Bab 19Namun sayangnya Hug Luwis salah menangkap maksud dari tatapan peringatan dari, Tuan Moore. Dia mengartikan tatapan itu sebagai peringatan bahwa dia hampir mengacaukan bisnis Keluarga Moore. Bagaimanapun barang yang Hades beli berasal dari rumah lelang Keluarga Moore. Dan jika dia terus mengatakan bahwa itu hanyalah sampah. Maka nama baik Rumah Lelang Moore akan tercoreng karena menjual barang sampah. "Maafkan aku, Tuan Moore. Aku tidak bermaksud untuk menghina Keluarga Moore. Aku hanya ingin membuktikan pada semua orang bahwa sampah itu tidak memiliki sedikitpun keahlian dalam menilai barang," ucap Hug sambil menunjukkan jarinya ke arah Hades. Hal itu kembali menyulut api amarah di dalam diri Graham Moore. Dia bersiap untuk memanggil para penjaga menyuruh mereka untuk memukuli Hug Luwis. Namun, sebelum dia sempat untuk melakukan hal itu. Hades secara tiba-tiba menghentikannya dengan perkataan yang membuatnya terpana di tempat. "Apa kau y
Meskipun mereka berdua melakukan perbincangan dengan suara pelan dan saling membisikkan kata. Akan tetapi, kata-kata yang keluar dari mulut kedua orang itu masih bisa didengar oleh orang-orang yang ada disekitar mereka. Hal itu berhasil menarik perhatian sebagian orang. Lalu menyebarkannya ke orang lain yang ada di sana. Informasi itu menyebar hanya dalam beberapa detik saja. Dan orang-orang yang mendapatkan informasi tersebut merasa tertekan. Kebanyakan dari mereka memasang ekspresi menyesal di wajahnya. Karena telah kehilangan kesempatan untuk mendapatkan barang berharga dengan harga yang sangat murah. Dan semua orang menyesal karena tidak memperjuangkan benda itu. Andai saja mereka bisa mengulang waktu ke beberapa menit yang lalu. Mereka pasti tidak akan melepaskan benda itu. Meskipun ada orang yang menodongkan pistol tepat di kepala mereka. Mereka semua akan tetap memperjuangkan barang tersebut sampai batas tertentu.Hal yang sama di rasaka
"Berapa harga yang akan anda tawarkan untuk membeli permata itu, Tuan Lowell?" Senyum santai masih terlihat di wajah tampan Hades. "Aku akan membayar lima ratus juta untuk Permata Merah Muda itu, Tuan Baker. Jika anda benar-benar ingin melepasnya," jawab Fin Lowell dengan tergesa-gesa. "Baiklah aku akan menjualnya padamu." Sikap santai dan acuh tak acuh yang Hades tunjukkan membuat semua orang tertegun. Mereka semua tidak mengerti kenapa pemuda berusia dua puluhan itu bisa sesantai itu. Meskipun, orang itu sedang membahas bisnis besar. Akan tetapi, semua orang merasa pemuda itu seolah-olah sedang membahas makanan yang akan di makan siang nanti.Sikapnya berbanding terbalik dari apa yang mereka bicarakan. Hal itu semakin membuat kagum para pebisnis besar kota MyBerry yang menghadiri acara malam ini. Fin menghela napas panjang tatkala mendengar jawaban dari Hades. "Terima kasih, Tuan Baker," ucap Fin Lowell sambil memasang sen
"Wow selamat karena telah mendapatkan lukisan kuno itu, Tuan Luwis," ucap Hades sambil tersenyum ejekan terdengar dari nadanya. Hug tertegun sesaat ketika mendengar perkataan yang keluar dari mulut pria itu. Dia sangat marah setelah memahami maksud dari ucapan itu. Saat dia akan meluapkan amarahnya. Tiba-tiba dia merasakan sesuatu yang memaksa keluar dari mulutnya. Dia memuntahkan seteguk darah kental berwarna merah tua. Dia juga merasakan pusing dikepalanya otaknya terasa berputar-putar. Dengan mata yang mulai berkabut dan pandangan yang mulai buram. Dia menjatuhkan tubuhnya ke lantai. Dia berusaha sekuat tenaga untuk menjaga kesadarannya agar tidak pingsan. Bagaimanapun hal itu akan sangat memalukan bagi citranya. "Tuan Luwis!" Orang yang duduk di samping Hug segera membantunya. "Apa kau baik-baik saja?" tanya orang itu dengan kekhawatiran yang tergambar di wajahnya. Hug melambaikan tangan lalu kembali bangkit dan duduk di ban
