Share

Bab 5

Penulis: Dina Dwi
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-24 18:02:13

Aku tidak pernah berharap perasaanku untuk dibalas, tapi aku juga tidak berpikir untuk melupakan Steve. Dia adalah sesuatu yang terlalu berharga untuk dilupakan. Ini memang bodoh, tapi perasaan ini jugalah yang membuatku terjaga dari para lelaki yang mendekatiku, apa lagi yang hanya mencari kesenangan.

Aku hanya berharap, siapa pun itu, selama dia pria yang benar-benar baik dan bukan pria sembarangan, aku akan memberinya kesempatan. Tapi, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi kedepannya. 

Steve terkenal karena ketampanan dan kekayaan yang dia miliki. Tapi dia bahkan tidak pernah digosipkan pernah dekat dengan satu pun wanita, yang ternyata karena dia setia pada kekasihnya. Padahal jarak diantara mereka sangat jauh.

Sampai-sampai aku berpikir, sebenarnya sehebat apa wanita yang dicintai oleh Steve. Karena sudah pasti, banyak wanita cantik nan menawan yang mendekatinya tapi dia mengabaikannya. Mereka juga bukan wanita biasa dan punya berbagai keunikan dari penampilan hingga sikapnya.

Tapi, entah kenapa aku yakin. Kekasih Steve adalah perempuan yang baik, karena seperti yang biasa dikatakan. Laki-laki yang baik akan mendapatkan perempuan yang baik.

Berbeda dengan Steve, sepupunya yaitu Dave cenderung lebih apa, ya? Sebenarnya mereka sama-sama baik, dibuktikan dengan Dave yang berlaku sebagai kerabat yang perhatian. Hanya saja, aku merasa Dave membangun dinding di sekelilingnya sehingga sulit untuk didekati. Kalau Steve, dia lebih bijaksana dan ramah.

Sekarang aku bahkan berusaha mati-matian untuk tidak lari keluar apartemen dan tetap berusaha membalas tatapan Dave yang sangat-sangat menusuk. Yah, dia juga lebih dingin sikapnya dari pada Steve. Tapi itu mungkin terjadi karena dia sedang menahan amarah. Hal yang wajar, aku ingat sebelumnya dia orang yang cukup sopan saat pertama kali bertemu.

“Tetap saja, aku tidak mengerti apa yang ada di pikiran Mrs. Felton. Tapi itu bukan berarti kau terpaksa juga, kan. Kau jelas setuju dengan ini, setuju ditunangkan dengan Steve. Saat aku tahu apa yang terjadi setelah menemui Mrs. Felton, aku langsung pergi mencarinya. Karena aku tahu inilah yang akan terjadi!” Dave menunjuk dengan sarat emosi ke arah Steve yang tidak sadarkan diri. Sebelah tangannya yang lain mengepal.

Tenggorokanku tersekat, wajahku sedikit kehilangan kontrol saat Dave mengatakan itu seolah itu salahku. Dan kemudian mataku sedikit perih, ketika sadar yang dikatakan Dave itu benar. Ini semua salahku. 

Aku dengan sekuat tenaga menahan air mata agar tidak menggenang di mataku. Aku tidak ingin memperlihatkan mataku yang berkaca-kaca pada Dave.

“Lalu bagaimana sekarang?” tanyaku lirih.

“Apa lagi? Tentu saja batalkan pertunangan kalian. Aku sangat mengenal Steve, dia pasti tidak bisa membantah ibunya. Meski Steve menolak dia tetap tidak berdaya jika berhadapan dengan ibunya karena dari kecil mereka tinggal bersama berdua saja sejak ayahnya meninggal.”

Aku akhirnya mengerti kenapa Steve tidak seperti anak laki-laki pada umumnya, yang kadang lebih tegas pada keinginannya sendiri dari pada keinginan orang tua mereka jika menyangkut hidup mereka sendiri. Mrs. Felton sendiri juga lebih tegas pada anaknya, karena hanya Steve yang menjadi satu-satunya keluarga kandung.

