Share

Bab 495

Penulis: Jus Pir
Ekspresi Mahendra sedikit berubah, tapi pada akhirnya dia juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia hanya menatap Jeni sebentar, lalu pergi.

Sikap Mahendra membuat Caca tidak bisa menahan diri untuk tidak berkata, “Bu Jeni, Pak Mahendra suka sama Bu Zola, ya?”

“Kenapa kamu tanya seperti itu?” Jeni pura-pura tidak tahu apa-apa.

“Karena dia sangat baik pada Bu Zola. Dia selalu peduli dengan semua urusan yang berkaitan dengan Bu Zola. Tapi ....”

“Tapi apa?”

Caca terlihat ragu-ragu untuk bicara. Jeni pun berkata, “Tapi kebaikannya buat orang merasa tertekan?”

Caca tidak bicara lagi. Namun, ekspresinya seolah bertanya mengapa Jeni bisa tahu. Jeni juga tidak berkata apa-apa lagi. Ternyata bukan hanya dia saja yang merasakan hal ini. Lantas, apa artinya?

Artinya bukan Jeni yang salah, melainkan rasa suka Mahendra terhadap Zola yang salah. Jadi ini juga alasan mengapa dia tidak menyukai Mahendra, tidak mau bersikap baik pada pria itu.

Namun, semua itu tidak penting. Sekarang Zola sudah menikah d
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 496

    Pak Jodi berkata, “Sedang buat laporan. Kalau Pak Boris khawatir, saya bawa Anda ke ruang pengawas untuk melihat.”Karena orang itu adalah Boris, sehingga pihak polisi mengizinkannya karena hubungan mereka terjalin baik. Dan yang paling penting adalah Hartono dan Dimas memiliki banyak teman yang bekerja di kantor polisi. Oleh karena itu, Boris mengetahui prosedur dan peraturan di sana.Sedangkan Jodi adalah murid yang dibiayai oleh keluarga Morrison. Lelaki itu sudah bekerja cukup lama di sana. Dia bersikap cukup santun tanpa melupakan tugas dan kewajibannya.Jodi membawa lelaki itu ke ruang pengawas dan bisa melihat Zola tengah duduk di sebuah ruangan. Di depannya ada dua orang polisi perempuan yang tengah menginterogasi hubungannya dengan Boris. Dia juga bertanya pendapat Zola pada keluarga Morrison serta berbagai hal yang berhubungan dengan masalah ini.Boris menatapnya duduk di kursi dengan tenang. Bahkan jauh lebih tenang dari yang dibayangkan. Jika bukan karena saat ini ada di ka

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 497

    Orang itu adalah Yandi. Lelaki itu mengenakan setelan jas hitam dan mengenakan kacamata bingkai emas. Dia terlihat lembut, elegan dan sopan. Yandi menganggukkan kepalanya pada Boris sebagai bentuk salam dan bertanya, “Bagaimana situasinya sekarang?”Boris berkata, “Pihak kepolisian memutuskan menahan Zola karena tekanan dari media dan berbagai pihak. Karena opini publik di media membuat polisi menganggap Zola sebagai tersangka utama.”Yandi mengangguk tanda mengerti. Dia langsung meminta untuk bertemu dengan pihak yang bertanggung jawab atas kasus ini. Boris melayangkan lirikan pada Jesse yang segera pergi mencari Jodi dan atasannya.Yandi berkata, “Saya adalah pengacaranya Zola. Saya ingin tahu kenapa klien saya harus ditahan. Saat ini, nggak ada bukti langsung yang menunjukkan bahwa klien saya terlibat dalam kejadian ini.”Jawaban dari pihak kepolisian tidak beda jauh dengan apa yang diberi tahu oleh Boris. Yandi menunjukkan beberapa tangkapan layar dari internet yang memperlihatkan

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 498

    Setelah semua kehebohan yang terjadi, baik dari media, kerumunan orang, atau pun polisi yang langsung menjemputnya, semuanya adalah pengalaman pertama bagi Zola. Untuk seorang perempuan, pasti ini adalah hal yang menakutkan.Zola menggeleng dan berkata, “Nggak apa-apa. dibandingkan kalau aku ada di kantor atau turun sendiri, mungkin pergi bersama mereka lebih aman.Suaranya terdengar tenang tanpa ada emosi yang tersirat, tetapi mata Boris menatapnya dengan intens, seolah dalam sedetik lagi dia akan meledak. Wajahnya yang tampan pun mengeras dengan dingin sambil berkata, "Sekarang semuanya sudah beres. Mari kita pulang."Zola tidak langsung menjawab. Dia menatapnya dengan lembut, bibirnya sedikit terkatup. “Boris, aku sungguh baik-baik saja, jadi kamu nggak perlu mengkhawatirkanku.”Dia bisa merasakan rasa bersalah dan kegelisahan dalam diri Boris. Dalam situasi seperti ini, dia sebenarnya tidak ingin Boris kehilangan fokus. Dia seharusnya mencurahkan seluruh perhatiannya untuk menyelid

