Yolanda yang merasa sakit hati karena ucapan Dirandra dan ia pun memutuskan untuk tidak pulang sekalian.
"Kamu akan pulang sekarang?" tanya Nino dengan menatap wajah Yolanda lekat-lekat.
Raut wajah Yolanda yang awalnya terlihat sedih
“Berarti saudaranya Edgar juga dong Pa? Masa sih?” ujar Rasti dengan tatapan penuh tanda tanya. Ia masih tidak percaya bagaimana mungkin bisa sekebetulan itu.Seolah bisa membaca isi hati sang istri Raja kemudian berkata, “Semuanya mungkin saja terjadi bukan? Papa yakin di dunia ini nggak ada kebetulan yang ada adalah suratan takdir dan kehendak Sang Kuasa.”“Iya sih, lalu selama ini gadis itu ti
Mereka melakukannya berkali-kali sampai Nino merasa lelah baru ia membiarkan Yolanda untuk beristirahat. Ia sendiri merasa tidak terima jika Yolanda sampai hamil anak dari Dirandra makanya sebisa mungkin ia harus segera menghamili sang kekasih. Demi obsesi Yolanda membalas dendam ia harus ikut andil dalam permainan Yolanda dan membiarkan sang kekasih menikah dengan orang lain. Namanya juga cinta, ia bisa apa? Demi wanita terkasih apapun akan ia lakukan. Ia tahu apa yang dilakukan salah tetapi ia sudah terlanjur masuk terlalu dalam dengan permainan Yolanda.Kamini sedang membantu Atun di dapur s
Nino mengepalkan kedua tangannya disamping tubuhnya seraya memejamkan matanya sebisa mungkin mengendalikan rasa sakit hati yang membuncah di dadanya. Sungguh jalang wanita di depannya ini, karena dendam ia berubah menjadi pribadi yang tak memiliki hati nurani seperti ini.“Jika tampangmu busuk begitu lebih baik aku kembali pulang saja.” Yolanda bangkit berdiri dan keluar dari apartemen Nino. Nino tidak bergeming dari tempatnya, ia membiarkan Yolanda kembali kepelukan suaminya.
Tanti sibuk dengan ponselnya di bangku belakang sedangkan Dirga beserta dengan Dirandra duduk di depan. Dengan Dirga yang mengemudikan mobil, Dirga tampak tertekan karena sedari tadi Dirandra menyuruhnya untuk mengebut dan selalu mengumpat jika mendapati kendaraan lain menyalip mobil mereka.TantiE:Ipar syanti
Irwan mengantar Kamini sampai dengan gerbang depan. Kamini melepaskan pelukan tangannya di pinggang Irwan kemudian turun dari motor. Kamini menghadap Irwan, tangannya masih berkutat dengan kait helm yang susah dilepas. Irwan turun dari motornya saling berhadapan dan menundukkan wajahnya membantu Kamini untuk melepaskan helmnya dibantu oleh cahaya temaram dari lampu jalan.Klik ....
“Sayang ... aku sama Kamini kan sama-sama hamil jadi seharusnya kamu lebih perhatian dong sama aku. Aku istri tua lho, apalagi aku ngidam parah begini,” rajuk Yolanda dengan nada manja sembari merebahkan kepalanya di dada Dirandra.Dirandra sendiri merasa serba salah. Ia ingin memanjakan Yolanda karena penantiannya selama lima tahun akhirnya membuahkan hasil sang istri hamil tetapi dilain pihak ia tidak bisa mengenyahkan pikiran dari Kamini yang juga sedang hamil. Usia kehamilan Kamini sudah memasuki bulan ke empat tetapi nampak lebih besar dari wanita pada umumnya. Dirandra merasa
“Owh, maksudmu Irwan anak pak Kardi? Bukan dia kok. Cowok itu ganteng sepertinya pengusaha deh. Mukanya seperti bule, cakep deh pokoknya.”“Bunda kok malah muji cowok lain sih!?” protes Dirandra.“Eh, itu kenyataan kok. Kalau lihat sikapmu yang begini sih. Wajar saja jika Kamini dekat dengan cowok lain. Bayangkan aja dia hamil segede itu aja ada cowok seganteng it
Pinggul Kamini tak berhenti bergoyang dengan dibantu hujaman Dirandra dari bawah. Tempo hujaman Dirandra semakin kuat dan cepat dengan tak melepas lumayan pada bibir Kamini sampai puncak kenikmatan itu datang bersamaan untuk mereka. Milik Dirandra berkedut dan semakin terasa membesar di dalam tubuh Kamini dan menyemprotkan cairan cintanya di dalamnya.
