Seorang pria dengan tubuh penuh luka diseret masuk ke dalam halaman eksekusi. Suci dan Olivia masih tidak menyadari siapa sosok pria tersebut karena tampangnya yang tampak berbeda.
Rey duduk di kursi samping istrinya dengan Michael berdiri di dekat kursi Olivia. Tabib hebat Klan Vampire itu masih khawatir dengan rencana yang diinginkan Rajanya.
Michael merasa Rey terlalu berani dan nekat menunjukkan adegan tidak pantas ini pada dua wanita manusia yang tidak tahu apa-apa itu.
Entah akan seperti apa tanggapan maupun reaksi Suci dan Olivia, setelah mereka mengetahui siapa pria yang tengah diikat di depan sana.
"Apa ini Rey?" Suci bersuara, masih tidak mengerti dengan pertunjukan yang dikatakan suaminya tadi padanya.
"Nikmati saja My Lady, ini adalah tontonan gratis yang menghibur…." Rey tersenyum, menggenggam tangan Suci erat.
Wanita itu kembali men
Vote jangan lupa, yah, guys 🤗 Terima kasih 🌹
"Kamu harus bertanggung jawab untuk ini Rey!" murka Suci menatap tajam suaminya setelah Michael menghilang dari hadapan mereka.Rey bangkit dari kursi, menatap remeh Joseph yang tertunduk di halaman eksekusi."Aku tidak bersalah dalam hal ini My Lady, temanmu harus tahu yang sebenarnya. Cepat atau lambat, identitas kekasihnya yang sebenarnya harus dia tahu! Aku hanya membantu mempercepat waktunya saja."Suci mendengus penuh amarah. Melihat Rey yang tampak santai makin membuat dia kesal. Suci berjalan mendekati Rey yang berdiri membelakanginya."Tapi caramu melakukannya salah Rey! Olivia bahkan belum siap dengan apa yang dia lewati tiga hari ini, dan sekarang kamu malah menunjukkan hal yang lebih tidak masuk akal lagi padanya? Apa maksudmu sebenarnya melakukan ini Rey?! Kamu ingin menghancurkan hubungan mereka?!" Suara Suci terdengar meninggi.Dia tidak terima Rey bers
"Olivia, aku mencintaimu." Suara khas seorang pria yang dia cinta membangunkan Olivia dari tidur cukup lamanya di atas ranjang.Kenangan-kenangan indah yang pernah mereka lalui beberapa tahun ini, berputar bak kaset rusak di kepalanya.Michael sengaja membuat Olivia tidur dengan mimpi-mimpinya itu agar Olivia bisa tidur dengan nyenyak. Terbukti begitu dia bangun, Olivia tidak lagi histeris seperti kemarin dan hanya menangis dengan perasaan rindu bercampur kecewa dalam hati."Kamu sudah bangun, Liv?" Suci mendekati teman sekerjanya dengan khawatir.Wanita berambut panjang itu tidak tidur karena mengkhawatirkan kondisi Olivia yang kadang mengigau dalam tidurnya."Kamu baik-baik saja? Apa yang kamu rasakan?" Suci memberondongi Olivia dengan beribu pertanyaan.Wanita itu hanya diam, tetap menangis dengan pandangan mata kosong menatapnya.