Pelelangan kembali dilanjutkan karena masih ada satu barang lagi yang belum di lelang. Akan tetapi pelelangan berikutnya terjadi sangat membosankan karena tidak ada drama seperti sebelumnya. Hingga akhirnya acara itu pun berakhir secara formal. Semua orang mulai meninggalkan tempat satu persatu setelah mereka selesai bersosialisasi dengan kenalan mereka masing-masing. Begitu pun dengan Hades. Dia lekas keluar dari aula utama. Dia ingin segera meninggalkan tempat itu karena penasaran terhadap pecahan batu yang ada di sakunya. "Apa kau akan pulang sekarang, Tuan Baker?" tanya Tuan Moore yang menyusul dari arah belakang. "Ya … ada sesuatu yang ingin kulakukan di rumah." Hades menjawab sambil menganggukkan kepala. "Kalau begitu biarkan aku mengantarmu, Tuan Baker," ucap Tuan Moore. Hades tidak menolak tawaran tersebut. Dia sedikit menganggukkan kepala lalu memimpin jalan ke arah tempat di mana Tuan Moore memarkirkan mobil.
"Apa ada sesuatu yang bisa aku lakukan untukmu, Tuan?" tanya orang yang ada di sisi lain panggilan. Tepat setelah panggilan "Ada," ucap Hug terdiam sesaat. "Aku yakin kamu sudah mendengar berita tentangku kan. Selidiki orang-orang yang telah menyebarkan berita itu untukku," lanjut Hug dengan suara yang dalam. . "Baik. Aku akan segera melaksanakannya," jawab orang yang ada di sisi lain panggilan dengan sungguh-sungguh. Setelah mendapatkan jawaban yang memuaskan dari anak buahnya. Hug mematikan panggilan dengan senyuman menyeramkan. 'Aku pasti akan membuat hidup kalian menderita karena telah mencemarkan nama baikku,' pikir Hug dalam benaknya.Hug berpikir masalah yang dihadapinya adalah masalah kecil yang dapat dengan mudah diselesaikan. Namun, yang tidak dia ketahui. Ada tangan seseorang yang sengaja meledakkan berita tersebut. Hingga membuat berita itu semakin tersebar hingga kelangan orang-orang berkerah putih. Banyak pegawai yang sedang membicarakan tentang kekalahannya di intern
Meskipun Jack tidak dapat melihat raut wajah Harold. Akan tetapi, dia dapat merasakan penyesalan yang sangat dalam dari nadanya. Sebenarnya Jack tidak mempermasalahkan kebocoran informasi tersebut. Namun, yang membuatnya kesal yaitu dia tidak mengetahui siapa yang telah membocorkan informasi itu.Bagaimanapun informasi tersebut masih sangat sensitif untuk saat ini. Apalagi Tuannya yang baru telah berpesan untuk menjaga identitasnya. Tuannya tidak ingin orang-orang mengetahui bahwa dia adalah pemilik rumah sakit yang baru. "Tidak apa-apa, Tuan Wilson. Toh anda mengetahui informasi itu sekarang ataupun nanti sama saja. Tidak akan merubah hasil akhir." Setelah terdiam beberapa saat. Presiden Jack kembali melanjutkan perkataannya dengan nada sungguh-sungguh. "Akan tetapi, sedikit yang kau tahu akan lebih baik untuk perkembangan keluargamu, Tuan Wilson." Ada jejak ancaman yang nyata dibalik kata-kata Presiden Jack. Hingga membuat kedua orang yang ada di sisi lain panggilan terdiam membis