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 499

    “Bukan aku yang membantunya, tapi menurutmu apakah Zola akan membiarkan ini begitu saja?" tanya Boris dengan dingin.Tyara terdiam dan bertanya, “Boris, kamu akan membantuku, ‘kan?”"Tyara, menurutmu bagaimana aku bisa membantumu? Karena perbuatanmu, Kakek sudah sangat nggak senang denganku. Kalau aku membantumu lagi, apakah aku masih akan memiliki suara di keluarga Morrison dan Morrison Group setelah ini?"Dia berbicara dengan nada baik-baik seolah-olah menjelaskan kepada Tyara bahwa penghentian semua pekerjaan dan konsernya adalah kehendak Kakek. Apa yang bisa dia lakukan? Tentu saja, dia hanya bisa mematuhi tanpa berani membantah.Tyara tidak bisa berkata apa-apa lagi karena Kakek sangat penting bagi Boris. Dia tidak mungkin membantah keinginan kakeknya. Akhirnya, Tyara hanya bisa menahan kekecewaannya dan mengiyakan usulan Boris.Setelah berpikir lama, dia berkata dengan suara rendah, “Baiklah, aku akan mengikuti saranmu. Aku akan meminta maaf pada Zola.”Boris menjelaskan bahwa ji

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 500

    Zola sama sekali tidak peduli bahwa panggilan telepon masih terhubung. Wajahnya tetap datar dan tenang saat dia menatap Boris tanpa ada sedikit pun perubahan emosi.Mata mereka saling bertemu, dan Boris bertanya dengan suara rendah, "Kamu nggak mau memaafkannya, jadi kamu ingin menuntut pertanggungjawabannya?"“Boris ….” Tyara yang mendengar ini langsung panik, bahkan lebih panik daripada ketika Zola mengatakan akan menggugatnya. Namun, sebelum dia sempat berbicara, Zola sudah memotongnya.“Benar, aku nggak ingin memaafkannya. Kalau setiap kesalahan bisa diselesaikan dengan permintaan maaf, lalu untuk apa ada polisi dan hukum?" kata Zola dengan tenang.Namun pandangannya tidak pernah lepas dari Boris. Dia memerhatikan lelaki itu dengan saksama dan tidak ingin melewatkan ekspresi atau perubahan sedikit pun di wajahnya.Sepertinya Boris tahu apa yang ada di pikirannya, bukan?Boris membiarkan dirinya ditatap oleh Zola. Dengan suara tetap tenang dia berkata, "Apa yang harus dilakukan agar

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 501

    "Telingaku sampai bisa mendengar suara tamparan, pasti sakit sekali. Sungguh konyol sekali.”"Tyara selalu mengaku sebagai dewi polos, tapi ucapannya yang katanya untuk menasihati pasangan itu jelas-jelas sengaja bikin keributan!" "Kali ini aku dukung Zola. Benar-benar jangan terlalu sombong." Tyara melihat akun sosial medianya yang dihujani komentar, penggemarnya tidak berani bersuara karena komentar orang-orang lainnya. Melihat satu demi satu komentar yang merendahkan dirinya, Tyara hampir frustasi. Dia membanting ponselnya sambil berteriak, "Zola ini benar-benar ingin menghancurkan aku, ya?"Manajernya, Kak Lily juga ikut memasang raut serius dan berkata, “Tyara, sudah kubilang jangan sembarangan bicara. Sekarang harus bagaimana?”Bagaimana? Kita lihat saja nanti. Tyara tidak akan membiarkan Zola terlalu lama merasa bangga. Karena surat permintaan maaf dan kompensasi yang harus diberikan, Tyara akhirnya menjadi bahan tertawaan. Boris berniat memberinya pelajaran, jadi dia tidak me

