Share

Pergi ke perbatasan

Penulis: Q
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"aku ikut!!!"

Suara teriakan Bayan terdengar hingga ke seluruh ruangan. Disana terdapat lebih dari 200 prajurit pilihan yang ditunjuk oleh Amor untuk berangkat ke perbatasan. Ia juga melihat adiknya Sian ikut dalam barisan tersebut. Akan tetapi Bayan tidak terlihat puas karena merasa Amor sengaja tidak melibatkan dirinya pada tugas kali ini.

Amor menatap Bayan dengan wajah datar. Ia memang tidak ingin melibatkan Bayan karena laki-laki itu akan bertugas menjaga Ayudisha.

"Kamu tidak boleh ikut, beberapa hari lagi akan ada pelantikan Patih Muda dan Ayudisha akan melahirkan. Kamu akan ditugaskan untuk menjaga istana. Lagipula prajurit-prajurit ini adalah prajurit terbaik yang dimiliki Malaka. Jadi tak perlu khawatir, perbatasan pasti akan kita taklukkan."

Bayan mencibir di dalam hatinya, ia tau bahwa perbatasan pasti akan ditaklukkan. Tapi siapa yang akan menjamin bahwa Raka akan kembali dalam keadaan hidup. Jadi ia bertekad untuk pergi ke perbatasan apapun yang terjadi.

"Aku akan tetap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri manis Jenderal Perang   Raka....

    Raka menatap ke arah langit dengan perasaan putus asa. Rasa sakit di sekujur tubuhnya begitu menusuk hingga membuatnya tak bisa tidur dengan nyenyak. Hampir setiap bagian tubuhnya penuh luka dan pahanya telah dikuliti dengan pelan. Ada beberapa besi panas masih menancap di tubuhnya. Apalagi saat ia telah diikat di atas kursi dan dibiarkan merasakan sengatan matahari di siang hari dan dinginnya angin di malam hari.Wajah Raka sudah memutih dan bibirnya telah kering. Tak lupa beberapa tetesan darah mengalir dari sudut bibirnya dan beberapa telah mengering di keningnya.Raka tak akan pernah lupa setiap detik yang ia lewati selama penyiksaan. Ia juga tidak akan lupa bagaimana caranya agar ia bisa sampai disini. Selama sehari semalam ia menangis kesakitan hingga hampir membuatnya berdoa untuk lebih baik dibunuh saja.•••"Sampai kapan kami akan bersembunyi?" Warga desa tak sabar dan merasa marah saat melihat rumah mereka yang terbakar satu persatu. Walaupun para prajurit perbatasan tela

  • Istri manis Jenderal Perang   Serang!!!

    Suara kaki kuda yang terus menembus malam tanpa henti membuat masyarakat Malaka tak berani untuk meninggalkan rumah. Bahkan jika mereka tak melihat seperti apa pasukan yang lewat, mereka dapat merasakan aura kemarahan terasa begitu mencekam.Bayan telah memimpin pasukan dan berada di bagian paling depan barisan. Ia bahkan tak sempat bertemu dengan Ayudisha untuk meminta restu. Karena baginya saat ini menyelamatkan Raka adalah yang terpenting. Kemarahan yang dimiliki Bayan begitu besar hingga membuatnya tak melepas golok di saku kirinya. Ia telah siap memenggal siapa saja yang berani menghalangi jalannya."Aku akan membunuh semuanya." ucapnya bertekad.Malam itu begitu sunyi di istana. Tak ada yang berani menyinggung tentang ketegangan yang ada di perbatasan. Hanya saja Ayudisha selalu tau hal tersebut mengingat saat ini ia hanya bersama dengan Sian bukan Bayan. Hal tersebut menandakan bahwa keadaan di perbatasan adalah sesuatu yang berbahaya dan darurat.Ayudisha pun melihat Sian yang

  • Istri manis Jenderal Perang   Kakak datang

    Setelah warga desa melapor tentang keberadaan Raka, para prajurit Senggrala pun langsung menyerbu tempat persembunyiannya. Hampir semua prajurit Malaka dibunuh dan Raka diseret untuk mereka siksa hidup-hidup.Hari ini tepat dua hari dua malam Raka disiksa dengan cara yang tak manusiawi. Hanya saja dalam keputusasaan yang begitu dalam, Raka masih berusaha keras untuk hidup walaupun nafasnya sudah menipis. Ia masih yakin bahwa kakaknya akan datang dan menyelamatkannya."Sepertinya dia sudah mati, ayo kita kirim kepalanya ke Malaka."Salah seorang prajurit pun menjambak rambut Raka dan membuatnya mendongak. Dari cahaya obor dapat ia lihat dengan jelas bahwa mata Raka masih terbuka dan terlihat masih jernih seperti sebelumnya."Dia masih hidup."Mendengar hal tersebut, para prajurit disekitarnya pun langsung kaget. Mereka tidak menyangka orang yang mereka siksa habis-habisan masih memiliki nafas yang tersisa."Dia masih hidup?!""Sial! Dia begitu keras kepala. Padahal kita sudah menyiksan

