Home / Pendekar / Jagat Kelana / 201. S2. Pasukan Bayangan

Share

201. S2. Pasukan Bayangan

Author: Shaveera
last update Huling Na-update: 2024-11-10 20:44:16

Semua prajurit segera melaksanakan apa yang ditetapkan oleh Jagat. Mereka meninggalkan medan perang tanpa menyisakan perbekalan yang berlebih, hanya cukup untuk dua hari. Itu sesuai permintaan sang raja.

"Berhati-hatilah selama menempuh perjalanan hutan. Ingat jangan lagi melihat ke belakang apapun yang kalian dengar. Paham!"

Seluruh prajurit serentak menjawab paham begitu kalimat Jagat selesai terucap. Ratusan prajurit pilihan Singgalang mulai bergerak menjauh dari medan perang. Jagat melihat pergerakan meraka dari atas dahan.

"Apakah ini sudah keputusan final, Pangeran?"

"Hem. Sudah seharusnya seperti itu, ini adalah pertempuran alam yang berbeda. Bukankah Aku tahu hal ini?"

"Tetapi apakah benar kerajaan ini sebenarnya milik alam lain?"

Jagat tidak menjawab apa yang dilontarkan oleh Ki Cadek, dia paham benar bahwa kalimat itu hanya jebakan belaka. Jagat pun tahu hal ini adalah cara Akshita menguji kepercayaannya selama ini.

Jagat menghela napas berat, dia tidak berniat untuk meny
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Jagat Kelana   202. S2. Perkelahian Tingkat tinggi

    "Apa kabar Jagat Kelana. Kita berjumpa lagi."Jagat terdiam sejenak, suara yang didengarnya cukup familiar di telinga. Namun, hanya suara tanpa wujud. Dia masih mencerna kalimat yang didengar, kemudian seulas senyum terbit di wajahnya seiring angin bertiup lebih kencang. Serangan yang samar berserta angin berhembus masih mampu dibaca oleh Jagat. Tubuhnya hanya meliuk ke kanan untuk menghindari serangan tersebut. "Sensor yang cukup cepat. Tetapi kali ini nyawamu kupastikan melayang!"Usai kalimat lawan terdengar, sabetan pedang datang bertubi-tubi di sertai guruh dan petir. Dengan garak tubuh yang indah Jagat terbang sambil sesekali menegaskan kujangnya.Suara dentuman dan percikan api kecil muncul secara berurutan membuat suasan sekitar menjadi ricuh. Ledakan kecil pun sering terjadi akibat pertemuan dia senjata tajam dengan kekuatan tingkat tinggi. Lawan yang berubah bayangan selalu menghindar cepat tanpa bisa dilihat secara kasar. Jagat sendiri menggunakan indra penciuman untuk

    Huling Na-update : 2024-11-12
  • Jagat Kelana   203. S2. Akhir Perang

    Lima larik sinar bertemu pada satu titik menimbulkan ledakan yang sangat dahsyat bahkan mampu menghentikan angin untuk sesaat. Tidak hanya itu, beberapa pohon di sekitarnya pun menjadi gosong. Pertempuran tingkat tinggi membuat beberapa pasukan bayangan hitam kelas menengah ke bawah tubuh mereka terpental cukup jauh dengan menyemburkan darah segar. Secara langsung tubuh mereka terlepas dari ilmu bayangan yang ditebar oleh empat pendekar kembar. Jagat yang masih di udara dapat melihat seluruh pasukan bayangan hitam baik yang senior maupun yang junior. Bibirnya melengkung kala seluruh wajah pasukan itu terlihat secara nyata. "Rupanya semua berasal dari Padepokan Tengkorak. Pantas saja!" desis Jagat. Keempat pendekar kembar tubuhnya terpental cukup jauh, tidak hanya itu. Mereka juga muntah darah hitam dan ada beberapa memar di seluruh tubuh. "Sial, sudah lama masih tetap berkuasa saja. Padahal kita telah berguru ke dunia lain." "Benar, Dwipati. Apa sebenarnya yang membua