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 502

    Boris bertanya, “Kenapa keluarga korban ingin segera menguburkan para korban? Menurutmu apa alasannya?”Jesse tertegun sejenak. Setelah berpikir dengan serius, lelaki itu menjawab, "Kalau mereka hanya ingin korban tenang, kenapa nggak bersikeras sejak awal?""Iya, sekarang situasinya makin rumit dan mereka malah makin mendesak," kata Boris sambil menyipitkan mata.Tatapannya dingin dan datar. Dia berkata, "Bilang dengan pihak kepolisian bahwa saya ingin mengajukan permohonan autopsi. Morrison Group memiliki keraguan terhadap kasus ini, dan beberapa hal hanya bisa dijawab melalui pemeriksaan forensik."Jika tidak ada masalah, dia bersedia bekerja sama dengan keluarga korban, karena korban yang sudah meninggal dan harus dihormati. Namun, jika ada hal-hal yang mencurigakan, maka dia tidak bisa mengikuti permintaan mereka begitu saja.Jesse segera menghubungi pihak kepolisian, lalu kepolisian pun memberi tahu keluarga korban. Mendengar pemberitahuan ini, keluarga korban merasa sangat tidak

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 503

    Setelah Jesse melapor ke polisi, mereka segera tiba di lokasi. Situasi sempat tegang, tetapi polisi menegaskan bahwa tindakan yang dilakukan para keluarga korban itu melanggar hukum. Jika tidak bekerja sama maka akan ditahan. Akhirnya, kerumunan itu pun perlahan-lahan bubar dengan tidak rela dan juga takut.Meskipun orang-orang telah membubarkan diri, masalah ini justru makin panas di internet. Zola tentu saja sudah mengetahuinya. Karena kejadian kemarin, dia tidak pergi ke kantor dan sementara bekerja dari apartemen neneknya.Dia dan Jeni duduk di sofa sambil membaca berbagai komentar di internet. Ada satu komentar dengan jumlah suka yang tidak terlalu banyak, tetapi menarik perhatian Zola. Dengan kening berkerut, perempuan itu berkata,“Kamu bilang keluarga korban nggak mau kompensasi tapi juga menolak autopsi, tapi terus menuntut keadilan. Bukankah itu sedikit bertentangan?”“Memang aneh, tapi Boris seharusnya juga memikirkan poin ini, ‘kan?”Zola tidak menjawab, tetapi ekspresinya

Bab terbaru

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 661

    Namun, karya desain bagus saja tidak cukup. Harus memiliki nuansa desain dan gaya yang unik juga agar dapat meninggalkan kesan yang mendalam sekali dilihat orang. Zola membantu revisi dan memberi mereka arah inspirasi baru. Draf desain saat ini sepenuhnya dipoles berulang kali, buat lagi, dipoles lagi.Zola sibuk sampai jam pulang kerja. Dia memeriksa ponselnya, berencana makan di luar bersama Jeni sebelum pulang. Sejak pindah kembali ke apartemen, si bibi belum pernah datang untuk menyiapkan makanan. Zola tidak ingin bertanya dulu. Sedangkan dia sendiri malas mau masak. Jadi dia memilih makan di luar.Namun, baru saja Zola dan Jeni masuk ke mobil dan hendak berangkat ke restoran, ponsel Zola tiba-tiba berdering. Telepon dari Boris.Zola memegang erat ponselnya dan tertegun sejenak, tidak langsung mengangkat telepon, lalu Jeni berkata, “Angkat saja.”Jeni langsung menepikan mobilnya dan menunggu Zola mengangkat telepon. Zola menekan tombol jawab, lalu suara Boris datang dari ujung tele

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 660

    “Memang medan perang, kan? Bahkan medan perang di dalam sana jauh lebih sulit untuk dihadapi daripada yang di luar,” goda Jeni.Zola tersenyum, lalu dia keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah. Akhir-akhir ini Jerico sedang memulihkan diri di rumah. Setelah mengetuk pintu, Zola membuka pintu dan masuk. Begitu melihat Zola, Jerico langsung bertanya, “Kenapa kamu datang ke sini?”Sikap dingin Jerico membuat Zola diam sejenak, tapi dia sudah terbiasa. Jadi, Zola merasa tidak apa-apa. Dia menatap ayahnya dan berkata, “Ada yang ingin aku tanyakan pada Papa.”Jerico melihatnya sekilas. “Mau tanya apa?”Zola mengerutkan bibirnya. Pada akhirnya, dia segera bertanya, “Aku ingin tanya soal Budi. Budi sudah jadi sekretaris Papa bertahun-tahun. Kenapa dia tiba-tiba berkhianat? Selama ini Papa selalu baik padanya. Apakah dia ada kesulitan atau rahasia yang nggak bisa dikatakan?”Begitu Zola selesai bicara, raut wajah Jerico langsung berubah. Dia memelototi Zola dengan tidak senang.“Zol