Dulu aku tidak mengerti meski tahu dengan pasti ayah Steve sudah lama meninggal. Dan sekarang aku baru mengerti karena perkataan Dave menyadarkanku. Perkataannya berkali-kali berhasil membuat perasaanku campur aduk.

“Apa yang harus aku lakukan kalau begitu?” tanyaku lagi dengan perasaan sedih yang kentara. Aku hanya berharap Dave mengabaikan itu.

“Karena tidak mungkin Steve yang membatalkan rencana pertunangan kalian, maka kau yang harus melakukannya. Mrs. Felton pasti akan mendengarkanmu, iya kan? Kau pasti gampang mengubah keinginan Mrs. Felton.” Dave menjawab seperti yang aku duga. Aku harus bertindak.

Tapi itu tidak semudah yang dia katakan, karena itu aku menggeleng, mungkin sulit untuk membatalkan itu. Tapi mau bagaimana lagi jika akibatnya Steve menjadi seperti ini. Aku tidak berharap Steve menjadi seperti ini karena diriku sendiri.

Dave tiba-tiba mencengkeram kedua bahuku. “Kau bisa melakukan apa pun. Tapi yang satu ini, tolong lakukan demi Steve, demi dirimu juga.”

Aku meringis, “Aku akan berusaha,” balasku.

“Bagus.” Dave melepas cengkeramannya di bahuku.

Setelah itu aku diam dan tidak menatap Dave lagi. Kedua tanganku saling menggenggam. Aku berusaha menghilangkan gemetar di tanganku.

Gemetar yang terjadi selama percakapanku dengan Dave. Aku ingin ke kamar sekarang.

“Apa ada lagi?” tanyaku ragu-ragu pada Dave.

Dave menatapku membuat gugupku kembali datang.

“Aku akan bermalam di sini. Jangan berpikir untuk mengambil keuntungan dari keadaan Steve.” Dave menjawab, masih dengan nada tidak bersahabatnya yang membuatku menelan ludah.

Dan aku tidak terima dengan perkataannya yang seolah menuduhku macam-macam. Tapi aku tidak berani berdebat dengannya. Pembicaraan kami tadi sudah lebih dari cukup membuatku tertekan. Padahal kami tidak sedang berdebat, aku tidak membantahnya.

Aku bertanya, “Kalau begitu kau tidur di mana?” 

Saat aku berpikir Dave akan tidur di kamar Steve, Dave menjawab, “Aku akan tidur di sofa.”

“Oh, baiklah. Aku akan tidur juga sekarang,” pamitku pada Dave.

Dave tidak mengatakan apa-apa lagi setelah itu dan membiarkanku masuk ke kamar yang bersebelahan dengan kamar Steve.

Aku menutup pintu dengan perlahan lalu berbalik dan bersandar di pintu. Saat aku mengatur napas yang terasa berat, tanpa sengaja mataku melihat dengan kabur tumpukan paket yang sedikit lagi selesai diatur.

Aku berpikir dengan mata yang memburam karena air mata yang sudah menggenang, membuat semuanya tidak tampak jelas. Ah, sepertinya aku harus mengembalikan semuanya pada Mrs. Felton. Semua paket yang hampir selesai dikeluarkan dan diatur.

Tanganku mengepal.

Saat air mataku akhirnya menetes, aku segera membungkam mulutku dengan tangan yang tadi belum berhenti bergetar. Aku merasa suaraku tetap keluar meski kecil. Aku memutuskan langsung ke kasur dan meredamnya dengan bantal.

Dan malam itu aku habiskan untuk menangis menyalahkan diri sendiri lalu tanpa sadar tertidur setelahnya.

Ketika terbangun, aku bisa merasakan sedikit pusing dan mata yang juga sedikit sembap. Beruntung sembapnya menghilang ketika aku membasuh wajah dengan air dingin.

