Beranda / Young Adult / Jodohku Hasil Konferensi / Ch.6 Balikin Jaket Saya

Share

Ch.6 Balikin Jaket Saya

Penulis: Lestari
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-02 15:20:32

"Tuan Muda, ini ada beberapa berkas yang harus Anda cek dan tanda tangani segera."

"Wait, letakkan di meja dulu. Saya harus terima panggilan dari Daddy." Alister berdiri di dekat jendela kaca ruangannya yang berada di lantai 20.

"Baik, Tuan. Kalau begitu, saya permisi."

"Hmm."

[Ya Dad, Alister harus mempelajarinya terlebih dahulu. Alister belum bisa mengambil keputusan, mau melanjutkan kerja sama atau mengakhiri. Next time Alister akan hubungi Daddy lagi. Kapan Daddy balik ke London?]

[Secepatnya, Mommy-mu sudah berkali-kali telepon. Tapi urusan di sini belum selesai. Kamu juga masih harus mempelajari banyak hal. Tidak lucu jika seorang CEO mati kutu ketika ada pertemuan dengan para investor kita.]

[Ya, ya terserah Daddy sajalah.]

[Segera pelajari dokumen yang baru saja Daddy kirimkan ke kamu.]

[Yes.]

Panggilan berakhir, Alister menatap jauh ke bawah, ia hanya melihat kendaraan yang berlalu lalang seperti miniatur mainan di kamarnya. Ia kembali menghampiri meja kerja, dengan segera ia mempelajari file-file yang menumpuk di depannya itu.

Vibration kembali dirasakan Alister di atas meja kerjanya. [Halo.]

[Tuan muda, maaf menganggu.]

[What? Saya lagi sibuk, bicara langsung pada intinya saja.]

[Mobilnya Tuan Muda tadi tertabrak, tapi-]

[Shit!! Bagaimana bisa?]

[Sebenarnya tadi, ada perempuan yang menabraknya Tuan Muda. Maklum saja, kakinya sakit, tapi dia bilang akan bertanggung jawab semua kerugiannya. Dia memberikan kartu namanya pada saya. Namanya ini, Ce- Ce susah sekali Tuan Muda. Nanti saya berikan langsung saja sama anda.]

[Hmm segera balik ke kantor, satu jam lagi saya akan pulang.]

[Baik, Tuan muda.] Panggilan berakhir.

Alister memencet telepon duduknya, [Helena, masuk ke ruangan saya sebentar.]

Tidak berselang lama, Helena, wanita cantik blasteran Eropa yang menjabat sebagai sekretaris Alister itu datang dengan anggunnya. Memakai perpaduan rok mini berwarna hitam dan atasan blazer dengan ruffle berwarna putih, penampilan gadis yang baru berusia 25 tahun itu sangat mempesona bagi siapa saja yang melihatnya. Tapi, tidak berlaku bagi seorang CEO Alister Bachtiar. Dia sudah cukup kenyang melihat wanita cantik dengan berbagai model, tapi tak satupun wanita yang pernah ia kencani.

"Ya, Tuan Muda."

"Ini berkas-berkas yang tadi, saya sudah tanda tangani." Lelaki itu memberikan beberapa berkas yang diberikan untuknya beberapa menit yang lalu. "Untuk yang satu ini, saya pelajari lebih lanjut, saya bawa pulang ke rumah dulu. Kamu boleh keluar sekarang." Terang Alister melepaskan jasnya.

"Baik Tuan muda."

Alister tidak akan betah jika harus berlama-lama memakai jas yang bagi dia sangat tidak nyaman itu. "Jaket saya ke mana? Oh my God, saya lupa, dibawa perempuan mengesalkan itu. Itu satu-satunya jaket kesayangan saya. Shit!"

Alister keluar dari ruangannya hanya memakai atasan kaos press body berwarna putih dan celana jeans berwarna hitam. Niatnya hanya ingin segera pulang menunggu sang sopir di lobby.

