Seperti anak ayam, tiga mahasiswa itu berdiri sejajar seraya menundukkan kepala mendengar omelan yang seharusnya dilontarkan kepala ruangan. Entah salah siapa dan apa yang mereka lakukan hingga sang residen yang terkenal kejam itu menceramahi Valentina dkk masalah etika di rumah sakit. Sampai Dyas menyikut Valentina menyiratkan kalau dia tidak mengerti apa yang dipermasalahkan.
Valentina menyuruh Dyas diam daripada Raditya kebakaran jenggot dan bisa melaporkannya ke kepala ruangan yang sedang menghadiri rapat untuk akreditasi rumah sakit. Sementara Okin memajukan mulutnya tak terima harus bertemu dengan dokter yang pernah mempermalukannya di UGD. Sayang, hubungan dokter-perawat seperti mereka tidak akan pernah bisa dipisahkan sekalipun ingin memaki kesombongan sang residen.
"Kamu juga Valentina!" tunjuk Raditya berkacak
"Heh! Ngapain ke sini!" hardik Julia seakan menangkap basah tikus kotor berwujud Valentina. Bagaimana mungkin gadis berpakaian daster itu berada di rumah Raditya? Ataukah pembantu yang selama ini diceritakan sang kekasih adalah Valentina? Lantas kenapa Raditya harus berbohong sejauh ini padanya? Hubungan macam apa sampai gadis itu mau menjadi pengurus rumah seorang bujangan tampan seperti Raditya?"Lah, ngapain dokter datang ke sini?" balas Valentina berusaha setenang mungkin menutupi rasa gugup yang mulai menguasai. Dia merutuki Julia dalam hati kenapa dokter sok cantik yang mulutnya ngalahin emak-emak ditagih rentenir malah datang tanpa permisi. "Ini kan rumah saya.""Rumah kamu?" Dia menganga lebar lantas tersenyum miring menyorot penampilan kumuh Valentina. "Ck, dadi pembantu ae sombong!"(jadi pembantu aja sombong)Hilang sudah kesabaran Valentina, kedua tangannya otomatis mengangkat ember berisi air bekas pel yang sudah sangat keruh kemudian menyiramkannya tepat mengenai wajah s
Siku kanan Valentina menyikut tulang iga Raditya sambil menggerutu kenapa masalah ini sampai terdengar ke Sofia yang notabene adalah mertuanya. Tidak hanya perempuan paruh baya itu tapi juga ibunya sendiri duduk di samping Sofia seperti menjadi hakim anggota persidangan kecil ini. Valentina perlu waktu lebih banyak untuk menebalkan telinganya saat dua mak-mak bersatu. Mungkin ocehan mertuanya Valentina akan tahan, tapi tidak dengan omelan ibunya sendiri yang bisa dari huruf A sampai Z tanpa memedulikan ada hujan dan panas.Di sisi lain, kemarin Sofia kaget bukan main mendapat telepon dari Julia yang dianggap sudah menjadi mantan Raditya ternyata masih menjalin hubungan dengan putra tunggalnya. Untung saja perempuan paruh baya yang tidak menunjukkan tanda-tanda penuaan itu tidak memiliki riwayat penyakit jantung ketika mendengar anaknya telah memberikan janji kepada Julia. Sebuah u
"Pathwaypenyakit sampai munculnya diagnosa keperawatan, bisa kamu jelasin?" tanya pembimbing ruangan rawat inap perempuan bernama Novi.Dibalik kacamata minus yang dikenakan dan tampang bak pelawak Soimah, Novi dikenal sebagaiclinicalinstructorpaling perfeksionis kedua setelah Bu Christina di ruang ICU anestesi. Tentunya jangan lupakan Bu Fero di UGD, dia juga perfeksionis dan kejam. Tadi Okin kena semprot Bu Novi karena tidak bisa menjawab salah satu pertanyaan terkait pohon masalah atau proses terjadinya penyakit sampai timbul diagnosa keperawatan. Padahal kasus yang diambilnya termasuk mudah yaitu tentang gagal ginjal akut. Alhasil, dia disuruh mengulangpre-conferencebesok plus menghafal cara penghitunganbalancecairan.