  • Istri manis Jenderal Perang   Sebuah kebenaran

    Bayan melepas pelukannya pada sang adik dan menaruhnya diantara rerumputan yang hijau di bawah pohon yang rimbun. Ia tidak ingin adiknya merasa tidak nyaman karena tanah yang keras ataupun sinar matahari yang panas ketika matahari timbul nanti. Setelah itu Bayan kembali mengambil golok miliknya dan berlari sambil menebas para prajurit Senggrala satu persatu.Salah satu pemimpin Senggrala merasa takut atas keganasan Bayan, akan tetapi ia puas setelah membalaskan dendamnya. "Sekarang kamu merasakan apa yang kami rasakan. Kamu telah kehilangan adikmu, bagaimana rasanya? Itulah yang kami rasakan ketika kamu membunuh Patih Muda kami!"Mendengar hal tersebut, Bayan pun langsung mencibir. Ia tidak tau bahwa rivalnya itu memiliki bawahan yang begitu bodoh. Pantas saja dia begitu mudah dibunuh."Berapa lama kamu mengikuti Wira menjadi bawahan?"Nama itu adalah nama kelahiran dari Patih Muda Senggrala. Hanya saja orang-orang jarang menyebut namanya karena tidak enak jika menyebutnya dengan nam

  • Istri manis Jenderal Perang   Menyambut Raka

    Bayan menatap ke arah desa yang berada di dekat perbatasan. Dari prajurit sebelumnya ia telah mendapatkan laporan bahwa mereka telah berkhianat. Akan tetapi desa terlihat begitu santai dan melakukan aktifitas seperti biasanya, seolah mereka tak pernah melakukan hal yang salah sebelumnya.Bayan pun langsung mencibir dan menatap ke arah prajurit miliknya. "Mereka sangat mencintai harta, jadi aku ingin kalian membakar semua rumah yang mereka miliki dan ambil semua hartanya. Lalu penggal kepala desanya dan pajang di gerbang desa. Jadikan kepala itu sebagai simbol dari penghianatan. Untuk para pemuda yang ikut andil di dalamnya, jadikan mereka pekerja sosial tanpa bayaran selama 5 tahun. Mmm... jangan lupa naikkan pajak tiga kali lipat."Mereka mengatakan bahwa di Malaka tidak lebih baik dari Senggrala, maka Bayan dengan senang mewujudkan ucapan mereka itu. Sekarang mereka akan menjadi warga Malaka yang paling menderita dan jauh dari kesejahteraan. Jika mereka ingin bebas, maka Bayan deng

  • Istri manis Jenderal Perang   Jika ada kehidupan selanjutnya

    Saat melihat Bayan yang membawa kereta, semua anggota keluarga langsung menyambutnya dengan sukacita. Akan tetapi mereka bukan orang buta yang tak melihat apa-apa. Hanya ada Bayan di kereta itu dan peti mati dibelakangnya."Apakah Raka ada di dalam?"Ibu Raka terlihat lebih tegar dari yang mereka bayangkankan. Hal tersebut membuat Bayan tersenyum kecil dan mengangguk. Perlahan ia membuka peti mati dan membiarkan ibu Raka melihat anaknya dengan sekilas."Anakku sangat tampan." ucapnya memuji.Bayan selama dalam perjalanan telah membersihkan Raka dengan sangat baik dan mengganti bajunya dengan pakaian baru. Ia ingin Raka terlihat tampan dan bersahaja, seperti halnya ketika ia masih hidup. Ia bahkan sempat menjahit tangan adiknya agar menjadi utuh seperti semula. Bayan tidak ingin keluarganya melihat Raka dalam bentuk yang menyedihkan dan ia yakin Raka juga menginginkan hal itu. Karena jika ia membawa Raka seperti saat ia ditemukan, mungkin tidak ada anggota keluarga yang tidak bermimpi