Seseorang mengamati lelaki bertubuh atletis yang baru saja memencet tombol lift. "Alister?! Apa itu benar kamu?"

Sang empunya nama menoleh, ia melihat seorang perempuan berpakain kontemporer, berwajah blasteran, bermata sipit dan yang pasti berkulit putih itu sedang mengamatinya.

"Yes, who?" Jawabnya singkat.

"Kamu tidak mengenalku?"

Kening Alister berkerut, matanya memicing menatap wanita tersebut. "Sorry, saya tidak ingat."

"Kamu benar tidak ingat aku, Alister? Padahal, aku masih mengenalimu, meskipun sudah 20 tahun kita berpisah."

"To the point, kamu siapa, saya tidak ada waktu." Pintu lift terbuka, dan Alister segera masuk ke dalam lift.

"Aku, Livia." Teriak wanita tersebut, entah Alister mendengarnya atau tidak, karena pintu lift sudah lebih dahulu menutup.

Seperti biasa, Alister selalu berjalan tanpa menoleh ke kanan dan ke kiri, mata tajamnya hanya fokus pada tujuan utamanya. Alis tebal yang ia miliki, menambah kesan misterius pada lelaki tersebut.

"Lihatlah CEO kita, begitu tampan dan kaya raya, siapapun yang bisa menaklukkan dia, gue yakin, hidupnya akan terjamin sampai tujuh turunan." Bisik-bisik para karyawan perempuan selalu Alister dengar setiap harinya. Ia bahkan hampir setiap hari mendapatkan pernyataan cinta dari bermacam-macam perempuan, entah itu saat ia masih di London maupun sudah berada di tanah air.

"Tuan Muda."

"Oh, kita pulang sekarang." Alister berjalan mendahului sopir pribadinya ketika sang sopir datang.

"Baik Tuan, kita pulang ke rumah atau-"

"Apartemen, Daddy masih di rumah, saya tidak mau pulang sebelum Daddy balik ke London."

"Baik Tuan muda." Sang sopir melajukan kendaraan dengan lihainya sampai ke tempat tujuan.

***

Lelaki paruh baya datang kembali dengan tergopoh-gopoh setelah tadi berpamitan keluar, terlihat ia membawa sesuatu yang sangat penting. "Lho?! Non geulis?!"

Cecil menoleh pada datangnya suara itu, ia ingat Bapak-bapak itu adalah orang yang baru tadi sore ia temui. "Bapak tadi sore, kan?"

"Kamu kenal cewek menjengkelkan ini?"

Mata Cecil melotot, ia reflek berdiri. "E- e- eh!!" Niatnya ingin memaki laki-laki tersebut malah tubuhnya goyah hampir terjatuh.

"Stupid! Kamu bisa jatuh lagi." Lelaki itu menangkap tubuh Cecil yang limbung tepat pada pinggang Cecil yang ramping tersebut.

"Non geulis ini yang menabrak mobil Tuan muda." Pengakuan Bapak tersebut membuat mata Cecil membelalak.

Ia menyadari bahwa, orang yang sekarang sedang menangkap dirinya, bukanlah orang sembarangan, mendengar embel-embel tuan muda dalam panggilannya.

"Ah, itu anu, itu- gue nggak sengaja. Seriusan! Lo tau sendiri kaki gue sedang tidak baik-baik saja kan? Lo tau sendiri penyebabnya apa." Cecil mencoba membela dirinya.

"Lo kenal dia Cil?!" Sherly tiba-tiba berceletuk, Cecil hampir melupakan kehadiran Sherly di sana.

"Nggak Sher, gue nggak kenal." Jawab Cecil dengan tegas.

"Kamu bilang apa?!" Spontan, lelaki tersebut melepaskan pinggang Cecil dari tangkapannya.

"E- e- eh!" Cecil hampir terjatuh karena lelaki tersebut melepaskan tangkapannya seketika, untuk ke tiga kalinya ia harus terjatuh dalam hari yang sama. Tapi, gadis berambut panjang tersebut, berhasil menyeimbangkan dirinya sendiri.

