Home / Fantasi / Iveryne ; Mitos Pedang Iblis / 57 — Liontin Mutiara

Share

57 — Liontin Mutiara

Author: Karalynn
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Keesokan harinya, Eirisea dan Pearline memandang satu sama lain, sepakat dengan keputusan itu. Dengan gerakan tangkas, mereka mengangkat tangan ke arah laut yang luas.

Sebuah kapal muncul dari dasar laut, dihiasi dengan lumut laut dan hiasan karang yang indah. ”Ini adalah hadiah dari kami untuk kalian,” ucap Eirisea dengan penuh kehangatan.

“Kapal ini akan membawa kalian ke tempat tujuan dengan aman dan cepat,” sambung Pearline antusias, Calix dan Wilder sebelumnya sudah menjanjikan beberapa buah Lumiery untuknya.

Mereka berlima terpesona melihat kapal yang muncul begitu tiba-tiba. Calix menatap dengan kagum, Iveryne merasa terharu, Wilder dan Heros bertukar pandangan penuh ketidakpercayaan, sementara Reiger mengangguk untuk sekedar menghormati.

“Ini luar biasa,” seru Wilder dengan suara yang hampir tercekat oleh rasa terima kasihnya. “Kalian sungguh luar biasa!”

Iveryne memandang Eirisea dan Pearline dengan pandangan cemas. “Apakah Thalassa akan baik-baik saja dengan ini?” tanyany
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Iveryne ; Mitos Pedang Iblis   58 — Definisi Bulan

    Di tepi kapal yang berayun lembut, Iveryne berdiri sendirian, matanya terpesona oleh keindahan yang terbentang di hadapannya. Cahaya bulan menerangi permukaan laut, menciptakan jejak-jejak cahaya perak yang melintasi gelombang tenang. Langit malam dipenuhi jutaan bintang yang bersinar gemilang, menambah pesona malam, seolah-olah diberkahi oleh kehadiran para dewa.Di kedalaman Laut Dendrasia, cahaya dari makhluk laut dalam menerangi dasar laut dengan gemerlapnya. Ada Krakaris raksasa yang mengeluarkan cahaya biru misterius dari tubuhnya yang terpancar di antara alga laut. Ikan-ikan bersisik bersinar dengan warna-warni yang mempesona saat mereka berenang di antara terumbu karang, membawa cahaya ke dalam kegelapan laut yang dalam. Makhluk laut yang lebih kecil, seperti cumi-cumi bercahaya dan medusa laut bercahaya, melintas dengan gemerlap sinar di sekitar mereka, menunjukkan pemandangan yang menakjubkan di bawah permukaan laut, menciptakan pertunjukan alami yang memukau. Cahaya mere

  • Iveryne ; Mitos Pedang Iblis   59 — Bangunan Kuno

    Ketika kapal berlabuh di dermaga Ashtanworth, mereka segera melangkah ke daratan yang dipenuhi oleh bangunan-bangunan tua dan angker. Di sepanjang jalan, patung-patung perwira penjaga tampak menjaga di berbagai titik, perbatasan sampai gerbang masuk.Namun, yang seharusnya menjadi penjaga keamanan itu sekarang hanya menambah ketakutan dengan kehadiran mereka yang tampak seperti hantu, wajah-wajah marmer mereka merayap di bawah efek sihir hitam yang seolah memiliki kehidupan tersendiri.Iveryne merasa bulu kuduknya merinding saat dia melewati patung-patung tersebut. Wajah-wajah mereka yang kaku dan mati memberikan kesan aneh yang membuatnya merasa seperti diawasi oleh mata tak terlihat. Dia merasa sesuatu yang ganjil dalam atmosfir kota, sebuah kegelapan mengintai di balik keindahan arsitektur kuno.Reiger mengamati patung-patung dengan ekspresi dingin. “Ini bukan tempat yang menyenangkan,” ujarnya dengan suara rendah.Heran, Iveryne menatapnya. “Kamu merasakannya juga?”Reiger mengang

