwa orang yang menamparnya adalah orang yang tidak bisa diprovokasi olehnya. Dia menarik kembali tangannya dengan cepat. "Tu-tuan Moore. Kenapa? Kenapa anda menampar saya?" tanya Hug Luwis sambil menundukkan kepala. Dia tidak memiliki keberanian untuk mengangkat kepalanya tinggi-tinggi tatkala melihat tatapan tajam dari Tuan Moore. Bulu kuduknya berdiri saat Hug merasakan hawa dingin dari sorot mata orang itu. "Karena kau telah menghina tamu Keluarga Moore." Tuan Moore berkata dengan nada dingin. Hingga membuat Hug Luwis bergidik ngeri saat mendengarnya. Dia masih tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Tuan Moore. Dia memikirkannya untuk beberapa saat. Setelah menghabiskan beberapa waktu untuk berpikir. Dia menyadari bahwa dia pasti telah salah berbicara hingga membuat Tuan Moo
Julian menghindari serangan itu dengan sedikit memiringkan tubuhnya ke samping. Dia mengerahkan semua kekuatan yang ada di dalam tubuh, mengumpulkannya di tangan kanan yang sudah mengepal kencang. Dia menyerang Gribson menggunakan semua kekuatan yang telah terkumpul. Hingga membuat pria itu terpental beberapa meter ke depan. Tubuh Gribson melayang di udara untuk beberapa waktu sebelum menabrak dinding diiringi suara gedebuk kencang. Adegan tersebut membuat semua orang yang ada di sana tercengan. Mereka semua diam membatu dengan mulut yang terbuka lebar, untuk beberapa saat. Sebelum salah satu dari mereka berteriak panik setelah kembali sadar ke akal sehatnya. “Tuan!”“Tuan Gribson!”Semua orang lekas menghampiri Gribson yang memuntahkan seteguk darah segar. Raut wajah mereka semua terlihat sangat panik. Ada sebuah ketakutan di sorot mata orang-orang itu. Mereka takut Gribson terluka parah karena serangan barusan.“Tuan … apa kau baik-baik saja?” tanya salah satu anak buah Gribson d
Julian menunjukkan seringai dingin di wajah tatkala menatap tajam ke arah pria yang menendangnya itu. Dia bangkit dari tempatnya tergeletak. Lalu menyerang para pria itu. Dia mengerahkan semua kekuatannya. Berniat melumpuhkan salah satu lawan dengan sekali serangan. “Mati-lah kau sialan!” Orang yang dikunci tidak sempat menghindari serangan Julian. Bagaimanapun Julian menyerang pria itu dengan kecepatan yang sangat tinggi. Pergerakan Julian benar-benar sangat lincah dan cepat serangannya juga sangat kuat. Hingga menyebabkan pria itu terpental beberapa meter ke belakang. Tubuh pria itu berhenti mundur setelah menabrak tembok yang ada di luar kamar. Pria itu ambruk ke lantai lalu memuntahkan seteguk darah segar. Sesaat dia menatap ngeri ke arah Julian sebelum kehilangan kesadarannya.Adegan tersebut mengejutkan semua orang yang ada di sana. Mereka sedikit merasa takut sekarang. Namun, ketakutan itu hanya terjadi beberapa saat. Salah satu dar
Namun, siapa sangka rencana indahnya harus tertunda untuk waktu yang tidak ditentukan. Dia sudah menyetujui bergabung dengan Hades. Dia tidak tahu Hades akan membiarkannya pensiun kapan dan dia juga tidak tahu berapa besar uang yang akan diterimanya nanti.Saat ini di dalam rumah, Julian sedang mengemasi barang-barangnya ke dalam tas. Dia hanya memasukan beberapa pakaian yang diperlukan saja. Tidak lupa dia juga memasukan senjata yang miliknya ke dalam tas. Dia sudah selesai memgemas barang-barangnya dan bersiap pergi meninggalkan rumah ini secepat mungkin. Dia sudah merasakan kejanggalan di tempat ini. Oleh karena itu dia yakin bahaya akan menyimpanya, jika terlalu lama tinggal di tempat ini. Namun, ketika dia akan melangkahkan kakinya. Sudut matanya secara tidak sengaja melihat sebuah foto seorang wanita muda berusia dua puluh lima tahun bersama seorang anak kecil berusia tiga tahun. Foto itu terlihat sangat kusam, seolah-olah foto itu diambil sudah sejak lama.