"Sudah, sudah Tuan muda, tidak perlu ribut di sini. Sebaiknya Tuan muda segera beristirahat, sebentar lagi ada pertemuan dengan Tuan besar."

"Balikin jaket saya, SE-GE-RA! Kamu paham?!" Lelaki tersebut menonyor kening Cecil.

Cecil merasa tidak terima mendapat perlakuan seperti itu. Dengan tertatih ia ingin menghampiri lelaki yang sudah melangkahkan kakinya meninggalkan dua gadis itu lantas menonjok bahunya. Tapi, Sherly keburu menyahut tangannya, "Sudah Cil, ayo buruan, kaki lo harus segera di obati."

"Awas lo!!" Teriak Cecil pada lelaki yang telah jauh melewati lorong tersebut.

Cecil kembang kempis menahan emosinya, sementara Sherly mengamati teman sejawatnya itu heran. "Kalau lo nggak kenal itu orang, kenapa bisa, kalian kek kucing sama tikus gitu."

"Panjang ceritanya Sher, udah nggak perlu ngebahas itu laki ya. Males banget gue."

"Lo pasti tau kan, namanya siapa?" Tanya Sherly penasaran.

Cecil berpikir sejenak, mencoba mengingat-ingat peristiwa tadi siang, dan akhirnya "Alister, ya Alister namanya."

***

Bab terkait

  • Jodohku Hasil Konferensi   Ch.7 Insiden kecil

    "Bagaimana Nona? Apa sudah enakan?" Tanya perempuan memakai hijab berwarna hitam yang sedang memegang kaki Cecil. Ditaksir, wanita tersebut usianya menginjak di angka 45 tahunan."Iya, sudah. Udah lumayan enakan ini kaki saya, Bi." Cecil mencoba menggerakkan kaki kirinya berulang kali, dia merasa bahwa sakitnya sudah berkurang banyak, tidak seperti tadi, sebelum tersentuh oleh tangan wanita paruh baya tersebut."Alhamdulillah, syukurlah." Jawab wanita yang dipanggil Bibi oleh para pelanggannya."Hm ... Iya, puji syukur." Cecil ikut merasa senang."Ini diminum dulu Sher, temen lo juga tuh. Gue mau mandi bentar ya. Badan gue udah enakan rasanya. Tunggu bentar, lo jangan pulang dulu." Sepupu Sherly yang bernama Leona itu membawa nampan yang berisikan tiga kaleng minuman siap saji dan sepiring kue lapis legit. Ia lalu meletakkan nampan tersebut pada sebuah meja di ruang tamu."Oke, thanks ya." Leona berlalu, Sherly langsung mengambil satu kaleng minuman yang disajikan lantas meneguknya. "H

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-06
  • Jodohku Hasil Konferensi   Ch.8 Dia seperti Pangeran

    "Buruan kita pulang sekarang!" Cecil menarik paksa tangan Sherly dari duduknya di sofa."E e eh! Ada apa sih Cil. Ntar deh gue pakai sepatu dulu ini." Sherly menatap heran pada Cecil, gadis itu seakan tak jenak. "Lo kenapa sih? Kesambet dari toilet? Apa liat penampakan dari sana?!""Lebih dari penampakan, buruan kita pulang sekarang.""Ya iya. Eh gue cabut dulu ya Na, tau nih Cecil. Kapan hari gue mampir ke sini lagi." Sherly melambai pada Leona."Okey."Setelah diurut, kaki Cecil sudah lebih dari enakan, gadis itu pun sudah bisa berjalan dengan cepat. Ia menyusuri lorong-lorong apartemen dengan tergesa-gesa sembari menarik paksa tangan Sherly."Tolong ya jelasin, ini ada apa kenapa lo tiba-tiba kek begini." Sesampainya di dalam lift, barulah Cecil melepaskan tangan temannya tersebut."Gue, gue tadi ke toilet numpang di tempatnya orang." Jawab Cecil begitu pelan, karena di dalam lift ada dua orang asing yang tidak ia kenal. Ia malu, jika obrolannya didengarkan orang lain."Hah! Kok bi