Lalu aku keluar kamar setelah memastikan penampilanku baik-baik saja dan terlihat seperti biasanya. Lalu di sanalah aku menemukan Dave yang sedang berbincang singkat dengan seseorang di depan pintu. Setelah orang itu pergi, Dave menutup pintu dan kami berpandangan selama beberapa detik ketika Dave berbalik.

Aku yang memutuskan pandangan dari matanya lebih dulu untuk melihat kantongan yang lumayan besar di tangannya. Itu terlihat berat.

“Apa itu?” tanyaku, memulai pembicaraan. Dave tidak langsung menjawab.

Dave menjawab setelah jeda sebentar, “Aku memesan sarapan untuk kita semua.”

Aku mengangguk, tahu persis keadaan dapur Steve yang tidak memiliki peralatan dan bahan untuk memasak. Dapur itu sudah pasti tidak terpakai untuk memasak, kecuali untuk menyimpan peralatan makan seperti piring dan lainnya, juga menyimpan minuman dan makanan kemasan. Ah, dapur pasti terpakai karena dapur tetap tempat untuk makan, itulah kegunaannya yang utama.

“Biar aku bantu,” ucapku mendekati Dave yang sudah meletakkan makanan itu di meja bar dapur.

Dave terdiam tapi tidak mencegahku untuk menata makanan di atas meja. Tidak ada percakapan sampai Dave ikut menata sarapan yang ternyata bayak jenisnya.

“Soal semalam, aku minta maaf jika menyakiti perasaanmu.” Dave membuat tanganku berhenti bergerak. Aku tidak terkejut jika diriku tidak siap membicarakan itu.

*****

Bab terkait

  • JUST WANNA BE WITH YOU   Bab 6

    Aku tahu masalah semalam pasti akan diungkit, entah untuk membicarakan tentang rencana pembatalan pertunangan atau membicarakan hal yang lainnya. Aku hanya tidak menyangka jika Dave akan meminta maaf. “Tidak masalah,” jawabku bohong tanpa melihat ke arahnya. Tentu saja masalah, tapi Dave tidak perlu tahu. Tanganku kembali melanjutkan kegiatan untuk menata sarapan. “Aku mengerti," lanjutku. “Aku sadar semalam sudah menyinggungmu dan menyalahkanmu berlebihan. Hanya saja aku sangat geram dengan masalah Steve.” Aku berdeham lalu membalas tanpa melihatnya lagi, “Yeah. Aku tahu.” Akhirnya makanan untuk sarapan dan piring yang akan dipakai untuk makan sudah tertata semuanya di atas meja bar dapur. &n

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-25
  • JUST WANNA BE WITH YOU   Bab 7

    Aku tidak ingin membayangkan bagaimana perasaan atau ekspresi Steve saat mendengar aku sempat menolak dari perkataan Dave, seolah aku sangat ingin bersama Steve atau memaksa bersama Steve. Padahal aku tidak menolak sama sekali. “Perasaan aku tidak pernah bilang kalau aku menolak,” balasku pada Dave. Memberikan tatapan lurus-lurus padanya. Dave mengerut, lagi. Mungkin dia sedang berpikir kenapa aku membalasnya karena merasa ucapannya tidak ada yang salah. “Kau menolak, itu pasti. Kau memang tidak mengatakannya tapi kau menggeleng saat pertama kali kusuruh. Dan saat kedua kalinya barulah kau menurut dan setuju,” ungkap Dave. Aku menggeleng, dan semakin berusaha mengabaikan Steve, apalagi saat aku akan menyebut ibunya lagi. “Aku menggeleng karena ber

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-30
  • JUST WANNA BE WITH YOU   Bab 8