    Huling Na-update : 2024-11-14
  • Jagat Kelana   204. S2. Suasana Terakhir

    Perang telah selesai, sesuai prediksi kemenangan ada di tangan Jagat Kelana. Raja muda dari Singgalang itu berdiri menatap pada lokasi peperangan. Terlihat mayat tergeletak sembarangan, bahkan tubuh keempat pendekar tercerai berai. Berserakan ke mana-mana. Dari jauh dapat dilihat oleh Jagat bendera Pandan Wangi mulai dikibarkan. Raja Pandan Wangi--Prabu Amuk Naruto berjalan tertatih dengan dibantu tongkat. Tubuhnya yang renta tidak mampu berjalan tegak. Usia telah membuatnya tidak kuasa untuk memimpin sebuah kerajaan. "Salam sejahtera, Raja Jagat Kelana. Terima kasih atas semua usaha yang Anda berikan pada kerajaan kami. Maaf telah membuatmu repot." Prabu Amuk Naruto membungkukkan badannya berulang kali. Apa yang dilakukan oleh Prabu Amuk membuat Jagat terpaku dan gegas meraih bahunya. "Jangan seperti ini, Ayah Prabu. Saya hanya menantu biasa.""Saya pamit undur diri, selanjutnya semua urusan kerajaan saya serahkan sepenuhnya pada Anda, Raja Jagat!" kata Prabu Amuk. Tanpa berkata

    Huling Na-update : 2024-11-20
  • Jagat Kelana   205. Menemukan Muara Pintu

    Jagat masih diam menatap kepergian Prabu Amuk Naruto. Dia masih tidak yakin akan pilihan sang Prabu. Meskipun dia adalah menantu raja itu, Jagat tidak mau serakah. "Apakah sebaiknya kusegerakan saja proses keturunan pada rahim Prameswari?""Iya, bilang saja pada Wening. Dia pasti tahu waktu yang pas untuk itu. Saat ini lebih baik kucari lokasi yang ditulis Wening kemarin."Setelah memutuskan semua, Jagat melanjutkan langkahnya mencari sumber air yang memungkinkan menjadi pintu masuk yang dia cari. Sayup terdengar gemericik air yang cukup deras, maka langkahnya makin dipercepat agar segera sampai di lokasi yang dia inginkan itu. Hingga langkahnya masuk ke dalam hutan masih belum menemukan sumber air yang sempat didengarnya. Akhirnya Jagat memilih duduk diam di bawah pohon besar yang rimbun. Dia mengambil sikap semedi. Duduk sila di atas akar yang keluar dan membesar. Lama Jagat mendengarkan semua suara alam untuk mencari jalan menuju sumber air tersebut. Samar terdengar kicau burung

    Huling Na-update : 2024-11-22
  • Jagat Kelana   206. S2. Suasana Singgalang Tanpa Raja

    Pasukan yang berjumlah seratus orang akhirnya sampai di gerbang utama masuk Kerajaan Singgalang. Berita kembalinya pasukan tanpa rajanya membuat hati Roro Wening berdetak lebih kencang. Tidak hanya hati Roro Wening yang bingun, ibu ratu pun juga merasa khawatir akan keselamatan putranya. Dia pun bergegas menyambut datangnya pasukan yang di pimpin oleh generasi muda. Airlangga. Sosok pemuda yang entah darimana asalnya, tetapi dia sudah dipercaya Jagat untuk mendampinginya berperang. Dari jauh tampak senyum Airlangga mengembang begitu dilihatnya wajah Nyai Ratu dan Ibu Selir. Dia segera membungkuk memberi hormat pada kedua wanita yang begitu dipujanya tanpa mereka berdua tahu. "Salam sejahtera, Ibu Ratu dan Ibu Selir!" ucapnya sopan dan lembut. Namun, hal itu menimbulkan tanya di benak Roro Wening. Melihat wajahnya dia merasa tidak asing akan sosok Airlangga, tetapi untuk ingat siapa sedikit lama. "Berita apa yang kamu bawa hingga senyummu tidak menghilang sejak masuk gerbang keraj