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-08
  • Jodohku Hasil Konferensi   Ch.9 Perjodohan

    "Tuan Muda.""Hm ...." Alister masih setia menatap layar ponselnya ketika Asisten pribadinya memanggil."Tuan kenal dengan neng geulis tadi? Siapa namanya, saya lupa Tuan.""Neng geulis? Who?" Kening Alister berkerut, mencoba memahami pertanyaan ajudannya.Sambil menahan tawa karena masih mengingat kejadian yang ia lihat tadi, ia berusaha mengingatkan Tuan mudanya. "Yang tadi Tuan ajak anu itu.""Anu? What?! Maksud kamu? Wait, Daddy telfon, jangan bicara macam-macam." Alister menempelkan jari telunjuk tepat di depan bibirnya.[Hallo Dad, saya masih di jalan. Mungkin sekitar sepuluh menit lagi sampai.][Oke, kebetulan Daddy bertemu teman lama. Tolong belikan buah tangan apa saja yang pantas.] Jawab panggilan dari seberang.[Baiklah, Alister akan mencarikan sesuatu dulu.][Good.] Panggilan berakhir."Kita mampir ke Kuningan City sebentar." Perintah Alister setelah panggilan diakhiri."Baik Tuan."Mobil melaju membelah malam yang semakin dingin, entah mengapa malam itu udara sedikit ding

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-09
  • Jodohku Hasil Konferensi   Ch.10 Saya Terima

    "Cecilia."Gadis itu menghentikan langkah, mendengar namanya disebut. "Mau Papa sekarang apa? Sudah di tempat Cecil bukan sekarang?""Ini, makanlah dulu, kamu pasti belum makan." Orang yang dipanggil Papa oleh gadis tersebut memberikan sebuah bingkisan di dalam kantong plastik berwarna hitam.Cecil menerima bungkusan itu perlahan, "Hm, Cecil ke belakang dulu. Papa mau minum apa? Biar Cecil buatkan." Memendam kejengkelannya sendiri karena bentakan yang terlontar tadi, Cecil berusaha menutupnya rapat-rapat dari sang Papa."Nggak perlu, tadi Papa selesai makan malam dengan teman lama Papa.""Ya sudah, Cecil tinggal mandi dulu. Oh iya Pa, tadi Mama telepon Cecil, sepertinya Papa lagi tidak ingin mengangkat panggilan Mama, ia nampak begitu khawatir. Jangan lupa, kabari Mama, Pa."Baru beberapa menit lalu gadis itu keluar dari kamar mandi, kini, ia harus kembali masuk ke tempat tersebut.Sang Papa keluar dari dalam rumah, beliau mengambil ponsel dari dalam saku celananya. [Ada apa?] Sapaan

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-13
  • Jodohku Hasil Konferensi   Ch.11 Dompet

    "Alister, kamu tidak ingin pulang ke rumah malam ini?" Jonathan yang sudah duduk di bangku penumpang mobil menurunkan kaca supaya bisa berbicara pada Alister."Tidak untuk malam ini Daddy, sorry. Mungkin besok-besok saya pulang, lagi pula jarak kantor dengan Apartemen jauh lebih dekat dari pada rumah." Jawab Alister seraya membungkuk."Oke, Daddy balik duluan."Alister mengangguk dan melambaikan tangannya sekilas. Pria yang ia panggil Daddy itu akhirnya menghilang dari hadapannya."Tuan muda, kita langsung kembali ke Apartemen, atau ke mana lagi?" Tanya Asisten pribadi yang baru saja turun dari mobil."Hmm ... Besok saya ada meeting pagi-pagi sekali, saya belum menyiapkan semuanya, antar saya pulang sekarang." Perintah Alister yang kemudian masuk ke dalam mobil setelah pintu dibukakan oleh Asisten pribadinya."Baik Tuan muda."Setelah sampai di Apartemen, Budi sang Ajudan langsung berpamitan untuk pulang. "Besok saya berangkat sendiri, kamu boleh libur menemani saya untuk besok.""Tap