"Jangan mendekat Olivia…." Joseph bersuara setelah lama diam seribu bahasa di depan wanitanya. Pria yang masih dirantai dengan wajah yang tampak berantakan, tidak ingin Olivia melihatnya dengan keadaan yang tidak pantas. Joseph terlalu malu bertemu dengan Olivia setelah wanita itu melihat sisi lain darinya kemarin. Olivia pasti merasa jijik padanya sekarang. "Ada apa, Jo? Kenapa aku tidak bisa mendekatimu? Apa salah jika aku ingin bertemu dengan kekasihku?" sahut Olivia tidak terima. "Aku, aku bukan kekasihmu lagi…!" Olivia tersentak, seketika menghentikan langkah kakinya mendekati Joseph. "Apa maksudmu? Kamu ingin memutuskan hubungan kita, Jo?!" tanya Olivia dengan suara bergetar. "Iya. Tolong jangan menemuiku lagi!" jawab Joseph singkat, tidak mau menatap wanita yang dia cinta. Baginya ini adal
"My Lady…." Rey mendekati wanita berkulit putih bak susu itu dari belakang. Suci masih terus berjalan, tidak mempedulikan Rey yang melayang cepat mengejarnya. Suci baru saja keluar dari kamar Olivia setelah memastikan keadaan rekan kerjanya. "Kamu masih marah padaku, My Lady?" Rey berhasil menghalangi langkah kaki Suci, berdiri menjulang di depannya. Kaki pria itu tidak menapak bumi, Rey sedang melayang menatap Suci yang mendongak ikut menatap dia kesal. "Apa perlu aku menjawab pertanyaanmu, hm?! Pergilah, aku tidak ingin berbicara denganmu sekarang!" Suci mendengus, berjalan melewati Rey yang menahan tangannya cepat. "Ini sudah dua hari, My Lady. Apa kamu tidak lelah terus-menerus marah padaku? Aku tidak bisa tidur tanpa ada kamu disampingku…." Rey memelas dengan wajah yang dibuat sesedih mungkin. Sudah cukup istrinya mendi
"Kamu yakin sudah lebih baik, Liv?" "Iya Suci, kamu tidak perlu khawatir. Jika aku masih terus mengurung diri di kamar, aku akan semakin terpuruk dengan patah hatiku. Sekarang waktu yang tepat untuk aku kembali ke kehidupan nyataku!" Olivia bersuara penuh keyakinan. Hari ini tepat lima hari setelah hari di mana Joseph memutuskan hubungan mereka secara sepihak. Sempat merasakan patah hati yang teramat dalam, Olivia akhirnya keluar dari kamar kastil Rey setelah menata hatinya lebih baik lagi. Olivia sudah berjanji pada dirinya sendiri akan belajar menerima dan melupakan semua tentang pria yang dia cinta selama beberapa tahun itu. Seperti kata Joseph, mungkin ini adalah yang paling baik untuk hidup mereka berdua. Olivia yakin dia pasti bisa menjalani hari-hari kedepannya dengan cinta yang mungkin lebih indah. "Aku senang mendengarnya, Liv
"Kenapa kita kesini, Pak?""Turunlah, mulai sekarang kau akan tinggal bersamaku!""A-apa?!" Michael keluar lebih dulu dari mobilnya, meninggalkan Olivia yang kebingungan dengan maksud ucapan atasannya.Wanita itu ikut turun, buru-buru mendekati Michael yang berjalan cepat masuk ke dalam rumah minimalis modern berwarna abu-abu hitam."Tunggu, Pak." Olivia berlari kecil mencoba menahan Michael yang hampir tiba di depan pintu utama rumahnya."Pak Michael…!" panggil Olivia lagi hampir mendekati pria itu.Tidak melihat pijakan kakinya, Olivia menyambar tangga pendek menaiki teras rumah Michael, hingga tubuhnya seketika oleng ke depan menyambar Michael yang refleks berbalik menahannya."Aaa…," pekik Olivia sebelum jatuh di atas tubuh Michael.Sama-sama kehilangan keseimbangan, Michael jatuh lebih d
