Pria di seberangnya berkata dengan suara gugup, "Tuan, Wendy dibebaskan dan bisa kembali ke negaranya."Mendengar ini, wajah Jordan langsung menjadi gelap."Bagaimana mungkin? Apa yang terjadi?""Tuan, kita semua ditipu oleh Yuna. Dia datang ke Mandapura secara diam-diam sejak lama untuk mencari bukti kejahatan Grup Adam dan mendapat bukti bahwa mereka membobol data Grup Lasegaf, mencuri teknologi chip dan memproduksi ponsel palsu hingga menyebabkan ledakan.""Dia juga menemukan bukti bahwa Grup Adam menggunakan aliansi bisnis sebagai alasan untuk memperoleh dana dari kelompok lain.""Bukti ini cukup untuk menempatkan Grup Adam ke dalam bahaya. Dia adalah pemimpin industri teknologi di Mandapura dan tingkat nasional nggak akan membiarkan dia mendapat masalah, sehingga tuduhan terhadap Wendy dibatalkan."Mendengar ini, Jordan sangat marah hingga memegangi sandaran tangan kursi rodanya.Raut wajah menyeramkan menjadi semakin jelas."Yuna, bermainlah denganku dan aku akan membuatmu mati m
Mengenai hubungan percintaan, itu sudah menjadi masa lalu. Sekarang hubungan kami cuma sebatas rekan bisnis. Hari ini cukup sampai di sini, terima kasih atas perhatian kalian."Selesai berbicara, dia pun berjalan melewati kerumunan.Topik pembicaraan yang dibahas kali ini sangat menarik, bagaimana mungkin para wartawan itu melewatkannya begitu saja?Mereka memegang mikrofon dan terus bertanya.Pada saat ini, seorang laki-laki turun dari sebuah mobil limusin berwarna hitam.Dia membawa sebuket bunga dan memakai kacamata hitam.Laki-laki itu mengenakan jas mewah berwarna abu-abu dan dasi berwarna hitam.Dia melangkah penuh percaya diri ke arah Yuna dengan kaki panjangnya yang ramping.Jeri melewati kerumunan dan memeluk Yuna.Dia menyerahkan sebuket bunga segar pada Yuna sambil tersenyum, kemudian berkata, "Selamat atas keberhasilannya, Pengacara Yuna."Yuna sedikit terkejut, dia tidak mengerti mengapa Jeri bisa berubah begitu cepat.Tadi dia masih duduk di ruang pengadilan, mengapa dia
"Waktu dia mengalami kecelakaan, kebetulan aku ada di sampingnya. Aku yang mengantarnya ke rumah sakit. Meskipun Keluarga Zorion sudah menyiapkan dokter terbaik untuk menanganinya, Jeri tetap tidak sadarkan diri."Itulah alasan yang membuat Pak Timothy memintaku untuk menyamar menjadi Jeri. Selain karena aku bisa membantunya menyelidiki kasus, aku juga bisa melakukan serangan balik.Dalam waktu dua tahun, aku terus melakukan penyelidikan dan mempelajari perilaku Jeri.Akhirnya aku berhasil menyamar menjadi Jeri dengan sempurna seperti sekarang sampai kamu nggak bisa membedakan mana Jeri yang asli."Yuna tiba-tiba teringat sesuatu setelah mendengar perkataan Jeri.Dia menatap Jeri dengan tidak percaya dan berkata, "Jadi, Yuaris mengatakan kalau kamu bisa berubah wajah karena dia tahu sejak awal kalau kamu adalah Wano?""Benar, dia sangat pintar. Aku juga nggak tahu bagaimana dia bisa mengetahuinya, sepertinya dia mirip denganmu."Tatapan Yuna terlihat sedih, dia berkata, "Aku bukan ibu
