Share

KARMA - 70

Penulis: irma_nur_kumala
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-11 13:12:46

Zetta bergeming saat berhadapan dengan seorang wanita cantik bermata indah yang memakai seragam khas dokter di dekat kantor Austin. Wanita yang memperkenalkan dirinya sebagai dokter pribadi Jason, Rosa.

"Terimakasih sudah meluangkan waktumu untuk menemuiku Dok."

"Panggil Rosa saja," katanya seraya tersenyum. "Aku yang seharusnya berterimakasih karena kamu akhirnya memutuskan untuk datang dan melihat Jason. Melepaskannya dari rasa bersalah dan penyesalannya. Itu akan mempengaruhi kesembuhannya ke depan."

"Apa dia akan baik-baik saja setelah ini?"

"Aku yang akan memastikan dia baik-baik saja. Setelah ini biarkan aku yang menangani Jason sampai dia sembuh. Kamu tidak usah khawatir."

Zetta terdiam. Mencoba memahami arti dari kalimat bernada kepastian yang terasa janggal di pendengaran Zetta. Namun, dia enggan bertanya lebih jauh. Kalaupun mereka memang memiliki hubungan di luar dokter dan pasiennya maka Zetta bisa bernapas lega. Setidaknya Jason tidak akan sendirian. Rosa kelihatannya bai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 71

    Bertemu dengan Amira sama sekali tidak ada dalam bayangan Arzetta selama ini. Meskipun dia selalu penasaran dengan sosok wanita itu tapi dia sama sekali tidak berkeinginan bertemu secara langsung. Zetta sudah merasa tenang setelah mengetahui hubungan masa lalu Alva dengan Amira bisa diselesaikan dengan baik-baik sama seperti hubungannya dengan Jason.Tapi di sinilah Arzetta saat takdir malah membawanya kehadapan Amira tanpa terduga di bawah langit kota Perth yang anginnya berhembus melenakan. Ditemani secangkir coklat panas di salah satu cafe outdoor tidak jauh dari rumah sakit."Aku pikir kamu seharusnya ada di Paris?""Memang. Aku ingin menemui Jason karena ada hal penting yang harus kami bicarakan."Amira tersenyum, mengelus perutnya yang memang besar. Zetta menghela napas dan mengalihkan tatapannya ke keramaian di sekitar mereka. Merasa canggung dan bingung ingin membicarakan apa karena memang tidak ada yang ingin Zetta obrolkan dengan Amira."Selamat ya." Setelah keheningan yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-11
  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 72

    Ken memejamkan mata dan mendesah saat Eliana mulai menciumi setiap jengkal tubuhnya yang terbaring tanpa sehelai benang pun. Area lehernya menjadi sasaran wanita itu membuatnya mencoba menahan hasrat untuk tidak terlena lagi setelah pergumulan panas mereka sejak semalam. Tapi Ken menyerah karena Eliana tahu dengan pasti bagaimana melakukannya."Ada yang sudah menegang lagi heh?" Kekeh Eliana.Ken yang menerima serangan bertubi-tubi Eliana hanya bisa menikmati."Kamu memang nakal," bisiknya serak disela desahannya. Eliana turun mengecup dadanya dengan tangan yang sudah berada di bawah sana. Eliana melakukannya sepenuh hati benar-benar ingin memuaskan Ken. "Lakukan sekarang juga Amira dan aku akan menikmati setiap detiknya."Mata Eliana terbuka lebar. Dia memang sedang terangsang tapi dia bisa mendengar dengan jelas siapa nama yang dibisikkan Ken tadi. Sial!!!Eliana langsung bangkit, turun dari ranjang dengan amarah menggelegak di dalam dadanya karena hatinya yang mulai retak berkeping

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-11
  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 73

    Keluarga Alexander sedang diselimuti kebahagiaan. Seminggu setelah kepulangan Zetta dari Australia untuk menemui Jason, Alva Alexander mengadakan barbeque party di belakang rumah kedua orang tuanya yang memiliki pemandangan danau buatan dan juga kebun bunga walaupun hanya keluarga terdekatnya. Pesta pernikahan mereka akan terselenggara dua minggu lagi dan semua persiapan juga sudah selesai dilakukan hanya tinggal menunggu hari bahagia mereka tiba.Tidak ada hal lain lagi yang diinginkan Alva Alexander selain memiliki Zetta dalam hidupnya. Akhirnya dia akan menikahi wanita yang dia cintai dengan sepenuh hati."Kalian akan bulan madu ke mana? Aku memiliki beberapa pulau yang bisa kalian pakai dan tanpa dipungut biaya apapun. Yah, anggap saja ini hadiah dariku untuk pernikahan kalian." Zafier yang sedang memanggang daging tersenyum sombong."Wah, kalau gitu Tante juga mau dong Zaf dipinjami salah satu pulau eksotismu. Kalau bisa yang private ya seperti pulau bulan madunya Bella Swan sam