"Bagaimana perkembangan rencana acara ulang tahun perusahaan lusa nanti Michael?""Semuanya sudah fix Tuan. Besok party planner yang kita sewa akan mulai mendekorasi aula perusahaan. Tuan bisa mengeceknya secara langsung," sahut tabib Klan Vampire itu.Rey mengangguk, menyelesaikan beberapa dokumen yang harus dia tandatangani hari itu juga di kantor."Lalu, apa undangan kita sudah kau sebar semuanya?" tanya Rey lagi."Sudah, Tuan. Tuan tidak perlu khawatir, semuanya sudah beres seperti kemauan Tuan," jawab Michael sopan."Ya, dan kau berhentilah memanggilku Tuan. Disini hanya ada kita berdua!" protes Rey risih dengan panggilan Michael padanya."Maaf, aku merasa tidak enak saja kita sedang berada di kantor dan aku memanggilmu dengan nama."Rey berdecak, memberikan dokumen-dokumen yang telah selesai dia tandatangani pada Michael
"Apa maksudmu bertanya ingin punya anak Rey?" Olympus duduk di dalam ruang kerjanya bersama anak keduanya.Pria berambut putih itu sengaja datang ke kastil Olympus membahas perihal keturunan garis Raja Vampire selanjutnya.Rey butuh memastikan sesuatu. Sebelum dia tiba di sana, Rey sempat berdebat dengan Suci mengenai ini."Maksudmu, kamu tidak ingin punya anak denganku, Rey?" tanya Suci terdengar kecewa."Bukan, bukan itu maksudku My Lady. Aku hanya belum siap saja sekarang. Mungkin menunggu beberapa tahun lagi baru kita bisa mulai merencanakan seorang anak untuk keluarga kita," jawab Rey cepat.Sebetulnya bukan itu alasan sebenarnya, Rey hanya belum memiliki informasi apa-apa tentang manusia yang mengandung anak Vampire.Dia masih harus mencari informasi dan kebenaran yang lengkap sebelum mengiyakan permintaan Suci memiliki anak darinya. Rey tid
Hai … Akhirnya novel kedua author di Platform ini selesai … Setelah hampir sempat terbengkalai dan kadang up karena kesibukan, author bisa menamatkan juga Tuan Vampire kita hari ini … Terima kasih untuk semua pembaca setia Tuan Rey dan Suci yang selalu setia menanti up … Terima kasih juga untuk pembaca yang sudah beli koin dan ngasih Vote untuk pasangan Vampire dan manusia kita, yah … Tidak ada kata-kata yang cukup menggambarkan kebahagiaan serta rasa terima kasih author untuk semua pembaca … Dan seperti pengumuman-pengumuman author sebelumnya, author akan umumkan pemenang Giveaway kita berdasarkan vote atau pemberi GEM 3 terbanyak … Nama-namanya adalah sebagai berikut:: 1. Sari Ariswati dengan jumlah 57 GEM 2. Sheril Warouw dengan jumlah 33 GEM 3. Ziza Ziz S dengan jumlah 30 GEM Untuk para pemenang bisa langsung DM author @adamvanda yah … Bagi pemenang yang tinggal di luar Pulau Jawa, author minta maaf nanti ongkirnya ditanggung pemenang yah … Atau bisa juga japri auth
"Kau apa…!?" "Aku akan mengakhiri kesepakatan kita hari ini." Rey tertegun selama beberapa saat, kaget mendengar pengakuan pemimpin terakhir Kaum Hitam di depannya. Setelah berbicara dengan Suci malam tadi, King pergi menemui Raja Vampire di kastilnya. Kedatangan pria berjambang itu sempat membuat seluruh penjaga kastil heboh termasuk Michael. Pria itu dengan sigap menahan King, menanyakan apa maksud kedatangannya ke sini. Rey yang saat itu tengah berada di kamar beristirahat, langsung keluar begitu mendengar suara keributan dari luar. "Besok kau bisa menjemput wanitamu di kerajaanku. Aku sudah mengatakan padanya dia bisa pergi besok pagi bersamamu." King menyambung ucapannya, berbicara lantang duduk berhadapan dengan Rey. Tidak terlihat keraguan sedikitpun diwajah King, dia sudah siap dan menerima semua takdir cinta bertepuk sebelah tangannya pada Suci. Rey masih diam mencerna perkataan King. Datang ke kastilnya disaat hampir pagi dan mendengar berita tidak terduga ini dari