"Bagus!" puji Hades. "Singkirkan hama-hama itu secepatnya. Aku tidak ingin mendengar masalah sepele seperti itu lagi di kemudian hari," lanjut Hades dengan nada memerintah. "Baik, Tuan Baker." Setelah mendengar jawaban yang memuaskan dari, Jack. Hades mematikan panggilan tersebut tanpa mengucapkan sepatah kata lagi. Dia ingin segera menyelidiki kekuatan seperti apa yang ada di dalam pecahan batu itu. Namun, sebelum dia memulai kembali penelitiannya. Terdengar suara khas orang lapar dari perutnya. Dia harus menunda lagi penyelidikannya. Karena dia harus mengisi perutnya terlebih agar bisa fokus. Bagaimanapun melakukan penelitian dengan perut kosong akan sangat mengganggu. Hades pergi ke arah dapur untuk mencari sesuatu yang bisa mengganjal rasa laparnya. Namun, setelah membuka lemari makanan. Dia tidak menemukan satupun makan yang bisa dimakan. Dia baru ingat bahwa stok makanannya telah habis. "Kenapa aku bisa melupakan sesuatu yang penting seperti itu." Hades menggerutu pada diri
Julian menghindari serangan itu dengan sedikit memiringkan tubuhnya ke samping. Dia mengerahkan semua kekuatan yang ada di dalam tubuh, mengumpulkannya di tangan kanan yang sudah mengepal kencang. Dia menyerang Gribson menggunakan semua kekuatan yang telah terkumpul. Hingga membuat pria itu terpental beberapa meter ke depan. Tubuh Gribson melayang di udara untuk beberapa waktu sebelum menabrak dinding diiringi suara gedebuk kencang. Adegan tersebut membuat semua orang yang ada di sana tercengan. Mereka semua diam membatu dengan mulut yang terbuka lebar, untuk beberapa saat. Sebelum salah satu dari mereka berteriak panik setelah kembali sadar ke akal sehatnya. “Tuan!”“Tuan Gribson!”Semua orang lekas menghampiri Gribson yang memuntahkan seteguk darah segar. Raut wajah mereka semua terlihat sangat panik. Ada sebuah ketakutan di sorot mata orang-orang itu. Mereka takut Gribson terluka parah karena serangan barusan.“Tuan … apa kau baik-baik saja?” tanya salah satu anak buah Gribson d
Julian menunjukkan seringai dingin di wajah tatkala menatap tajam ke arah pria yang menendangnya itu. Dia bangkit dari tempatnya tergeletak. Lalu menyerang para pria itu. Dia mengerahkan semua kekuatannya. Berniat melumpuhkan salah satu lawan dengan sekali serangan. “Mati-lah kau sialan!” Orang yang dikunci tidak sempat menghindari serangan Julian. Bagaimanapun Julian menyerang pria itu dengan kecepatan yang sangat tinggi. Pergerakan Julian benar-benar sangat lincah dan cepat serangannya juga sangat kuat. Hingga menyebabkan pria itu terpental beberapa meter ke belakang. Tubuh pria itu berhenti mundur setelah menabrak tembok yang ada di luar kamar. Pria itu ambruk ke lantai lalu memuntahkan seteguk darah segar. Sesaat dia menatap ngeri ke arah Julian sebelum kehilangan kesadarannya.Adegan tersebut mengejutkan semua orang yang ada di sana. Mereka sedikit merasa takut sekarang. Namun, ketakutan itu hanya terjadi beberapa saat. Salah satu dar
Namun, siapa sangka rencana indahnya harus tertunda untuk waktu yang tidak ditentukan. Dia sudah menyetujui bergabung dengan Hades. Dia tidak tahu Hades akan membiarkannya pensiun kapan dan dia juga tidak tahu berapa besar uang yang akan diterimanya nanti.Saat ini di dalam rumah, Julian sedang mengemasi barang-barangnya ke dalam tas. Dia hanya memasukan beberapa pakaian yang diperlukan saja. Tidak lupa dia juga memasukan senjata yang miliknya ke dalam tas. Dia sudah selesai memgemas barang-barangnya dan bersiap pergi meninggalkan rumah ini secepat mungkin. Dia sudah merasakan kejanggalan di tempat ini. Oleh karena itu dia yakin bahaya akan menyimpanya, jika terlalu lama tinggal di tempat ini. Namun, ketika dia akan melangkahkan kakinya. Sudut matanya secara tidak sengaja melihat sebuah foto seorang wanita muda berusia dua puluh lima tahun bersama seorang anak kecil berusia tiga tahun. Foto itu terlihat sangat kusam, seolah-olah foto itu diambil sudah sejak lama.