    Huling Na-update : 2024-11-23
  • Jagat Kelana   207. S2. Hampir Terungkap

    Dengan gerak anggun, Roro Wening mendorong pintu utama paviliun milik Pitaloka. Sebuah pemandangan yang tidak pantas terpampang nyata di depan mata. Selir termuda Kerajaan Singgalang berdiri di atas tubuh polos seorang kasim. Saat pintu terbuka, Pitaloka sama sekali tidak berniat menghentikan aktifitasnya yang penuh tenaga. Dia justru menyeringai tipis memamerkan deretan gigi gingsulnya. "Bagaimana, Yunda Selir? Apakah Yunda juga ingin berpartisipasi memotong kelamin ini kasim?"Roro Wening menghembuskan napas berat, lalu berjalan mendekati ranjang adik selirnya. Tangannya terulur menarik tangan Pitaloka agar wanita itu turun dari atas tubuh polos kasim Kerajaan. "Turun dulu lalu jelaskan ada apa ini?"Pitaloka pun menurut, wanita muda nan cantik dengan gaun sutra berwarna peach dan rambut cokelat keemasan tergerai terlihat begitu menggoda hasrat pria lain. Sementara kasim dua itu juga tidak jelek. Dia terbilang memiliki wajah tampan rupawan. "Kasim ini datang ke paviliunku setela

    Huling Na-update : 2024-11-24
  • Jagat Kelana   208. S2 Jagat Kembali Bersama Akshita

    Hari terus berlalu, kasim yang dipergoki oleh Roro Wening akhirnya dia mengaku mengapa perbuatan itu dilakukan. Dia juga mengaku semua dilakukan hanya untuk mengukur waktu. "Baik, jika semua ini atas perintah Raja sendiri maka mana buktinya?" tanya Nyai Ratu Zavia. Pemuda itu diam dengan kepala menunduk dalam. Dia memang diperintah oleh Raja Jagat tanpa ada surat tertulis. Hal ini membuat bibirnya bungkam, tetapi dalam hati menyalahkan tugas rahasia yang telah terungkap. "Jika untuk mengukur waktu, lalu semua itu atas tujuan apa?""Sebenarnya Raja Jagat Kelana sudah pulang, Ibu Ratu. Tetapi hal ini masih dalam mimpi semua penghuni kerajaan, maka dari itu saya tidak berani ungkap hanya bisa mengulur waktu sesuai perintah."Roro Wening yang melihat cara bercerita pemuda di depannya merasakan aura yang begitu kuat menyebar di ruang pendopo agung. Aura ini begitu familiar. "Baik, apakah dengan begini kamu lah yang akan menikahi selir Pitaloka, begitu?"Pemuda itu masih diam, kedua tan

    Huling Na-update : 2024-11-28
  • Jagat Kelana   209. S2. Malam Pertama Di Ranjang Raja

    Udara dingin membuat tubuh Roro Wening menggigil parah. Bahkan muncul ruam merah hingga membuat salah satu dayang berlarian di sepanjang lorong peraduan raja. Dayang itu mendengar suara sang Raja berbicara dengan seorang wanita, bahkan suaranya begitu membuat bulu kuduk berdiri. Sebagai wanita dewasa dayang itu pasti paham suara apa yang dia dengar. Namun, dia lebih memilih tetap diam berdiri di depan pintu hingga suara itu menghilang. Cukup lama dayang itu berdiri di sana hingga pintu kamar Raja terbuka menampilkan sosok wanita yang begitu cantik dengan wajah bercahaya. "Masuklah!" Usia berkata wanita itu pergi sambil menarik selendang merahnya hingga membuat tubuhnya terbang. Peristiwa yang langka membuat wanita itu terpana dan takjub. Sungguh kejadian itu teramat langka. Suara Raja yang memanggilnya pun tidak mampu membuatnya lepas meninggalkan pemandangan itu. "Dayang, ada apa hingga larut malam kamu tidak istirahat?" Suara Jagat sudah begitu dekat dengan telinga dayang membu