  • Istri manis Jenderal Perang   Selamat tinggal

    Makam leluhur adalah makam milik keluarga Bayan yang terletak tidak jauh dari rumah utama. Ayudisha ingat dulu saat dia baru pertama kali tinggal di rumah ini, Bayan membawanya untuk memberi hormat. Hampir semua penghuni makam ini adalah prajurit yang meninggal saat perang dan Raka juga akan menjadi salah satunya.Semua orang berkumpul dan memberi hormat untuk yang terakhir kalinya. Mereka memasang wajah sendu, akan tetapi tersenyum kecil untuk membuat suasana tak terlalu sedih. Mereka berdoa semoga Raka akan memiliki perjalanan yang mudah.Ayudisha yang tak pernah pergi dari samping Bayan pun langsung menggenggam tangan suaminya. Ia ingin Bayan merasakan kehadirannya dan ia ingin Bayan menyadari bahwa ia tak sendirian."Dia akan ditempatkan di tempat yang baik."Bayan pun langsung tersenyum. Raka adalah orang yang taat beribadah dan berperilaku sangat baik. Ia yakin Raka akan mendapatkan tempat terbaik setelah kematian. Jadi ia merasa tak khawatir akan hal itu. Satu-satunya yang dise

  • Istri manis Jenderal Perang   Belum menerima

    Pemakaman telah berlalu dan orang-orang mulai meninggalkan area pemakaman. Para anggota keluarga sekarang harus menyiapkan upacara setelah pemakaman yaitu doa bersama. Doa akan dilaksanakan selama 9 malam dan itu akan sangat merepotkan. Jadi para orang tua sangat sibuk dan jarang menanyakan tentang anak-anak mereka. Akan tetapi hingga saat ini Sian masih belum terlihat, hingga membuat ibunya khawatir."Daka, apakah kamu melihat Sian?""Aku tidak melihatnya Bibi, mungkin dia sedang bersama Jiru.""Kalau begitu katakan padanya untuk kembali pulang, semua orang telah makan. Tinggal mereka berdua yang belum makan.""Baik Bibi."Daka pun segera berkeliling mencari saudaranya, akan tetapi ia hanya melihat Jiru di sudut tembok dekat semak-semak. Dia sedang menangis sambil menghisap rokok miliknya.Daka tau bahwa hampir setiap orang di keluarganya merasa kehilangan. Akan tetapi ikatan mereka sebagai saudara jauh lebih kuat dari yang orang-orang bayangkan. Rasa kehilangan begitu menusuk hati m

Bab terbaru

  • Istri manis Jenderal Perang   Bahagia (EXTRA)

    Ayudisha menggendong putrinya sambil melihat Lo Gading yang sedang duduk dan menatap tanah. Hal tersebut membuat Ayudisha merasa heran melihat putranya itu. Apalagi Lo Gading masih tidak bergerak bahkan setelah beberapa jam."Lo Gading, apa yang sedang kamu amati? Hari sudah mulai terik, kemarilah."Akan tetapi Lo Gading masih tetap berjongkok dan terus menatap ke tanah. Setelah beberapa saat ia pun melihat ibunya dan bertanya."Bu, kenapa semut berjalan seperti bebek?""Hah?"Ayudisha pun langsung heran, sejak kapan semut berjalan seperti bebek?Lo Gading selalu bertanya pada sesuatu yang sulit ia mengerti. Akan tetapi rasa ingin tau anak itu begitu besar, sehingga ia selalu menanyakan sesuatu yang bahkan tidak pernah ditanyakan oleh orang lain."Bebek tidak berjalan seperti semut anakku. Mereka berbeda, bebek memiliki dua kali sedangkan semut memiliki lebih.""Tapi aku melihat cara mereka berjalan sama."Untuk beberapa saat Ayudisha terdiam, dan akhirnya mengingat kembali kenangan k

  • Istri manis Jenderal Perang   Kelahiran Putri (EXTRA)

    3 tahun kemudianBayan menatap putranya dengan tatapan tak percaya. Ia panik saat ini karena Ayudisha akan melahirkan seorang anak, tapi lihat putra nya yang berbakti itu. Dia bahkan sempat menguap saat mendengar jeritan ibunya yang kesakitan."Apakah kamu tidak khawatir ibumu kenapa-napa?"Mendengar pertanyaan Ayahnya, Lo Gading pun mengangguk."Aku khawatir." ucap Lo Gading dengan suara kecilnya.Akan tetapi raut wajahnya masih terlihat santai dan malas. Hal tersebut membuat Bayan menjadi semakin kesal."Lalu kenapa kamu terlihat seperti itu? Tidak ada raut khawatir di wajah mu, biasanya anak-anak akan menangis jika mendengar jeritan ibunya.""Apakah menangis itu berguna saat ini? Apakah tangisan ku dapat mengurangi rasa sakit yang ibu rasakan? Kalau memang begitu, aku akan menangis sekarang."Bayan pun terdiam, ia merasa putranya tidak normal. Terlalu malas dan tidak ada jejak kekanakan yang tersisa. Padahal jika diingat saat ia masih bayi, Lo Gading cenderung imut bahkan ketika di