  • Iveryne ; Mitos Pedang Iblis   60 — Perangkap Tersembunyi

    “Mengapa kita harus lari!” Wilder setengah berteriak, tergesa-gesa menghindari ranting-ranting pohon yang sakit. Terakhir kali dahinya membentur itu, malah tubuhnya yang jatuh tengkurap.“Setidaknya jelaskan sesuatu!” Iveryne balas berteriak, meski kakinya dengan lincah menghindari bebatuan kecil, serta rumput-rumput tajam. “Kita sudah menyelesaikan penyihir-penyihir itu.”Iveryne ingat betul, masih terbesit dengan jelas dalam kepalanya bagaimana Reiger, Wilder, dan Heros menyelesaikan penyihir gelap dengan beberapa tebasan oleh pedang jiwa mereka.“Mereka mengirim tanda, dalam beberapa menit ke depan, area ini akan dipenuhi penyihir-penyiur lain!” Segera, Wilder dan Calix, dengan napas yang terengah-engah, berlari jauh lebih cepat dari yang lainnya, mendorong diri mereka melampaui batas-batas fisik tertinggi tubuh mereka.Mata Iveryne memandang keliling dengan cepat, mencari-cari tanda-tanda ancaman yang mungkin mengintai di sekitarnya. Udara sekitar terasa tegang, penuh dengan aura

  • Iveryne ; Mitos Pedang Iblis   61 — Kurcaci Pegunungan

    Dalam kegelapan Gua yang terasa semakin menakutkan, langkah kaki mereka yang berhati-hati tanpa disadari mengenai tali yang tersembunyi di antara batu-batu. Tanpa peringatan, tali itu menjerat kaki mereka satu per satu, dan sebelum mereka bisa bereaksi, tubuh mereka terangkat ke atas dan tergantung terbalik secara bergantian. Udara yang panas dan lembab di Gua itu seketika menjadi terasa lebih mencekam saat mereka berada dalam posisi yang tidak nyaman, bergantung dari tali-tali yang mereka sendiri tanpa sengaja aktifkan.Saat tergantung terbalik, belati dan ransel mereka bergoyang-goyang dengan tidak stabil. Ransel-ransel itu terlepas dari bahunya satu per satu, jatuh dengan berat di tanah yang keras. Belati-belati mereka pun ikut terlepas, mendarat dengan gemuruh yang samar di antara dedaunan yang rapuh di bawah. Bunyi keras itu menambah ketegangan situasi, sebelum sempat menahan, pedang mereka ikut jatuh bergantian di lantai batu.“Sialan, ini tidak seharusnya terjadi,” gerutu Reig

  • Iveryne ; Mitos Pedang Iblis   62 — Cakar Mengerikan

    “Kalian tidak berhak masuk ke sini!” teriak salah satu dari Kurcaci dengan suara gemetar, mencoba mempertahankan posisinya meskipun ketakutan yang jelas terpancar dari wajahnya.Para penyihir di luar terdiam sejenak, mengamati situasi dengan penuh perhatian. Tatapan mereka tajam, penuh dengan keingintahuan dan keinginan untuk mengetahui keberadaan makhluk-makhluk yang berani berurusan dengan kedua penyihir penunggu gerbang.“Apa kalian tahu sesuatu tentang Iveryne Lechsinska Silverion dan kelompoknya?” tanya salah satu Penyihir dengan tajam, mencoba menekan para Kurcaci untuk mendapatkan jawaban.Namun, para Kurcaci tetap teguh dalam pendirian mereka, tidak ingin memberikan informasi apa pun kepada musuh yang tidak diinginkan itu. Apalagi ketika Iveryne dan yang lainnya menggeleng pada mereka saat pertanyaan itu dilontarkan.Para Penyihir di mulut Gua meningkatkan tekanan, mengancam akan menggunakan kekuatan magis untuk memaksa masuk jika para Kurcaci tidak memberikan informasi yang me