Di belahan bumi lain. Terlihat sebuah rumah sederhana nan nyaman dengan halaman depan yang lumayan cukup luas. Sekiranya muat untuk di tepati dua mobil. Tidak jauh dari sana sebuah kendara beroda empat melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi. Mobil itu secara tiba-tiba berhenti melaju tepat di halaman depan rumah sederhana itu diiringi dengan suara decitan ban yang menggema di sana. Tidak berselang lama. Seorang pria berusia dua puluh sembilan tahun dengan wajah yang lumayan cukup tampan dan pakaian yang rapi turun dari mobil tersebut. Pria muda itu tidak lain adalah Julian. Penampilannya saat ini sangat jauh berbeda. Berbanding terbalik saat dia berada di Manor Baker. Julian terlihat bagaikan seorang ceo muda yang sangat sukses. Dia terlihat sangat keren dan tampan. Dia mendapatkan mobil mewah dan baju mahal itu tadi saat meninggalkan Manor Baker. Di perjalanan dia secara tidak sengaja melihat beberapa tuan muda yang sedang menindas seora
Setelah beberapa saat berjalan ketiganya melihat sebuah kedai sederhana. Kedai itu terbilang cukup sepi pengunjung, hanya ada sekitar sepuluh orang yang sedang menikmati makanan di sana. Menilai dari pakaian yang dikenakan oleh para pengunjung itu. Ben dan kedua orang lainnya dapat menilai bahwa orang-orang yang sedang makan itu adalah warga sekitar.Ketiga berjalan masuk ke dalam kedai lalu memesan enam belas porsi makanan bungkus dan tiga porsi untuk mereka santap di sana. Tidak butuh waktu lama makanan yang Ben pesan di sajikan di depan meja. Lalu ketiganya menyantap makanan itu dengan sangat lahap. Beberapa saat kemudian ketiga orang itu telah selesai memakan makanan mereka. Lalu mereka bangkit dan membayar semua makanan yang mereka pesan. Mereka bertiga tidak tinggal di sana lebih lama lagi. Mereka kembali melanjutkan perjalan dengan tergesa-gesa. Bagaimanapun teman-teman mereka sedang menunggu kedatangan makanan itu. Perjalanan yang Ben dan dua tem
Sekitar tiga puluh menit kemudian, ketiganya mulai kelemahan. Mereka berjalan cukup jauh dari tempat sebelumnya. Namun, mereka masih belum menemukan satupun kedai makan di sekitar sana. Hal itu membuat ketiganya merasa kesal dan putus asa. Saat mereka akan memutuskan untuk kembali ke tempat. Salah satu dari ketiganya melihat sekelompok orang yang sedang berbincang tidak jauh dari sana. “Ben, coba lihat kesana!” ucap orang itu sambil menunjuk ke arah orang-orang yang sedang berkumpul itu.Ben dan satu orang lagi melihat ke arah yang di maksud. Pandangan keduanya mengikuti kemana arah jari teman mereka. Seketika mereka berdua menjadi bersemangat. Mereka terlihat seperti seseorang yang berjalan di padang pasir dengan suhu panas delapan puluh derajat dan melihat sungai yang airnya sangat jernih. “Sebaiknya kita tanyakan pada mereka di mana kedai makan terdekat.” Ben berkata sambil tersenyum bahagia.“Itu yang kumaksud!” ucap orang per