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-15
  • Jodohku Hasil Konferensi   Ch.12 Minggu Depan

    Malam itu Cecilia tidur dengan nyenyak, berkat pijatan kaki yang ia terima, gadis tersebut sudah tidak merasakan sakit lagi pada kakinya. Hanya saja, masih butuh perban tipis agar lukanya tidak infeksi.Cecil selalu menyalakan jam alarm tepat pada pukul enam pagi, tapi kali ini ia menyetel benda tersebut 60 menit lebih awal, karena ia berjanji pada papanya untuk mengantarkan ke Bandara.Cecil bangun tepat pukul lima, ia kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya. Cecil sengaja sekalian mandi dan berdandan karena setelah mengantarkan papanya, ia akan langsung berangkat ke kantor. Ia tidak ingin jika terlambat masuk ke tempat kerja, meskipun miss Rosa sudah memberikan izin untuk istirahat di rumah. Tapi, bukan Cecilia namanya jika ia hanya berdiam diri di rumah, ia tidak akan betah dan akan cepat merasa bosan. Cecil lebih baik berangkat kerja bertemu dengan rekan-rekannya di kantor.Cecil mengemudikan mobil kesayangan hasil jerih payahnya sendiri dengan perlahan, s

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-25
  • Jodohku Hasil Konferensi   Ch.13 Dia Calon Alister

    "Kamu ada di sini?"Cecil mendengar suara tersebut menghela nafas panjang, dalam pikirannya masih pagi buta kenapa ia harus bertemu dengan wanita nyeleneh macam Viola. Barra dan Cecil menatap wanita tersebut berjalan cepat menghampiri mereka."Bar, kamu sarapan di sini? Kenapa nggak bilang-bilang, kita kan bisa sarapan bareng." Ucap Viola langsung menempatkan dirinya duduk tepat di samping Barra.Cecil hanya menggelengkan kepala, membatin kenapa ia bisa sekantor dengan orang seperti Viola."Kenapa aku harus bilang dulu sama kamu, Vi? Kebetulan lagi pengen sarapan di sini. Kamu juga, tumben makan di tempat seperti ini." Jawab Barra sambil mengaduk teh hangat yang baru saja tersaji di depannya."I-iya lagi pengen aja." Viola menatap tajam ke arah Cecil yang sedang menikmati makanan yang juga baru saja diantarkan untuknya. "Cil, lo ngapain di sini?""Nggak lihat, gue sekarang lagi apa? Hah?!" Tanpa menatap Viola, Cecil masih asyik menikmati sarapan bubur ayam favoritnya. Belum sempat Cec

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-06
  • Jodohku Hasil Konferensi   Ch.14 Karena Kita Jodoh

    "Hah!"Cecil melotot menatap Alister, baginya paparan yang barusan disampaikan lelaki tersebut sungguh di luar nalar. "Jangan asal ngejeplak deh lo.""Anda, Cecilia Sacharissa Sasongko bukan? Apa saya salah?" Tutur Alister melanjutkan. Ia masih menatap manik hitam Cecil dengan intens, serasa di sana hanya ada mereka berdua."Lo?! Dari mana tau nama lengkap gue?!" Kaget Cecil tak percaya. Lelaki yang notabene tidak pernah berkenalan bahkan bertemu pun tanpa kesengajaan itu bisa mengetahui nama panjang Cecil."Karena memang kita jodoh." Celetuk Alister kembali.Cecil hanya mampu menatap heran pada lelaki tersebut, ia tidak tau harus berkomentar apa-apa lagi."Kenapa kamu bisa berbicara seperti itu, Alister?" Miss Rosa ikut terheran-heran mendengar pernyataan keponakannya. "Kamu 'kan baru saja tiba di sini, dari mana kamu kenal Cecil?""Kemarin Aunty, Daddy dan Om Dimas membicarakannya dengan Alister." Jawab pria blasteran tersebut begitu tenang."Papa? Lo, kenal Papa gue? Wait-" Cecil b