  • Iveryne ; Mitos Pedang Iblis   63 — Skraze dan Ular Naga

    Suasana hening hutan terganggu oleh derap kaki raksasa yang menyusup dari kegelapan. Tiga siluet besar muncul, diterangi oleh cahaya remang-remang yang merayap di antara dedaunan. Cakar-cakar raksasa seperti kilat, memantulkan cahaya bulan yang samar-samar menyinari area itu. Mereka melihat dengan ngeri saat cakar-cakar itu berkelebat di udara, menyisakan jejak cahaya.Seperti meteor yang melesat dalam malam. Insting bertahan mereka bergerak cepat, seiring dengan serangan yang datang. Dengan pergerakan yang hampir tidak terlihat, mereka menghindari banyak serangan, merasakan hembusan angin menusuk dan suara dengungan yang melengking di udara.Iveryne menahan napas, hatinya berdebar dalam ketegangan yang memuncak. Pohon-pohon di sekitar bergetar ketika cakar-cakar itu menyambar, mengancam merobek segalanya yang berada di dekatnya. Reiger, dengan tatapan tajam dan gerakan lincahnya, menuntun mereka ke samping, berusaha menghindari serangan mematikan yang datang begitu cepat, sementara

  • Iveryne ; Mitos Pedang Iblis   64 — Arvenwood

    Ketika netra biru cemerlang membuka perlahan, dia merasakan kebingungan memenuhi pikirannya. Lingkungan sekitarnya berbeda dari tempat terakhir kali yang dia ingat. Dia berada di dalam sebuah perumahan yang tampaknya tidak dikenal, dikelilingi oleh dinding-dinding kayu yang mengirimkan aroma harum ke ruangan. Cahaya lembut bulan dari luar menyusup masuk melalui jendela, menerangi ruangan dengan kehangatan yang menyenangkan.Namun, kebingungan itu segera digantikan oleh rasa sakit yang menusuk pinggangnya ketika dia mencoba duduk. Dia menahan desahan kesakitan, meraba-raba tubuhnya untuk mencari sumber rasa sakit itu. Ketika tangannya menyentuh perut bagian bawahnya, dia merasakan benda dingin yang ditempelkan di kulitnya.“Ssst, jangan bergerak terlalu banyak. Kamu terluka parah,” suara lembut seorang wanita seketika mengisi ruangan, membuat Iveryne mengangkat pandangannya dengan wajah setengah waspada.Di samping tempat tidurnya, seorang wanita dengan rambut yang terikat rapi terseny

  • Iveryne ; Mitos Pedang Iblis   65 — Kekesalan Wilder

    Ketika pagi menjelang, cahaya matahari merayap perlahan melalui pepohonan rimbun di Arvenwood. Iveryne melangkah keluar dengan hati-hati, menyambut segarnya udara pagi. Di sekelilingnya, anak-anak Creetress berlarian riang, sementara cahaya pagi menyinari rambut pirang khas mereka, menciptakan panorama yang indah.Ditemani Wilder, Iveryne melangkah dengan hati-hati, menyadari tatapan penasaran yang terarah ke arah mereka. Rambut pirang Wilder bergelombang lembut oleh angin pagi, dan ekspresi cerianya menyebar di wajahnya. Namun, keberadaan Iveryne menambah semacam magnetisme di antara penghuni Arvenwood.Beberapa pria dari Creetress menghentikan aktivitas mereka, mata mereka tertarik Iveryne dan Wilder yang berjalan bersama. Tatapan mereka penuh dengan rasa ingin tahu dan kekaguman, menandakan kehadiran Iveryne yang mencuri perhatian di antara mereka.Iveryne merasakan perasaan tidak nyaman di bawah sorotan tatapan-tatapan itu, namun dia berusaha untuk tetap tenang. Sementara Wilder

