Share

Bab 145 Kencan

Author: Myafa
last update Last Updated: 2025-02-19 21:24:12

Hari ini rencananya Kean mengajak Kenaya untuk berkencan. Dia sudah memikirkan ke mana dia akan mengajak Kenaya. Dengan semangat Kean segera ke rumah grandma dan grandpa.

“Pagi.” Kean menyapa Kenaya, Grandpa Bryan, dan Grandma Shea.

“Pagi.” Kenaya, Grandpa Bryan, dan Grandma Shea menyapa Kean.

Grandma Shea dan Kenaya sedang asyik menyirami tanaman, sedangkan Grandpa Bryan sedang menikmati tehnya. Kean segera bergabung duduk bersama grandpa-nya.

“Kenapa kamu datang pagi-pagi?” Grandpa Bryan menatap Kean.

“Aku ke sini mau mengajak kencan Kenaya.” Dengan percaya diri Kean menjawab.

“Kenaya tidak bisa kencan hari ini?” Grandma Shea langsung menjawab.

“Memangnya kenapa?” Kean terbelalak ketika tiba-tiba dilarang oleh neneknya.

“Grandma mau ajak Kenaya ke berbelanja. Jadi tidak bisa pergi berkencan.” Grandma mencoba menjelaskan. Hari ini dia sudah membuat janji dengan Kenaya untuk berbelanja.

“Kenapa harus berbelanja sekarang? Grandma bisa belanja besok saja.” Kean tidak mau kalah d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 146 Seru

    “Sudahlah, nikmati saja.” Kenaya berusaha untuk menenangkan Kean. Grandma Shea tampak menikmati makan bersama, sambil sesekali bercerita banyak hal yang menarik. Ada Kenaya di rumah itu membuatnya memiliki teman bercerita. “Dulu Grandma berkencan dengan grandpa ke mana saja?” Kenaya penasaran dengan cerita masa muda. “Dulu aku berkencan menonton film, makan, ke taman hiburan.” Grandma Shea menjelaskan seperti apa dulu. “Wah … pasti seru.” Kenaya membayangkan saja sudah senang. “Seru di mana? Kencan itu makan malam romantis.” Kean mencibir apa yang dilakukan nenek dan kakeknya. Kenaya langsung menyenggol Kean. Meminta Kean untuk diam. “Kenangan apa yang Grandma ingat sampai sekarang?” Kenaya begitu penasaran sekali. Grandma Shea mengingat apa yang dilakukannya dulu. “Dulu grandpa mengajak untuk menonton film horor. Dia pikir menonton film horor akan romantis. Tapi, apa kalian tahu. Dia memesan semua tiket di dalam bioskop. Membuat kami hanya berdua saja di dalam bioskop. Sudah

    Last Updated : 2025-02-19
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 147 Kejutan

    Kean dan Kenaya berjalan keliling komplek dengan sepeda. Mereka berdua mengayuh sepada bersama-sama. Kean dengan sepedanya dan Kenaya dengan sepeda Gemma. Tampak begitu seru ketika mengayuh sepeda keliling komplek. Kebetulan tak jauh dari komplek ada kolam ikan milik salah satu pengusaha. Dibiarkan terbuka agar orang-orang dapat melihatnya. Banyak anak-anak kecil yang melihat ikan-ikan tersebut. Tentu saja itu membuat mereka senang.“Dulu aku sering sekali ke sini melihat ikan-ikan di sini.” Ketika berhenti di kolam tersebut, Kean menceritakannya apa yang dilakukannya dulu. “Wah … pasti seru.” Kenaya membayangkan hal itu pasti seru sekali. Apalagi dilakukan bersama-sama.“Iya, dulu seru. Kami selalu bersama-sama perginya. Apalagi sore hari, udara begitu sejuk.” Kean mengingat bagaimana dulu sewaktu pergi dengan saudara kembarnya dan sepupunya. “Ayo aku tunjukan lagi.” Kean mengajak Kenaya untuk melanjutkan kembali mengayuh sepeda. Mereka berdua kembali mengayuh sepeda. Kean mengaja