    “Mom yang menyetir?” tanyaku ragu jika harus membiarkan wanita paruh baya yang beberapa tahun lagi berumur setengah abad untuk mengendarai mobilku. Dia tidak menjawab dan hanya membalas, “Ayo.” Kami sudah berjalan keluar dari kediamannya, dimana aku ikut berjalan di belakang Mrs. Felton. Dia tidak membawa apa pun dan aku hanya membawa satu tas tangan. “Sebenarnya kita akan ke mana, Mom?” tanyaku saat sudah masuk ke dalam mobil. “Kalau kita pergi dengan sopir Mom atau bawa mobil Mom sendiri, kamu harus balik ke sini lagi untuk mengambil mobilmu, karena kamu perginya harus sama Mom.” Ibu Steve menyalakan mesin mobil. Jadi Mrs. Felton harus pergi bersamaku tanpa meninggalkan mobilku agar aku tidak kembali ke kediamannya untuk mengambil mobilku. Aku sadar ibu Steve tidak menjawab de

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-05
  • JUST WANNA BE WITH YOU   Bab 9

    Aku semakin takut saat Mrs. Felton membuka pintu sebuah ruangan tanpa mengetuknya. Tapi kemudian aku bernapas lega saat pintu terbuka menampilkan sebuah ruangan yang aku tebak sebagai kantor tempat kerja Steve. Di sana tidak ada Steve. Ruangan itu kosong. Tidak ada siapa-siapa. Yeah, aku lega meski aku tahu apa pun yang terjadi Mrs. Felton akan menemui Steve. Dan Steve juga akan berhadapan dengan ibunya. Lega ini hanya sementara, aku tahu itu. Yang bisa aku lakukan, akan aku lakukan. Seperti berusaha membuat Mrs. Felton tidak memarahi Steve. Aku ingin membuatnya merasa lebih tenang. Tapi ketika aku berniat melakukan itu, karena mengira Mrs. Felton akan menunggu Steve di ruangan ini, Mrs. Felton malah segera keluar dari ruangan. Aku yang tidak ingin ketinggalan segera mengikutinya. Aku juga tidak berani bertanya kenapa be

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10
  • JUST WANNA BE WITH YOU   Bab 10

    Jadi ceritanya adalah, Mrs. Felton hendak melayangkan tangannya pada Steve seperti hendak menamparnya. Lalu aku segera menghalangi itu dengan menggunakan tubuhku sebagai tameng. Karena tangan Mrs. Felton yang melayang pada Steve yang tubuhnya di belakangku, maka aku bukan terkena telapak Mrs. Felton tapi terkena pukulan lengan bawahnya di kepalaku. Jika aku jauh beberapa centi dari tempatku sekarang mungkin Steve sudah kena tampar karena aku terlambat. Kepalaku yang terpukul seperti mau di pisahkan dari lehernya. Karena itu leherku juga ikut sakit. Tapi aku yakin tangan Mrs. Felton juga sakit. "Hah." helaan napas berat terdengar jelas di telingaku karena Mrs. Felton yang menge

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-15
  • JUST WANNA BE WITH YOU   Bab 11

    Aku suka sekali meminta ibu bermain piano untukku ketika ada di rumah sejak kecil. Tapi aku tidak pernah berani menyentuh pianonya jika ibu tidak ada.Entah sejak kapan aku tidak berani melakukan sesuatu kecuali yang diperintahkan padaku."Yang mana?" Ibu melihat buku tulisku."Aku harus mengerjakannya dalam waktu lima menit. Tapi aku hanya bisa melakukannya dalam waktu sepuluh menit." Kataku sambil menunjukkan stop watch kepada ibu.Ibu menatapku terkejut. Entah karena apa yang aku ucapkan atau karena apa yang aku tunjukkan atau juga mungkin karena apa yang tertulis di buku ku.Yang aku tahu, ibu tidak membantuku mengerjakan tugas tapi malah berdiri sambil membawa buku tugasku. Ibu berjalan menjauhiku."Mama?" Pang

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • JUST WANNA BE WITH YOU   Bab 12

