Share

Bab 10 - Mila Curiga

Author: Almirah
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“MAS, ada apa?” tanya Mila melihat Heru yang berubah jadi murung.

Heru menghela nafas, lalu mencoba tersenyum kepada Mila. Kasihan gadis itu, dia pasti sudah jatuh cinta kepadanya.

Bagi Heru, Mila cukup manis, dan mempunyai daya tarik atau sex appeal yang sangat tinggi terhadap Heru. Melihatnya saja sudah membuat Heru birahi, apalagi berdekatan, mencium bau harum di rambut dan badannya, menyentuhnya!

Heru merasakan kelezatan yang tiada tara ketika mengecup bibir Mila, mengejar-ngejar lidahnya yang menari-nari di rongga mulutnya! Heru merasakan kasih sayang yang luar biasa ketika memeluk Mila, mendekapnya seerat-eratnya, menindihnya. Walaupun sampai saat ini mereka belum sampai bersenggama, hampir-hampir saja karena mereka sudah mabok birahi, namun ada saja yang menghalangi hal itu terjadi.

Tetapi, dibandingkan dengan Bunga, Heru lebih memilih Bunga!

Bunga termasuk gadis impiannya. Gadis itu tampak lebih putih dan ranum, lebih sumringah.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 11 - Bertemu Laksmi

    KETIKA keluar dari kamar mandi, Heru tidak melihat Mila lagi. Gadis itu sudah pergi meninggalkan apartemennya. Heru buru-buru menelepon Mila, tetapi teleponnya di-reject! Beberapa kali Heru mencoba, kuatir ada masalah sambungan telepon, tetapi tetap saja, teleponnya memang di-reject oleh Mila. Heru akhirnya mengirim pesan WA saja. “Mil, kok pergi?” Muncul jawaban dari Mila. “Sudahlah, mas. Jika sudah ada orang lain, lupakan aku!” Astaga! Heru terkulai, duduk di tempat tidurnya walaupun masih bersarung handuk. Dia melempar ponselnya ke atas tempat tidur. … Mila tentu saja mendengar Heru berbicara di telepon dalam kamar mandi. Apartemen Heru hanya sebuah studio kecil, mirip kamar hotel saja. Walaupun dia tidak bisa mendengarkan pembicaraan itu dengan jelas, namun hati kecilnya sudah merasakan bahwa ada seorang wanita lain yang sedang menghubungi Heru. Pantas saja Heru mematikan telepon itu tadi. Pantas saj

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 12 - Bunga Untuk Bunga

    SETELAH sampai di mobil, Heru menelepon Bunga. Tidak lama, telepon itu diangkat. “Ya?” terdengar suara Bunga namun ketus.Heru mengatur nada suaranya. “Hallo sayang…”Diam. Bunga tidak menyahutnya.“Bunga sayang, aku sudah di mobil. Siap meluncur ke tempat kamu.”Sesaat Bunga diam saja, tetapi kemudian menyahut, “emang tahu rumahku di mana?”Heru tersenyum. Sebuah lampu sudah menyala, tinggal menyalakan lampu-lampu yang lainnya.“Justru karena itu aku telepon, sayang…”“Sayang… sayang… gombal!”Heru tertawa geli, tetapi menutup mic di ponselnya agar tidak terdengar Bunga.“Bunga sayang, kasih tahu alamatmu biar aku segera jalan nih,” rayu Heru. Tetapi, Bunga malah menutup telepon!Heru kaget lalu melihat ponselnya. Apakah terputus?Tiba-tiba sebuah pesan WhatsApp masuk, dari Bunga. Isinya adalah s

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 13 - Di Rumah Bunga

    “BY THE WAY, kok kamu marah sih di telepon tadi pagi?” tanya Heru ingin membuka simpul kesalahpahaman mereka. Tetapi Heru lupa kalau Bunga itu orangnnya cerdas dan teliti. Pertanyaan itu seperti menggali kuburnya sendiri! Sejenak Bunga menatap Heru. Pandang mata Bunga begitu teduh, menenggelamkan, namun indah karena dihias oleh bulu mata yang lentik. Tetapi, pandangan itu mampu menyelami hati hingga yang paling dalam. “Kamu tadi sama siapa?” akhirnya dia bertanya, sambil tangannya menopang dagu. Pertanyaan itu tentu saja mengejutkan Heru, betapa stright to the point-nya, menembak dengan sangat jitu! Heru tidak bisa menjawabnya. Jika dia bohong, Bunga akan tahu! Tetapi jika dia jujur, sedang bersama Mila sahabat Bunga sendiri, maka kiamat akan segera tiba! Terpaksa Heru berlagak bego! “Waktu kamu telepon, aku lagi di kamar mandi,” jawab Heru, jauh dari konteks pertanyaan. Memang seperti itulah cara lelaki menghadapi todongan se

