Beranda / Pernikahan / Jeratan Cinta Mantan / Bab 23 - Pengkhianat

Share

Bab 23 - Pengkhianat

Penulis: Olivia Yoyet
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-03 10:35:59

23

Sebuah mobil sedan melaju menuju jalan Soekarno-Hatta. Pengemudinya benar-benar tidak sabar untuk bisa segera tiba di kediamannya.

Dalam benaknya penuh berbagai pertanyaan yang kian lama kian menggundahkan hati. Perempuan berambut panjang mengatur napas agar tidak emosi saat bertemu suaminya, yang belasan menit lalu menelepon dan mengatakan telah berada di rumah.

Jalan raya yang padat menyebabkan laju mobil terhambat. Sitha menggerutu sambil berpikir hendak mencari jalur alternatif. Namun, hal itu tidak jadi dilaksanakan karena nantinya harus memutar dan tentu saja akan menambah panjang waktu perjalanan.

Jantung Sitha berdegup kencang kala melihat mobil suaminya sudah terparkir di pekarangan. Suasana sekitar sangat sepi. Sitha mengecek pergelangan tangan dan baru menyadari bila anak-anaknya belum pulang sekolah. Dia memarkirkan mobil di belakang mobil MPV putih, kemudian turun dan tidak lupa menutup serta mengunci pintu kendaraan.

Sitha mengayunkan tungkai dengan tergesa-gesa.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mispri Yani
ya ampuun gara gara si uler keket bikin hancur aja keharmonisan keluarga orang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jeratan Cinta Mantan    Bab 24 - Hasrat

    24Acara santap siang berlangsung dalam keheningan. Hanya denting peralatan makan yang terdengar. Selebihnya sunyi karena sepasang manusia memilih untuk diam dan menikmati hidangan tanpa bersuara. Emris yang terlebih dahulu selesai, mengatur sendok dan garpu di piring yang sudah licin. Dia mengambil gelas berisi air bening, kemudian meneguknya hingga tersisa separuh. Lelaki yang mengenakan t-shirt abu-abu mengamati perempuan berparas ayu di kursi seberang. Emris berdoa dalam hati agar Sitha mau memberikan ampunan untuknya dan hubungan mereka bisa kembali mesra. Perempuan berbaju hijau muda tahu bila dirinya tengah diperhatikan. Namun, Sitha mengabaikan tatapan penuh harap lelaki berkulit kecokelatan yang sebenarnya masih disayanginya. Sitha mengalihkan pandangan ke kiri dan berpura-pura menikmati keindahan alam resor. Kontur tanah yang berundak-undak dimanfaatkan pihak pengelola sebaik mungkin, hingga tidak ada titik yang kosong. Resor juga memiliki kids play ground yang tingkat k

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Jeratan Cinta Mantan    Bab 25 - Egois

    25Sepasang manusia berbaring di ranjang sambil bergenggaman tangan. Sisa-sisa kemesraan yang baru usai belasan menit lalu masih terasa. Kerinduan tidak menyatu selama seminggu lebih, menjadikan keduanya mengulangi aktivitas menyenangkan hingga dua kali, dengan hasrat yang menggebu-gebu. Perempuan berambut panjang memutar badan sambil mengeluh bagian bawah tubuhnya sedikit nyeri. Lelaki yang masih belum mengenakan pakaian, merangkul pinggang istrinya dan menggeser tubuh untuk merapatkan diri dengan pasangan. "Ma," panggil Fathur. "Hmm." "Kapan kira-kira kita mau nambah anak?""Aduh! Anak kita udah tiga. Mama nggak mau nambah lagi." "Tapi Ayah pengen punya anak kita berdua. Satu aja, nggak apa-apa." "Nggak mau. Harus mikirin biaya sekolah dan lainnya sudah bikin pusing." "Itu tanggung jawab Ayah. Mama fokus ngurus anak-anak aja." "Mama harus bertanggung jawab pada Inggrid dan Gyan. Mereka anak bawaan, jadi Ayah nggak punya kewajiban buat membiayai mereka." "Kok, gitu?" "Itu a