    Huling Na-update : 2024-11-29

Pinakabagong kabanata

  • Jagat Kelana   233. S2

    Hari yang ditunggu akhirnya tiba, semua persiapan sudah selesai, bahkan beberapa sesaji pun telah siap di setiap sudut istana. Jagat sendiri telah siap di atas singgasananya dengam pakaian kebesaran. Tampak di sisi kanannya telah duduk wanita tercantik di Singgalang. Akshita duduk dengan anggun berhias mahkota bermata merah delima yang sesekali memancarkan cahaya berkilauan. Sementara di sisi kiri singgasana Jagat duduk berderet para selir yang dimulai dengan selir utama hingga ke selor tanpa status. Kali ini kedudukan selir tanpa status dimiliki oleh Pitaloka, wanita yang telah berulang kali membuat ulah di dalam istana. Apapun yang dilakukan oleh wanita itu masih saja dimaafkan oleh Jagat mengingat wanita itu adalah sesembahan dari kerajaan kecil yang telah hancur. Roro Wening duduk sambil memangku putranya yang akan dianugrahi nama Pangeran Naga Langit. Berita ini sudah tersebat di seluruh negeri hingga membuat halaman istana dipenuhi oleh warga biasa. Saat ini kerajaan tela

  • Jagat Kelana   232. S2

    Waktu begitu cepat berganti, sinar mentari masuk kamar Jagat melalui jendela yang terbuka sejak semalam, bahkan tubuh raja Singgalang pun masih tergolek berselimut di atas ranjang berteman sekuntum bunga mawar merah pekat. Prameswari yang melewati jendela kamar tersebut berdiri terdiam untuk beberapa saat lamanya. Pikirannya menerawang penuh tanya. "Tidak biasanya jendela itu terbiar begitu lama. Ada apa gerangan?" Pertanyaan demi pertanyaan menguar begitu saja tanpa ada kejelasan jawaban. Prameswari akhirnya melanjutkan perjalanan, dengan perutnya yang sudah besar membuat wanita itu sedikit kesulitan berjalan. Di tengah perjalanan pandangannya menangkap bayangan wanita cantik sedang bersenandung gending jawa yang dia tidak mengerti. Gerak wanita tersebut begitu familiar dan lembut, senyumnya terlihat lepas tulus. "Siapa wanita itu, wajahnya begitu indah bahkan aroma tubuhnya menguar hingga jauh."Tanpa sadar Prameswari terus melangkah mendekat pada sosok tersebut, bibirnya berger

  • Jagat Kelana   231.

    Untuk sesaat Airlangga masih tenggelam dalam samudra ragu, pemuda itu menatap langit yang telah gulita, hembusan napasnya begitu terdengar berat, seakan membawa beban.Jagat Kelana yang belum bisa memahami apa jalan pikiran putra berdarah silumannya dengan sabar menunggu deretan kata yang mungkin keluar dari untaian kegelisahan.Kembali terdengar hembusan napas berat Airlangga membuat hati Jagat seketika berontak, lalu kepalanya menoleh memindai keseluruhan wajah putranya, dia mencari arti di setiap gurat wajah Airlangga. "Jangan membuat semua menjadi sulit jika jalan termudah itu ada, Putraku. Utarakan saja!"Airlangga menoleh menatap ayah biologisnya yang telah lama dia rindukan sejak kecil. Selama ini, dia hanya mendengar semua kisah pria tersebut dari ibunya tanpa mengenal secara nyata. Perlahan bibir Airlangga melengkung tipis, bahkan hampir tanpa terlihat oleh Jagat. Namun, sebagai seorang ayah Jagat Kelana masih bisa menangkap gerakan tipis bibir itu. "Jika Engkau kecewa den

  • Jagat Kelana   230. S2.