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-11
  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 74

    "Demi Tuhan, Eliana," desah Zetta saat Eliana meneleponnya ketika dia berada di Bandara John F Kennedy menunggu pesawat yang akan membawanya ke Pheonix, Arizona. Alva sedang menerima telepon penting dari salah satu relasinya entah di mana."Kamu senang mendengar suaraku lagi?" tanyanya seraya terkekeh. "Bagaimana kabarmu sayang?" suaranya agak serak."Kamu sakit?" bukannya menjawab Zetta malah balik bertanya."Tidak. Aku tidak apa-apa Zetta." Zetta mengeryit. Nada suara Eliana tidak menyiratkan sesuatu yang baik."Kamu yakin?""Iya. Tenang saja.""Di mana kamu sekarang?""Aku sedang jalan-jalan dan baru saja sampai di Jerman."Jerman?Zetta duduk di sofa ruang tunggu exclusive yang ada di bandara dengan majalah Dior yang terbuka di pangkuannya. Sebelum Eliana menelepon tadi, dia memang sedang melihat majalah fashion itu selama menunggu Alva dan jadwal penerbangan mereka ke Arizona. Zetta bersikeras pergi menggunakan pesawat komersil bukannya pesawat pribadi milik Alva. Dia sedang ti

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13
  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 75

    Alva tidak pernah sekalipun berkunjung ke Pheonix, ibu kota Negara bagian Arizona, Amerika Serikat. Tidak ada sanak keluarga yang bisa dia kunjungi di sini tapi mulai dari saat ini dia tahu kalau dia akan menjadikan Pheonix, rumah ketiganya setelah Indonesia dan New York karena Arzetta besar dan bertumbuh di kota ini bersama dengan Jason dan Eliana.Agak aneh sebenarnya bagi Alva mengingat Jason adalah anak seorang konglomerat Jerman yang entah apa alasannya memilih hidup di kota panas dengan perbukitan dan bebatuan merahnya juga tanaman kaktus yang memang banyak tumbuh di Pheonix. Perumahan yang ada di sini penataannya rapi yang rata-rata dindingnya terbuat dari bata merah meski tidak semuanya."Ini rumah yang di beli Mamaku dan membawaku jauh dari gemerlapnya New York."Zetta menunjuk satu rumah cantik sederhana yang terkesan hangat yang berdiri di depan mereka. Ini hari kedua mereka berada di sini setelah kemarin mereka mengunjungi makam Clara. Alva yang berjalan bersisian dengann

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13
  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 76

    Arzetta berusaha menahan air matanya agar tidak meluruh jatuh.Saat akhirnya dia berdiri di depan makam Eliana yang baru terbentuk satu jam yang lalu, Zetta hanya bisa berdiri dengan mata merah dan tatapan nanar. Selama prosesi pemakaman berlangsung, Zetta hanya diam seakan jiwanya sedang tidak berada di sana. Dia sama sekali tidak menyangka dengan apa yang terjadi dengan Eliana. Sebelum ini dia tidak pernah membayangkan akan berdiri memandangi makam sahabat yang sudah dia anggap saudara perempuan yang begitu disayanginya secepat ini.Ditambah kenyataan pahit yang menjadi latar belakang kematiannya, juga kabar mengejutkan tentang keadaan Eliana yang ternyata sedang mengandung.Teringat dengan percakapan terakhir mereka ditelepon hari itu yang seakan menjadi pertanda tidak terelakkan yang akan memisahkan mereka selamanya. Juga kenangan terakhir pertemuan mereka bisa dibilang membuat Zetta memendam penyesalan yang dalam. Zetta mengepalkan tangannya dengan tubuh yang mulai bergetar. Hari

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13
  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 77