Dia sama sekali tidak khawatir Julian akan melarikan diri dari genggamannya. Dia yakin pria itu akan kembali ke manor secepat mungkin. Bagaimanapun sebelumnya dia sudah membuat pengaturan untuk menjadikan Julian dan teman-temannya yang lain sebagai buronan Sakte King. Hades yakin setelah informasi dagang Sakte King dibocorkan ke dunia luar dan Zake melakukan semuanya sesuai dengan apa yang dia perintahkan. Saat itu juga Sakte King akan bergerak cepat memburu semua orang yang mengungkapkan informasi tersebut. Bagaimanapun di sana terdapat salah satu informasi yang sangat sensitif bagi Sakte King. Informasi tersebut yaitu tentang keluarga-keluarga yang menjadi target Sakte King berikutnya. Hades percaya dengan bocor informasi tersebut ke publik. Sakte King akan membersihkan para penghianat itu. Mereka akan memburu Julian dan yang lainnya.Dan setelah Julian mendengar tentang semua informasi tersebut. Julian pasti akan merespon dengan cepat. Dia a
Hades menyadari kecanggungan yang Julian rasakan saat ini. Dia berjalan santai ke arah pria itu lalu menepuk pelan pundaknya. “Percayalah bergabung denganku bukanlah pilihan buruk!” Dia berkata dengan santai untuk memecahkan kecanggungan saat ini. Julian hanya mengangguk-anggukkan kepala tanpa mengatakan sepatah katapun. “Ikutlah denganku. Aku akan mengajakmu menyaksikan betapa kuatnya pasukan yang kumiliki. Meskipun sekarang mereka tidak dapat dibandingkan dengan Sakte King. Akan tetapi, cepat atau lambat. Mereka akan mengungguli sakte itu.” Hades berkata dengan penuh keyakinan. Dia berjalan ke tempat di mana anak buahnya sedang berlatih. Dengan Julian yang mengikutinya dari arah belakang. Sejauh ini Julian tidak berkomentar apapun. Dia hanya mengikuti Hades sambil memperhatikan sekeliling. Dia memperhatikan dekorasi mewah pada bangunan ini. Meskipun manor itu tidak semewah dan semegah Sakte King. Akan tetapi, manor i
Zake sangat bersemangat sekarang. Dia yakin dapat mengalahkan Sakte King dengan memanfaatkan informasi ini. Bagaimanapun informasi tersebut sangat lengkap. Berkas itu tidak hanya memberikan informasi tentang struktur Sakte King. Akan tetapi, keluarga dan kekuatan keluarga yang mendukung dan menjadi musuh Sakte King juga tercatat dalam berkas tersebut. Zake siap menerima perintah Hades untuk mengumpulkan semua keluarga yang menjadi musuh Sakte King. Dan membujuk keluarga-keluarga itu untuk bergabung dengan Hades. Menjatuhkan sakte itu dari puncak kejayaannya di kota ini. “Aku siap melakukan apapun yang Anda perintahkan, Tuan. Aku memiliki hubungan yang baik dengan tuan muda dari keluarga-keluarga yang menjadi musuh Sakte King.” Zake berkata dengan raut wajah berseri-seri.Hades hanya menunjukkan senyum tipis tatkala mendengar perkataan Zake yang penuh semangat. Dia hanya diam tanpa mengatakan sepatah katapun, untuk beberapa waktu. Namun, tersirat sebuah kekecewaan dari sorot matanya