Saat memikirkan hal ini, Nuria seketika membelalakkan matanya."Nggak mungkin, ini nggak mungkin," batinnya dalam hati berulang kali.Grace berjalan ke depan Nuria dengan perlahan, tatapannya yang dingin seolah menyindirnya."Apa kamu tahu, waktu ibuku berpacaran dengan anakmu, ibuku sudah terkenal sebagai dokter hebat dengan tarif miliaran rupiah. Mana mungkin ibuku memandang orang-orang dari Keluarga Qalif yang berengsek itu!"Mendengar hal itu, Nuria menatap Grace dengan tidak percaya.Dua puluh tahun lalu, Keluarga Qalif adalah keluarga terpandang.Oleh karena itu Nuria berusaha memisahkan Yudha dan Sofie dan berniat menjodohkannya dengan putri dari keluarga kaya.Setelah itu, Yudha marah pada Nuria dan pergi ke bar untuk melampiaskan kekesalannya. Yudha pun mabuk dan meniduri Yuli Wijaya sampai akhirnya wanita itu hamil.Pada waktu itu, Keluarga Wijaya juga termasuk salah satu keluarga terpandang, dia pun memaksa Yudha untuk menikah dengan Yuli dengan alasan kehamilan.Kalau saja
Suara Yudha sangat pelan, pelafalannya juga tidak terlalu jelas.Tapi Sofie masih bisa mendengar kata maaf yang seharusnya diucapkan 20 tahun lalu.Dia memejamkan mata karena hatinya terasa sangat sakit.Selama 20 tahun, dia tidak mengerti mengapa Yudha memperlakukannya dengan tidak berperasaan.Yudha membuangnya setelah menidurinya.Ternyata ada orang yang sengaja ingin memisahkan mereka.Ternyata Yudha sudah mengupayakan banyak cara untuk bisa menikahinya.Bahkan berpikir untuk kawin lari dengannya.Rasa benci yang sudah mengendap di dalam hatinya selama 20 tahun lebih, tiba-tiba sirna begitu saja hanya karena satu kata maaf.Sofie mendekati Yudha dengan pelan, dia menatap laki-laki itu dengan berlinang air mata."Yudha, Grace adalah anak kandungmu," ujar Sofie dengan suara serak.Kalimat itu membuat Yudha yang semula memang sudah merasa sangat sakit hati itu merasa semakin tercabik-cabik.Dia menatap Grace.Ada rasa perih yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.Dia mengepalkan
Luka itu bagaikan duri yang siap menusuknya setiap kali tersentuh.Roger menyodorkan tisu untuknya, kemudian dengan tenang berkata, "Maaf, aku nggak bermaksud seperti itu. Jangan menangis lagi, aku nggak pernah menghibur seorang gadis sebelumnya. Tangisanmu sudah membuat hatiku kacau. Aku bahkan nggak bisa membedakan mana pedal gas dan mana pedal rem."Mendengar perkataan itu, Grace menghentikan tangisnya dan melihat ke arah Roger."Kamu kan belum menyalakan mobilnya?""Aku belum menyalakannya karena aku nggak bisa membedakan mana pedal gas dan rem. Apa yang harus aku katakan pada Tante Sofie kalau sampai terjadi sesuatu.""Antarkan aku ke hotel terdekat, beberapa hari ini aku nggak bisa tidur," pinta Grace sambil menghapus air matanya.Roger yang mendengarnya merasa tidak khawatir lagi. Dia pun menyalakan mobilnya dan mengantar Grace ke hotel terdekat.Sementara itu.Di kamar pasien Yudha.Setelah Grace pergi, Yudha tidak tahu harus berbuat apa.Ada rasa sedih dan sakit hati yang terp
Mendengar hal itu, Yuna mencoba menahan emosinya dan mendorong Jeri.Dia menghapus air matanya dan berkata, "Kamu mau tinggal bersamaku sebagai siapa? Jeri atau Wano? Sebagai pasangan palsu atau sebagai mantan suami? Kamu kira aku akan setuju?"Jeri tahu Yuna akan mengatakan hal itu, ada kesedihan yang terlihat di matanya.Dia mengusap daun telinga Yuna dan dengan lembut berkata, "Yuna, aku mendapat kabar dari psikiater yang kita temui di Mandapura, dia bilang kalau depresimu sudah sangat parah."Aku adalah dalang dibalik penderitaanmu, aku sudah membuatmu menderita, aku ingin selalu berada di sisimu untuk menebus kesalahanku."Yuna tersenyum pahit, dia berkata, "Apa psikiater itu nggak bilang kalau masih ada hal lain yang membuatku depresi?"Tatapan Jeri terlihat suram, suaranya juga menjadi sedikit serak."Aku tahu kamu nggak bisa melupakan anak kita. Masalah ini belum bisa aku tebus sepenuhnya. Tapi aku ingin menunggu sampai masalah ini selesai, aku yakin semuanya akan kembali seper
