Tepat hari ini, sesuai janji Rey pada Suci. Raja Vampire itu membawanya ke sebuah gunung untuk melihat matahari terbit bersama.
Suci yang sejak tiga hari semenjak dia sadar sudah lebih baik, memutuskan pergi bersama suaminya menikmati indahnya ciptaan Yang Empunya Hidup di depan mereka.
Langit jingga diikuti matahari yang perlahan keluar dari persembunyiannya memancarkan cahaya hangat nan menyejukkan.
Rasa hangat itu ikut mengalir memenuhi hati mereka. Suci bersandar dengan nyaman di bahu kekar Rey begitu sinar matahari pagi terasa di kulitnya.
"Indah sekali…," ucap Suci terkesima.
"Kamu menyukainya, My Lady?"
Suci mengangguk. "Sangat, Rey. Aku selalu suka melihat matahari terbit sejak kecil. Dulu aku bahkan pernah membayangkan melihatnya bersama pria yang aku cinta. Aku tidak menyangka hari ini akhirnya aku bisa memenuhi salah satu i
Reykjavik Islandia."Pakai mantelmu My Lady … di sini lebih dingin dari Jerman." Rey merapatkan mantel bulu Suci, memastikan wanitanya selalu hangat di tempat yang benar-benar sangat dingin.Cuaca di sana bisa berada di mines sepuluh dengan tingkat beku yang sangat cepat terjadi.Rey selalu mengingatkan Suci untuk banyak bergerak sementara mereka menunggu sesuatu yang sangat ingin dilihat oleh wanitanya."Apa kita bisa melihat Aurora hari ini, Rey?""Pasti My Lady. Kamu tenang saja, Aurora yang kamu inginkan sebentar lagi akan muncul di atas kita." Rey mendekap tubuh Suci dari belakang dengan tangan mengusap-usap perut rata Suci."Aku sungguh tidak sabar. Aku ingin mengabadikan momen malam ini dengan kamera ponselku." Suci merogoh ponselnya dari saku mantel yang langsung ditahan oleh Rey."Tidak perlu, My Lady. Akan ada
Yogyakarta, Indonesia."Kamu mau pesan apa My Lady?" Suci tampak sibuk membaca buku menu di depannya.Dilahirkan dari wanita berkebangsaan Indonesia, Suci sangat fasih berbahasa. Dia diajarkan bahasa oleh ibunya sejak masih kecil.Susi ingin meski anak perempuannya lahir dan besar di Jerman, dia mau Suci harus bisa berbahasa Indonesia dan tidak melupakan dari mana asal darahnya mengalir.Suci terlihat membaca semua daftar menu yang ada di restoran dengan seksama, terlalu banyak sampai dia bingung harus memesan yang mana."Semua makanan yang ada di menu sepertinya sangat enak, Rey. Aku tidak tahu harus memilih apa."Rey tersenyum, ikut membaca buku menu restoran yang tempatnya cukup kecil namun juga cukup nyaman menurutnya.Hidup selama beratus-ratus tahun, Rey bisa dengan mudah berbicara dan mengerti bahasa yang ad
"Rey…," panggil Suci."Ada apa My Lady?""Aku ingin bertanya sesuatu."Rey mengangguk, memeluk wanitanya dari samping. "Katakan apa yang ingin kamu tanyakan," ucapnya lembut."Orang tuaku, apa selama aku koma mereka pernah datang ke kastil?" tanya Suci penasaran.Rey langsung diam, bingung harus berkata apa. Dia benar-benar lupa tentang kedua mertuanya. Terlalu sibuk memikirkan waktu tenggat yang diberikan King membuat Rey lupa mengatakan bagaimana kondisi pasangan suami istri itu pada Suci."Aku hanya ingin tahu saja apa mereka pernah menghubungimu atau tidak Rey. Aku sedikit khawatir dengan keadaan mereka," sambung Suci terdengar kelu.Rey mengerti dengan perasaan Suci, kesalahannya juga kenapa tidak mengatakan kondisi orang tua Suci sebelumnya padanya."Mereka sebenarnya ada di kastilku My Lady."