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Jeratan Cinta Mantan    Bab 26 ' Benci

    26Seunit mobil SUV hitam berhenti di depan bangunan dua lantai di kawasan Buah Batu. Penumpangnya turun sambil membawa koper dan tas travel biru. Dia memandangi gedung seraya mengulum senyum membayangkan reaksi sang istri. Lelaki berlesung pipi sengaja tidak memberitahukan kepulangannya pada Sitha karena ingin memberikan kejutan. Pria berkemeja putih pas badan, mengayunkan tungkai menuju pintu depan kantor istrinya. Seusai mendorong pintu, Emris mengucapkan salam yang dibalas hal serupa oleh rekan-rekan kerja Sitha. Lelaki berambut tebal menyalami mereka, sebelum meneruskan langkah ke ruang kerja sang istri yang berada di lantai dua. Ketukan di pintu menyebabkan Sitha menengadah. Kala pintu terbuka, perempuan bermata besar spontan memekik kegirangan, karena senang melihat suaminya datang. Sitha berdiri dan menyambangi Emris untuk menyalaminya dengan takzim. Dia tersenyum saat lelaki tersebut mendekapnya erat dan beberapa kali menciumi puncak kepalanya. "Ayah nggak bilang mau pula

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Jeratan Cinta Mantan    Bab 27 - Anak Riadi?

    27Waktu terus bergulir. Kehidupan rumah tangga Emris dan Sitha kian solid serta harmonis. Bersama dua pengasuh, mereka bahu-membahu merawat ketiga buah hati yang kian membesar. Terutama Kayden yang pertumbuhannya sangat pesat hingga makin lucu dan menggemaskan. Pagi itu, tepat di hari lahir Kayden yang pertama. Emris mengajak keluarga kecilnya mengunjungi makam Junita, Ibu kandung bocah lelaki berkaus biru gambar pesawat. Mereka duduk di pinggir makam dan sama-sama menunduk untuk membacakan doa buat almarhumah. Sitha membersihkan sekitar makam menggunakan lap dan air. Kemudian dia memandangi nisan sambil bermonolog dalam hati. Sitha mengucapkan terima kasih pada Junita yang telah bertarung nyawa melahirkan putranya. Selain itu dia juga berdoa agar semua dosa almarhumah diampuni dan amalannya diterima Yang Maha Kuasa. Kendatipun tidak terlalu mengingat sosok Junita, tetapi Sitha mengenang perempuan yang saat menjadi pengantin tampak begitu cantik dan memesona. Hal itu diketahuinya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Jeratan Cinta Mantan    Bab 28 - Tes DNA

    28Riadi turun dari mobilnya yang diparkir di depan rumah indekost. Dia menjadi penghuni di tempat itu selama beberapa bulan terakhir. Hidup sendiri membuatnya enggan tinggal di apartemen ataupun rumah. Riadi lebih suka tinggal di indekos mahal dengan fasilitas lengkap. Lelaki berkemeja hijau lumut mengayunkan tungkai memasuki lobi. Dia membalas sapaan resepsionis alias pengelola bangunan dua lantai. Alis Riadi bertaut ketika pria bertubuh kecil tersebut mengatakan ada orang yang mencarinya, dan tengah menunggu di halaman belakang bangunan. Riadi melangkah cepat karena penasaran dengan sosok sang tamu. Dia tiba di teras luas yang juga berfungsi sebagai kantin para penghuni, kemudian mengedarkan pandangan ke sekeliling. Seorang perempuan bergaun putih tengah duduk membelakangi Riadi, tepat di depan kolam renang berukuran sedang yang dikhususkan buat penghuni. "An, ngapain kamu di sini?" tanya Riadi setelah menghampiri sang tamu. Anika berdiri sambil mengulaskan senyuman. "Aku nun