  • Istri manis Jenderal Perang   Perdamaian

    Hari begitu cerah dan kehidupan di Malaka menjadi begitu membahagiakan. Tak ada lagi perselisihan dan keributan yang berarti dan kehidupan masyarakat jauh lebih sejahtera dari sebelumnya. Sejak kelahiran Pangeran mahkota keberuntungan selalu menghampiri Malaka tidak ada akhirnya. Seolah bayi lucu itu memang ditakdirkan untuk membawa banyak keberuntungan untuk semua orang.Ayudisha menggendong putranya sambil menatap ke arah pohon mangga tempat ia biasa duduk bersama dengan Bayan. Tempat yang biasa ia gunakan untuk mengelus perutnya yang sekarang nyeri dan tak nyaman. Akan tetapi kali ini ia sudah tak merasakan sakitnya lagi dan menikmati kebahagiaan tanpa beban yang berarti."Kamu adalah anugerah terindah yang diberikan tuhan padaku di kehidupan ini." ucap Ayudisha pada anaknya.Entah anak itu mengerti apa yang diucapkan oleh ibunya, atau dia terlalu senang dalam gendongannya, tapi dapat Ayudisha melihat dengan jelas bahwa anak itu tersenyum. Sangat tampan dan manis. Hal tersebut memb

  • Istri manis Jenderal Perang   Matahari Malaka

    Suara tangisan seorang bayi yang terdengar nyaring telah berhasil membuat semua orang di istana merasa bersyukur. Mereka pun langsung tersenyum dan mengucapkan selamat pada masing-masing anggota keluarga. Tak lupa mereka mengucapkan syukur yang mendalam pada Tuhan yang telah menitipkan sebuah kehidupan baru untuk keluarga mereka.Setelah itu pintu ruang persalinan pun terbuka dan Bibi Bayan menatap semua anggota keluarganya dengan senyum merekah. "Seorang bayi laki-laki telah lahir dengan selamat.""Bayi laki-laki?!!"Setelah itu ibu Ayudisha pun keluar dan membawa bayi di pelukannya yang telah bersih oleh air hangat. Hal tersebut membuat semua orang langsung bersorak bahagia. Bayi itu berkulit putih dengan hidung yang mancung. Mengingatkan Putri Minah dengan Amor ketika dilahirkan pertama kalinya.Sian, Daka dan Jiru pun tak kalah girang. Mereka melihat keponakan mereka untuk pertama kalinya dan itu membuat mereka bersyukur dengan suara yang keras."Syukurlah dia tidak mirip Kakak B

  • Istri manis Jenderal Perang   Terimakasih

    Semua orang khawatir akan keadaan Ayudisha, mereka takut karena merasa Ayudisha lemah dan tak tahan dengan rasa sakit. Akan tetapi hanya Ayudisha yang tau bagaimana ia menikmati rasa sakitnya dengan perasaan bahagia. Rasa sakit itu membuatnya sadar bahwa bayi di dalam perutnya benar-benar hidup. Bayi itu benar-benar ada dan itu terjadi dalam hidupnya di kehidupan ini.Hampir setiap detik dalam hidup Ayudisha di kehidupan sebelumnya, ia merasa kesepian dan cemburu melihat anak orang lain. Ia mengalami banyak kesedihan dan rasa sakit hanya karena ia tidak bisa memiliki anaknya sendiri. Terkadang wanita menjadi begitu tidak berharga ketika mereka tidak bisa memiliki seorang anak untuk suaminya. Seolah mereka adalah sebuah benda yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Seolah ia adalah benda yang cacat dan mereka sangat menyesal setelah membelinya.Akan tetapi sekarang ia memiliki seorang laki-laki yang menerimanya bahkan jika ia tidak akan memiliki anak seumur hidupnya. Ia memiliki lak

