Marchel yang sedang makan siang, tidak mengetahui kehebohan yang terjadi diluar ruangannya. Di ruangan CCTV, Suci minta hasil rekaman dan dia record dengan ponselnya. Dengan begitu dia bisa langsung klarifikasi. Gossip itu pun sampai ketellinga Subianto. Suci pun langsung klarifikasi dengan memperlihatkan hasil rekaman CCTV dari kejadian sebenarnya pada Subianto. Gossip itu pada akhirnya hilang begitu saja setelah di klarifikasi oleh Suci. Begitu Marchel tahu tentang gossip itu dia hanya senyum menanggapinya. Peristiwa itu menyebabkan semua karyawan menjadi waspada, karena setiap ruangan diawasi dengan kamera CCTV. Padahal sebelumnya hanya karyawan tertentu yang tahu ruangan mana saja yang dipasang CCTV. Melalui Suci, Marchel mengingatkan pada karyawan agar bisa menjaga kondusivitas dilingkungan perusahaan. Jangan terlalu cepat menyebarkan gossip yang belum diketahui kebenarannya. Marchel tidak ingin memperpanjang persoalan gossip yang beredar, dan tidak ing
Selesai meeting sama klien Marchel pulang ke rumah, karena dia harus menghormati mertuanya yang baru datang dari Amerika. Kedatangan Marchel di rumah disambut gembira oleh mertuanya. Sambil menggendong Brama mertuanya menyambut Marchel, "Marchel.. selamat ya dengan jabatan baru kamu, semoga kamu bisa mensejahterakan keluarga kamu." Sambut mertua Marchel. "Aamiin.." jawab Marchel. "Mama juga.. selamat datang ya Ma, semoga Mama betah di Jakarta." Balas Marchel"Ya Mama betahlah dekat kalian.. apa lagi ada si Bule ini yang bikin Mama kangen.""Lho? Kok kangennya cuma sama cucunya aja ma? Sama anaknya ini gak kangen ya?" Kelakar Marchel sambil memeluk Asha. "Nah.. itulah bedanya orang tua kalau sudah punya cucu, ya kangennya pindah ke cucu." Ujar Mama Asha dengan mengerlingkan matanya ke arah Asha"Jatah anaknya juga pindah ke cucu ya Ma? Apes dong kalau gitu Mama Brama?" Sindir Asha"Tetap dong.. kalau soal jatah Mamanya tetap nomor satu." Jawab Mama
"Mama sudah melewati berbagai persoalan yang lebih berat dari ini Sha, mantan suami Mama ini masih terbilang baik dan fair, dia memperhitungkan jerih payah Mama." Lanjut Melissa. "Asha juga banyak godaan Ma.. Marchel itu banyak sekali yang menyukainya. Tapi, Asha bingung dia tetap memilih Asha.. sayang sama Asha dan Brama.""Makanya.. kalau punya suami yang baik, kamu jangan galak-galak. Lelaki seperti itu memang banyak yang suka, kamu jangan menjauh dari dia." Nasehat MelissaMelissa juga cerita pada Asha, kenapa dia sampai berpisah dengan Papanya. Dia cerita kalau dirinya terlalu galak dengan Papanya, karena saat itu keduanya masih sama-sama muda. Sementara Papanya Asha orangnya juga temperamental, sehingga tidak ada yang mau mengalah."Mama sampai sekarang tidak pernah tahu Papa ada dimana?" Tanya Asha. "Mungkin bi Hana tahu, coba aja kalau kamu ketemu bi Hana nanti tanya sama dia." Jawab Melissa"Bi Hana selalu bilang gak tahu Ma, soal Mama aja di
Bi Hana tidak langsung menjawab keinginan Melissa dan Asha, dia penuh dengan pertimbangan, karena dia memegang teguh komitmennya dengan Yanuar yang merupakan abangnya. Yang membuat Asha prihatin, Papanya ada dilingkungan orang yang berkecukupan, tapi tidak ada satupun yang peduli dengan bi Hana.Ternyata, berdasarkan penjelasan bi Hana, status bi Hana pun di rahasiakan Yanuar kepada keluarga isterinya, karena tidak ingin hubungan keluarganya dengan bi Hana di ketahui keluarga isterinya. Yanuar gengsinya besar, sehingga tidak ingin asal-usulnya di ketahui oleh keluarga isterinya."Jangankan kamu yang anak kandungnya Sha, Bibi yang juga adik kandungnya aja tidak pernah dia perkenalkan pada keluarganya, karena dia tidak ingin terlihat dari kalangan susah." Jelas bi Hana"Sampai hati sekali Yanuar Han merahasiakan dirinya, kok aku seperti tidak mengenal Yanuar jadinya Han.." ucap Melissa"Yaudah bi.. Asha juga tidak ingin ketemu Papa kalau gitu, biar aja dia hidup d