    "Untuk apa kamu menemui Arzetta?" Alva menatap tajam Jason yang berdiri tidak jauh di depannya sementara Jeremy berdiri bersandar di pilar bangunan memperhatikan."Aku khawatir dengan keadaanya. Biar bagaimanapun kami bertiga adalah sahabat di masa lalu. Zetta kehilangan Eliana begitu juga denganku."Alva berdecak, "Dan bisa-bisanya kakakmu itu membuat semuanya menjadi kacau seperti ini.""Jangan menyalahkan almarhum kakakku!!" desis Jason. Mencoba untuk sabar meski kepalan tangannya menguat di masing-masing sisi."Kenapa kalian tidak pernah memberitahuku kalau Kenzie adalah kekasih Eliana?" Geramnya menatap Jason lalu beralih ke Jeremy." Katakan Jeremy?! Kenapa kamu menyembunyikan fakta ini?""Secara teknis, kamu tidak ada hubungannya dengan mereka," jawab Jason sementara Jeremy hanya diam. Lelaki itu masih terpukul dengan kepergian Ken juga Eliana.Alva menarik kerah kemeja Jason dengan tatapan marah, "Tapi ini ada hubungannya dengan Amira dan seharusnya aku berhak untuk tahu!!" Des

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-15
  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 78

    Zetta menatap kepulan asap yang perlahan menghilang dari secangkir teh yang ada di genggaman tangannya merasakan sedikit kehangatan di sana. Malam ini, keadaannya sudah lebih baik terutama setelah kedatangan Jason. Setidaknya, ada seseorang yang mengerti bagaimana perasaan kehilangannya. Bukannya Alva tidak mengerti, hanya saja,rasa kehilangan mereka tentu saja berbeda. "Siang itu Eliana datang sendirian ke rumah."Suara Jason yang duduk di depannya seperti menarik Zetta dari lamunannya. Dipandanginya Jason yang melipat lengannya di dada dan bersandar di kursi. Memandang jauh melewatinya ke arah luar restoran seperti sedang melihat lagi peristiwa hari itu."Dia senekat itu?""Dia tidak punya pilihan lain Zetta." Mata hijau itu menatap Zetta lekat. Masih sama seperti tatapan Jason yang dulu. "Ken memang bajingan. Seharusnya sejak awal dia bersikap tegas dengan tidak memberikan Eliana harapan terlalu tinggi seakan-akan di masa depan nanti mereka bisa bersama. Kalau kejadiannya sudah se

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-15

Bab terbaru

  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 98

    London, Enam tahun kemudian,Arzetta duduk memandangi megahnya London Eye yang bercahaya biru indah di kejauhan dengan senyuman mengembang di wajah. Terpaan angin malam musim semi menerbangkan helaian rambut panjangnya yang kemudian dia rapikan dengan tangan. Diedarkannya pandangan ke sekelilingnya yang ramai seraya menunggu.Semenjak menikah dan memiliki seorang putri, Arzetta tidak habis-habisnya merasa bersyukur karena bisa merasakan perasaan bahagia tidak terkira dengan berkah yang diberikan padanya. Mengingat perjuangan panjang mereka yang tidak mudah di lalui untuk bisa bersama sampai akhirnya menikah.Masa lalu sebentuk kenangan yang akan tetap terpatri di dalam ingatannya sampai kapanpun. Kadang di saat malam ketika dia terbangun dan mendapati Alva sedang tertidur pulas sambil memeluk putri kecilnya yang tidur di antara mereka membuatnya meneteskan air mata bahagia. Tidak ada hal lain yang diinginkan Zetta selain kebahagiaan suami dan putrinya.Alva Alexander sendiri sudah ber

  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 97

    "Di mana mereka?" desis Alva dengan tangan terkepal saat menemukan Gevan, Zafier dan Jeremy di lobby hotel."Wuih cepet banget kamu—""DI MANA MEREKA?" bentak Alva seraya menarik kerah kemeja Zafier dengan amarah."Oke. Tenangkan dirimu, Bung," sela Gevan."Bagaimana aku bisa tenang kalau ada lelaki lain yang mengganggu Istriku?" ucapnya seraya melepaskan cekalannya dan mengacak rambutnya sendiri.Gevan berdecak, "Mungkin dia client-nya Zetta.""Ah, bodoh amat! Aku harus naik ke atas dan mencari tahu.""Kita temani," ucap Jeremy yang langsung menekan tombol lift, "Supaya kamu nggak ngamuk seperti singa.""Ahh brengsek! Makin runyam aja. Ini tuh gara-gara kalian!" Alva memukul perut Zaf, melepak kepala Gevan dan menendang kaki Jeremy dengan kesal di dalam lift yang membawa mereka ke lantai atas."Shit!" umpat Gevan sementara Jeremy mengertakkan giginya."Orang sabar di sayang Tuhan, Bung," gumam Zafier seraya memegangi perutnya yang langsung mendapat kepalan tangan Alva.Hari sudah ha