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-15

Bab terbaru

  • Jodohku Hasil Konferensi   Ch.15 Canggung

    Blaarrr ....Bagaikan guntur menerpa Cecil di cuaca yang sangat cerah. Cecil termangu, ia tak bergeming sedikitpun mendengar jawaban dari papa Dimas. Perlahan, benda pintar itu turun dari indera pendengaran Cecil. Ia tak lagi menghiraukan suara papanya dari seberang, yang terdengar berteriak memanggil-manggil namanya.Gadis tersebut kembali ke tempatnya semula, ia duduk dan mulai mengerjakan pekerjaan yang sempat terbengkalai beberapa saat ketika ia kehilangan konsentrasi.Waktu terus berlari, Cecil menghabiskan waktunya di dalam ruangan. Ia sama sekali tidak keluar untuk makan dan istirahat. Gadis itu melirik jam yang melingkar di tangan kirinya. Benda tersebut memperlihatkan pukul 18.00, Cecil baru sadar kalau di kantornya hanya tersisa beberapa karyawan, termasuk dirinya."Non Cecil lembur? Kok baru pulang?" Tanya petugas keamanan kantor ketika gadis itu mulai melajukan kendaraannya perlahan keluar dari pelataran kantor. Petugas tersebut perlahan mengangkat palang keamanan supaya m

  • Jodohku Hasil Konferensi   Ch.14 Karena Kita Jodoh

    "Hah!"Cecil melotot menatap Alister, baginya paparan yang barusan disampaikan lelaki tersebut sungguh di luar nalar. "Jangan asal ngejeplak deh lo.""Anda, Cecilia Sacharissa Sasongko bukan? Apa saya salah?" Tutur Alister melanjutkan. Ia masih menatap manik hitam Cecil dengan intens, serasa di sana hanya ada mereka berdua."Lo?! Dari mana tau nama lengkap gue?!" Kaget Cecil tak percaya. Lelaki yang notabene tidak pernah berkenalan bahkan bertemu pun tanpa kesengajaan itu bisa mengetahui nama panjang Cecil."Karena memang kita jodoh." Celetuk Alister kembali.Cecil hanya mampu menatap heran pada lelaki tersebut, ia tidak tau harus berkomentar apa-apa lagi."Kenapa kamu bisa berbicara seperti itu, Alister?" Miss Rosa ikut terheran-heran mendengar pernyataan keponakannya. "Kamu 'kan baru saja tiba di sini, dari mana kamu kenal Cecil?""Kemarin Aunty, Daddy dan Om Dimas membicarakannya dengan Alister." Jawab pria blasteran tersebut begitu tenang."Papa? Lo, kenal Papa gue? Wait-" Cecil b

  • Jodohku Hasil Konferensi   Ch.13 Dia Calon Alister

    "Kamu ada di sini?"Cecil mendengar suara tersebut menghela nafas panjang, dalam pikirannya masih pagi buta kenapa ia harus bertemu dengan wanita nyeleneh macam Viola. Barra dan Cecil menatap wanita tersebut berjalan cepat menghampiri mereka."Bar, kamu sarapan di sini? Kenapa nggak bilang-bilang, kita kan bisa sarapan bareng." Ucap Viola langsung menempatkan dirinya duduk tepat di samping Barra.Cecil hanya menggelengkan kepala, membatin kenapa ia bisa sekantor dengan orang seperti Viola."Kenapa aku harus bilang dulu sama kamu, Vi? Kebetulan lagi pengen sarapan di sini. Kamu juga, tumben makan di tempat seperti ini." Jawab Barra sambil mengaduk teh hangat yang baru saja tersaji di depannya."I-iya lagi pengen aja." Viola menatap tajam ke arah Cecil yang sedang menikmati makanan yang juga baru saja diantarkan untuknya. "Cil, lo ngapain di sini?""Nggak lihat, gue sekarang lagi apa? Hah?!" Tanpa menatap Viola, Cecil masih asyik menikmati sarapan bubur ayam favoritnya. Belum sempat Cec