Selepas sarapan pagi, Asha mau turun ke lantai dengan Brama dan Narti. Begitu lift terbuka mereka masuk. Di dalam lift ada Yanuar, masing-masing tidak saling mengenal karena terpisah oleh jarak waktu yang cukup lama.Ada terbersit di benak Yanuar saat menatap wajah Asha, dia teringat wajah Melissa saat masih muda. Namun Yanuar hanya menduga-duga. Sebaliknya Asha hanya merasa kagum dengan wajah Yanuar yang handsome dengan kematangan usianya. Masing-masing dengan pikirannya sendiri."Laki-laki ini tua dan tampan, kematangan dan kemapanannya tercermin dari penampilannya.. kalau saja aku ketemu dia satu tahun yang lalu, aku sudah goda om ini." Ucap Asha dalam hatinyaAsha tidaklah tahu kalau laki-laki yang ada dihadapannya adalah Papa yang sangat di rindukannya. Sementara Yanuar sendiri pun berkata dalam hati,"Apa iya ini anakku dengan Melissa? Yang aku tinggalkan dua puluh tahun yang lalu? Gurat wajah Melissa sangat kuat di wajah perempuan muda ini." Kata hati Yan
Melissa kembali mendesak Bi Hana agar mengabarkan pada Yanuar, kalau dia sudah ada di Indonesia. Namun, Bi Hana menolaknya, "Sebaiknya jangan Mel.. Yanuar pasti terganggu dengan kabar itu. Dia sangat takut keluarga isterinya tahu, kalau dia pernah punya keluarga." Tolak Bi Hana. "Kita kan tidak minta untuk ketemu Han? Cuma agar dia tahu bahwa aku sudah kembali ke Indonesia." Jelas Melissa. "Sudahlah Mel.. sebaiknya kamu lupakan masa lalu kamu sama Yanuar, apa lagi sih kurangmya kamu?" Tanya Bi Hana. "Aku memang punya semuanya Han, tapi jiwa aku tetap aja kosong." Jawab Melissa. "Itukan salah kalian dulunya, hanya mengikuti hawa nafsu dan amarah, sekarangkan kamu sudah ada Asha, bahagiakanlah dia Mel."Bi Hana merasa serba salah terlalu membela Yanuar abangnya, dia juga harus kasihan dengan keponakannya, Asha, yang sejak bayi baru sekarang tahu Siapa Mama dan Papanya. Dia sendiri tidak tahu sampai kapan dia harus menutupi semua rahasia yang dia ketahui t
Asha sangat emosi mendengar cerita Marchel tentang Yanuar, karena dia ada di Jakarta tapi tidak berusaha untuk menghubungi bi Hana. Asha jadi percaya apa yang dikatakan bi Hana, bahwa Yanuar sangat takut kehilangan keluarganya, sehingga dia tidak berusaha untuk mencari Asha. "Papa kok gitu ya mas? Kan dia sering ada ke Jakarta, kenapa dia tidak hubungi bi Hana?" Tanya Asha. "Dia mungkin tidak ingin di ganggu Sha, dia takut keluarga isterinya di Jakarta tahu." Jelas MarchelAsha menjadi sedih, karena dia merasa kalau Yanuar memang tidak merasakan kehadiran Asha di dunia ini. Tidak ada sekalipun ada keinginan Yanuar untuk ketemu dengan anak yang sekian puluh tahun dia sia-siakan. Asha baru tahu dari cerita bi Hana, kalau selama ini Yanuar selalu memberikan bantuan pada bi Hana untuk Asha. Bukan cuma itu sebetulnya yang di harapkan Asha, tapi perhatian dan kasih sayang seorang ayah. Apa lagi Asha tahu kalau Yanuar hidup berkecukupan dan bergelimang kekayaan.