Latest chapter

  • Iveryne ; Mitos Pedang Iblis   75 — Kehidupan Reiger

    “Elenya ... apakah kamu tahu sesuatu tentang teman-temanku yang lain?” Iveryne terus mendesaknya untuk mengatakan sesuatu setelah beberapa saat lalu, Elenya tidak sengaja mengatakan.“Anda belum mengetahuinya? Yang Mulia Thalorin ... ” Begitu saja, tanda ada niat melanjutkan, dan akibat kata-kata itu, Iveryne kini menuntut jawaban sepenuhnya dengan sorot mata tajam.Di sisi lain, Elenya merasa terintimidasi, tapi di sisi lain, dia tidak bisa mengatakan yang sebenarnya ataupun mengarangnya. Berbohong dan kebenaran di sini tidak lebih seperti lumpur hisap dan jurang.Elenya menatap Iveryne dengan keraguan yang jelas terlihat di matanya. Merasa terjebak dalam dilema antara memenuhi keinginan Lunar Lady dan mematuhi janji yang telah dia buat pada Thalorin. Namun, tekanan Iveryne makin membuatnya merasa tak nyaman.Aura mengintimidasi gadis itu terlalu sulit diabaikan.Iveryne bisa merasakan gelombang kecemasan melanda Elenya, tetapi keinginannya untuk mengetahui kebenaran melebihi semua

  • Iveryne ; Mitos Pedang Iblis   74 — Dandelion Hitam

    Mereka berjalan perlahan, mengendap-endap di antara semak-semak yang rapat, menyusuri tepi danau yang gelap. Cahaya bulan yang redup menyoroti setiap gerakan mereka, menciptakan bayangan yang meliuk-liuk di atas permukaan air yang tenang.“Tidak ada yang akan tahu tentang ini,” ujar Iveryne dengan suara yang hampir tidak terdengar. Berusaha meyakinkan Elenya bahwa apa yang mereka lakukan ini untuk kebaikan, meski melanggar peraturan.Elenya mengangguk pelan, tetapi ketakutannya masih melekat erat. Dia merasa seolah-olah mereka berjalan di tepi jurang, siap untuk jatuh ke dalam ketidakpastian kapan saja. Dan mulutnya, yang hampir berbusa karena terus mengingatkan, tapi tidak pernah didengar.Iveryne tidak tergoyahkan. Dia terus maju, memimpin langkah menuju kegelapan. Meski ada ketegangan di udara, mereka terus melangkah, berusaha untuk tidak terperangkap dalam rasa takut.Saat menjauh dari danau, bayangan semakin menutupi mereka. Iveryne berhenti sejenak, mengamati sekeliling penuh ke

  • Iveryne ; Mitos Pedang Iblis   73 — Wilayah Terlarang

    “Lunar Lady ... “ panggil Elenya lelah. “Kita tidak bisa berada di sini, Yang Mulia Eldarion melarang siapapun masuk wilayah ini.” Dia sejak tadi hampir menggumamkan kata yang sama, berusaha membujuk Iveryne mengubah niat untuk mengeksplorasi wilayah Eldarion yang terlarang, ini sungguh salah, tidak benar!Namun, Meski Elenya mencoba keras untuk membujuk Iveryne. Gadis itu tetap teguh dengan niatnya. Dia merasa bahwa ada sesuatu yang tersembunyi di balik larangan tersebut, dan semua itu hanya membuat rasa penasarannya semakin memuncak.Matahari tenggelam di balik cakrawala, meninggalkan langit senja menjadi gradasi warna oranye, merah, dan ungu yang indah. Bulan dan bintang-bintang muncul di langit gelap, memberikan cahaya samar yang memantulkan warna-warni di atas permukaan jalan yang tenang.Pepohonan rindang di sepanjang jalan melemparkan bayangan gelap, kontras di atas rerumputan hijau yang menyelimuti tanah. Suara hening malam hanya terganggu oleh desiran angin dan kadang-kadang