"Diajarin itu adeknya," sindir salah satu perawat kepada Valentina saat dia mengambil bak instrumen berisi beberapa macam injeksi untuk jadwal suntik siang. "Masa jadi ners ilmunya diambil sendiri."Si kampret ... kapan aku pelit ilmu!rutuk Valentina dalam hati."Kayak minggu kemaren ada tuh mahasiswa dari kampus lain, adeknya enggak diajarin injeksi malah didiemin buat cari muka," ejek perawat itu seakan Valentinalah yang punya dosa sebesar gunung."Kan bukan saya, Mbak," elak Valentina membela diri tak mau nama baik dan sucinya tercoreng karena ulah oknum dari kampus lain."Ih, enggak tahu ya, pokoknya ners kloter kemaren nyari gara-gara sama saya," kata perawat itu dengan nada ketus. "T
Dyas menjerit begitu air selokan kehitaman nan bau membasahi tubuh Valentina tanpa aba-aba. Apalagi hasilprint outmakalah dan brosur penyuluhan yang dikerjakan bersama-sama ikut terkena cipratan sampai terlihat mengenaskan. Sementara itu, perempuan berkulit eksotis yang sudah terbakar emosi melontarkan sumpah serapah yang tak pantas didengar apalagi snelli yang dikenakan masih melekat di tubuh rampingnya. Sialnya, dinding ruang mahasiswa yang terbuat dari kaca ini malah menambah keruh suasana hingga beberapa orang datang untuk melihat apa yang terjadi.Valentina yang merasa tidak tahu apa-apa menerjang tubuh Julia dan menggesekkan baju kotornya ke arah gadis tinggi itu hingga terjungkal membentur lantai sambil berseru, "Bangsatcok, aku enggak ero opo-opo setan!"(Aku enggak tahu a
"Bacot!" ketus Julia setelah digiring ke lorong dekat ruang pertemuan. "Bacot!" rutuknya lagi sambil menampar Raditya berharap wajah tampan itu akan rusak. Dia sudah tak mau tahu alasan yang diucapkan lelaki itu kepadanya. "Bilang aja kamu cuma memanfaatkan aku kan? Bangsat! Pembantu apanya! Haha ... goblok banget aku percaya gitu aja sama omongan kamu!""Bukan gitu, Julia!" kilah Raditya. "Aku menikahi dia karena mau tepati janji ke almarhum ayahnya Tina. Sumpah!""Janji? Terus gimana kamu mau tepati ucapanmu sendiri buat melamar aku, hah!" seru Julia lantas melepas cincin yang disematkan janji manis sebagai tanda ikatan cinta mereka. Dilempar benda keperakan itu ke arah sawah-sawah yang ada di depan parkiran karyawan. "Kamu bajingan, Dit!" tunjuknya ke dada lelaki itu.
Okin mengaduk mangkuk baksonya antara maju-mundur untuk mengatakan hal mencengangkan di balik skandal yang menyerang Valentina. Sebagai teman akrab sejak semester satu sekaligus tim selama pendidikan ners, ada dorongan dalam diri lelaki tambun berkacamata itu untuk melindungi Valentina. Jangan samakan perasaannya dengan pria lain karena ini murni sebatas teman yang tak rela Valentina dibuat bahan cemooh orang-orang. Terlebih mereka yang tak tahu kronologi malah menambah bumbu agar gosip dan skandal yang menyebar bak virus itu makin memanas.Pada akhirnya setelah gadis itu mulai tenang dari kegelisahan yang mengikat, Valentina menguak rahasia yang disembunyikan. Awalnya Okin dan Dyas tercengang bukan main lantaran Valentina terlalu pintar memendam status pernikahannya dengan sang residen tanpa tercium siapa pun. Dia baru mengerti mengapa Raditya bersikap kejam sejak Valentina
Karma? Mungkin lelaki yang tengah duduk termangu di ruang dokter PPDS akan membenarkan kata itu. Benar apa kata pepatah, seseorang akan terlihat begitu berharga ketika sudah kehilangannya. Bukan satu, melainkan dia kehilangan dua perempuan yang berarti di hati dan sekarang sangat terasa betapa dia memang serakah atas apa yang diinginkan sebelumnya. Dia menengadah, menatap langit-langit ruang tempatnya bekerja sekaligus mengistirahatkan diri lalu meraih ponsel dan kembali menaruhnya di atas meja tak menemukan jawaban atas keresahan yang mengurung hati.Sudah beberapa hari sejak peristiwa itu, baik Julia maupun Raditya sama-sama saling menjauh bagai orang asing. Raditya sudah berusaha untuk mendekati gadis yang sudah menjadi mantan kekasihnya sekadar meminta maaf atas apa yang selama ini diperbuat. Dia paham perasaan kecewa Julia padanya dan tahu bahwa kebohongan yang dilakuka