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Jeratan Cinta Mantan    Bab 29 - Karma

    29Jalinan waktu terus bergulir. Siang itu, Sitha mengunjungi dokter spesialis kandungan, yang dulu merawatnya saat hamil Inggrid dan Gyan. Sitha sudah memutuskan untuk melepas IUD. Sebab beberapa hari ke depan adalah hari ulang tahun Emris, Sitha ingin memberikan apa yang sudah berulang kali diminta suaminya. Sitha sudah memikirkan hal itu matang-matang. Dia mempertimbangkan usianya. Jika menunda terlalu lama, mungkin nanti Sitha akan kerepotan sendiri. Perempuan bermata besar sudah membaca banyak artikel, tentang usia ideal saat hamil. Selain itu, dia juga tidak yakin akan panjang umur dan bisa melihat anak-anaknya dewasa. Sebab itu, Sitha memutuskan untuk bersedia hamil kembali. Puluhan menit berlalu, Sitha tengah duduk di kursi tunggu depan apotek. Dia sedang menunggu obat dan vitamin yang diresepkan dokter, yang sedang disiapkan apoteker. Sesosok perempuan berperut buncit melintas dengan pelan. Dia memegangi pinggang sembari mengedarkan pandangan, untuk mencari tempat duduk.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Jeratan Cinta Mantan    Bab 30 - Balas Dendam

    30Emris memukul kemudi berulang kali. Dia kesal, karena tidak menemukan mobil pelaku. Padahal Emris sudah memacu kencang mobilnya hingga ke dekat gerbang depan perumahan. Emris sudah melaporkan peristiwa itu pada ketua sekuriti, yang segera memerintahkan anak buahnya menyisiri area kompleks. Sebab pintu gerbang dijaga ketat dan tidak ada seorang penjaga pun yang melihat mobil sedan keluar, sang ketua satpam meyakini jika pelaku masih berada di dalam kawasan. Tidak berselang lama, Jauhari dan Yusuf tiba di dekat pos penjaga. Mereka mendengarkan penjelasan Emris dan ketua satpam, kemudian mereka mendekati mobil Emris untuk memotret dan memvideokan kondisi kendaraan itu. "Bapak mau melaporkan ini ke kantor polisi?" tanya Jauhari, pengawas 2, pengawal PBK dan sekuriti PB area Bandung. "Enggak. Percuma juga melapor. Mereka tetap minta uang dengan berbagai alasan," jelas Emris. "Jadi, mau menyelidiki sendiri?" sela Yusuf, pengawas 1 area Bandung. "Ya." Emris memindai sekitar, kemudi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Jeratan Cinta Mantan    Bab 31 - Pembunuh Berdarah Dingin

    31Grup Tim 4 PC Andri : @Kang Emris, sudah ada titik terang? Emris : Ari sama Yusuf lagi ngecek ke rumah depan, @Andri. Mereka mau minta izin lihat rekaman CCTV. Samudera Harjasa : @Akang Emris juga harus pasang CCTV Emris : Ya. Aku sudah minta tolong sama Ari buat beli itu. Delmar Benedicto : Jangan cuma di depan rumah saja. Tapi, di semua ruangan. Terutama kamar utama. Aaron Jayanegara : @Babang Delmar, kumat!Fathan Hartadi : @Bro Delmar, mesum!Alvarendra Rasendriya : Aku lagi makan, langsung keselek. Henley HKB : Aku lagi rapat, langsung ngakak. Lalu didelik Pak Bryan. Bhagawanta Lakeswara : Muncul aja bule Spanyol, chat jadi kacau. Zavian Brijaya : Bro @Delmar. Tolonglah. Aku lagi siap-siap presentasi. Jadi hilang konsentrasi. Andri : Aku ngikik, dipandangi Pak Sultan. Delmar : Apa kabar, Ayah mertuaku itu, @Bang Andri? Andri : Beliau sangat sehat. Emris : Pak Sultan mertua Delmar? Delmar : Yups. Istriku, May dan Mala. Aaron : Kan! Makin gila!Samudera : Bule e