  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 96

    "Hmm, Sayang—" Alva mengacak rambutnya dan duduk di sofa ruang tamu rumahnya dengan penampilan yang berantakan juga bau minuman keras yang menyengat. Semalaman ketiga lelaki brengsek itu sudah memprovokasi untuk menumpahkan kekesalan karena lelaki yang mengobrol dengan Zetta itu ke minuman keras yang akhirnya membuatnya mabuk dan tidak sadarkan diri di salah satu kamar hotel sampai pagi sendirian dan harus kalang kabut pulang ke rumah dan mendapati Arzetta menunggunya di ruang tamu dengan wajah yang menyeramkan."Aku—" Alva bingung ingin menjelaskan dengan cara seperti apa supaya Zetta tidak marah."Kemarin sudah jelas aku bilang kalau kamu harus pulang satu jam lebih awal dari yang seharusnya karena kita rencananya mau ke rumah Mama. Aku sudah berusaha menghubungi kamu tapi nyatanya ponselmu tidak bisa dihubungi. Aku tidak tidur semalaman menunggu kamu pulang di sofa itu tapi ternyata kamu pulang pagi dan dalam keadaan kacau setelah mabuk seperti ini—" Zetta melipat lengannya di dad

  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 95

    Satu tahun kemudian, di Alexander Corp. New York "Eh setan!" Gevan refleks kaget."Eh, bokong!" ucap Zafier membuat Gevan langsung menendang kakinya."Kalian berdua sinting!" Jeremy mengatai mereka dalam bahasa Indonesia yang sekarang sukses dikuasainya."APA-APAAN INI?" sembur Alva Alexander yang tadi membuka pintu ruang kerjanya dengan kasar saat mengetahui ada tiga lelaki yang sedang asyik menikmati koleksi red wine di dalam kantornya tanpa di undang.Dia baru saja memimpin rapat direksi dan kedatangan ketiga orang terpenting dalam hidupnya itu tanpa pemberitahuan jelas membuatnya terus bertanya-tanya. Alva mendekati mereka seraya menggelengkan kepala, "Kalian nggak punya kerjaan?""Oh aku jelas orang penting yang selalu sibuk—""Sibuk bercinta maksudmu?" sela Alva menanggapi Zafier yang meminum wine dengan kaki disilangkan."Itu salah satunya," balasnya dengan santai. Alva memutar bola matanya."Kenapa sih kamu itu masuk ke kantor sendiri pakai aksi gebrak pintu model begitu sepe

  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 94

    "Apa?""Apanya?" Alva balik bertanya."Kenapa sejak tadi kamu memandangiku seperti itu?"Alva menaikkan alisnya, "Memandangi bagaimana?"Zetta sedikit memajukan tubuhnya dan menumpukan kedua lengannya di atas meja, "Kamu menatapku seakan-akan ingin menelanjangiku saat ini.""Ohh—" Alva terkekeh, ikut memajukan tubuhnya dan bertopang dagu di depan Zetta, "Aku memang ingin sekali merobek gaun pengantinmu ini sekarang juga bahkan sebelum kita menginjakkan kaki di Maldives, Nyonya Alva Alexander," Tatapan gairah itu tergambar jelas di mata Alva.Zetta mendengus, "Aku harus terbiasa dengan panggilan itu.""Tentu saja, aku ini Suamimu sekarang," Alva menyisir rambutnya ke belakang dengan senyuman menawan."Lalu—" Zetta meneguk Red Wine dalam sekali teguk tanpa mengalihkan tatapan dari wajah Suaminya. Lalu mengambil strawberry di tumpukan paling atas buah-buahan yang ada di samping botol Red Wine dan memakannya dengan gerakan erotis. Ia mengecup dan memakan buah itu dengan sensual tepat di d