  • Jodohku Hasil Konferensi   Ch.12 Minggu Depan

    Malam itu Cecilia tidur dengan nyenyak, berkat pijatan kaki yang ia terima, gadis tersebut sudah tidak merasakan sakit lagi pada kakinya. Hanya saja, masih butuh perban tipis agar lukanya tidak infeksi.Cecil selalu menyalakan jam alarm tepat pada pukul enam pagi, tapi kali ini ia menyetel benda tersebut 60 menit lebih awal, karena ia berjanji pada papanya untuk mengantarkan ke Bandara.Cecil bangun tepat pukul lima, ia kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya. Cecil sengaja sekalian mandi dan berdandan karena setelah mengantarkan papanya, ia akan langsung berangkat ke kantor. Ia tidak ingin jika terlambat masuk ke tempat kerja, meskipun miss Rosa sudah memberikan izin untuk istirahat di rumah. Tapi, bukan Cecilia namanya jika ia hanya berdiam diri di rumah, ia tidak akan betah dan akan cepat merasa bosan. Cecil lebih baik berangkat kerja bertemu dengan rekan-rekannya di kantor.Cecil mengemudikan mobil kesayangan hasil jerih payahnya sendiri dengan perlahan, s

  • Jodohku Hasil Konferensi   Ch.11 Dompet

    "Alister, kamu tidak ingin pulang ke rumah malam ini?" Jonathan yang sudah duduk di bangku penumpang mobil menurunkan kaca supaya bisa berbicara pada Alister."Tidak untuk malam ini Daddy, sorry. Mungkin besok-besok saya pulang, lagi pula jarak kantor dengan Apartemen jauh lebih dekat dari pada rumah." Jawab Alister seraya membungkuk."Oke, Daddy balik duluan."Alister mengangguk dan melambaikan tangannya sekilas. Pria yang ia panggil Daddy itu akhirnya menghilang dari hadapannya."Tuan muda, kita langsung kembali ke Apartemen, atau ke mana lagi?" Tanya Asisten pribadi yang baru saja turun dari mobil."Hmm ... Besok saya ada meeting pagi-pagi sekali, saya belum menyiapkan semuanya, antar saya pulang sekarang." Perintah Alister yang kemudian masuk ke dalam mobil setelah pintu dibukakan oleh Asisten pribadinya."Baik Tuan muda."Setelah sampai di Apartemen, Budi sang Ajudan langsung berpamitan untuk pulang. "Besok saya berangkat sendiri, kamu boleh libur menemani saya untuk besok.""Tap

  • Jodohku Hasil Konferensi   Ch.10 Saya Terima

    "Cecilia."Gadis itu menghentikan langkah, mendengar namanya disebut. "Mau Papa sekarang apa? Sudah di tempat Cecil bukan sekarang?""Ini, makanlah dulu, kamu pasti belum makan." Orang yang dipanggil Papa oleh gadis tersebut memberikan sebuah bingkisan di dalam kantong plastik berwarna hitam.Cecil menerima bungkusan itu perlahan, "Hm, Cecil ke belakang dulu. Papa mau minum apa? Biar Cecil buatkan." Memendam kejengkelannya sendiri karena bentakan yang terlontar tadi, Cecil berusaha menutupnya rapat-rapat dari sang Papa."Nggak perlu, tadi Papa selesai makan malam dengan teman lama Papa.""Ya sudah, Cecil tinggal mandi dulu. Oh iya Pa, tadi Mama telepon Cecil, sepertinya Papa lagi tidak ingin mengangkat panggilan Mama, ia nampak begitu khawatir. Jangan lupa, kabari Mama, Pa."Baru beberapa menit lalu gadis itu keluar dari kamar mandi, kini, ia harus kembali masuk ke tempat tersebut.Sang Papa keluar dari dalam rumah, beliau mengambil ponsel dari dalam saku celananya. [Ada apa?] Sapaan