Masih menggendong Brama, Melissa sedang cerita pada Bi Hana tentang rencananya ingin menetap di Bali. Dia juga cerita tentang perceraian dengan Bruce, suaminya, "Aku sudah bercerai Han dengan suamiku, karena tidak kunjung di karuniai anak, Tuhan sedang menghukumku Han.." cerita Melissa. "Mestinya dulu, saat kamu nikah lagi.. kamu bawa Asha Mel, jadi kamu tidak kesepian." Ujar Bi Hana"Bruce suami yang baik, 20 tahun pernikahan kami dia selalu baik sama aku, masalahnya cuma aku tak kunjung hamil." Lanjut Melissa"Terus apa rencana kamu selanjutnya Mel? Setelah tinggal di Bali? Kenapa gak tinggal di Jakarta aja?" Tanya Hana"Di Bali aku punya Hotel yang baru aku ambil alih pengelolaannya, di sana aku bisa hidup lebih nyaman Han.""Lho? Kan anak dan cucu kamu di Jakarta Mel? Bukankah lebih baik kamu dekat dengan Asha dan Brama?" Bi Hana merasa aneh dengan rencana Mellisa. "Aku akan bolak-balik Jakarta - Bali Han, karena kalau aku tinggal di Jakarta, aku g
"Papa sudah senang kita bisa berkumpul kembali seperti sekarang ini, Papa gak mau nanti, gara-gara pekerjaan itu kita kembali terpecah." Jawab Yanuar"Papa kamu benar Sha, kadang-kadang apa yang Papa kamu bilang itu bisa terjadi, karena Papa kamu itu sangat tahu karakter Mama." Ujar Melissa."Tapi kan udah pada tua pastinya sudah banyak berubah Ma, masak sih mau ribut melulu, Asha sih cuma ingin Papa dan akur." Ujar Asha.Asha mencoba untuk menengahi, dia merasa kalau Melissa dan Yanuar sama-sama keras, makanya dia jadi korban dari keegoisan kedua orang tuanya."Kita tetap seperti sekarang ini saja, Papa sih tidak ada persoalan dengan pekerjaan, Papa sangat senang melihat kita bisa kumpul seperti ini, Papa sama Mama akan baik-baik saja Sha." Ucap Yanuar"Tapi kan sekarang ini Papa dari Nol lagi, mulai dari bawah lagi, Asha ingin Papa juga punya kedudukan yang cukup penting." Jelas Asha"Soal keinginan kamu itu gampang Sha, Papa akan pi
"Sebajingannya Papa, gak sampai hati lah Papa berperilaku seperti itu, Mama kamu itu sangat kenal Papa." Ujar Yanuar.Melissa yang mendengarkan penjelasan Yanuar, tidak bisa menahan diri untuk ikut menimpali, "Aku sih awalnya sempat percaya dengan isu itu Yan, aku tahu walau pun kamu tidak baik-baik amat, tapi tidak mungkin sampai melakukan itu, apa lagi kamu tahu kalau kamu punya anak perempuan." Timpal Melissa."Itu dia Mel, aku sangat tahu itu.. aku juga gak mau anak perempuan aku diperlakukan seperti itu." Jawab Yanuar.Marchel dan Asha saling pandang mendengar penjelasan Yanuar, yang sangat takut kalau anak perempuan satu-satunya, mengalami hal seperti itu. Pada kenyataannya, anaknya sudah menerima nasib seperti itu."Terus sekarang gimana Yan? setelah kamu terbebas dari fitnah itu? Kan harusnya kamu kembali rukun sama isteri dan anak-anak kamu?" Tanya Melissa."Biarlah.. aku lebih senang ada di antara kalian, aku ingin men