Pukul delapan malam Suci memberanikan diri mengetuk pintu kamar King yang tepat bersebelahan dengan kamarnya.Dengan rasa gugup dan pikiran yang bersalah, Suci meyakinkan dirinya untuk bertemu dengan King malam ini juga.Entah keberanian dari mana sampai wanita yang hanya memakai gaun tipis dengan jubah panjang yang menutupinya berdiri di depan pintu kayu jati besar yang perlahan terbuka dari dalam.King menampakkan dirinya dengan wajah terkejut. "Nona?" ucapnya kaget.Suci tersenyum tipis dan masuk ke dalam tanpa dipersilahkan oleh King. Pria itu tertegun beberapa saat dan menutup kembali pintu kamarnya perlahan."Apa aku mengganggu malammu?" tanya Suci berdiri membelakangi pria bertubuh kekar itu."Ti-tidak. Aku hanya sedang membaca buku saja," jawab King sedikit gugup.Suci mengedarkan pandangan menatap ke seluruh sudut kamar King yang
"Nona …." King mendekati wanita yang tengah sibuk dengan kegiatannya di taman samping kerajaan Kaum Hitam.Sembari menunggu Rey, suaminya. Suci mengambil beberapa bunga mawar putih dan merah yang sengaja ditanam King di sekitar sana.Selain ingin membuat Suci betah, King ingin wanita itu punya kesibukan di kerajaannya selain duduk berjam-jam bersama Raja Vampire.King tahu Suci pasti akan sangat bahagia jika ada bunga-bunga cantik yang ditanam di tempat itu."Kau … ada apa kau ke sini?" risih Suci.Dia hanya tidak mau Rey salah paham jika melihat King ada di sana bersamanya disaat Rey belum datang."Aku hanya ingin bicara sebentar denganmu," ucap King tanpa basa basi.Suci menghembuskan nafas panjang, beranjak dari dekat taman dan duduk di kursi panjang tempat dia dan Rey biasa menghabiskan waktu bersama. Bunga yang Su
"Bisakah kau jelaskan apa maksud semua ini, Nona?!" Thomas masuk ke dalam kamar istri pemimpinnya setelah Nani lebih dulu masuk ke sana. Maid pribadi Suci hanya tertunduk begitu Suci menatapnya bertanya-tanya melihat Thomas juga ikut masuk bersamanya. "Apa maksudmu menjelaskan semua ini, Thomas?" Suci bangkit dari sofa sudut kamar, mendekati pria dan wanita Kaum Hitam itu. "Ini … aku menemukan ini dari Nina!" Thomas menunjukkan botol kecil berisi cairan berwarna merah yang tinggal sedikit. Suci mengernyit kemudian beralih menatap Nina lagi. Dia mengerti kenapa maid pribadinya hanya tertunduk sejak Nina masuk ke sini. "Tolong jelaskan kenapa Nona meminta Nina memasukkan ini ke dalam ramuan obat Tuan King!" sambung Thomas tidak sabar. Suci terlihat membuang nafas kasar, melewati Thomas dan berhenti di depan jendela kamarnya. "Apa aku perlu menjelaskan kepentingan pribadiku padamu?!" Suci melipat tangan di depan dada. "Meskipun kau Kaum kepercayaan King, bukan berarti kau berhak