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11

Bab terbaru

  • Jeratan Cinta Mantan    Bab 40 - Until Jannah

    40Jalinan waktu terus bergulir. Minggu berganti menjadi bulan dengan kecepatan maksimal. Sabtu pagi, kediaman Emris yang sudah disatukan dengan rumah Sitha, dipenuhi banyak orang. Tenda putih campur hijau memenuhi pekarangan kedua bangunan yang menjadi luas, setelah tembok pembatasnya diruntuhkan. Sitha tidak jadi mengontrakkan rumahnya dan menuruti permintaan Emris untuk membongkar sekat antara 2 bangunan. Dengan begitu, ruang tamu dan ruang tengah menjadi lebih luas, dan mampu menampung puluhan orang dalam satu kesempatan. Persatuan istri anggota PC bergotong-royong menjadi panitia khusus bagian prasmanan. Sementara di area jalanan yang juga ditutupi tenda, hampir seratus pria duduk bersila untuk mendengarkan tausiah yang diberikan seorang Ustaz yang cukup terkenal di kota kembang. Emris dan Sitha duduk berdampingan di ruang tamu. Inggrid dan Gyan berada di ruang tengah bersama kedua Nenek dan Kakek. Sedangkan Kayden diungsikan ke lantai atas, karena sejak awal acara pengajian d

  • Jeratan Cinta Mantan    Bab 39

    39Malam itu, Emris tiba di rumah dengan raut wajah tegang. Dia baru mendapat kabar dari Inggrid, jika Sitha tengah sakit. Pria berlesung pipi akhirnya mempercepat kepulangannya dari Yogyakarta yang harusnya 2 hari lagi, menjadi saat itu. Emris memasuki rumah sembari mengucapkan salam. Dia disambut pekikan Kayden yang langsung mengangkat tangan hendak minta digendong. Seusai menciumi pipi putranya, Emris menyalami Inggrid, Gyan dan kedua pengasuh Sang ayah menanyakan kondisi Sitha yang dijelaskan Asmi dengan separuh kebenaran. Asmi yang sudah mengetahui kondisi Sitha, sengaja merahasiakan hal itu, sesuai dengan permintaan bosnya. Demikian pula dengan Nisa. Dia juga tutup mulut dan hanya tersenyum-senyum ketika Emris meletakkan Kayden ke sofa, lalu bergegas menaiki tangga untuk menuju kamar tidur utama. "Ma," panggil Emris, sesaat setelah menutup pintu kamar. Sitha yang tengah duduk menyandar ke tumpukan bantal, sontak membulatkan mata menyaksikan suaminya telah tiba. "Loh, kok, A

  • Jeratan Cinta Mantan    Bab 38

    38"Aku merinding," tutur Emris, sesaat setelah menonton video dari laptop milik Izra, yang menayangkan video kejadian kemarin malam di rumah Linda."Aku juga. Nyaris ngompol," keluh Riaz yang langsung diteriaki rekan-rekannya. "Bang, jadi ada berapa jin yang dipanggil?" tanya Fazwan. "Tiga. Ludwig, Haghen dan Rima," jelas Zein. "Mereka dari satu lokasi?" "Enggak. Dua tentara Belanda itu dari Sukabumi. Mess tempat aku kerja, dulu. Kalau Rima, dari Bandung sini. Tempat kos pertama, setelah aku mulai kerja." "Bentuk Rima, kayak gimana?" "Perempuan pakai gaun pengantin. Dia ditusuk laki-laki yang marah karena dia nikah sama tunangannya.""Maksudnya, Rima mendua?" Zein menggeleng. "Dia sudah tunangan sama Irwan selama setahun, lalu dia kenal Eric yang ternyata jadi suka sama dia. Rima sebetulnya sudah bilang ke Eric kalau dia mau nikah, tapi cowok itu ngotot mepet." "Pernikahan Rima sama Irwan akhirnya dimajukan dan dilakukan di tempat tersembunyi. Tapi, nggak tahu gimana caranya