  • Iveryne ; Mitos Pedang Iblis   72 — Dalam Penjara

    Dalam kegelapan dingin penjara yang menyedihkan, Calix, Wilder, dan Heros duduk bersama di sudut sel, wajah mereka penuh dengan ekspresi kekecewaan dan kebingungan.“Kita sudah berada di sini berjam-jam, tapi tidak ada tanda-tanda pembebasan,” keluh Wilder dengan nada frustrasi, matanya menatap ke langit-langit yang tidak terlihat.“Apa yang harus kita lakukan?” tanya Calix sambil menggerutu kesal. “Aku mulai merasa seperti ini adalah akhir dari segalanya.”Heros hanya menggelengkan kepala dengan lesu. “Aku tidak tahu lagi. Semua rencana kita gagal. Kita terjebak di sini tanpa harapan.”“Kita harus tetap tenang dan bersabar,” kata Calix, mencoba menenangkan teman-temannya meskipun hatinya sendiri penuh dengan kecemasan. “Pasti ada jalan keluar. Kita hanya perlu mencari.”“Iveryne pasti dengan merindukanku,” tambah Wilder.Calix mencibir. “Pftt! Alih-alih merindukanmu, kurasa dia sedang mengkhawatirkan Reiger.” Heros, yang terus berada di sudut sambil menelungkupkan kepala di atas lipa

  • Iveryne ; Mitos Pedang Iblis   71 — Kristal Lunaris

    Ketegangan memenuhi aula. Iveryne berusaha menenangkan diri sendiri sementara tangannya bergerak gelisah dalam lengan baju kain yang panjang. Itu adalah suara Eldarion, pamannya.Iveryne segera merasa ada yang tidak beres, bahwa pamannya ini sengaja menyudutkan dirinya karena liontin mutiara di lehernya. Thalorin memandang ke arah Iveryne, tapi tetap diam. Meski dia tidak memiliki hubungan yang cukup erat dan baru bertemu dengan kakeknya, Iveryne langsung mengerti, kedudukan kakeknya penting. Penting untuk membantunya menghadapi pamannya.Iveryne menatap tidak nyaman pada pamannya. “Tidak ada kebenaran dalam tuduhan itu, Kakek. Saya tidak pernah bersekongkol dengan para Siren atau siapapun yang merugikan bangsa Elf.”Eldarion tertawa sinis. “Ah, tentu saja, kau akan membela diri. Tetapi tindakanmu telah mengkhianati kepercayaan dan keamanan bangsa ini. Bagaimana kita bisa mempercayaimu lagi?”Suasana tegang memenuhi ruangan saat pandangan semua orang bergumul dengan pertanyaan tak t

  • Iveryne ; Mitos Pedang Iblis   70 — Aula Pertemuan

    “Iveryne, apakah sesuatu mengganggumu?” Netra biru cemerlang menoleh kaget, tersentak dengan pertanyaan oleh suara asing. Dia menggeleng cepat, kemudian tersenyum kecil, berusaha untuk tetap tenang dan menetralkan diri, mencoba terbiasa lebih dulu.Iveryne melangkah di samping kakeknya, dengan langkah yang sedikit canggung, mencoba menyesuaikan diri dengan atmosfer beda. Thalorin Silverion, sosok lain yang berjalan di sampingnya, memancarkan aura yang hangat dan ramah, membuatnya sulit untuk menentukan apakah sikap itu dialamatkan padanya secara khusus atau mungkin sikap alaminya terhadap semua orang yang mereka temui. Terlepas dari itu, ketenangan dan kebaikan hati yang terpancar dari kakeknya memberikan sedikit kelegaan dalam suasana asing itu.Sementara itu, Iveryne masih tidak terbiasa dengan perhatian yang diberikan padanya oleh para Elf di sekitarnya. Ketika dia melewati mereka, baik itu Elf wanita yang lembut maupun Elf pria yang tegap, selalu menundukkan kepala dengan horm