Kembali ke kastil Rey setelah menghabiskan waktu dua hari di Negara yang berbeda, Rey mengikuti kemauan istrinya pulang sebelum waktu yang ditentukan.Rencana yang dia susun harus buyar setelah Suci membahas kedua orang tuanya. Rey kini harus memutar otak mencari momen yang pas untuk memberitahukan kesepakatan antara dia dan King, yang tinggal tiga hari lagi."Mereka ada di sini?" tunjuk Suci pada pintu kamar tamu di kastil Rey.Rey mengangguk sembari membuka pintu perlahan. "Iya, kamu bisa masuk memastikannya."Suci berjalan melewati Rey yang mempersilahkan istrinya masuk lebih dulu ke sana.Tiba di dalam kamar dengan lampu tidur yang sengaja dipasang di sudut kamar, Suci mendekati ranjang di mana orang tuanya tengah tertidur pulas.Senyum yang mengembang di wajah mereka menandakan keduanya sedang bermimpi indah saat ini. Suci sontak
"Bagaimana perasaanmu, Sayang? Apa ada yang sakit?" Entah sudah keberapa kalinya Susi menanyakan hal yang itu-itu saja pada anak perempuannya.Suci sudah duduk bersandar di ranjang perawatan, dengan Susi dan Charlie berdiri disamping kanan dan kiri ranjang.Wajah khawatir namun juga lega masih terpancar di wajah keduanya. Meski melihat Suci sudah membuka mata dan dalam keadaan yang baik-baik saja, tapi perasaan khawatir sebagai orang tua akan anak tercintanya masih terus mendera mereka. Charlie bahkan meminta Michael yang ikut berada di sana memeriksa keadaan Suci berulang kali."Aku tidak apa-apa, Mom, Dad. Kalian tidak perlu khawatir. Aku merasa sudah lebih baik dari sebelumnya," sahut Suci berusaha menenangkan orang tuanya."Tapi wajahmu masih pucat Suci. Apa kamu tidak merasa pusing atau berdengung di kepalamu?" tanya wanita paruh baya dengan guratan cemas di wajahnya.
"Bisa kita bicara berdua, Rey?""Tentu, Dad. Ayo ikut aku," ajak Raja Vampire pada ayah mertuanya.Charlie memberi isyarat pada tabib kepercayaan Rey sebelum beranjak meninggalkan pria itu. Michael menatap kepergian mereka dengan hati yang sedikit gelisah.Dia berharap Charlie tidak akan meminta Rajanya berpisah dengan Ratu mereka setelah kejadian ini, mengingat tekanan dari istrinya yang kemarin sempat memarahi Rey.Pria berambut putih dengan kulit tubuhnya yang selalu pucat, membawa Charlie ke ruang pribadinya yang cukup jauh dari tempat mereka bertemu tadi. Berjalan beriringan Rey dan juga Charlie hanya diam dengan pikiran yang sama-sama berkecamuk di dalam sana."Masuklah, Dad." Rey membuka pintu, mempersilahkan Charlie masuk lebih dulu.Charlie mengangguk dan melangkah masuk, duduk di kursi sofa dalam ruang pribadi yang cukup kuno menur
"Kenapa cepat sekali Mommy dan Daddy pulang? Aku baru saja sadar, Mom. Tidak bisakah kalian menunggu sampai satu Minggu kedepan?" pinta Suci menatap bergantian Susi dan juga Charlie.Sehari setelah kedua orang tuanya bangun dari tidur panjang mereka, Charlie meminta Susi pulang bersamanya. Pasangan suami istri itu kini sedang berpamitan pada Suci yang duduk di kursi roda."Mommy juga ingin, Sayang. Tapi Mommy harus menemani Daddy-mu kali ini. Kamu tahu dia harus selalu Mommy temani, kan? Kami akan segera menemuimu kembali begitu semua urusan pekerjaan Daddy selesai," janji Susi pada anak perempuannya.Wajah sedih sama-sama terlihat darinya dan juga Suci. Charlie sedikit tidak tega memisahkan ibu dan anak itu seperti ini. Namun mengingat ada sesuatu yang harus menantunya katakan pada Suci, Charlie memilih jalan begini demi memudahkan Rey menyampaikan hal tersebut."Benar yang dikatakan Mommy-mu, Suci.