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 659

    Usai berkata, Boris berjalan keluar sambil berkata, “Aku panggil dokter dulu untuk periksa kamu. Nanti sudah boleh keluar dari rumah sakit.”Mata Zola mengikuti sosok Boris. Kata-kata Boris terulang-ulang terus di dalam otaknya. Dibandingkan Sandra yang cerdas, Zola lebih cocok menjadi istri Boris? Maksud Boris, Zola kurang cerdas?Zola yang sedang hamil sama sekali tidak menyadari kalau dirinya sedang melalui proses otak tidak bisa berpikir dengan cepat selama kehamilan. Setelah berpikir lama, dia masih tidak mengerti maksud Boris. Apakah Boris sedang memujinya? Namun, sepertinya itu tidak sepenuhnya memuji.Setelah melalui pemeriksaan, dokter memastikan Zola tidak apa-apa. Semuanya stabil. Dia pun dipulangkan. Boris yang mengantarnya kembali ke apartemen. Sepanjang perjalanan pulang, Zola dan Boris tidak bicara. Karena Boris menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengangkat telepon.Boris tampak sangat sibuk, tapi Boris tetap menemani Zola. Zola memperhatikan wajah Boris dari sam

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 658

    Zola juga tercengang. Sandra ingin memberi Boris saham? Dia semakin fokus memperhatikan Boris, tidak ingin melewatkan ekspresi apa pun di wajah pria itu. Apakah Boris akan terharu?“Kamu jangan salah paham. Aku nggak ingin lakukan apa pun. Ini bentuk ketulusanku. Kamu tahu, kelak aku akan ambil alih Gordi Group. Tapi aku tahu seberapa besar persaingan dalam dunia bisnis. Aku butuh penopang. Aku tahu kamu nggak ada perasaan apa pun padaku, juga nggak mungkin menikah denganku. Tapi aku butuh kerja sama jangka panjang dengan Morrison Group.”“Ini bukan masalah kecil. Aku belum bisa kasih jawaban.”“Kalau begitu, kamu pertimbangkan dulu.”Boris menutup telepon. Wajahnya tampak dingin. Zola tidak mendengar semua percakapan antara Boris dan Sandra, tapi Zola mendengar jelas setiap kata yang Boris ucapkan. Setelah panggilan telepon berakhir, Boris meletakkan ponselnya. Dia spontan melihat ke arah Zola. Tidak disangka, Zola sedang memperhatikannya. Saat mata keduanya bertemu, Zola sama sekali

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 657

    Zola menyadari kalau dirinya semakin tidak memahami Mahendra, bahkan boleh dibilang dia merasa seperti tidak pernah memahami pria itu sebelumnya. Apa tujuan Mahendra melakukan hal ini?Zola tidak bisa menemukan jawaban yang masuk akal. Jadi dia tidak menanggapi pertanyaan Boris. Suasana pun menjadi sunyi senyap. Sesaat kemudian, ponsel Boris berdering. Sandra yang meneleponnya.“Kamu nggak di kantor?”“Ada urusan?”“Iya, ada sedikit urusan. Soal proyek kerja sama. Aku baru saja dapat kabar, ada perusahaan real estate asing yang berencana datang ke Kota Binru untuk berinvestasi. Kalau kita bisa dapatkan kerja sama ini, itu akan sangat membantu untuk go public nanti. Jadi kamu mau pertimbangkan, nggak?”Meskipun Morrison Group merupakan sebuah perusahaan besar, sampai saat ini Morrison Group belum mendaftarkan diri ke bursa efek. Baik Boris maupun keluarganya tidak peduli dengan hal itu. Jika Morrison Group mau go public, pasti sudah go public sejak kepemimpinan Hartono. Namun nyatanya t