Di belahan bumi lain. Terlihat sebuah rumah sederhana nan nyaman dengan halaman depan yang lumayan cukup luas. Sekiranya muat untuk di tepati dua mobil. Tidak jauh dari sana sebuah kendara beroda empat melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi. Mobil itu secara tiba-tiba berhenti melaju tepat di halaman depan rumah sederhana itu diiringi dengan suara decitan ban yang menggema di sana. Tidak berselang lama. Seorang pria berusia dua puluh sembilan tahun dengan wajah yang lumayan cukup tampan dan pakaian yang rapi turun dari mobil tersebut. Pria muda itu tidak lain adalah Julian. Penampilannya saat ini sangat jauh berbeda. Berbanding terbalik saat dia berada di Manor Baker. Julian terlihat bagaikan seorang ceo muda yang sangat sukses. Dia terlihat sangat keren dan tampan. Dia mendapatkan mobil mewah dan baju mahal itu tadi saat meninggalkan Manor Baker. Di perjalanan dia secara tidak sengaja melihat beberapa tuan muda yang sedang menindas seora
Setelah beberapa saat berjalan ketiganya melihat sebuah kedai sederhana. Kedai itu terbilang cukup sepi pengunjung, hanya ada sekitar sepuluh orang yang sedang menikmati makanan di sana. Menilai dari pakaian yang dikenakan oleh para pengunjung itu. Ben dan kedua orang lainnya dapat menilai bahwa orang-orang yang sedang makan itu adalah warga sekitar.Ketiga berjalan masuk ke dalam kedai lalu memesan enam belas porsi makanan bungkus dan tiga porsi untuk mereka santap di sana. Tidak butuh waktu lama makanan yang Ben pesan di sajikan di depan meja. Lalu ketiganya menyantap makanan itu dengan sangat lahap. Beberapa saat kemudian ketiga orang itu telah selesai memakan makanan mereka. Lalu mereka bangkit dan membayar semua makanan yang mereka pesan. Mereka bertiga tidak tinggal di sana lebih lama lagi. Mereka kembali melanjutkan perjalan dengan tergesa-gesa. Bagaimanapun teman-teman mereka sedang menunggu kedatangan makanan itu. Perjalanan yang Ben dan dua tem
Sekitar tiga puluh menit kemudian, ketiganya mulai kelemahan. Mereka berjalan cukup jauh dari tempat sebelumnya. Namun, mereka masih belum menemukan satupun kedai makan di sekitar sana. Hal itu membuat ketiganya merasa kesal dan putus asa. Saat mereka akan memutuskan untuk kembali ke tempat. Salah satu dari ketiganya melihat sekelompok orang yang sedang berbincang tidak jauh dari sana. “Ben, coba lihat kesana!” ucap orang itu sambil menunjuk ke arah orang-orang yang sedang berkumpul itu.Ben dan satu orang lagi melihat ke arah yang di maksud. Pandangan keduanya mengikuti kemana arah jari teman mereka. Seketika mereka berdua menjadi bersemangat. Mereka terlihat seperti seseorang yang berjalan di padang pasir dengan suhu panas delapan puluh derajat dan melihat sungai yang airnya sangat jernih. “Sebaiknya kita tanyakan pada mereka di mana kedai makan terdekat.” Ben berkata sambil tersenyum bahagia.“Itu yang kumaksud!” ucap orang per
Dia sama sekali tidak khawatir Julian akan melarikan diri dari genggamannya. Dia yakin pria itu akan kembali ke manor secepat mungkin. Bagaimanapun sebelumnya dia sudah membuat pengaturan untuk menjadikan Julian dan teman-temannya yang lain sebagai buronan Sakte King. Hades yakin setelah informasi dagang Sakte King dibocorkan ke dunia luar dan Zake melakukan semuanya sesuai dengan apa yang dia perintahkan. Saat itu juga Sakte King akan bergerak cepat memburu semua orang yang mengungkapkan informasi tersebut. Bagaimanapun di sana terdapat salah satu informasi yang sangat sensitif bagi Sakte King. Informasi tersebut yaitu tentang keluarga-keluarga yang menjadi target Sakte King berikutnya. Hades percaya dengan bocor informasi tersebut ke publik. Sakte King akan membersihkan para penghianat itu. Mereka akan memburu Julian dan yang lainnya.Dan setelah Julian mendengar tentang semua informasi tersebut. Julian pasti akan merespon dengan cepat. Dia a
Hades menyadari kecanggungan yang Julian rasakan saat ini. Dia berjalan santai ke arah pria itu lalu menepuk pelan pundaknya. “Percayalah bergabung denganku bukanlah pilihan buruk!” Dia berkata dengan santai untuk memecahkan kecanggungan saat ini. Julian hanya mengangguk-anggukkan kepala tanpa mengatakan sepatah katapun. “Ikutlah denganku. Aku akan mengajakmu menyaksikan betapa kuatnya pasukan yang kumiliki. Meskipun sekarang mereka tidak dapat dibandingkan dengan Sakte King. Akan tetapi, cepat atau lambat. Mereka akan mengungguli sakte itu.” Hades berkata dengan penuh keyakinan. Dia berjalan ke tempat di mana anak buahnya sedang berlatih. Dengan Julian yang mengikutinya dari arah belakang. Sejauh ini Julian tidak berkomentar apapun. Dia hanya mengikuti Hades sambil memperhatikan sekeliling. Dia memperhatikan dekorasi mewah pada bangunan ini. Meskipun manor itu tidak semewah dan semegah Sakte King. Akan tetapi, manor i
Zake sangat bersemangat sekarang. Dia yakin dapat mengalahkan Sakte King dengan memanfaatkan informasi ini. Bagaimanapun informasi tersebut sangat lengkap. Berkas itu tidak hanya memberikan informasi tentang struktur Sakte King. Akan tetapi, keluarga dan kekuatan keluarga yang mendukung dan menjadi musuh Sakte King juga tercatat dalam berkas tersebut. Zake siap menerima perintah Hades untuk mengumpulkan semua keluarga yang menjadi musuh Sakte King. Dan membujuk keluarga-keluarga itu untuk bergabung dengan Hades. Menjatuhkan sakte itu dari puncak kejayaannya di kota ini. “Aku siap melakukan apapun yang Anda perintahkan, Tuan. Aku memiliki hubungan yang baik dengan tuan muda dari keluarga-keluarga yang menjadi musuh Sakte King.” Zake berkata dengan raut wajah berseri-seri.Hades hanya menunjukkan senyum tipis tatkala mendengar perkataan Zake yang penuh semangat. Dia hanya diam tanpa mengatakan sepatah katapun, untuk beberapa waktu. Namun, tersirat sebuah kekecewaan dari sorot matanya