    Hati terus berlalu, waktu silih berganti. Angin pun seakan berhenti meninggalkan jejaknya. Jagat Kelana terlihat gelisah menunggu kelahiran putra Roro Wening.Wajahnya yang tampan mulai berkeringat dingin, tetapi auranya masih begitu memukau. Prameswari masih setia menemani Jagat meskipun dia sendiri juga dalam keadaan lemah akibat hamil muda. "Duduk saja di sini, Tuanku," pinta Prameswari masih dengan nada lembut. "Mengapa lama sekali prosesnya, Prames?""Ini sudah hal yang biasa, apakah masa silam Anda tidak pernah mengerti kelahiran Pangeran Airlangga, Tuanku?"Jagat Kelana menatap sendu pada selirnya, bibirnya bergerak lirih, "sayangnya aku tidak ada saat Airlangga lahir. Apakah sesakit itu?"Prameswari meringis, dia tidak menjawab tanya suaminya. Pendengarannya saja dibuat mati. "Prames, ada apa denganmu?""Tidak, aku hanya belum ingin merasakan sakitnya.""Lalu mengapa ada noda di sana?"Kalimat suaminya seketika membuat wajah Prameswari menjadi pias, dia mencengkeram punggun

  • Jagat Kelana   229. S2

    Setelah dua hari dua malam akhirnya Jagat Kelana menyudahi pergerakan tubuhnya pada selir agung. Bibir pria itu melengkung sempurna kala melihat hasil perbuatannya pada tubuh indah dengan perut buncit itu. "Maafkan aku, Nyai. Tubuhmu begitu candu hingga hasratku sulit dibendung," ucap Jagat dengan nada rendah sambil meraih tubuh polos istrinya itu. Dua hari dua malam tubuh Roro Wening dihajar oleh Jagat membuat wanita itu terlukai lemah di atas ranjang. Dengan lembut, Jagat menarik selimut tebal untuk menutupi tubuh polos istrinya. "Nyai, rasanya aku tidak sanggup bila harus meninggalkan kami sendiri di sini. Tetapi aku harus masuk lagi ke dunia Akshita. Ada entitas yang akan membahayakan dunia fana ini." Jagat berbicara dengan nada rendah cenderung berbisik. Kemudian Jagat berdiri dan meraih jubah kebesarannya, lalu dia keluar kamar pribadi selir agung. Langkahnya yang panjang membawa sampai ke dapur, tanpa suara Jagat langsung mengambil timba berisi air dan membawanya ke kamar

  • Jagat Kelana   228. S2

    Roro Wening berjalan kembali ke paviliunnya. Dia membuka pintu dan langsung melihat suaminya sudah duduk sila di atas ranjang. Melihat Jagat Kelana sudah duduk sila seketika Roro Wening mempercepat langkahnya. Ada kekhawatiran yang muncul dalam sorot mata sendu, dia merasakan adanya aura lain yang merasuki tubuh suaminya. "Suamiku, ada apa dengan tubuhmu?" ucap Roro Wening sambil duduk di belakang Jagat Kelana. Jemarinya yang lentik menyentuh kulit suaminya, lalu terjadi sengatan begitu kulit keduanya saling bersentuhan. "Jangan ganggu aku dulu, Nyai. Biarkan semua energi ini masuk dalam tubuhku!"Suara Jagat menghentikan gerakan Roro Wening. Wanita itu memilih bangkit dari ranjang dan berjalan menuju ke kursi yang menghadap pada posisi suaminya. Dahi selir agung berkerut kala mendapati tubuh Jagat mulai berkeringat besar dan bergetar. Tubuh telanjang dada itu perlahan mulai terlihat segar dan menggoda akibat lelehan air bening. Beberapa kali Wening menelan air liurnya. Dia send