Asoka merogoh kantong celananya dan memeriksa pesan dari Kenzo. Abang Kenzo: “Dek, Abang nggak bisa jemput karena ban motor pecah nih. Untung ketahuan tadi pas Abang beli nasi padang. Kamu dijemput Janu saja ya?”Asoka: “Nggak usah Bang, Asoka naik ojek saja. Abang Janu masih ada pertandingan basket katanya.”
Dua minggu berselang, Kenzo yang sudah semakin membaik kembali ke rumah. Kamini bersama dengan Janu juga sudah kembali ke sana. Kedua anak itu tampak sangat bersemangat, Kenzo di tepi kolam renang dengan gembira memainkan legonya seraya melihat Janu saudaranya sedang bermain air bersama dengan kedua sepupunya yang lain di dalam kolam renang.Kamini menyaksikan keasikan ketiga putranya dari pintu kaca penghubung dapur bersih dan halaman samping terse
Kamini menghela nafasnya. “Semoga setelah melihat ini, Abang bisa berubah pikiran dan merestui Ami. Ami sayang kalian berdua, jadi tolong jangan suruh Ami memilih,” ujar Kamini lagi dengan tatapan memohon kepada Edgar.Kamini menyimpan laptop persis di depan Edgar ia memilih salah satu file dan kemudian membukanya di hadapan Edgar.
“Akhirnya kamu menikah Nak,” ucap Delphina begitu berada di sebelah Kamini seraya menangkup wajah putrinya.Begitu banyak wejangan yang diberikan oleh sanak saudara yang hadir. Minus kehadiran Edgar, Kamini sedih karena saudara sulungnya tidak hadir tetapi dilain pihak jika abangnya itu ada disini ia tidak akan menikah dengan Dirandra. Ia takut membayangkan apa yang akan terjadi jika nanti abangnya itu tahu.
“Maksud kedatangan saya kemari untuk meminta restu melamar Kamini kembali. Saya cinta Kamini Pak, Bu,” ujar Dirandra.“Setelah lima tahun, kamu baru sekarang menginjakkan kaki di sini? Emang berapa jauh sih dari Garut ke Bandung?”
“Kok, mukanya sama kayak Abang, yah? Beda sama Asoka?” tanya Kenzo seraya meneliti wajah Janu.
Dirandra keluar dari kamar mandi bersamaan dengan perawat yang sudah kembali ke depan. Dirandra mengamati Kamini yang sudah duduk menyandar di kepala ranjang.
Dirandra merapatkan dekapannya tangannya sudah berpindah menahan tengkuk Kamini dan menekan tulang punggung Kamini menguncinya rapat menempel padanya. Dirandra menundukkan wajahnya dan tanpa bis ditahan lagi keduanya saling melekatkan bibir dan melumat, bertukar saliva yang hambar tapi terasa manis untuk keduanya. Lidah dirandra menyerbu masuk ke dalam rongga mulut Kamini, mengabsen setiap gigi geligi.
Kamini bernafas lega saat Dirandra mengangguk. Janu juga sudah mulai rewel minta tidur. Kamini menyuruhnya untuk membersihkan diri. Untuk anak berusia lima tahun ia sudah cukup mandiri. Asmah datang membawakan baju ganti untuk mereka semua. Tadi, sebelum ke Rumah Sakit. Asmah juga sudah mampir ke rumah Dirandra untuk membawakan baju ganti untuk Burhan, Dirandra dan juga Tanti.