"Kamu bilang apa, aku harus menikah dengan pemimpin Kaum Hitam itu?!" pekik Suci terkejut."Kamu tidak waras Rey. Bagaimana mungkin kamu memintaku menikah dengan musuhmu sendiri? Apa kamu sengaja menjualku padanya?!" marah Suci tidak terima.Suasana yang tadinya penuh cinta berubah panas menjadi penuh emosi. Suci terus melontarkan kata-kata penolakan tidak menyetujui kesepakatan antara suaminya dan King."Dengarkan aku dulu, My Lady. Aku tidak pernah menjualmu pada siapapun. Kesepakatan itu terjadi karena aku tidak tahu harus berbuat apalagi demi membuatmu tetap bersamaku. Tolong mengertilah, aku melakukannya untuk kita berdua."Suci berdecih, menepis tangan Rey yang masih menggenggam tangannya. "Kamu benar-benar sudah gila, Rey. Apa hubungannya kesepakatanmu antara pemimpin Kaum Hitam dengan hubungan kita?! Apa kamu pikir aku bodoh?! Koma lama tidak membuat akal pikiranku hilang Rey…!"
Hai … Akhirnya novel kedua author di Platform ini selesai … Setelah hampir sempat terbengkalai dan kadang up karena kesibukan, author bisa menamatkan juga Tuan Vampire kita hari ini … Terima kasih untuk semua pembaca setia Tuan Rey dan Suci yang selalu setia menanti up … Terima kasih juga untuk pembaca yang sudah beli koin dan ngasih Vote untuk pasangan Vampire dan manusia kita, yah … Tidak ada kata-kata yang cukup menggambarkan kebahagiaan serta rasa terima kasih author untuk semua pembaca … Dan seperti pengumuman-pengumuman author sebelumnya, author akan umumkan pemenang Giveaway kita berdasarkan vote atau pemberi GEM 3 terbanyak … Nama-namanya adalah sebagai berikut:: 1. Sari Ariswati dengan jumlah 57 GEM 2. Sheril Warouw dengan jumlah 33 GEM 3. Ziza Ziz S dengan jumlah 30 GEM Untuk para pemenang bisa langsung DM author @adamvanda yah … Bagi pemenang yang tinggal di luar Pulau Jawa, author minta maaf nanti ongkirnya ditanggung pemenang yah … Atau bisa juga japri auth
"Kau apa…!?" "Aku akan mengakhiri kesepakatan kita hari ini." Rey tertegun selama beberapa saat, kaget mendengar pengakuan pemimpin terakhir Kaum Hitam di depannya. Setelah berbicara dengan Suci malam tadi, King pergi menemui Raja Vampire di kastilnya. Kedatangan pria berjambang itu sempat membuat seluruh penjaga kastil heboh termasuk Michael. Pria itu dengan sigap menahan King, menanyakan apa maksud kedatangannya ke sini. Rey yang saat itu tengah berada di kamar beristirahat, langsung keluar begitu mendengar suara keributan dari luar. "Besok kau bisa menjemput wanitamu di kerajaanku. Aku sudah mengatakan padanya dia bisa pergi besok pagi bersamamu." King menyambung ucapannya, berbicara lantang duduk berhadapan dengan Rey. Tidak terlihat keraguan sedikitpun diwajah King, dia sudah siap dan menerima semua takdir cinta bertepuk sebelah tangannya pada Suci. Rey masih diam mencerna perkataan King. Datang ke kastilnya disaat hampir pagi dan mendengar berita tidak terduga ini dari