"Ketan susu meses satu sama sekoteng satu," kata Valentina kepada seorang laki-laki berusia sekitar 20-an mengenakan seragam hijau dan kuning mencolok. "Sayang, kamu mau apa?""Ketan nangka keju sama susu jahe, Mas," titah Raditya. "Makan di sini atau bungkus?" tanya si lelaki."Makan di sini, Mas," jawab Valentina. "Ini uangnya.""Uangnya 50 ribu, total 38 ribu. Ini kembaliannya 12 ribu, silakan ditunggu di dalam, Mbak," ujar si lelaki menyilakan Valentina dan Raditya duduk di kursi selagi menunggu menu mereka disiapkan. "Makasih."Tidak afdal rasanya kalau ke alun-alun kota Batu tidak mengunjungi Pos Ketan yang sudah berdiri sejak 1967. Apalagi ini langganan Raditya sedari jaman-jaman kuliah ketika punya waktu untuk ke Cangar atau sebatas ngopi sambil haha-hihi. Tapi, dia tidak akan bercerita kepada Valentina kalau dulu Raditya pergi bersama Julia dan beberapa anak lain. Dia bersumpah untuk menyimpan rahasia itu seorang diri. Daripada perang dunia nggak dikasih jatah? Siapa yang
Our First and Re-honeymoonSenyum yang mengembang bagai roti kelebihan bahan tidak dapat lenyap begitu saja dari bibir bergincu merah menyala itu. Valentina mematut diri di depan cermin, menyisir rambut tebal nan hitam legam tersebut kemudian mengikatnya ala ekor kuda. Dia bersiul sebentar, memuji diri sendiri betapa cantik dirinya saat ini. Kemudian mengerling mata bagai remaja dilanda kasmaran lantas membenarkan posisi bra agar terkesan penuh dan seksi di depan suami.Baru sadar kalau habis punya anak, dadaku agak gedean dikit. Kalau gini kan dadaku agak mirip sama mantannya Radit si dokter Julia itu. Bawa lingerie yang modelnya kelinci nggak ya?Valentina terkikik sendiri membayangkan dirinya berkamuflase menjadi kelinci genit yang menjamu pria-pria nakal di kelab malam. Dia menggeleng keras mengurungkan niat untuk menggoda Raditya dengan cara seperti itu. Walau tanpa baju-baju cosplay menggiurkan mata, Valentina tahu di mana titik kelemahan Raditya. Di sisi lain, setelah sekian l
"Halo, Siang, Bu Siska," sapa Valentina melalui sambungan telepon. "Maaf, saya boleh titip Salsa sebentar? Ini saya masih di perjalanan, baru selesai rawat luka pasien.""Oh iya enggak apa-apa kok Mamanya Salsa," kata Siska--guru TK."Maaf ya, Bu Siska ... Salsa enggak nakal kan?" tanya Valentina menyalakan mesin motor. "Soalnya lusa kemarin habis bertengkar sama temennya sampai nangis.""Enggak, ini anaknya masih menggambar sama Tio," ucap Siska. "Mamanya Tio juag titip sebentar karena masih di Posyandu.""Salsa enggak borong jajan tanpa uang kan? Saya sungkan loh sama Bu Sri kantin, anak saya selalu minta jajan bayar belakangan," keluh Valentina. "Iya kalau satu buah, satu kresek penuh itu loh Bu
Lima tahun kemudian..."Mama ... Mama ..." teriak bocah kecil yang mengenakan kaus kutang bermotif stroberi juga celana pendek senada. Dia berlari seraya membawa es krim di tangan kanan sementara di tangan kiri menenteng plastik berlogo Indoapril berisi makanan ringan. Mulut anak perempuan berambut pendek itu terkena es krim cokelat yang sesekali dia makan begitu lahap tanpa takut giginya ompong."Tante ..." teriak beberapa anak bersamaan mengekori bocah kecil itu. "Tante! Salsa beli jajan enggak bawa uang lagi!"Valentina yang baru saja mensterilkan alat-alat rawat luka di mesin sterilizer, buru-buru menghampiri sumber suara dan bola matanya nyaris menggelinding mendapati penampilan anaknya sudah tak karuan. Seketika gelombang amarah langsung naik ke ubun