Setelah menutup telepon, Jeri pun mendekati Yuna dan memeluknya."Yuna, aku sudah mengundang beberapa dokter ahli. Jangan khawatir, duduk dan istirahatlah.""Nggak mau, aku mau menunggu di sini.""Oke, aku akan menemanimu."Beberapa menit kemudian, mereka melihat beberapa dokter turun dari tangga.Salah satunya adalah Yanuar.Dia berjalan ke depan kerumunan dengan cepat dan merasa sedih saat melihat Yuna yang sedang menangis pilu.Dia mengepalkan tangannya erat.Laki-laki itu berjalan cepat ke arah Yuna dan bertanya, "Yuna, bagaimana keadaan Zanny?"Yuna menangis sambil menggelengkan kepalanya, dia berkata, "Aku juga nggak tahu, seluruh tubuhnya berlumuran darah, kepalanya juga mengeluarkan banyak darah. Yanuar, kamu harus menolongnya."Wajah Yanuar seketika memucat, suaranya juga terdengar putus asa."Kamu tunggu di sini, aku akan ke dalam dan melihat-lihat."Dia segera masuk ke ruang operasi.Saat melihat Zanny yang terbaring lemah di atas kasur, Yanuar merasa hatinya seperti dihanta
Yuna segera mundur setelah Wano menyentuhnya.Dia menatapnya dengan ekspresi datar, lalu berkata, "Pak Wano, kita ini sudah bercerai, tolong jaga sikapmu. Saat ini aku sudah mempunyai pacar."Setelah mendengar perkataan Yuna, Wano merasa lega.Dia langsung tertawa dan berkata, "Beri aku waktu 20 menit."Selesai berbicara, dia berbalik badan dan pergi.Dari perkataan Yuna, Wano tahu bahwa wanita itu sedang memberi peringatan padanya agar tidak terlalu menampakkan kemesraan di tempat umum.Jika tidak, semuanya akan terungkap dan rencana mereka akan sia-sia.Tidak disangka ternyata Yuna mengakui Jeri sebagai pacarnya. Itu artinya Yuna sudah memaafkannya.Setelah memahami maksud dari perkataan Yuna, Wano pun pergi dan berjalan masuk ke mobilnya, kemudian menekan pedal gasnya dengan bersemangat.Dia pun kembali ke kompleks apartemen elit miliknya yang berlokasi di tengah kota.Apartemen di daerah itu dibangun dengan tinggi, luas masing-masing apartemen yang disewakan bisa mencapai 400 meter
Ternyata itu karena Yuaris sudah mengetahuinya sejak awal.Anak itu bahkan terus merahasiakannya.Dia hanya seorang anak kecil yang baru berusia dua tahun.Tapi dia harus menanggung beban seberat ini.Memikirkan hal itu, hati Yuna terasa semakin sakit.Dia memeluk kepala Yuaris dan menciumi wajahnya berkali-kali.Suaranya tersendat karena menangis. Dia berkata, "Sayang, Ibu yang seharusnya meminta maaf padamu. Ibu sudah lalai dan membiarkan ayahmu menipu Ibu selama dua tahun. Selama itu Ibu nggak memenuhi tanggung jawab sebagai seorang ibu. Ibu benar-benar sangat sedih."Yuaris juga menangis saat melihat Yuna menangis.Tangan kecil Yuaris menepuk kepala Yuna dengan pelan dan berkata, "Ibu, jangan menangis. Aku juga jadi ingin menangis kalau melihat Ibu sedih."Saat melihat anak dan ibu itu berpelukan dengan sedih, Maggie akhirnya tidak bisa menahan perasaannya lagi.Dia berjalan mendekati Yuna dan menepuk-nepuk punggungnya, lalu berkata, "Yuna, luka Yuaris belum pulih. Setelah efek biu