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 14 - Heru Menyebut Mila

    “BUNGA, sorry ya…” kata Heru dengan perasaan bersalah. Bunga tersenyum. Senyum yang manis sekali, tiada duanya di mata Heru, membuat pemuda itu yakin bahwa Bunga tidak marah. “Aku ambilin minum dulu, ya. Sorry, sampai lupa…” kata Bunga sambil bangkit dan berjalan ke dalam. Heru memandangi gadis itu hingga hilang di balik gorden. ‘Ya Tuhan, aku cinta padanya! Aku cinta pada Bunga…’ Sekilas tiba-tiba terlintas Mila dalam pikirannya. ‘Maaf Mila, aku mengecewakanmu…’ Heru tahu kalau Mila sudah mulai jatuh cinta kepadanya, bahkan rela berkorban apa saja yang diinginkan Heru. Tetapi Heru masih tidak tergerak hatinya untuk menyatakan itu cinta atau sayang. Heru hanya merasakan desakan birahi yang sangat kuat jika berdekatan dengan Mila, dan Mila pun merasakan yang sama. Jadi, hubungan mereka memang karena perasaan birahi antara laki-laki dan perempuan. Tetapi apakah seorang perempuan bisa beranggapan seperti itu? Pada dasarnya, perempuan tida

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 15 - Pernyataan Cinta

    “UDAH, ah, interogasinya. Aku jadi lapar!” celetuk Heru sambil bergeser mendekati Bunga. Bunga kembali tersenyum. Sekarang dia harus waspada terhadap Heru, karena pemuda itu mempunyai penyakit birahi, bisa tiba-tiba saja menangkapnya. “Kita pesan saja ya?” tanya Bunga sambil meraih ponselnya. “Kita keluar,” sahut Heru cepat. Sejenak Bunga kelihatan berpikir. “Tapi nggak usah jauh-jauh ya, aku malas ganti baju.” “Oke, kamu nggak pakai baju juga cantik kok…” goda Heru. “Apa?” Bunga melotot, pura-pura tersinggung. Tetapi Heru sudah menemukan kembali jati dirinya. Dia bangkit lalu menarik Bunga berdiri. Sebelum Bunga sadar, sebuah ciuman telah mendarat di pipinya! “Ih, dasar! Main nyosor saja!” protes Bunga. “Maaf say, diriku tak tahan…” jawab Heru seenaknya. Bunga menatap Heru. “Kamu sering cium Mila, kan?” Ah, pertanyaan itu lagi! Tetapi, masa bodoh lah. Bunga tidak akan melepaskan sesuatu pun yang membuat

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 16 - Di Rumah Makan

    RUDI meminta pelayan rumah makan menggabungkan meja untuk mereka. Setelah mereka duduk, Rudi berkata kepada Heru. “Her, kamu sama Bunga ya, sekarang?” matanya menatap Heru tajam. Aduh, Rudi! Kok pertanyaannya seperti itu? Muka Heru menjadi pucat, begitu juga dengan Bunga. “Rudi,” tegur Astrid. “Pertanyaannya kok gitu sih? Emang kenapa kalau mereka bersama?” Menyadari kesalahannya, Rudi jadi sibuk menjelaskan. “Sorry… sorry… maksudku… kalian…” Dia mengacukan dua telunjuknya, kiri dan kanan, lalu didempetkan. Dia mengangguk-angguk ke arah Heru dengan mimik nakal menggoda. Heru dan Astrid mungkin sudah mengenal sifat Rudi yang ceplas-ceplos semaunya, tidak memikirkan orang lain mengerti atau tidak. Tetapi Bunga, bisa saja dia akan mengira kalau Heru itu suka ganti-ganti pacar! Akhirnya Heru mengambil inisiatif. “Bunga, jangan kamu dengarkan bos Wiro ini!” katanya. Ketiga temannya itu menjadi bingung. “Kok Wiro?” tanya Bunga.