  • Jeratan Cinta Mantan    Bab 37

    37Suasana gelap menyambut kedatangan Linda di rumahnya. Perempuan bersweter biru memasuki bangunan dari pintu depan, lalu dia menyalakan lampu teras dan carport, sebelum jalan ke toilet. Perutnya masih terasa tidak nyaman, meskipun sudah diobati sang guru. Linda menuntaskan hajat, kemudian membuka pakaiannya dan mandi sebersih mungkin. Jerawat yang muncul di wajah dan leher sudah berkurang. Namun, nyerinya masih terasa, terutama di jerawat terbesar yang berada di bawah rahang kiri. Sekian menit berlalu, Linda telah berada di kamarnya. Tidak ada lampu lain yang dinyalakan, kecuali yang di depan dan di toilet. Linda menjalankan arahan gurunya, supaya perlindungan magis bisa dimaksimalkan.Malam kian larut. Linda tidur sambil mengenakan pakaian lengkap. Hal itu dilakukannya supaya bisa langsung melaksanakan aksi lanjutannya beberapa jam lagi. Suasana hening di sekitar kediaman Linda, nyaris tidak terganggu dengan kehadiran lima orang pria berpakaian serba hitam. Mereka memakai topi

  • Jeratan Cinta Mantan    Bab 36

    36Izra tiba di kediaman Emris, saat matahari sudah hampir mencapai puncak kepala. Dia langsung ditanyai sang pemilik rumah dan keempat pengawal. "Rumah dukunnya sudah kufoto dan dikirim ke Bang Zein yang lagi di tempat guru," jelas Izra. "Semoga bisa segera dihancurkan semua teluh mereka. Pusing aku. Kerja juga jadi nggak tenang," cakap Emris. "Ya, Pak. Kami paham. Terutama, ngeri jika serangan itu kena ke anak-anak." "Ehm, Iz, aku penasaran. Apa reaksinya saat lihat teluh kirimannya dikembalikan ke mobil, ya?" "Ah, ya! Aku lupa ngambil kamera yang kuselipin di dekat pot bunga." Izra berdiri, kemudian dia mengalihkan pandangan ke Fazwan. "Antar aku ke sana pakai motor, Wan. Kalau pakai mobil, susah mutarnya. Jalan di sana kecil," bebernya. Tanpa menyahut, Fazwan langsung berdiri dan jalan keluar. Tidak berselang lama terdengar bunyi motor menjauh. Riaz mengambil ponselnya dari meja dan menghubungi Abang angkatnya untuk melaporkan situasi. Wirya memberikan instruksi lanjutan, y

  • Jeratan Cinta Mantan    Bab 35

    35Waktu terus merambat naik. Beberapa menit sebelum hari berganti, seunit mobil melintas di jalan blok kediaman Emris. Pengemudi tidak menyalakan lampu dan hanya mengandalkan penerangan dari lampu jalan, serta cahaya dari teras ataupun carport setiap rumah. Mobil sedan itu tidak berhenti di depan rumah Emris. Pengemudinya berbelok ke kanan, lalu terus melajukan kendaraan ke blok D. Dia sedang mengintai situasi untuk memastikan informasi dari orang yang dibayarnya tadi sore. Tidak berselang lama mobil itu kembali melewati blok C. Beberapa meter sebelum rumah Emris, sopir menghentikan kendaraan dan mematikan mesin. Dia mengecek penampilan di cermin, kemudian dia keluar sambil membawa bungkus plastik hitam, dan jalan cepat menuju kediaman Emris. Tiba di sudut kiri pagar rumah, orang yang mengenakan tutup kepala itu melemparkan bungkusan ke halaman. Saat benda itu pecah, bau busuk seketika menguar. Orang itu berbalik dan lari hingga tiba di dekat mobil. Dia memasuki kendaraan dan men