###Suara sirene menggaung keras manakala mobil ambulance melaju dengan kecepatan tinggi, membelah jalanan padat merayap menuju rumah sakit. Mobil darurat tersebut membawa Valentina yang sedang mengerang kesakitan di bagian perut. Hingga peluh keringat sebesar biji jagung membasahi sekujur tubuh bersamaan napas cepat akibat tak bisa menahan lebih lama sensasi nyeri bagai tulang yang diremukkan bersamaan. Dia menangis seraya memanggil nama Raditya juga mamanya, memohon agar rasa ngilu tanpa ujung ini segera berakhir.Petugas medis yang mendampingi Valentina menyuruh gadis itu untuk menarik napas dalam dan jangan mengejan dulu karena pembukaan belum lengkap. Valentina menggeleng, panik bercampur nyeri, tidak bisa berpikir jernih akibat kontraksi yang menyayat-nyayat setiap lapisan kulit menuju bagian dalam perut. Sementar
Hal paling menyenangkan setelah menyelesaikan ujian akhir semester dua adalah mereka tidak perlu lagi ke lahan praktik, mengejar-ngejar dosen dan pembimbing klinik untuk minta nilai atau tanda tangan, tidak ada jam begadang untuk menulis laporan kasus di buku jurnal maupun presentasi besar sampai adu debat teori, tidak ada pula ujian-ujian yang menguras pikiran, tidak ada juga tumpukan buku yang menghiasi. Walaupun panggilan kebangsaan 'dek siswa' beserta semua kegiatanhecticdi tempat magang bakal dirindukan.Jujur saja, selama masa praktik, mereka bisa bertemu dengan mahasiswa dari kampus lain baik sesama mahasiswa perawat, dokter muda, farmasi, hingga bidan. Mereka saling tukar ilmu, tukar nomor telepon untuk mempererat pertemanan, hingga follow akun media sosial. Tak jarang pula cinta lokasi lintas jurusan maupun satu kelompok sering terjadi.
'Jangan berisik!''Sedang mengerjakan KTI''Ners ngenes garai duwek ambles!''OTW wisuda langsung ahh!!!'"Ambigu bener tulisannya," gumam Raditya mendapati deretan tulisan di atas kertas yang tertempel di pintu kamar istrinya. "Tin!" teriaknya sambil mengetuk pintu."Selamat datang Bapak Raditya yang terhormat," ucap Valentina melaluispeaker bluetoothyang sengaja ditaruh di atas laci dekat bersebelahan di antara bingkai foto pernikahan mereka dan vas bunga palsu. Raditya nyaris terperanjat kaget karena tidak menyadari sejak kapan laci itu dipindah dari ruang tamu ke samping pintu
"Saya mendapat kasus sepsis neonatorum, Bu, atas nama bayi Ny. S usia empat puluh hari," kata Valentina saat berhadapan dengan pembimbing klinik. "Maaf, Bu, untuk data subjektifnya saya agak kesusahan karena orang tua pasien jarang datang ke sini. Jadi, saya pakai data yang ada di rekam medis.""Masa enggak datang sama sekali?" tanya Bu Dewi tanpa memandang Valentina karena fokus mengoreksi hasil pekerjaan tangan gadis itu."Sungguh, Bu, saya sampai titip ke teman saya sama buattakenkontrak kalau ketemu keluarga pasien," jawab Valentina mengacungkan tangan kanan membentuk huruf V."Ini di pemeriksaan B1 kok tidak sesak tapi ada retraksi dinding dada?" tanya Bu Dewi menunjuk bagian pemeriksaan fisik B1--sistem pernapasan. "Ciri-ciri sesak napas
Maju-mundur seperti undur-undur yang hendak menggali jebakan di tanah ketika iris mata bulat nan lentik itu mengamati boks bayi cukup lama. Suasana hati yang biasanya antusias terhadap hal-hal baru di setiap stase kini mendadak luruh tanpa bekas. Menguap entah ke mana meski dia berusaha mencari sisa-sisa jejaknya. Menggenggam erat botol susu hangat yang sudah disiapkan untuk jadwal pemberian nutrisi bayi, Valentina malah mematung seakan-akan sandal khusus ruang Nicu memiliki perekat bagai lem tikus super.Justru matanya malah berkaca-kaca membayangkan bagaimana jika anaknya berada di dalam kotak itu? Bagaimana jika nanti saat dia melahirkan ada kelainan yang dialami sang jabang bayi? Bagaimana jika makanan dan minuman yang dia konsumsi selama ini tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya? Bagaimana?Kemarin saja ada salah