Air mata yang asin dan bercampur rasa darah memenuhi mulut Yuna.Dia tidak bisa melupakan rasa sakit di hatinya saat dirinya kehilangan bayinya dua tahun lalu. Dia tidak akan pernah bisa melupakan rasa kecewa saat melihat mayat bayinya.Hampir setiap malam dia memimpikan hal yang sama selama dua tahun.Dia bermimpi anak yang sudah meninggal itu memanggilnya dengan sebutan ibu.Keesokan pagi setiap terbangun dari tidur, bantalnya selalu basah.Rasa rindu yang terus terulang setiap hari dan rasa sakitnya yang semakin bertambah itu menyebabkan depresinya kambuh.Ternyata semuanya palsu.Selama ini ternyata bayi yang dikira sudah tiada itu selalu berada di sampingnya.Yuna tidak hanya tidak memberinya ASI secara eksklusif, tapi juga merasa gagal memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang ibu.Dia dengan bodohnya juga mengira bahwa Yuaris menyukainya hanya karena keakraban mereka.Ternyata itu adalah ikatan batin antara ibu dan anak.Betapa bodohnya Yuna yang selama ini tidak menyadari ikat
Terlebih lagi, pada saat itu, dia juga melihat bahwa jenazah bayinya memang sekecil itu.Yuna terus merasa ada yang tidak beres selama dua tahun terakhir.Mengapa saat pemeriksaan kehamilan dokter mengatakan bahwa ukuran tubuh bayi Yuna normal?Mengapa bayinya ternyata berukuran kecil ketika lahir?Ternyata, bayi yang dia lihat saat itu bukanlah anaknya.Namun, dia adalah anak dengan penyakit jantung yang ada dalam perut Maggie.Selain itu, Wano sengaja membuat bayinya diasuh oleh Maggie.Untuk menghindari perhatian orang-orang jahat.Jadi, Yuaris adalah bayinya.Itu sebabnya golongan darahnya sama dengan Yuaris, yaitu Rh-negatif.Yuna tak bisa menahan air matanya lagi saat menyadari semua ini.Melihat ekspresi panik dan kebingungan Maggie, membuat air mata Yuna tak bisa berhenti mengalir.Dia menahan semua rasa sakit dan kepiluan dalam hatinya.Dia melihat Maggie dan Xena seraya berkata, "Kak Maggie, Kak Xena, terima kasih."Dengan kalimat sederhana itu, mereka semua langsung memahami
Mendengar ucapannya, raut wajah Maggie seketika berubah. Dia pun buru-buru menarik lengan Yuna seraya berkata, "Kamu nggak boleh melakukannya."Saking cemasnya, perkataannya terdengar melengking.Yuna memandangnya dengan kebingungan, "Kenapa nggak boleh? Kita ini saudara dan Yuaris itu anakmu. Aku bisa saja mendonorkan darah dalam situasi medis yang darurat begini."Mendengar perkataan Yuna, sang dokter pun berkata, "Kalau memang begitu, ini bisa jadi tindakan darurat. Dengan begitu, anak itu nggak perlu menunggu terlalu lama dan ini bisa meringankan rasa sakitnya.""Itu juga nggak boleh. Pokoknya kalau aku bilang nggak bisa, berarti nggak bisa. Dia anakku, aku nggak mau ada kesalahan terjadi padanya. Bagaimana kalau tubuhnya menolak? Yuaris masih sangat kecil."Yuna merasa bingung dan tak mengerti dengan keanehan pemikiran Maggie.Maggie biasanya bukan orang yang seperti ini.Dia juga begitu menyayangi Yuaris.Bahkan, dokter pun menyatakan kalau hal itu diperbolehkan, lantas mengapa d
Yuaris mengangguk berkali-kali.Melihat bayangan mereka yang pergi, membuat mata besarnya terus bergerak.Bagaimana caranya agar sang tante tidak mengetahui kebenarannya?Dokter Sari bersiap untuk memeriksa Yacob.Tiba-tiba saja dia bertanya, "Pengacara Yuna, apa kamu yakin ini anaknya? Bukan yang di luar sana?"Yuna sedikit kebingungan, "Kenapa? Ada yang salah?""Anak ini nggak punya bekas luka sedikit pun, jadi dia nggak pernah menjalani operasi."Hati Yuna agak berdesir ketika mendengarkan kata-kata itu, "Mungkinkah kakakku takut anak itu punya bekas luka, jadi dia melakukan operasi penghilang bekas luka?"Sari memeriksa tubuh Yacob dengan alatnya dan berkata, "Aku bisa memastikan kalau anak ini nggak punya penyakit jantung dan belum pernah melakukan operasi apa pun. Mereka berdua kembar, jangan-jangan kamu salah orang.""Nggak mungkin, mereka berdua bukan kembar identik, jadi sudah berbeda sejak kecil. Mana mungkin aku nggak mengenali mereka.""Kalau begitu, ini aneh. Anak itu sebe