  • Jagat Kelana   227. S2

    Pitaloka terdiam, dia tidak berani berkata lagi. Tatapan selir agung begitu tajam hingga terasa sesak dada Pitaloka. "Pergilah, Sasti. Segera siapkan apa yang aku pinta!"Sasti pun segera berlalu meninggalkan kedua selir raja yang saling berseteru. Melihat dayang pribadi selir agung pergi kedua mata Pitaloka menyipit, dia meraup wajahnya sendiri "Apa maksud kamu menghalangi pekerjaan dayangku, hem?""Bukan begitu, Yunda Selir. Aku hanya bertanya pada dayang itu, tidak ada maksud lain," jawab Pitaloka. "Iya sudah, lupakan saja. Ini bukan urusan kamu." Usai berkata Wening berlalu meninggalkan tempat itu. Pitaloka mengepalkan kedua tapak tangan sambil menghela napas berat. Dia tidak terima dengan perlakuan selir agung, dia ingin saat ini menjadi permaisuri raja. Setidaknya menjadi wanita di hati raja itu. "Sialan kau, Wanita Tua. Lihat saja nanti!" Pitaloka kembali ke paviliun miliknya, dia memanggil dayang pribadi yang khusus dipilihnya sendiri. Mendengar namanya dipanggil dayang

  • Jagat Kelana   226. S2

    Sinar biru keemasan melesat membungkus tubuh tua Ki Cadek. Tanpa permisi, Jagat Kelana melempar tubuh tua itu kembali ke alamnya. Mau tidak mau Ki Cadek mengikuti semua perintah pemiliknya, dia terbang menuju ke alamnya. Setelah kepergian Ki Cadek tubuh Jagat tiba-tiba terasa lemas, tulang sendinya seakan tidak mampu menopang. Bahunya naik turun hingga terdengar isak tangis lirih. 'Maafkan aku, Ki. Ini yang terbaik untukmu setelah pertempuran dengan Pasopati,' kata Jagat tak mampu bersuara. Raja muda Singgalang terlihat begitu terluka secara fisik dan rohani. Baru saja dia berpisah dengan istri tercinta kini sebuah keputusan harus diambil dengan paksa. Cukup lama Jagat tertunduk dengan kedua telapak tangannya menyentuh tanah. Perlahan ada aliran hangat menjalar memasuki lengan. Hal itu tidak dipedulikan oleh Jagat. Dia justru makin menunduk hingga dahinya menyentuh tanah. Jagat bersujud. 'Jangan tinggalkan aku, Hyang Widi Agung!'Samar terdengar langkah pelan dan lembut mendekati

  • Jagat Kelana   225. S2

    Usai mengaku kalah, Panglima Pasopati berjalan tertatih dengan menarik pedangnya. Wajahnya tertekuk dalam. Dia tidak berani menatap bulan yang sedang bersinar malu. Angin malam menembus tulang, tetapi Jagat masih berdiri tegak menatap kepergian Panglima Galunggung. Ada sedih yang membayang di wajah raja muda itu, tetapi tidak semua orang bisa tahu apa yang sedang berkecamuk dalam hatinya. Akshita berjalan mendekati suaminya, dia memeluk pinggang Jagat dari belakang dengan kepala bersandar pada punggungnya. "Sebaiknya kita jalani di dunia yang berbeda, Kang!"Mendengar bisikan istrinya, Jagat segera berbalik badan. Dia menangkap wajah kekasihnya, "jika aku merindukanmu, bagaimana?""Bukanlah Kakang bisa masuk ke duniaku meskipun tanpa portal?" tanya Akshita lembut. Jagat masih menangkap wajah ayu istrinya tanpa berkedip. Hal ini membuat Akshita menjadi salah tingkah. "Kang...." Tatapan Jagat mulai berkabut, napasnya terdengar berat tetapi dia masih enggan untuk mengeluarkan suara.

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status