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 656

    Setiap kali memikirkan hal itu, Boris pasti berpikir kalau Zola ingin berpisah dengannya demi Mahendra. Akan tetapi, pesan Guntur terngiang kembali di benaknya. Sekarang Zola tidak boleh emosi, harus tetap dalam suasana hati yang baik. Sehingga kata-kata yang sudah sampai di ujung bibirnya akhirnya ditelan kembali.Zola menatap Boris, mengira pria itu ingin mengatakan sesuatu lagi. Jadi dia menatap Boris dalam diam. Kata-kata Boris barusan membuat Zola merasa hatinya seperti dicengkeram dengan erat hingga membuatnya sulit bernapas.Namun, beberapa saat berlalu. Boris tak kunjung bicara. Zola menatapnya dengan bingung dan berkata, “Mau ngomong apa ngomong saja.”Sikap Boris melembut, tidak sekeras tadi. Dia menatap Zola sambil berpikir keras. Kemudian, dia menanyakan keraguan yang selalu Boris sembunyikan di dalam hatinya.“Aku hanya mau tanya satu hal. Katakan padaku, apakah kamu pernah pacaran dengan Mahendra?”Zola mengerutkan kening, tampak semakin bingung. “Boris, sebenarnya apa ya

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 655

    “Oke, aku mengerti.” Boris menjawab dengan serius, seperti seorang murid yang penurut.Guntur jarang melihat reaksi seperti itu dari Boris. Dia spontan tertawa dan berkata, “Baguslah kalau kamu bisa bekerja sama seperti ini. Kakek dan orang tuamu belum tahu. Perlu beritahu mereka?”Boris menatap Guntur dan bertanya balik, “Menurutmu?”Guntur terus tertawa. “Oke, oke, aku mengerti. Kalau begitu aku kerja dulu. Kamu temani Zola. Kalau dia bangun, dia boleh sarapan.”Boris menganggukkan kepala. Guntur pun pergi. Beberapa menit kemudian, Zola membuka matanya dan mendapati dirinya sedang berada di rumah sakit. Dia spontan mengangkat tangannya dan memegang perutnya. Setelah merasakan perutnya yang buncit, dia baru merasa lega.Zola ingat Jeni mengantarnya ke rumah sakit dan dia diperiksa oleh dokter. Namun saat itu, dia benar-benar sudah terlalu lelah. Dokter juga memberinya obat yang boleh diminum ibu hamil. Jadi dia tidur sampai sekarang baru bangun.Zola bangun dan duduk. Begitu duduk, di

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 654

    Boris punya kebiasaan marah ketika dibangunkan dari tidurnya, apalagi kalau dibangunkan secara tiba-tiba. Akan tetapi, sebelum dia bisa melampiaskan kekesalannya, suara yang masuk telinganya langsung membuat matanya terbelalak lebar.“Zola lagi di UGD rumah sakit?” tanya Boris dengan suara serak.“Kamu nggak tahu?”“Kenapa dia ke rumah sakit jam segini?”Boris mengangkat selimutnya dan turun dari tempat tidur. Sambil mengganti pakaian, dia bertanya kepada Guntur dengan wajah serius. Guntur bilang kalau muridnya yang melihat Zola. Zola baring di ranjang pemeriksaan, sepertinya baru selesai diperiksa. Dia masih belum tahu bagaimana situasi jelasnya.Boris tidak banyak bicara. Setelah menjawab singkat, dia langsung menutup telepon. Wajah tampannya tampak tegang. Rahangnya mengeras sampai seolah-olah bisa hancur kapan saja. Dia bahkan tidak sempat memakai sepatu lagi. Dia langsung mengambil kunci dan keluar.Boris mengebut sepanjang jalan. Dia mencoba menghubungi ponsel Zola, tapi Zola tid

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 653

    Manusia sangat mudah membiasakan diri. Begitu sudah terbiasa, manusia bisa saja melupakan semua hal negatif yang pernah dialaminya sebelumnya.“Apakah aku sudah kehilangan diriku sendiri?” tanya Zola kepada Jeni.Jeni memikirkannya dengan serius. “Sayang, kalau kamu sudah mempertanyakan apakah kamu sudah kehilangan dirimu sendiri, menurutku kamu benar-benar perlu merenungkan diri dulu.”Karena kata-kata Jeni barusan, Zola pun jadi berpikir keras. Benar, dia bahkan sudah mempertanyakan dirinya sendiri. Apa yang akan dipikirkan orang lain?Zola bangun dan duduk di sofa, lalu berkata dengan yakin, “Aku percaya aku masih diriku yang dulu. Aku nggak akan kehilangan diri sendiri demi siapa pun.”“Ini baru betul.”Keduanya saling menatap dan tersenyum. Di malam hari, Zola rela mengeluarkan uang mentraktir Jeni makan mie, sebagai penghargaan kepada Jeni karena telah memberinya pencerahan dan semangat. Saat itu, Jeni merasa sangat kesal. Ingin rasanya memarahi Zola.Zola justru berkata, “Maklum

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status