  • Iveryne ; Mitos Pedang Iblis   69 — Lunar Lady

    “Berhenti membohongi dirimu sendiri!” Seruan kemarahan itu bergema dalam heningnya malam. Satu-satunya lawan bicara menatap datar, seakan tidak peduli sekeras apa teriakan itu terdengar.Cahaya bulan memancar terang, dua sosok berdiri di antara pepohonan yang menjulang tinggi. Desiran angin menyapu daun-daun sekitar menjadi latar belakang pertukaran kata-kata penuh kemarahan.“Kamu yang seharusnya berhenti memaksakan.” Ada penekanan dalam intonasi datar itu, mengintimidasi orang di seberang sana, dia tetap tenang, tapi pria di seberangnya menatap marah.Dua orang dan ketidakpastian jawaban, adalah masalah.Salah satu sosok, dengan netra hitam memancarkan kemarahan, menatap tajam ke arah lawan bicara. Rambut hitamnya yang terurai menyapu pipinya, menambah kesan garang pada wajah tegang.Sementara itu, sosok di hadapannya tetap tenang, dengan netra abu-abu cerah yang tidak menunjukkan tanda-tanda ketakutan.Netra hitam menggelap di bawah desakan kemarahan, beberapa helai rambut hitam me

  • Iveryne ; Mitos Pedang Iblis   68 — Hutan Lunare

    Bersama dengan Reiger yang masih belum sadar sepenuhnya, Iveryne, Calix, Wilder, dan Heros memulai perjalanan menuju hutan Lunare. Elara memberikan ramuan penyembuh kepada Reiger, harapannya agar pria itu bisa bertahan dalam perjalanan.Perbatasan antara Hutan Lunare dan Arvenwood tidak terlalu jauh, tetapi tetap memerlukan perjalanan yang hati-hati. Untungnya, para Creetress dengan baik hati memberikan kuda-kuda mereka. Sebetulnya meminjamkannya, tapi seperti ucapan Iveryne, kecuali salah satu dari mereka selamat untuk mengembalikannya, atau jika tidak, kuda-kuda itu mungkin tidak akan kembali lagi.Setelah melintasi perbatasan Arvenwood, perjalanan mereka menuju Hutan Lunare semakin tidak mudah saja. Cahaya bulan yang menyinari jalan setapak memberikan sentuhan magis pada lingkungan sekitarnya, tetapi juga menyoroti bayangan-bayangan yang misterius di antara pepohonan yang rapat. Angin malam berbisik dengan suara seram, seakan menawarkan peringatan akan bahaya-bahaya yang mengint

  • Iveryne ; Mitos Pedang Iblis   67 — Saintess Para Elf

    Dalam keheningan malam yang dihiasi gemerlap cahaya bulan, Iveryne duduk di tepi tempat tidur, mengamati penuh kekhawatiran sosok Reiger yang terbaring tak berdaya di sisinya. Cahaya bulan memancar lembut memasuki kamar mereka melalui jendela terbuka, menimbulkan bayangan samar di sekitar ruangan yang tenang.Dengan hati berdebar, Iveryne mendekat pada Reiger yang tidak sadarkan diri. Luka di pinggangnya sendiri sudah hampir sembuh sepenuhnya, tetapi luka-luka yang menghiasi tubuh Reiger masih terasa sangat mengejutkan dan sangat memprihatinkan.Ia meraih tangan Reiger, menempelkan telapak tangannya pada pipi dingin pria itu. Suatu cahaya biru pucat seolah-olah memancar dari kedalaman hati Iveryne, merambat melalui urat dan pembuluh darahnya, menciptakan aliran energi magis yang lembut namun kuat.Cahaya itu mengalir ke dalam tubuh Reiger, menyatu dengan sulur-sulur hitam yang menjalar di sekitar lukanya. Namun, meskipun cahaya itu berkilau sebentar, tidak ada perubahan yang terjadi.

DMCA.com Protection Status