    Saat itu, karena merasa sudah lebih baik. Aku ingin menggambar sembari bersandar di sandaran kasur. Tapi ayah tiba-tiba datang. Aku mengalihkan perhatianku dari buku gambar. Aku tidak sendirian, ada pelayan yang menemaniku menggantikan ibu. Karena aku sudah lebih baikan, ibu tidak memaksakan diri lagi menjaga dan menemaniku. Aku bisa melihat ayah mengerut ke arah buku di pangkuanku. Ia lalu berkata, "Bukannya kau dilarang untuk menggambar? Aku sudah menyuruhmu sebelumnya untuk tidak menggambar dan lebih fokuslah pada pembelajaran." Aku melebarkan mataku mendengar itu lalu membalas, "Ayah tidak pernah bilang begitu sebelumnya." Aku tid

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-22
  • JUST WANNA BE WITH YOU   Bab 13

    Setelah mengunjungi makam ibu, aku tidak tahu harus kemana selanjutnya. Aku tidak mungkin ke apartemen Steve sekarang, suasananya akan canggung. Tapi bagaimana dengan barang-barangku yang ada di sana? Aku sepertinya tetap harus ke sana. Napasku kuhembuskan kuat-kuat. Jika saja rambutku pendek mungkin aku juga akan mengacak-acak rambutku sebagai pengalihan rasa frustrasi. Ah, apa yang harus kulakukan sekarang? Pikiranku tiba-tiba teringat ibu. “Ibu, jika kau ada di sisi Helen sekarang, mungkin ibu bisa memberi Helen saran yang baik,” gumamku tanpa sadar. Ponselku berdering di detik berikutnya. Aku melihat layarnya yang langsung membuatku terdiam dengan kedua alis yang saling bertaut. Nomor tidak dikenal menghubungi ponselku. Aku menggerakkan mobilku ke sebuah restoran lalu berhenti di parkiran untuk mengangkat panggilan. Setelah menghilangkan rasa ragu, aku mengangkat panggilan itu dengan sedikit gug

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-22

Bab terbaru

  • JUST WANNA BE WITH YOU   Bab 25

    Steve melihat jam di pergelangan tangan kanannya. Saat ini ia tengah berjalan di koridor menuju ruang makan. Saat tiba di sana, ia tidak melihat siapapun kecuali Robbie yang sedang memasak di dapur. Mungkin ia datang terlalu cepat.Steve lalu berbalik dan memutar langkahnya. Ia hendak mencari keberadaan Dave sekarang.Tapi ia tidak menemukan sepupunya itu di mana pun. Hingga akhirnya langkahnya berhenti di depan pintu studio yang terbuka.Steve melihat ke dalam ruangan dan menemukan Dave dan Helena di dalam studio. Mereka tampak sedang membicarakan sesuatu. Posisi mereka berdua berada di samping piano milik ayahnya.Steve melangkah masuk, namun langkahnya terhenti saat ia hampir mendekati Dave. Karena ia mendengar pertanyaan Dave."... Kau sadar jika Steve itu adalah orang yang setia pada pasangannya?"Steve terdiam."Ya, aku

  • JUST WANNA BE WITH YOU   Bab 24

    "Lalu, untuk apa kau datang ke sini?" tanya Helena memandangi Dave yang tengah memandangi lukisannya."Aku tadi hanya jalan-jalan sebentar. Aku tertarik melihat bagaimana keadaan ruangan ini sekarang. Lalu berakhir masuk ke sini." Dave menjawab masih dengan memandangi lukisan Helena.Dave meneliti lukisan yang diselesaikan oleh Helena dengan nyaris sempurna.Lukisan wajah Steve yang tengah tersenyum. Dave bisa langsung tahu disaat ia melihatnya pertama kali. Mungkin semua orang yang mengenal Steve pasti bisa langsung menebaknya, karena lukisan Helena benar-benar tampak nyata.Dave tiba-tiba membicarakan hal yang tidak terduga."Helena. Mungkin pertanyaan ini terdengar sangat lancang. Tapi, aku akan tetap bertanya. Apa kau sadar, jika Steve itu, adalah orang yang setia pada pasangannya?"Helen