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 17 - Maira

    HERU merasakan bau harum yang sangat menggoda ketika Maira duduk di sampingnya. Otomatis bagian sensitif Heru berreaksi. “Eh, Maira… tinggal sendiri di sini?” tanya Heru sambil meneguk siropnya. Ketika mengangkat gelasnya, mata Heru bisa memandang wanita itu dengan leluasa. Wanita itu cantik, manis. Kulitnya juga masih kencang. Rambutnya hitam dan lurus, dibiarkan tergerai. Ada titik-titik keringat masih menempel di dahinya, mungkin karena repot membawa barang-barang tadi, sedikit membasahi anak rambutnya. Tetapi itu justru menambah manis wajahnya. Bedaknya yang putih merata di wajah, dan bibirnya dipoles dengan lipstik merah… namun tidak terlalu merah. “Sekarang, iya, sendiri,” jawab Maira sambil mengangkat rambutnya ke atas kuping, sehingga wajah dan lehernya menjadi lebih terbuka. Heru melihat, blus putih yang dipakai Maira, kancing atasnya terbuka sehingga menampilkan bagian dadanya hingga ke belahannya. Tampak gundukan kenyal mendorong blus itu hingga me

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 18 - Maira Takut

    MALAM itu, hari Selasa malam Rabu, Heru membaringkan diri di kamarnya karena merasa letih. Seharian dia ikut kanvasing bersama anak-anak project, karena sekarang dia harus memberi perhatian pada pekerjaannya. Sebenarnya Heru kurang suka pekerjaan outdoor, karena membuatnya letih. Tetapi hanya project-project seperti ini yang masih mereka dapatkan, dan sesekali terpaksa dia ikut keluar untuk melihat sendiri bagaimana ‘anak-anak project’ melakukannya. Perusahaan yang digelutinya bersama teman-teman kuliahnya bergerak di bidang advertising. Mereka merencanakan campaign promosi untuk produk-produk client. Tetapi sekarang, pekerjaan yang mereka dapat lebih banyak berupa kanvasing sehingga mereka merekrut anak-anak mahasiswa atau new graduate untuk melakukannya. Anak-anak itu sangat bersemangat, walaupun pekerjaan itu bersifat temporer, dan mereka menyebutnya project. “Kamu pindah ke perusahaan aku saja,” bujuk Rudi. “Nanti aku kasih kamu jabatan manager.”

Latest chapter

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   EPILOG

    Demikianlah kisah KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati), harus diakhiri sampai di sini. Cinta Heru yang terombang-ambing di antara sekian wanita mendapatkan muara pada seseorang melalui perjodohan. Namun cinta yang tumbuh bisa jadi adalah cinta yang sejati, bukan karena harta dan tahta. Mungkin pembaca menyadari bahwa salah satu bab, yaitu bab 37, tidak ada di buku ini. Bab itu terpaksa dicopot agar pembaca merangkai sendiri adegan demi adegan yang ada dalam bab itu. Bisa, kan? Hehe… Tentu masih banyak pertanyaan yang harus dijawab. Bagaimana nasib pak Kusuma? Bagaimana nasib Bunga? Bagaimana nasib Rara? Dan bagaimana kehidupan Heru dan Laksmi selanjutnya? Mudah-mudahan kisah KALIMAYA 2 (Cinta Yang Hilang) bisa segera hadir, karena akan disela oleh kisah yang lainnya, seperti BELLANOVA. Ditunggu saja, sampai jumpa…

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 60 - Keputusan Heru

    LAKSMI menatap Heru yang baru datang. Matanya sudah sembab karena menangis. “Sorry, sayang… tadi aku segera ke sini, cuma jalanan benar-benar padat,” bujuk Heru sambil meraih dan memeluk Laksmi. “Gimana, mas… papi ditangkap polisi…” Laksmi kembali menangis di pelukan Heru. “Kamu tenang dulu, ya, nanti kita mengurusnya. Ini mungkin hanya kesalahan saja…” Heru lalu menelepon Rudi. Dalam situasi seperti ini, tidak ada orang yang mampu mengatasinya selain sahabatnya itu. “Rud, pak Kusuma ditangkap polisi,” lapor Heru. “Iya, aku tahu,” jawab Rudi di ujung sana. “Kenapa, Rud?” “Tindak pidana, Her. Sebaiknya kita ketemu untuk membicarakan ini, kurang baik kalau bicara di telepon.” “Oke, aku akan ke tempatmu.” … Heru tampak tegang sekali ketika menemui Rudi. “Kamu harus menolongnya, Rud,” pinta Heru. Tetapi Rudi langsung menepisnya. “Sorry, kali ini tidak bisa, Her. Pak Kusuma telah mengg