  • Jeratan Cinta Mantan    Bab 34

    34Jalinan waktu terus bergulir. Emris dan Sitha menjalankan aktivitas seperti biasa. Meskipun mereka masih was-was akan ada serangan lanjutan, tetapi keduanya tetap berusaha tenang. Jumat pagi, Emris berpamitan pada istrinya untuk berangkat ke Jakarta demi mengikuti rapat bersama anggota PC. Padahal sebetulnya itu cuma trik untuk memancing pelaku pengerusakan mobil Emris tempo hari. Pria berlesung pipi pergi ke kantor dan melalukan tugasnya sebagai direktur utama. Sekali-sekali Emris akan mengecek layar tabletnya yang terhubung dengan kamera tersembunyi di pohon jambu air, yang berada di rumah sebelah kiri. Dia mengamati depan rumah, ketika seunit motor berhenti dan penumpangnya turun. Emris menghela napas lega, saat sang tamu membuka helm dan ternyata itu adalah Bilal. Sitha yang sedang bermain dengan Kayden di ruang tengah, meminta Nisa mengecek ke depan. Sitha menggendong putranya untuk mengintip dari balik jendela, kemudian dia membuka pintu dan mengajak para tamu masuk. "S

  • Jeratan Cinta Mantan    Bab 33 - Lawan Aku Kalau Berani

    33Emris memukul kemudi sambil mengumpat. Sudah hampir 30 menit dia dan kedua pengawal mengitari area cluster yang ditempati. Namun, mobil sedan itu seakan-akan lenyap ditelan bumi. Yusuf yang berada di samping sopir, masih memindai sekitar. Dia penasaran bagaimana caranya kendaraan sebesar itu menghilang dalam waktu singkat. Padahal Emris telah mengebut saat mengejar pengemudi sedan. Jauhari yang duduk di kursi tengah, sedang berbincang dengan seseorang yang ditebak Emris sebagai Wirya. Tidak berselang lama, Jauhari menerangkan arahan sang bos yang akhirnya diikuti Emris. Setibanya di rumah, Emris bingung ketika Yusuf memindahkan mobil operasional ke garasi rumahnya di sebelah kiri. Emris hendak bertanya, tetapi diurungkan karena 2 pengawal itu sedang berdiskusi. "Bapak, silakan istirahat," tukas Yusuf sembari mendatangi Emris. "Aku mau nunggu di sini. Mungkin aja orang itu datang lagi," tolak Emris. "Kayaknya nggak, Pak. Kupikir dia saat ini lagi deg-degan, karena tadi nyaris

  • Jeratan Cinta Mantan    Bab 32 - Kabur

    32Pagi itu, Emris baru tiba di kantor, ketika sekretarisnya menerangkan jika ada tamu yang telah menunggu sejak tadi. Emris bergegas memasuki ruang kerjanya dan seketika terpaku melihat siapa yang telah datang. Sang direktur utama memaksakan senyuman. Emris menutup pintu, kemudian menyambangi tamunya yang tengah duduk di sofa panjang hitam. Dia menyalami pria berkumis tipis, sambil bertanya-tanya dalam hati penyebab lelaki itu berkunjung. "Apa kabar?" tanya Emris sembari duduk di kursi tunggal. "Cukup baik," balas Riadi. "Boleh saya tahu, kenapa Mas datang ke sini?" Riadi mengambil tas kerja dan mengeluarkan lembaran kertas. "Ini, penawaran dari komisaris perusahaan." "Penawaran?" "Ya, silakan dibaca. Semuanya tertera di sana." Emris mengalihkan pandangan pada kertas di tangannya. Pria berkemeja krem membaca semua kalimat panjang dengan teliti. Emris mengerutkan dahi, karena sepenggal kalimat di bagian tengah membuatnya terkejut. "Hmm, jadi ini semacam barter proyek, betul?

DMCA.com Protection Status