  • JUST WANNA BE WITH YOU   Bab 23

    "Memangnya apa yang membuatnya marah?" Steve mengangkat alisnya. Merasa penasaran, di matanya, Helena adalah perempuan yang pendiam namun ramah. Pasti hal yang benar-benar besar hingga bisa membuatnya marah."Itu karena aku bertanya padanya, kenapa dia mau menyimpan barang yang kau beri itu, dari pada membuangnya." Dave menjawab dengan raut wajah dan nada bicara yang datar.Steve berkedip sembari memproses ucapan Dave. "Huh?" responsnya.Apa maksudnya? Steve benar-benar tidak mengerti."Dia tersinggung dan akhirnya marah," lanjut Dave.Steve menganga. "Tunggu dulu, Dave. Memangnya kenapa kalau Helen menyimpannya dan tidak membuangnya?"Bukannya pemberian seseorang itu memang harus disimpan, ya? Dan Steve juga memberikan gelas porselen itu bukan untuk dibuang.Dave mengangkat bahunya. "Aku hanya iseng bertanya seperti itu."

  • JUST WANNA BE WITH YOU   Bab 22

    Dave menarik Helena ke kamarnya dari hadapan Steve. Ia lalu segera menutup pintu kamarnya dengan dirinya yang juga berada di dalam kamar. Meninggalkan Steve yang melongo sendirian di luar kamar Dave.Dave ingin mencegah Helena menjawab pertanyaan Steve. Meski sebenarnya Helena tidak akan bisa menjawab bahkan jika Helena ingin, karena ia terlalu gugup.Helena yang sudah berada di dalam kamar Dave merasa sangat terkejut dengan tindakan Dave. Ia melotot pada Dave yang sedang memunggungi pintu. Mereka berhadapan dengan Dave yang membelakangi pintu kamarnya."Jangan katakan yang sebenarnya pada Steve," ucap Dave lebih dahulu dan menatap tajam Helena dengan kepala sedikit menunduk karena Helena lebih pendek darinya.Helena menelan ludahnya gugup karena ditatap seperti itu oleh Dave. Ia tidak berani mendongak lebih lama untuk memandang wajah Dave."Aku juga tidak ingin melakukannya. Itu

  • JUST WANNA BE WITH YOU   Bab 21

    Dave masih diam dan tidak menjawab pertanyaan Helena. Ia dan Helena saling menatap, tapi Helena menatapnya dengan pandangan kesal dan ia balas dengan pandangan datar.Mereka berdua masih saling memandang saat Steve masuk ke dapur dan melihat keduanya. Entah mereka berdua sadar atau tidak dengan keberadaan Steve, mereka masih saling melotot satu sama lain.Steve ingin bertanya apa yang terjadi tapi tindakan Dave membuatnya terkejut.Dave yang melihat aliran air dari keran yang terbuka, mendadak ia mengibaskan tangannya di aliran air itu hingga menyebabkan adanya percikan air yang mengenai wajah Helena.Steve saja terkejut, apa lagi Helena yang terkena cipratan air karena tindakan konyol Dave. Helena syok dengan reaksi Dave padanya.Padahal ia hanya meminta jawaban dari Dave tapi Dave malah memberinya percikan air keran ke wajahnya.

  • JUST WANNA BE WITH YOU   Bab 20

    "Aku membuat ini, sebenarnya untukmu Steve," ucap Helena membuat Dave berhenti mengunyah potongan pie di dalam mulutnya. "Eh, untukku?" tanya Steve pada Helena dengan wajah terkejut. Helena mengangguk. Dave memandang lurus Helena, merasa perkataan Helena mengandung arti bahwa selain Steve, tidak boleh ada yang memakan pie apel buatan Helena. Dave mengerutkan alisnya. "Tapi kata bibi Emily tadi...." Dave masih ingat ucapan Emily. 'Saya ingin membawakan camilan untuk anda dan tuan muda Steve.' Jadi jangan salahkan Dave jika ia ikut makan pie apel buatan Helena. Dave merasa ia tidak melakukan kesalahan. Lagi pula jika ia bersalah, ia tidak sengaja melakukannya. "Sebenarnya ini adalah bentuk terimakasih dariku, sebagai balasan dari gelas porselen yang kau berikan itu, Steve." Helena menjelaskan ala