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 59 - Telepon Dari Rara

    HERU bukan tidak tahu Bunga sangat merindukannya, begitu pun dia, sangat merindukan Bunga. Gadis centil itu telah merampas hatinya, membuatnya selalu terkenang, membuatnya menatap matahari yang bersinar di antara bunga-bunga di taman indah. Tetapi jika dia terus berhubungan dengan Bunga sementara dia akan menikah dengan Laksmi, pasti akan lebih menyakitkan lagi. Dia telah membuat keputusan, orang tuanya pun sudah datang melamar Laksmi secara resmi, pernikahan sudah disiapkan. Tidak ada jalan mundur lagi. ‘Cinta… Apakah itu cinta…Bertanya… tanpa sengaja…’ Kembali alunan lagu itu mengiang di telinganya. Apakah benar dia telah jatuh cinta kepada Bunga? Apakah Bunga yang menjadi cintanya? Ah, sulitnya meramalkan jodoh, siapa yang dicinta dan siapa yang dinikahi… ‘Tetapi, berikanlah Bunga sedikit kesempatan untuk bertemu,’ teriak hati Heru sendiri. ‘Jangan biarkan dia, kasihan, jangan didiamkan. Apa salahnya? Kamu harus bertan

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 58 - Bunga Galau

    SEBENARNYA, Heru dan Laksmi tidak ingin merayakan pernikahan mereka secara besar-besaran. Bahkan mereka ingin menikah di luar negeri saja, tanpa pesta. Tetapi pak Kusuma mempunyai keluarga besar yang ningrat dari Yogyakarta, tidak mungkin anak tunggalnya menikah begitu saja tanpa perayaan yang melibatkan keluarga besar. Sementara dari keluarga Heru yang di Malang, tidak terlalu mempersoalkan pesta pernikahan. Heru sudah merantau sejak tamat SMA ke Jakarta, dan jarang pulang. Heru sudah seperti ‘anak hilang’. Dalam rangka pernikahan ini, orang tua Heru hanya sekali datang ke Jakarta untuk melakukan prosesi lamaran. Sesuai janjinya, pak Kusuma mengatur semua pesta pernikahan di sebuah hotel mewah di Jakarta, termasuk seluruh biayanya. Bagi pak Kusuma, pesta pernikahan putri tunggalnya ini adalah show atas keberhasilannya di ibukota. Seluruh keluarga besarnya tidak boleh memandang rendah kepadanya! Laksmi menjadi repot sekali dengan urusan w

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 57 - Ungkapan Rudi

    BERITA tentang rencana pernikahan Heru dengan Laksmi ternyata disampaikan oleh pak Kusuma kepada Rudi. “Jadi, kamu memutuskan untuk nikah dengan Laksmi,” kata Rudi ketika mereka bertemu di sebuah kafe. Heru tidak segera menjawabnya, dia ingin tahu dulu bagaimana sikap Rudi. Hal ini terkait dengan banyak hal, termasuk ‘misi’nya menjadi direktur di perusahaan Rudi, serta --dugaan Heru-- hubungannya dengan Bunga yang menjadi sahabat Astrid! Tetapi karena Rudi sendiri memilih diam tidak berkomentar lagi, Heru akhirnya bertanya, “apakah kamu keberatan?” Rudi menatap Heru dan tersenyum. Entah kenapa, senyum Rudi kali ini terasa misterius bagi Heru. “Memangnya kenapa aku keberatan, brother!” kata Rudi. Tetapi Heru yakin, kata-kata Rudi itu hanyalah lip service belaka. Ada hal lain yang seharusnya dia katakan, sehingga dia meminta Heru untuk bertemu. “Katakan, Rud! Apa menurutmu?” desak Heru. Rudi menyeruput kopinya, b