  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 93

    "Katakan? Apa yang sebenarnya terjadi Zetta?" Alva menatap Zetta yang dia geret keluar dari gereja setelah menyuruh semua yang hadir di sana untuk tidak bergerak dari tempatnya sementara dia meminta penjelasan ke Zetta yang tiba-tiba muncul di siang bolong dengan busana pengantin dan tersenyum menatapnya."Kenapa kamu tiba-tiba bisa ada di sini sementara enam bulan yang lalu kamu jelas-jelas menolak kembali bersamaku bahkan menyuruhku pulang dan tidak usah mencarimu lagi?" Zetta hanya diam melihat kebingungan Alva. "Aku bahkan berpikir kalau kamu sudah menikah dengan lelaki Jepang itu!!!" "Nakamiya?" Zetta menggeleng. "Tidak. Dia guru merangkai bungaku." Alva mengerjapkan matanya, "Jadi kamu memang kursus di sana sambil menghukumku dengan membuatku terlunta-lunta di Jepang mencarimu selama lebih dari setahun?"Zetta tersenyum tanpa dosa, "Begitulah. Aku berniat membuka toko bunga di sini." Alva ternganga. "Aku pikir kamu tinggal menyuruh anak buahmu untuk mencariku. Aku sedikit ter

  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 92

    Alva terdiam di depan gereja katedral yang dulu menjadi tempat pilihannya saat berniat menikahi wanita yang dicintainya secara mendadak tapi tidak pernah terlaksana. Tangga gereja sudah dipercantik dengan hiasan bunga. Lebih mewah dari yang dulu di lakukannya. Pintu di depan sana tertutup. Alva tertegun sesaat.Setelah beberapa bulan ini, dia mencoba untuk merelakan meski sangat tidak rela dan belajar untuk pelan-pelan melupakan tapi tidak sanggup, saat ini semua kenangan yang dia milikki tentang Zetta menyeruak. Dadanya begitu sakit seperti di hantam ribuan godam kasat mata. Hatinya dan hidupnya sudah dia tinggalkan di Jepang. Jadi saat Mamanya menatapnya dengan tatapan frustasi dan mengatakan akan dinikahkan dengan wanita pilihannya, Alva hanya mengangguk mengiyakan. Terserah saja. Alva sama sekali tidak peduli. Tubuhnya bebas untuk dimiliki tapi tidak hatinya."Semuanya sudah menunggu Pak." Edwin membuyarkan lamunannya. "Ayo masuk."Alva berjalan dengan langkah pelan menaiki anak t

  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 91

    Alva masuk ke dalam gereja yang terlihat sepi itu seraya mengedarkan pandangan. Setelah bertanya sana sini akhirnya dia bisa menemukannya. Bangunannya tua tapi masih terawat dengan baik. Tiba-tiba dia terpaku memandangi satu sosok yang duduk sendirian di bagian depan terlihat sedang asyik berdoa. Alva melangkah dengan pelan dan duduk di sampingnya. Zetta menoleh dan tersentak kaget. Alva menatap ke arah depan dan mulai berdoa di sana mengabaikan Zetta yang diam memandanginya."568 hari atau 13.632 jam aku berkelana di Jepang untuk mencarimu Zetta," desah Alva. "Tolong dengarkan dulu perkataanku kali ini." Alva menoleh dan melihat mata abu-abu itu memandanginya dalam diam lalu Zetta menghela napasnya dan duduk bersandar di sana memilih menghadap ke depan."Aku memberimu satu kesempatan untuk berbicara. Setelah itu kamu harus kembali ke New York dan jangan mencariku lagi."Alva diam. Zetta menunggu. "Apa kamu bahagia di sini?" Alva yang juga melihat ke depan berkata lirih membuat Zetta

  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 90

    Kyoto, Jepang.2 Minggu kemudian,Alva menggenggam erat secarik kertas di tangannya saat memandangi toko bunga di hadapannya. Jantungnya berdetak kencang membayangkan bagaimana reaksi Zetta saat dia akhirnya menemukannya setelah melalui waktu yang tidak sebentar untuk mencarinya. Tidak peduli meski tangan kirinya di perban karena patah tulang setelah bertabrakan dengan pengendara sepeda waktu itu dan harus dirawat di rumah sakit.Akhirnya dia menemukan toko bunga itu yang siang ini terlihat ramai pengunjung. Bertanya-tanya dalam hati, apa yang sedang Zetta lakukan di sana? Kursus merangkai bunga?Alva menarik napasnya lalu menghembuskannya dan bergerak masuk ke dalam toko yang langsung di sambut seorang wanita muda berwajah oriental yang mengikat satu rambutnya ke atas membentuk kuncir kuda."Ada yang bisa dibantu?" bahasa inggrisnya lancar tanpa cela. Alva tidak menjawab karena sibuk memandangi area dalam toko memperhatikan semua yang ada di sana."Permisi tuan? Ada yang bisa di bant

DMCA.com Protection Status