  • JUST WANNA BE WITH YOU   Bab 19

    Steve memandang ponselnya selama beberapa detik. Seolah ia ingin memastikan nama penelepon yang ia baca itu tidak salah. Perlahan raut wajahnya berubah cerah. Senyum juga perlahan mengembang di wajahnya. Helena tertegun memandang Steve. Baru pertama kali ia melihat Steve tersenyum seperti itu. Bukan seperti senyum Steve yang biasanya. Steve tampak sangat bahagia hanya karena sebuah panggilan telepon. "Halo, Violet?" Steve mengangkat telepon itu. Violet? Helena bertanya dalam hati. Steve mengangkat sebelah tangannya sebagai isyarat pamit sebentar pada Helena. Paham dengan isyarat itu, Helena menganggukkan kepalanya. Steve berjalan menjauh dan Helena hanya menatap punggungnya. Sampai akhirnya Dave mengambil perhatian Helena. "Violet itu kekasih Steve." Dave berkata sembari menatap gelas porselen di tangan Helena. "Apa?" tanya Helena spontan. "Violet itu keka

  • JUST WANNA BE WITH YOU   Bab 18

    "Steve?!" seru Nyonya Felton terkejut mendapati anaknya datang bersama Dave. Helena yang ikut menyambut kedatangan Dave juga sama terkejutnya. Ia bisa melihat Steve sedang membawa koper sama seperti Dave. Bukannya hanya Dave saja yang tinggal di sini? Lalu apakah Steve berubah pikiran? Helena membatin dengan sedikit berharap. Ia tiba-tiba gugup membayangkan akan bertemu Steve setiap hari. "Setelah ku pikir-pikir, aku juga ingin tinggal di kediaman dengan Mom." Steve mengelus lehernya dengan perasaan malu. Ibu Steve langsung saja memeluk dan mencium pipi anaknya. Sepertinya pemilik kediaman itu senang sekali karena akhirnya Steve bisa tinggal lagi di kediaman. Sebelumnya Steve hanya datang ke kediaman seminggu sekali. "Mom senang sekali!" "Mom!" Steve berusaha melepaskan tangan ibunya yang kini bergerak mencubit pipinya. Dave yang melihat tingkah anak dan ibu itu hanya tersenyum. Ia sudah terbiasa

  • JUST WANNA BE WITH YOU   Bab 17

    "Badan Helen terlalu kurus. Jadi harus banyak makan." Ibu Steve menolak setuju dengan perkataan Dave yang mengatakan jika Helena akan gemuk dengan porsi makan seperti ini. Helena tertawa canggung. "Benar, aku juga tidak akan langsung gemuk hanya karena satu kali makan." Dave menarik satu sudut bibirnya. Tersenyum miring. "Kau yakin ini tidak akan terulang? Kau akan mulai tinggal di sini kan untuk seterusnya?" Pertanyaan Dave membuat Helena berpikir, jika satu kali ia memang tidak akan langsung gemuk. Helena menatap porsi makannya di atas piringnya. Tapi Nyonya Steve kemungkinan besar akan memperlakukannya seperti ini terus bukan? Dan saat itu mungkin tubuhnya akan melebar. Jangan salah jika mengira Helena takut gemuk karena peduli penampilan. Tapi sebenarnya ia sadar jika gemuk atau obesitas itu buruk untuk kesehatan di masa tua dan membawa banyak penyakit. "Mom, lain kali tidak perlu mengambilkan makanan untuk Helen. Siapa tah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status