    Last Updated : 2025-02-19
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 148 Tangis Bahagia

    Kenaya pasrah. Kean selalu saja memberikan kejutan. Jadi percuma juga dia bertanya berkali-kali. Tidak akan dijawab. Dia memilih untuk melihat saja ke mana Kean membawanya. Kenaya memerhatikan mobil Kean yang melaju. Namun, dia tidak bisa menebak ke mana gerangan Kean akan membawanya. Mobil berhenti di lahan. Tampak bangunan dengan jendela kaca yang cukup besar. Kenaya menebak jika mungkin ini adalah sebuah kafe yang sedang dibangun.Kean segera mengajak Kenaya untuk turun dari mobil. Kenaya mengikuti saja apa yang diminta Kean. “Kamu mau buat kafe?” Kenaya menatap Kean ketika berjalan masuk ke bangunan tersebut. Kean hanya tersenyum. “Ini bukan kafe.”“Lalu apa?” Kenaya penasaran sekali. ‘“Itu.” Kean menunjuk papa nama di depan pintu masuk. Kenaya segera mengalihkan pandangan pada apa yang ditunjuk Kean. Dua bola mata indahnya seketika membulat sempurna. Papa nama itu bertuliskan ‘Kenaya Flower’, artinya bangunan ini adalah toko bunga miliknya, bukan kafe seperti yang dipikirka

    Last Updated : 2025-02-19
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 149 Melihat Anak Ailee

    Kenaya melihat bayi kecil yang begitu lucu dari balik kaca bersama dengan beberapa anggota keluarga Adion. Bayi laki-laki itu tampak lucu sekali di dalam box bayi. Belum tertulis nama di dalam box tersebut. Baru tertulis Ny. Ailee Shana dan Tn. Leandre Marvin.Harusnya dia bisa berbahagia atas kelahiran anak Lean dan Ailee. Namun, dia justru sedih karena saat melihat bayi kecil itu, membangkitkan luka lamanya. Mengingatkan pada bayi yang pernah dikandungnya dulu. Merasakan kesedihan itu, Kenaya memilih untuk pergi. Tak mau merusak kebahagiaan orang lain. Dia butuh waktu sendiri untuk sekarang. Kean yang menyadari kepergian Kenaya langsung mengejar. Dia jelas tahu apa yang dirasakan Kenaya. Pasti calon istrinya itu sedang bersedih sekali karena kepergian bayi di dalam kandungannya beberapa bulan yang lalu. Kenaya memilih duduk di taman. Tangisnya pecah ketika kesendirian menemaninya. Hancur hatinya ketika mengingat bagaimana anaknya yang dalam kandungannya meninggal. Banyak penyesal

    Last Updated : 2025-02-20
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 150 Tolong

    Kenaya hari ini bersiap untuk ke rumah Ailee dan Lean. Menyambut mereka yang akan kepulangan bayi kecil yang hadir di keluarga Adion. Mereka semua berkumpul di rumah Mommy Freya dan Daddy El, baru nanti mereka pergi ke rumah Lean dan Ailee. Ada Anka dan Gemma di rumah, sedangkan Kean dan Lean sedang pergi untuk mengambil kue dan beberapa makanan dari toko.“Balonnya sebaiknya ditiup di sana saja bagaimana?” tanya Kenaya menatap Gemma dan Anka. “Iya, Kak. Di sana saja. Nanti susah dimasukkan ke mobil.” Kenaya mengangguk. “Permisi.” Saat mereka sedang membuat dekorasi untuk menyambut anak Ailee dan Lean, mereka mendengar suara. Kenaya menduga jika suara itu adalah suara tukang balon helium yang mengantarkan balon. “Aku akan ambil balonnya.” Kenaya langsung keluar untuk menemui tukang balon. Anka dan Gemma mengangguk. Dengan semangat Kenaya membuka pintu. Namun, alangkah terkejutnya ketika melihat siapa yang berada di depan pintu. “Apa kabar, Naya?” Mama Kina menyapa putrinya.