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 56 - Pernyataan Heru

    MINGGU pagi, sudah cukup siang, Heru iseng mengunjungi lapak bu Ratna. “Selamat pagi mas, butuh Bunga lagi?” sapa bu Ratna ceria. Heru tersenyum. “Tidak bu, saya butuh secangkir cairan hangat,” jawab Heru berteka-teki. Bu Ratna mengerenyit, mencoba berpikir apa yang dimaksud Heru. “Secangkir kopi?” “Tidak bu Ratna cantik…” sahut Heru nakal menggoda, membuat wajah bu Ratna merona merah. Efek pujian gombal itu ternyata masih mengena pada bu Ratna. Memang bu Ratna belum terlalu tua, dan masih selalu berdandan. “Saya mau bu Ratna membuatkan saya secangkir coklat panas, mau kan bu?” Coklat panas tidak ada dalam menu yang dijual bu Ratna, tetapi siapa tahu bu Ratna mau berbaik hati mebuatkannya? Heru hanya mencari sesuatu yang tidak biasa saja. “Oh, tentu saja!” ternyata bu Ratna menyanggupinya. Ketika Heru sedang menikmati coklat panas spesial itu, tiba-tiba Laksmi muncul dan mendatangi. Laksmi berpakaian olah raga, terlihat

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 55 - Heru Songong!

    “BAIKLAH Heru, kamu menang,” berkata pak Kusuma akhirnya. Heru bimbang, karena tidak paham maksud pak Kusuma itu. “Apa maksud bapak?” tanyanya. “Aku tidak akan mencampuri hubungan kalian, hubunganmu dengan Laksmi. Tapi aku mohon, sebagai bapaknya, jangan permainkan anakku! Dia anak kami satu-satunya, kami besarkan dia dengan sepenuh hati, kami sekolahkan dia di luar negeri, dan kini kami support dia dalam bisnisnya. Dia anak yang sangat baik, penurut kepada orang tua. Dan juga… sudah waktunya kami mempunyai cucu! Maka kalian… segeralah kalian menikah!” Walaupun sudah berusaha menyimak kata-kata pak Kusuma, Heru masih belum paham juga maksud di balik kata-kata itu. Kata-kata itu terlihat sederhana. Lebih merupakan kata-kata seorang bapak biasa. Tetapi, ini yang mengucapkannya adalah seorang direktur utama perusahaan besar, seorang direktur senior. Tidak mungkin sesederhana kedengarannya! Tetapi apa yang bisa dia lakukan sekarang? Membatalkan perjodohan

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 54 - Alasan Perjodohan

    HARI sudah siang ketika ponsel Heru berteriak, ada telepon dari kantor! “Pak, maaf. Apakah bapak masuk kerja hari ini?” tanya Lia, sekretarisnya. Heru mengucek-ucek matanya agar penglihatannya menjadi terang. Sudah lewat jam sebelas siang! Dia bangun kesiangan, gara-gara tidak bisa tidur semalaman. “Masuk, mbak Lia,” jawab Heru meyakinkan. “Tadi pak dirut ke ruang bapak…” “Oh ya, nanti saya akan menemuinya,” sahut Heru. Telepon ditutup. ‘Ada apa lagi dia mau menemuiku? Laksmi pasti sudah melapor ke papinya!’ gerutu Heru dalam hati. Masih terasa berat otaknya untuk bekerja. Dia masih lelah karena mimpinya, di tengah suasana pernikahannya, seorang wanita datang menuntutnya untuk membatalkan pernikahan itu, dia bilang lebih berhak untuk dinikahi karena telah memiliki anak darinya! Keluarga wanita itu mengejarnya, ingin menangkapnya untuk dinikahkan dengan wanita itu… Pas jam 13, Heru masuk ruangan pak Kusuma. “Selamat siang, pak,”

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 53 - Heru Galau

    KETIKA kembali ke apartemennya, Heru tidak bisa tidur. Hari ini terasa paling berat dari seluruh hari yang pernah dilaluinya. Dilabrak sama calon mertua, masih bisa dia atasi dengan mudah. Tetapi menghadapi seriusnya hubungan dengan anaknya, barulah dunia ini terasa sangat berat. Dia sekarang dihadapkan pada kenyataan bahwa dalam perjalanan hidupnya, dia harus KAWIN! Dia harus memilih dengan siapa dia akan kawin, dan menghabiskan seluruh sisa hidupnya dengan perempuan itu saja. Jika dia bersama perempuan lain, maka itu perbuatan selingkuh, perbuatan tidak setia dengan pasangan, dan akan mengancam keharmonisan keluarga, bukan hanya rumah tangga. Kapan dia akan kawin? Selama ini dia belum punya rencana, bahkan belum memikirkan akan kawin. Hubungannya dengan perempuan-perempuan masih sebatas ketertarikan biologis, kekaguman terhadap kecantikan, dan kadang-kadang (atau lebih sering?) karena keberuntungan melibatkan dia dengan perempuan-perempuan yang tidak mampu

DMCA.com Protection Status