Pada saat ini, ponsel Zanny berdering.Dia melihat layar ponselnya dan menerima telepon dari Yuna."Yuna.""Zanny, apa kamu sudah mendapatkan buktinya?""Sudah, aku akan segera mengirimkannya padamu.""Oke, serahkan semua urusan ini padaku."Mereka berdua mengobrol sebentar sebelum Yuna mengakhiri percakapan mereka.Yuna menatap dua bocah di depannya dan berkata, "Tante mau pergi kerja, kalian bermain saja dulu dengan pelayan dan Kakek. Sebentar lagi Nenek cantik akan tiba. Main yang tenang dan jangan lari-lari, mengerti?"Yuaris dan Yacob mengangguk berkali-kali, lalu berkata, "Kami mengerti, Tante bisa berangkat kerja dengan tenang."Yuna mengatakan sesuatu pada pelayan sebelum akhirnya pergi dengan mengendarai mobilnya.Hari ini dia akan pergi ke pengadilan untuk mengurus perceraian kliennya yang merupakan seorang dokter anak.Suami klien itu berselingkuh dan diam-diam memindahkan harta bersama yang sudah mereka kumpulkan.Demi mendapatkan hak asuh anak, mereka bertengkar dengan sen
Setelah mendengar perkataan Yuna, mata Zanny memancarkan rasa sakit yang tidak terlukiskan.Selama dua tahun, dia mampu menyembunyikan penderitaannya dengan baik.Dia pikir tidak ada orang yang bisa mengetahui pikirannya.Siapa sangka ternyata Yuna bisa menebaknya dengan tepat.Dia meremas jari Yuna dengan pelan dan menggelengkan kepalanya.Hanya dengan satu gerakan, Yuna bisa mengetahui apa yang ingin dikatakan Zanny.Dia segera mengangguk dan berkata, "Jangan khawatir, aku tahu apa yang harus kulakukan."Pada saat ini, Yanuar tiba-tiba mendorong pintu dan masuk.Saat melihat Zanny yang sudah siuman, dia segera berjalan ke samping kasur.Dia menatap Zanny dengan emosi yang tidak bisa digambarkan.Dia dengan suara serak bertanya, "Zanny, bagaimana keadaanmu?"Mata Zanny yang semula berlinang air mata itu langsung terlihat dingin saat melihat Yanuar.Dia menundukkan pandangannya dan melengkungkan sedikit bibirnya.Zanny memang sedang tersenyum, tapi Yanuar merasa bahwa mantan kekasihnya
Saat bisa melihat kembali ekspresi marah Yuna, Wano tersenyum bahagia.Tangannya yang besar membelai telinga Yuna, dia dengan suara rendah berkata, "Ayo umpat aku sekali lagi!""Dasar bajingan tengik!"Yuna mengumpat Wano sekali lagi tanpa ragu.Dia tidak hanya ingin mengumpatnya, tapi juga ingin menggigitnya sekeras mungkin.Jika bukan karena Wano menggoda Yuna seperti siluman rubah, wanita itu tidak harus menunjukkan ekspresi memalukannya di depan Wano.Saat dirinya bisa kembali mendengarkan umpatan yang sudah tidak asing baginya, Wano tertawa dan memeluk wanita itu dengan erat.Wano berbaring di pundak Yuna, ada emosi tak tertahankan yang terdengar dari suaranya.Ada perasaan bersemangat sekaligus kesedihan yang didominasi oleh rasa sakit hati."Akhirnya Yunaku kembali."Yuna yang suka memukul, mengumpat dan memarahinya akhirnya kembali seperti sedia kala.Tangan besar Wano membelai kepala Yuna dengan lembut, dia sekali lagi berkata dengan suara lembut. "Untuk seterusnya, kamu seper