    Last Updated : 2025-02-20
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 151 Penuh Kejutan

    “Kita mau ke mana?” tanya Kenaya.Pagi ini Kean membawanya pergi tanpa memberitahu ke mana dia membawanya. Tentu saja hal itu membuat Kenaya benar-benar bingung. “Kejutan.” Kean menjawab dengan santainya. Kean selalu saja memberikan Kenaya kejutan. Hal itu membuat Kenaya selalu bahagia. Namun, sepertinya kali ini Kenaya tidak bisa menebak ke mana mereka akan pergi. Karena itu dia memilih untuk melihat saja ke mana mobil membawa mereka. Kean terus melajukan mobilnya menuju ke satu tempat. Perasaannya begitu bahagia sekali karena akan menunjukan sesuatu pada Kenaya. Kenaya memerhatikan jalan yang dilalui itu. Saat melihat jalanan yang dilalui, dia menyadari ke mana mereka pergi. “Kita ke rumah Ailee dan Lean?” Kenaya melihat ke arah Kean yang sedang sibuk menyetir. Kean hanya tersenyum saja. Kenaya yakin sekali jika Kean ingin mengajaknya ke rumah Ailee dan Lean. Baginya tidak masalah. Sekalian dia ingin melihat bayi Ailee dan Lean. Sayangnya, pikiran Kenaya salah. Kean justru ti

    Last Updated : 2025-02-20
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 152 Calon Pengantin

    Kemarin, Kean dan Kenaya sudah melihat rumah. Hari ini mereka berniat untuk memindahkan barang-barang di apartemen ke rumah. Agar nanti setelah menikah, mereka tidak perlu repot-repot membawa barang-barang itu. “Apa kamu tidak apa-apa?” Kean menanyakan kembali pada Kenaya. Ini adalah kali pertama Kenaya ke apartemen. Jadi, pastinya akan membuat Kenaya sedih ketika mengingat apa yang terjadi dulu. “Aku sudah siap.” Masa lalu bukan untuk dihindari, tetapi untuk dihadapi. Jadi Kenaya harus menghadapinya. Apalagi niatnya ingin mengambil barang-barang milik mendiang anaknya. “Baiklah jika begitu.” Kean merasa tenang ketika Kenaya merasa yakin. Kean tidak hanya bersama Kenaya juga. Dia ditemani oleh Anka, Gemma, dan Rigel juga. Mereka bertiga akan membantu membawakan barang-barang milik Kean dan Kenaya. Mereka berlima segera pergi ke unit apartemen Bian. Mereka berlima segera mengambil barang-barang milik Kean. “Ini mau dibawa?” tanya Anka menunjuk sepatu-sepatu milik Kean.“Iya, itu

    Last Updated : 2025-02-20
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 153 Sensus Penduduk

    Suasana rumah keluarga Adion begitu ramai. Keluarga berkumpul semua. Kean mengenalkan satu per satu adik-adiknya pada Kenaya. “Ini Rivans, adik Gemma umurnya dua puluh tahun. Ini Derran, umurnya sembilan belas tahun, dia anak dari Daddy Dean dan Mommy Dearra. Ini Rysand, umurnya enam belas tahun, anak dari Uncle Rylan dan Aunty Retta. Aunty Retta ini adalah adik dari Mommy Shera, mommy dari Anka dan Rigel. Ini Lora, umurnya dua puluh dua tahun, anak dari Aunty Cia dan Uncle Noah, Aunty Cia itu adik Mommy Freya. Ini adiknya, namanya Nick. Sekarang umurnya sembilan belas tahun. Ini Fiora, ini Fioren, dan ini Fabio, mereka kembar tiga. Umurnya delapan belas tahun. Mereka semua kuliah di London. Hanya Rysand yang masih sekolah menengah atas.” Kean menjelaskan satu per satu adik-adiknya. “Hai … aku Kenaya.” Kenaya melambaikan tangan. “Hai, Kak Kenaya.” Semua melambaikan tangannya. “Ke, kamu sedang sensus penduduk?” Gemma tertawa mendengar sepupunya itu mengenalkan sepupu-sepupunya. “H