  • Istri manis Jenderal Perang   Rasa sakit

    Bayan memeluk Ayudisha dan membuat tubuh Ayudisha lebih nyaman saat berbaring. Setiap malam Bayan akan mengatur cara Ayudisha tidur karena Ayudisha sudah tidak nyaman dengan perut besarnya. Terkadang Ayudisha akan memiliki nafas yang sedikit pendek karena kesulitan saat bernafas."Lebih nyaman?" tanya Bayan lembut.Ayudisha pun mengangguk dan tersenyum. Ia benar-benar dilayani oleh suaminya dengan sangat baik. Setiap ketidaknyaman yang ia alami selalu Bayan perhatikan. "Kalau begitu selamat tidur istriku yang cantik." ucap Bayan sambil mencium kening istrinya."Selamat tidur juga suamiku yang tampan."Keduanya saling merayu tanpa ada rasa malu terlihat di wajah mereka. Sangat berbeda ketika mereka masih pengantin baru. Sekarang mereka lebih leluasa dalam mengungkapkan rasa cinta hingga tidak ada kecanggungan.Setelah itu keduanya tertidur sambil berpelukan. Malam ini sangat ramai mengingat hampir setiap anggota keluarga berada di tempat yang sama. Ayudisha sebenarnya tidak terlalu ny

  • Istri manis Jenderal Perang   Keluarga

    Para anggota keluarga kini telah berkumpul. Walaupun tidak semuanya tapi itu cukup ramai mengingat sebentar lagi mereka akan menyambut kedatangan anggota keluarga yang baru. Apalagi anak Ayudisha dan Bayan akan menjadi cucu pertama di keluarga masing-masing.Umur kandungan Ayudisha sudah sembilan bulan dan tinggal menghitung hari untuk melihat bayi itu dilahirkan ke dunia. Hal tersebut membuat anggota keluarga sangat antusias untuk mempersiapkan banyak hal untuk kelahiran nanti. "Apakah persiapannya sudah cukup?"Mendengar pertanyaan ibunya, Amor pun menggelengkan kepala dengan pasrah."Ibu telah menanyakan itu sebanyak tiga kali dan jawabannya masih tetap sama. Persiapan sudah cukup dan kita hanya tinggal menunggu Ayudisha melahirkan."Putri Minah yang melihat Amor dengan tatapan tidak suka. Ia sering bertanya-tanya terus menerus karena ia sebenarnya sangat gugup. Maklum saja ini pertama kalinya ia akan menjadi nenek, walaupun ia sangat berharap bahwa cucu pertamanya akan berasal da

  • Istri manis Jenderal Perang   Istana kerajaan

    Di Senggrala hampir semua tabib dikumpulkan untuk menyembuhkan penyakit Raja. Akan tetapi hingga kini masih belum ada solusinya. Menurut keterangan tabib, hal tersebut dikarenakan ada ulat bulu langka yang menyerang burung Yang Mulia. Hal tersebut membuat Sang Raja pun tak terima dengan tuduhan itu. Ia sangat yakin bahwa wanita itu menaruh racun di tubuhnya hingga membuat tubuhnya menjadi seperti ini."Maaf Yang Mulia, tapi hasil dari pemeriksaan saya hampir sama dengan tabib yang lainnya."Mendengar hal tersebut, Raja Senggrala langsung berteriak marah. Ia memarahi semua orang, akan tetapi ia masih terbaring lemah dan tak bisa bangun untuk melampiaskan nya secara fisik.Tak lama Raja merintih lagi, ia kesakitan dan hal tersebut membuat para tabib menjadi panik dan khawatir. Ulat bulu memang dapat membuat gatal-gatal, akan tetapi entah kenapa sangat sulit disembuhkan hingga membuat bengkak dan panas. Jadi para tabib semakin bingung bagaimana cara menyembuhkannya. Mereka pun berusaha u

  • Istri manis Jenderal Perang   Menghadapi Bayan

    Matahari telah terbit dibalik bukit perbatasan Malaka. Akan tetapi mereka masih berdiri sambil menunduk dan berdoa pada orang-orang yang telah meninggal di bukit ini.Ratusan prajurit telah gugur di medan pertempuran tanpa ada kemenangan yang mereka bawa. Keduanya meninggal tangis dan luka pada orang-orang yang telah mereka tinggalkan.Keempatnya menangis dalam diam sambil mengingat kakak mereka yang telah meninggal dengan cara yang begitu menyakitkan. Setelah itu, Yuda pun menatap ketiga adik Bayan sambil mengucapkan perpisahan."Senang berkenalan dengan kalian.""Kami juga senang berkenalan denganmu.""Ya, aku harap kita akan bertemu lagi tapi tidak di medan perang."Jiru, Daka, Sian dan Yuda. Mereka adalah calon prajurit tangguh yang akan memimpin pasukan di kerajaan mereka masing-masing. Selama perjalanan mereka telah berkenalan dan sudah saling mengenal. Akan tetapi mereka selalu tau bahwa persahabatan mereka ditakdirkan untuk berlalu dalam waktu yang sangat singkat.Keempatnya a

DMCA.com Protection Status