  • Jodohku Hasil Konferensi   Ch.9 Perjodohan

    "Tuan Muda.""Hm ...." Alister masih setia menatap layar ponselnya ketika Asisten pribadinya memanggil."Tuan kenal dengan neng geulis tadi? Siapa namanya, saya lupa Tuan.""Neng geulis? Who?" Kening Alister berkerut, mencoba memahami pertanyaan ajudannya.Sambil menahan tawa karena masih mengingat kejadian yang ia lihat tadi, ia berusaha mengingatkan Tuan mudanya. "Yang tadi Tuan ajak anu itu.""Anu? What?! Maksud kamu? Wait, Daddy telfon, jangan bicara macam-macam." Alister menempelkan jari telunjuk tepat di depan bibirnya.[Hallo Dad, saya masih di jalan. Mungkin sekitar sepuluh menit lagi sampai.][Oke, kebetulan Daddy bertemu teman lama. Tolong belikan buah tangan apa saja yang pantas.] Jawab panggilan dari seberang.[Baiklah, Alister akan mencarikan sesuatu dulu.][Good.] Panggilan berakhir."Kita mampir ke Kuningan City sebentar." Perintah Alister setelah panggilan diakhiri."Baik Tuan."Mobil melaju membelah malam yang semakin dingin, entah mengapa malam itu udara sedikit ding

  • Jodohku Hasil Konferensi   Ch.8 Dia seperti Pangeran

    "Buruan kita pulang sekarang!" Cecil menarik paksa tangan Sherly dari duduknya di sofa."E e eh! Ada apa sih Cil. Ntar deh gue pakai sepatu dulu ini." Sherly menatap heran pada Cecil, gadis itu seakan tak jenak. "Lo kenapa sih? Kesambet dari toilet? Apa liat penampakan dari sana?!""Lebih dari penampakan, buruan kita pulang sekarang.""Ya iya. Eh gue cabut dulu ya Na, tau nih Cecil. Kapan hari gue mampir ke sini lagi." Sherly melambai pada Leona."Okey."Setelah diurut, kaki Cecil sudah lebih dari enakan, gadis itu pun sudah bisa berjalan dengan cepat. Ia menyusuri lorong-lorong apartemen dengan tergesa-gesa sembari menarik paksa tangan Sherly."Tolong ya jelasin, ini ada apa kenapa lo tiba-tiba kek begini." Sesampainya di dalam lift, barulah Cecil melepaskan tangan temannya tersebut."Gue, gue tadi ke toilet numpang di tempatnya orang." Jawab Cecil begitu pelan, karena di dalam lift ada dua orang asing yang tidak ia kenal. Ia malu, jika obrolannya didengarkan orang lain."Hah! Kok bi

  • Jodohku Hasil Konferensi   Ch.7 Insiden kecil

    "Bagaimana Nona? Apa sudah enakan?" Tanya perempuan memakai hijab berwarna hitam yang sedang memegang kaki Cecil. Ditaksir, wanita tersebut usianya menginjak di angka 45 tahunan."Iya, sudah. Udah lumayan enakan ini kaki saya, Bi." Cecil mencoba menggerakkan kaki kirinya berulang kali, dia merasa bahwa sakitnya sudah berkurang banyak, tidak seperti tadi, sebelum tersentuh oleh tangan wanita paruh baya tersebut."Alhamdulillah, syukurlah." Jawab wanita yang dipanggil Bibi oleh para pelanggannya."Hm ... Iya, puji syukur." Cecil ikut merasa senang."Ini diminum dulu Sher, temen lo juga tuh. Gue mau mandi bentar ya. Badan gue udah enakan rasanya. Tunggu bentar, lo jangan pulang dulu." Sepupu Sherly yang bernama Leona itu membawa nampan yang berisikan tiga kaleng minuman siap saji dan sepiring kue lapis legit. Ia lalu meletakkan nampan tersebut pada sebuah meja di ruang tamu."Oke, thanks ya." Leona berlalu, Sherly langsung mengambil satu kaleng minuman yang disajikan lantas meneguknya. "H

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status