    Last Updated : 2025-02-21

Latest chapter

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 167 Akhir Kebahagiaan

    Kean terus menggenggam erat tangan Kenaya. Begitu berdebar-debar ketika menunggu hasil apa yang dilihat oleh dokter. “Selamat, Bu Kenaya hamil.” Dokter melihat jika ada janin di rahim Kenaya. Kenaya merasa lega karena akhirnya dia benar-benar hamil. Kean yang bahagia langsung mendaratkan kecupan di punggung tangan sang istri. “Kita akan punya anak.” Kean benar-benar merasa bahagia karena akhirnya dapat memiliki anak kembali. “Iya.” Air mata Kenaya kembali menetes. Setelah dia kehilangan anak. Akhirnya dia kembali diberikan kepercayaan memiliki anak secepat ini. Rasanya benar-benar Kenaya merasa dilimpahi berkah yang begitu banyaknya. “Aku akan punya cucu lagi, Mommy.” Mommy Freya langsung memeluk Grandma Shea benar-benar merasa bahagia akhirnya dapat memiliki cucu lagi. “Iya, aku juga akan punya cicit.” Grandma Shea begitu bahagia sekali. Semua yang berada di ruang dokter begitu bahagia sekali. Karena cicit Adion akan hadir lagi setelah anak dari Lean. Dokter men

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 166 Kebahagiaan

    “Kita mampir ke apotek.” Kenaya menatap Kean yang sedang sibuk menyetir. “Kamu mau beli apa? Kamu sakit?” tanya Kean sedikit panik ketika mendengar Kenaya meminta ke apotek. “Tidak. Aku hanya mau beli alat tes kehamilan.” Kenaya menjelaskan apa yang membuatnya ingin ke apotek. “Kamu hamil?” tanya Kean menatap Kenaya. “Belum. Aku baru mau mengecek saja.” Kenaya mencoba menjelaskan. “Memang sudah terlambat datang bulan?” Kean begitu penasaran. “Iya, sudah telat dua minggu, Tadi saat mommy tanya dan aku baru ingat.”“Baiklah, kita beli atas tes kehamilan.” Kean begitu bersemangat sekali ketika mendapatkan kabar istrinya terlambat datang bulan. Dia berharap ada Kean junior di dalam rahim sang istri. Mereka sampai di apotek. Kenaya langsung membeli alat tes kehamilan di temani Kean. Ini bukan pertama kali Kenaya membeli alat tes kehamilan. Karena dulu dia pernah membelinya sebelum pernikahan dengan Jerick. Saat sudah mendapatkan alat tes kehamilan. Mereka segera pulang. Rencananya,

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 165 Pembukaan

    Apa yang dikatakan Kean memang benar. Apa yang dilakukan adalah untuk menyalurkan hobi. Apa yang dilakukannya hanya untuk membuatnya bahagia. Jika pun ada banyak orang yang beli, itu adalah nilai tambah saja. “Baiklah.” Kenaya pun mengangguk. Dia jauh lebih tenang ketika sang suami mengatakan hal itu padanya. “Ayo, kita berangkat.” Kean meraih tangan sang istri. Mengajaknya untuk segera ke toko bunga. Kenaya dengan penuh semangat menerima ajakan Kean. Mereka segera berangkat bersama untuk ke toko bunga. Saat sampai di toko bunga, Kean dan Kenaya begitu terkejut. Ternyata ada banyak orang yang sedang menunggu di depan toko. Mereka semua ingin membeli bunga hidup yang tampak cantik sekali. Apalagi memang ada program diskon yang diberikan Kenaya. “Apa mereka benar-benar datang untuk membeli bunga?” Kenaya tidak menyangka jika pembukaan tokonya akan dihadiri banyak orang. “Banyak orang suka berkebun. Jadi wajar jika mereka antusias untuk membeli bunga.” Kean mengulas senyum. Dia sen