"Thomas!""Iya, Tuan?""Aku merasa ada yang tidak beres." King duduk seperti biasa mengamati dari jauh pasangan suami istri yang kemarin sempat bertengkar, kini sudah berbaikan.Rey dan Suci duduk berdekatan di kursi taman samping kerajaan Kaum Hitam dengan kemesraan mereka.Sempat bertengkar malah membuat keduanya semakin mesra satu sama lain. Suci bahkan tidak sungkan lagi mencium pipi dan bibir Rey di sana, tidak peduli ada di mana mereka saat ini."Apa maksud Tuan ada yang tidak beres?" Thomas bertanya."Tubuhku. Ada yang tidak beres dengan tubuhku." Thomas mengernyit, semakin bingung dengan maksud ucapan pemimpinnya."Aku merasa tubuhku semakin sehat sekarang. Kemarin tabib juga berkata demikian. Kondisi tubuhku perlahan membaik, katanya."Thomas diam, mencoba menelaah perkataan King. Dari
"Ini sudah dua hari My Lady. Apa kamu masih tidak ingin menemuiku?" Rey mengetuk pintu kamar Suci dari luar.Wanitanya masih saja tidak mau bertemu dengan Rey setelah pertengkaran mereka waktu itu. Suci sengaja mengunci diri di kamar setiap kali Rey datang menemuinya seperti hari ini."Tolong jangan mengacuhkan aku My Lady. Aku merindukanmu," ucap Rey dengan wajah yang sendu.Suci tidak terdengar menyahutinya dari dalam. Rey semakin sedih dan merasa bersalah. Tidak tahu sampai kapan wanitanya akan mendiamkan dia seperti ini."Mungkin istriku masih marah padamu Tuan Rey." King mendekati Raja Vampire dari arah depan lorong menuju kamar.Pria berjambang itu tampak bahagia melihat Rey terus diacuhkan Suci. Selama mereka bertengkar, King sudah banyak melewati waktu-waktu yang indah bersama Suci.Dengan Suci dan Rey bertengkar seperti ini, intensitas pertemuan kedu
"Kamu masih marah?" Rey diam tidak menjawab.Suci menghembuskan nafas panjang, duduk di samping suaminya. Sejak kemarin Rey tidak mau berbicara dan hanya diam duduk di dekatnya di taman samping kerajaan Kaum Hitam.Mengetahui wanitanya menjaga pemimpin Kaum Hitam semalaman membuat hati Rey kesal. Pria itu sengaja mendiamkan Suci agar bisa memberi peringatan padanya kalau apa yang dilakukan Suci pada King tidak dia suka."Lalu kamu mau aku bagaimana Rey? Apa aku harus membelah tubuhku menjadi dua demi bisa menyenangkan hati kamu dan dia?!" Suara Suci terdengar meninggi seiring rasa putus asanya membujuk pria pucat itu.Bagi Suci, Rey sangat egois dan tidak memikirkan posisinya juga sebagai istri King. Meski tidak pernah menganggap pernikahan mereka ada, namun sebagai wanita manusia yang punya belas kasih, Suci merasa wajib membantu King terlepas dari rasa cinta Kaum Hitam itu padanya.
"Nona … apa yang Nona lakukan?!" pekik wanita maid yang baru saja masuk ke dalam dapur kerajaan."Tidak perlu berteriak begitu, Nina. Suaramu bisa membangunkan satu kerajaan!" Suci terkejut, membuang nafas panjang sebelum melanjutkan apa yang sedang dia lakukan di dalam dapur."Ma-maaf, Nona. Tapi apa yang Nona lakukan? Ini—" "Jangan berkata apa-apa, Nina," potong Suci cepat. "Kau diam saja di sana dan perhatikan apa yang aku lakukan!" Wanita keturunan Kaum Hitam dengan seragam maid putih hitam seketika bungkam menutup mulutnya rapat.Bau amis darah begitu tercium menyengat hampir ke seluruh penjuru dapur. Buru-buru wanita berambut pendek itu menutup semua pintu dan jendela yang ada di sana, takut jika ada Kaum lain yang melihat apa yang terjadi di dalam dapur."Nona seharusnya tidak melakukan ini. Tuan King akan sangat marah jika mengetahui apa yang Nona lakukan." Nina kembali bersuara melihat banyaknya darah yang menetes dari telapak tangan Suci.Suci tengah mengumpulkan darahnya