Usaha Asha untuk mempertemukan kedua orang tuanya tidak sia-sia. Melissa mau menerima kedatangan Yanuar, setelah di desak Asha. Yanuar mendatangi Melissa di Mells Residents, dalam pertemuan itu juga ada bi Hana.Seharusnya ini adalah sebuah pertemuan yang dramatis, antara Melissa dan Yanuar, setelah selama dua puluh tahun tidak pernah bertemu. Namun pertemuan itu di respon dengan dingin oleh Melissa, tangannya terbuka, tapi hatinya tetap tertutup.Asha menyambut Papanya dengan pelukan hangat, dan Yanuar pun membalas pelukan Asha dengan penuh kasih sayang,"Alhamdulillah.. akhirnya Papa datang juga." Ucap Asha sambil cium tangannya dan memeluk Yanuar."Kalau kamu yang minta, Papa pasti datang sayang.. Papa gak mau kamu kecewa." Ucap Yanuar penuh kehangatan.Asha mengajak Yanuar duduk di ruangan tamu, dan disambut oleh Marchel yang ada di ruang tamu dengan Brama. Marchel pun cium tangan Yanuar, dan mengajak Brama untuk cium tangan pada
Marchel menceritakan panjang lebar soal Yanuar, berdasarkan penjelasan Bram, yang merupakan kakak dari isteri Yanuar. Marchel menjelaskan juga, kalau Yanuar hanya kena fitnah. Yanuar sama sekali tidak terlihat hubungan asmara dengan Petty, semua hanya kesalah fahaman.Marchel menjelaskan apa yang dikatakan Bram padanya, "Pak Bram bilang, tidak terjadi apa-apa antara Petty sama Papa, menurutnya Papa tetap memperlakukan Petty sebagai keponakan, itu yang diceritakan Petty pada pak Bram dan pak Bram mempercayai cerita Petty." Ujar Marchel."Masih menurut pak Bram, beliau sudah kasih tahu tante Ratih.. dan Papa akan kembali ke keluarga Papa." lanjut Marchel.Mellisa mendengarkan apa yang dikatakan Marchel. Marchel terus cerita tentang apa yang diketahuinya tentang Yanuar, baik dari Bram atau pun dari Yanuar sendiri."Kalau penjelasan Papa juga sama Ma, Papa cuma kena fitnah, Papa menganggap Petty sebagai keponakan, sehingga Petty juga diperlakuka
Sampai di kamar Melissa, Marchel dan Asha menceritakan tentang kabar baik untuk Yanuar. Melissa tanggapannya biasa datar saja, tidak ada respon yang berarti. Melissa seakan-akan tidak peduli dengan masalah Yanuar, sehingga Asha bingung dengan sikap Melissa,"Ma.. kan Papa sudah dinyatakan pak Bram tidak bersalah, jadi gak usah negatif terus dong sama Papa." Ujar Asha."Mama tidak berpikiran negatif Sha sama Papa kamu, Mama cuma tidak terlalu peduli aja, karena Mama sudah sangat kenal karakter Papa kamu." Jelas Melissa."Tapi kan orang gak selamanya jelek Ma, coba deh Mama bisa lentur sedikit sama Papa, Asha cuma ingin Mama mau ketemu Papa.. pliiis deh Ma, untuk memperbaiki silaturahmi aja." Pinta Asha."Okey.. bisa saja Mama mau ketemu Papa kamu, tapi ingat! Jangan kamu paksa Mama untuk bersatu kembali sama Papa kamu!!" Tegas Melissa.Marchel dan Asha saling berpandangan,l mendengar jawaban Melissa, seakan-akan Mellisa sudah menutup p
"Iya Sha.. syukurlah kalau kamu merasa seperti itu, setidaknya mengurangi rasa bersalah saya terhadap kamu." Ujar Bram"Pak Bram sudah cukup bijak dalam hal ini, saya dan Asha sangat memaklumi posisi bapak, tapi ya.. seperti inilah jalan yang Tuhan berikan." Tambah Marchel"Saya sangat bersyukur dipertemukan dengan kalian, saya hampir frustasi menghadapi masalah Petty, saya memang harus selesaikan masalahnya.""Pak Bram sudah amanahkan pada saya untuk menjaga Brama, In Sha Allah saya akan jaga amanah itu pak.""Terima kasih cel.., terima kasih Asha, atas pengertian kalian, kalau gitu saya moon pamit ya." Ucap BramSetelah Bram pulang, Marchel dan Asha tidak buru-buru naik ke kamar, mereka masih ngobrol soal deposito untuk Brama."Deposito itu biarkan saja utuh seperti itu, tidak usaha dicairkan." Saran Marchel"Kenapa mas? Kan bisa dimanfaatkan untuk Brama?" Tanya Asha"Gak usaha.. biarlah kebutuhan Brama tanggungan aku Sha, itu bisa dia