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 164 Toko Bunga

    Bulan madu yang sudah berakhir mengantarkan Kenaya dan Kean kembali. Tentu saja tempat yang mereka tuju adalah rumah baru mereka. Mereka langsung menempati rumah mereka sesuai dengan keinginan mereka berdua. Hari ini Kean sudah mulai bekerja. Karena itu Kenaya bangun lebih awal untuk mempersiapkan semuanya. Kemarin, Kenaya sudah berbelanja. Jadi pagi ini dia bisa memasak untuk suaminya.Kenaya sibuk di dapur membuat masakan. Pagi ini dia ingin membuat scramble egg. Makanan simple yang pas untuk sarapan. Kenaya memasak sambil mendengarkan musik. Membuatnya semakin bersemangat. Kean yang bangun melihat Kenaya yang asyik memasak dan menggoyangkan tubuhnya. Hal itu membuat senyum manis menghiasi wajahnya. Ternyata tidak ada asisten rumah tangga membuat lebih nyaman. Buktinya sang istri begitu leluasa keluar hanya dengan menggunakan baju tidur pendek dengan tali spageti. Kenaya yang selesai segera berbalik untuk meletakkan scramble egg yang dibuatnya. Namun, alangkah terkejutnya ketika

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 163 Bulan Madu Part 4

    Seminggu Kean dan Kenaya berada di London. Mereka menikmati banyak tempat di London. Menikmati kuliner di negeri ratu Elisabet tersebut. Keduanya begitu bahagia sekali. Karena akhirnya mimpi mereka untuk ke London sudah terwujud. Hari ini rencananya mereka akan kembali. Naik pesawat pada siang hari. “Kenapa tujuan kita tidak ke Indonesia?” Kenaya menatap suaminya ketika melihat tiket pesawat yang dipegangnya. Tujuan pesawat justru adalah Male. Kota yang berada di Maladewa. Kota dengan laut dan pantai yang begitu indah. “Bulan madu kita belum berakhir.” Kean tersenyum. Kean sengaja mengubah rute. Dia masih ingin menikmati waktu dengan Kenaya. Sengaja memilih pantai karena sejatinya Kean menyukai pantai. Apalagi ketika melihat pantai saat alam hari. Namun, karena janjinya pada Kenaya, dia membawa Kenaya ke London lebih dulu. Kenaya mengulas senyum. Jika ditanya apakah dia suka jika bulan madunya diperpanjang, tentu saja jawabannya iya. Jadi dia tidak menolak ketika sang suami mengaj

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 162 Bulan Madu Part 3

    “Bukan apa-apa.” Kenaya menggeleng. “Aku tadi melihat jaring ikan di dalam kopermu.” Kean hanya melihat sekilas. Jadi dia mengatakan apa yang dilihatnya saja. Jaring ikan? Kenaya tak habis pikir ucapan Kean. Namun, jika dipikir-pikir memang baju tadi seperti jaring ikan. “Coba lihat.” Kean menghampiri sang istri. Memaksa sang istri membuka koper. “Tidak mau.” Kenaya masih berusaha untuk menutup kopernya. Kean yang melihat hal itu langsung menggelitik tubuh sang istri. Alhasil Kenaya melepaskan pegangannya pada koper. Melihat celah itu, Kean segera membuka koper. Dia langsung mengambil baju yang disembunyikan oleh Kenaya. Kemudian merentangkannya agar dapat melihat baju apa itu. Kean membulatkan matanya ketika melihat jika baju yang disembunyikan Kenaya adalah baju tidur seksi. “Itu dari mommy. Aku baru membukanya tadi.” Kenaya menjelaskan dari mana baju itu berasal. Kean tidak menyangka jika sang mommy memberikan Kenaya baju seperti ini pada istrinya. Sang mommy benar-benar pa