Pukul delapan malam Suci memberanikan diri mengetuk pintu kamar King yang tepat bersebelahan dengan kamarnya.Dengan rasa gugup dan pikiran yang bersalah, Suci meyakinkan dirinya untuk bertemu dengan King malam ini juga.Entah keberanian dari mana sampai wanita yang hanya memakai gaun tipis dengan jubah panjang yang menutupinya berdiri di depan pintu kayu jati besar yang perlahan terbuka dari dalam.King menampakkan dirinya dengan wajah terkejut. "Nona?" ucapnya kaget.Suci tersenyum tipis dan masuk ke dalam tanpa dipersilahkan oleh King. Pria itu tertegun beberapa saat dan menutup kembali pintu kamarnya perlahan."Apa aku mengganggu malammu?" tanya Suci berdiri membelakangi pria bertubuh kekar itu."Ti-tidak. Aku hanya sedang membaca buku saja," jawab King sedikit gugup.Suci mengedarkan pandangan menatap ke seluruh sudut kamar King yang
"Nona …." King mendekati wanita yang tengah sibuk dengan kegiatannya di taman samping kerajaan Kaum Hitam.Sembari menunggu Rey, suaminya. Suci mengambil beberapa bunga mawar putih dan merah yang sengaja ditanam King di sekitar sana.Selain ingin membuat Suci betah, King ingin wanita itu punya kesibukan di kerajaannya selain duduk berjam-jam bersama Raja Vampire.King tahu Suci pasti akan sangat bahagia jika ada bunga-bunga cantik yang ditanam di tempat itu."Kau … ada apa kau ke sini?" risih Suci.Dia hanya tidak mau Rey salah paham jika melihat King ada di sana bersamanya disaat Rey belum datang."Aku hanya ingin bicara sebentar denganmu," ucap King tanpa basa basi.Suci menghembuskan nafas panjang, beranjak dari dekat taman dan duduk di kursi panjang tempat dia dan Rey biasa menghabiskan waktu bersama. Bunga yang Su
"Bisakah kau jelaskan apa maksud semua ini, Nona?!" Thomas masuk ke dalam kamar istri pemimpinnya setelah Nani lebih dulu masuk ke sana. Maid pribadi Suci hanya tertunduk begitu Suci menatapnya bertanya-tanya melihat Thomas juga ikut masuk bersamanya. "Apa maksudmu menjelaskan semua ini, Thomas?" Suci bangkit dari sofa sudut kamar, mendekati pria dan wanita Kaum Hitam itu. "Ini … aku menemukan ini dari Nina!" Thomas menunjukkan botol kecil berisi cairan berwarna merah yang tinggal sedikit. Suci mengernyit kemudian beralih menatap Nina lagi. Dia mengerti kenapa maid pribadinya hanya tertunduk sejak Nina masuk ke sini. "Tolong jelaskan kenapa Nona meminta Nina memasukkan ini ke dalam ramuan obat Tuan King!" sambung Thomas tidak sabar. Suci terlihat membuang nafas kasar, melewati Thomas dan berhenti di depan jendela kamarnya. "Apa aku perlu menjelaskan kepentingan pribadiku padamu?!" Suci melipat tangan di depan dada. "Meskipun kau Kaum kepercayaan King, bukan berarti kau berhak
"Thomas!""Iya, Tuan?""Aku merasa ada yang tidak beres." King duduk seperti biasa mengamati dari jauh pasangan suami istri yang kemarin sempat bertengkar, kini sudah berbaikan.Rey dan Suci duduk berdekatan di kursi taman samping kerajaan Kaum Hitam dengan kemesraan mereka.Sempat bertengkar malah membuat keduanya semakin mesra satu sama lain. Suci bahkan tidak sungkan lagi mencium pipi dan bibir Rey di sana, tidak peduli ada di mana mereka saat ini."Apa maksud Tuan ada yang tidak beres?" Thomas bertanya."Tubuhku. Ada yang tidak beres dengan tubuhku." Thomas mengernyit, semakin bingung dengan maksud ucapan pemimpinnya."Aku merasa tubuhku semakin sehat sekarang. Kemarin tabib juga berkata demikian. Kondisi tubuhku perlahan membaik, katanya."Thomas diam, mencoba menelaah perkataan King. Dari