Ada perasaan bersalah dalam diri Bram terhadap status Brama. Dia merasa perlu untuk menegaskan tanggung jawabnya terhadap Brama, yang selama ini tidak terlalu dipersoalkan Asha dan Marchel. Namun, semakin besar Brama, maka akan semakin besar kebutuhan hidupnya.Bram mengajak Asha dan Marchel untuk bertemu, Marchel mengatur pertemuan tersebut di Mells Residents, karena kebetulan Marchel dan Asha sedang berada disana. Asha yang selama ini sebetulnya tidak terlalu mempermasalahkan, akhirnya menghargai niat baik Bram.Seperti biasanya, mereka bertemu di Lounge yang ada di Mells Residents. Bram membuka pembicaraan lebih dulu, "Asha.. sebetulnya ini sudah saya siapkan sejak lama, cuma baru hari ini saya sampaikan pada kalian." Ujar Bram"Tentang apa ini Om? kalau boleh saya tahu?" Tanya Asha"Ini soal tanggung jawab saya pada Brama, yang selama ini menjadi tanggung jawab kalian." Ujar Bram. "Saya mempersiapkan deposito untuk Brama, senilai 3 milliar." Lanjut Bram
"Justeru karena aku percaya kamu mas, makanya aku minta kamu jujur sama aku."Marchel mendekati Asha dan memeluknya dari belakang, "Terima kasih ya sayang.. kamu sangat mengerti aku, aku cuma ada kamu Sha, tidak ingin ada yang lain." Rayu MarchelMarchel merasa lega menceritakan semua masalahnya dengan Alexa pada Asha, dan sudah tahu seperti apa Asha akan menyikapi masalah tersebut."Kalau ada masalah apa pun mas, segera kasih tahu aku mas.. aku tidak ingin ada yang disembunyikan." Ujar AshaMarchel mengajak Asha ke dalam, karena hari sudah menjelang maghrib. Marchel memeluk pingga Asha sambil berjalan menuju kedalam rumah. Marchel mengatakan pada Asha kalau dia sangat bahagia dengan sikap yang diperlihatkan Asha."Aku tuh udah gak mau meributkan hal yang gak penting mas.. aku mau bahagia bersama kamu." Ucap Asha"Aku juga gitu Sha, masa depan kita masih panjang, gak mau dirusak oleh masalah sepele."Marchel dan Asha nimbrung deng
Naluri seorang isteri kadang begitu tajam, bisa merasakan apa yang sedang di derita suaminya. Asha mengajak Marchel bicara berdua di taman belakang rumah Pondok Indah.Asha bisa melihat dari raut wajah Marchel yang menyimpan persoalan, dia membuka pembicaraan dengan sebuah pertanyaan, "Sejak kemarin aku merasakan ada yang mas sembunyikan.. bisa gak mas cerita?" Pinta Asha dengan lembut.Marchel yang duduk di sebelah Asha mencoba merangkul Asha, "Gak ada yang aku tutupi Sha, aku gak ada persoalan kok." Rayu Marchel"Mas.. aku ini sudah banyak berubah lho, aku ingin tidak ada yang kamu sembunyikan, dan aku tidak akan marah kalau kamu ceritakan, sekalipun pahit ceritanya." Pancing AshaLama Marchel terdiam mendengar kebesaran jiwa Asha, yang ingin Marchel terbiasa dengan keterus terangan, " Memang tadinya ada masalah Sha, tapi hari ini sudah aku selesaikan.. semoga saja tidak ada lagi masalah baru." Jawab Marchel."Kan lebih bagus mas ceritaka