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 161 Bulan Madu Part 2

    Sesuai janji Kean, sore ini Kean membawa Kenaya ke London Eye. Mereka menuju ke London Eye untuk menikmati melihat kota London. Kean sengaja memesan tempat khusus. Jadi hanya mereka berdua isinya. Jangan ditanya berapa uang yang harus dikeluarkan Kean untuk memesan tempat privat. Pastinya cukup besar. Namun, jika dibanding dengan yang terisi dengan beberapa orang. Kean dan Kenaya masuk ke dalam kapsul. Saat baru masuk, Kenaya dikejutkan dengan meja makan yang terdapat di dalamnya. Tadi dia melihat kapsul lain, tetapi tidak ada meja makan seperti yang dipesan Kean. “Kamu memesannya khusus?” tanya Kenaya memastikan. “Tentu saja. Ini adalah bulan madu kita. Jadi aku ingin yang spesial.” Kean mengulas senyum di wajahnya. Kenaya merasa beruntung sekali karena Kean menyiapkan bulan madu mereka dengan sempurna. Tentu saja ini akan diingatnya sampai kapan pun. “Ayo, masuk.” Kean mengulurkan tangan, mengajak Kenaya untuk masuk ke dalam kapsul tersebut. Kenaya segera masuk.

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 160 Bulan Madu Part 1

    Waktu sudah menunjukan jam dua belas, tetapi dua insan manusia itu masih asyik saling memeluk di bawah selimut. Kegiatan semalam yang menguras tenaga membuat keduanya begitu lelah sekali. Hingga sesiang ini mereka masih belum mau bangun. Kenaya yang membuka mata lebih dulu melihat Kean yang masih tertidur pulas. Melihat Kean membuat Kenaya membelai lembut wajah Kean. Kenaya merasa bersyukur sekali karena ada Kean di hidupnya. Apalagi kini mereka sudah menjadi pasangan suami dan istri. Tangan halus Kenaya yang membelai lembut wajah Kean membuat Kean yang tidur terbangun. Hal pertama yang dilihat saat membuka mata adalah wajah cantik Kenaya. Senyum manis dari Kenaya menyambutnya, hingga menularkan senyum di wajahnya. “Apa aku sedang bermimpi?” tanya Kean. “Kamu tidak sedang bermimpi. Memangnya kenapa?” Kenaya begitu penasaran sekali.“Karena aku melihat bidadari di depanku. Jadi aku pikir aku bermimpi.” Kenaya langsung tersenyum mendengar ucapan Kean. “Coba aku cek dulu.” Kean men

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 159 Malam Panas

    Kenaya membenarkan apa yang dikatakan oleh Kean. Kamar mandi begitu tampak romantis. Apalagi tampak begitu indah dengan pemandangan kota yang terlihat dari atas. “Kaca itu transparan?” tanya Kenaya ketika menyadari pemandangan kota terlihat dari dalam. “Kaca itu memang memperlihatkan pemandangan dari luar, tetapi ketika melihat dari luar, pemandangan dari sini tidak terlihat.” Kean mencoba menjelaskan pada Kenaya. Kenaya mengangguk mengerti. “Tapi, aku tetap tidak nyaman.” Kenaya merasa tidak leluasa. “Aku akan menutupnya.” Kean tidak mau sampai Kenaya tidak nyaman. Karena itu, dia segera mengambil remote dan menutup jendela tersebut. Kenaya lebih lega ketika melihat kaca kini tertutup. Paling tidak dia akan lebih nyaman. Kean segera beralih kembali pada sang istri. Memutar tubuh sang istri untuk dapat meraih ritsleting gaun yang dipakai. Perlahan Kean menurunkan ritsleting gaun tersebut. Kenaya memejamkan matanya ketika tangan Kean terasa menurunkan ritsleting gaunnya. Jantung

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status