"Ini sudah dua hari My Lady. Apa kamu masih tidak ingin menemuiku?" Rey mengetuk pintu kamar Suci dari luar.Wanitanya masih saja tidak mau bertemu dengan Rey setelah pertengkaran mereka waktu itu. Suci sengaja mengunci diri di kamar setiap kali Rey datang menemuinya seperti hari ini."Tolong jangan mengacuhkan aku My Lady. Aku merindukanmu," ucap Rey dengan wajah yang sendu.Suci tidak terdengar menyahutinya dari dalam. Rey semakin sedih dan merasa bersalah. Tidak tahu sampai kapan wanitanya akan mendiamkan dia seperti ini."Mungkin istriku masih marah padamu Tuan Rey." King mendekati Raja Vampire dari arah depan lorong menuju kamar.Pria berjambang itu tampak bahagia melihat Rey terus diacuhkan Suci. Selama mereka bertengkar, King sudah banyak melewati waktu-waktu yang indah bersama Suci.Dengan Suci dan Rey bertengkar seperti ini, intensitas pertemuan kedu
"Kamu masih marah?" Rey diam tidak menjawab.Suci menghembuskan nafas panjang, duduk di samping suaminya. Sejak kemarin Rey tidak mau berbicara dan hanya diam duduk di dekatnya di taman samping kerajaan Kaum Hitam.Mengetahui wanitanya menjaga pemimpin Kaum Hitam semalaman membuat hati Rey kesal. Pria itu sengaja mendiamkan Suci agar bisa memberi peringatan padanya kalau apa yang dilakukan Suci pada King tidak dia suka."Lalu kamu mau aku bagaimana Rey? Apa aku harus membelah tubuhku menjadi dua demi bisa menyenangkan hati kamu dan dia?!" Suara Suci terdengar meninggi seiring rasa putus asanya membujuk pria pucat itu.Bagi Suci, Rey sangat egois dan tidak memikirkan posisinya juga sebagai istri King. Meski tidak pernah menganggap pernikahan mereka ada, namun sebagai wanita manusia yang punya belas kasih, Suci merasa wajib membantu King terlepas dari rasa cinta Kaum Hitam itu padanya.
"Nona … apa yang Nona lakukan?!" pekik wanita maid yang baru saja masuk ke dalam dapur kerajaan."Tidak perlu berteriak begitu, Nina. Suaramu bisa membangunkan satu kerajaan!" Suci terkejut, membuang nafas panjang sebelum melanjutkan apa yang sedang dia lakukan di dalam dapur."Ma-maaf, Nona. Tapi apa yang Nona lakukan? Ini—" "Jangan berkata apa-apa, Nina," potong Suci cepat. "Kau diam saja di sana dan perhatikan apa yang aku lakukan!" Wanita keturunan Kaum Hitam dengan seragam maid putih hitam seketika bungkam menutup mulutnya rapat.Bau amis darah begitu tercium menyengat hampir ke seluruh penjuru dapur. Buru-buru wanita berambut pendek itu menutup semua pintu dan jendela yang ada di sana, takut jika ada Kaum lain yang melihat apa yang terjadi di dalam dapur."Nona seharusnya tidak melakukan ini. Tuan King akan sangat marah jika mengetahui apa yang Nona lakukan." Nina kembali bersuara melihat banyaknya darah yang menetes dari telapak tangan Suci.Suci tengah mengumpulkan darahnya