Share

Bab 17

Author: Gabby_Rsyn
last update Last Updated: 2024-02-19 19:30:59

Leonard terlihat tersenyum. Dia tidak menjawab, malah berdiri dari tempat duduknya, sebelum dia keluar dari ruangan itu, dia sempat berkata.

"Sebenarnya, tidak ada satu pun dari kita yang layak mengasihani, Shania," ucap Leonard lalu keluar dari ruang itu.

Steven tidak menghalang Leonard, dia hanya menatap pungung Leonard. Itukah, pria yang akan melindungi Shania? Sedangkan dia juga berniat buruk seperti dirinya juga.

Dada Steven berdegup kencang, entah kenapa, dia sepertinya tidak siap melihat Shania semakin jatuh. Apa mungkin karena rasa bersalah? Tapi apa yang terjadi 5 tahun lalu, belum jelas sama sekali.

"Sean, cepat cari tahu. Apa sebenarnya yang berlaku 5 tahun lalu, kenapa kita bisa salah menyalahkan seseorang dan cari tahu juga siapa sebenarnya Leonard!" perintah Steven pada Sean.

Steven juga meninggalkan ruangan itu dengan hati yang tidak tenang. Setiap kata-kata Leonard melekat dalam pikirannya.

'Aku harus cepat menemu
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri di Atas Kertas sang CEO   Bab 18

    Leonard menarik Shania ke belakangnya dan membiarkan wanita tadi berdiri di samping Leonard. Leonard juga masih terlihat tersenyum dan anehnya tidak menjawab pertanyaan Shania sama sekali.'Sepertinya, aku termasuk jebakan!' batin Shania."Kenalkan CEO perusahaan Burgh, Karina Johnsen!" ucap Leonard dengan lantang.Ucapan Leonard berhasil membuat Shania begitu kaget, kaki Shania merasa melemas, dia hampir jatuh. Mujur saja, dia masih kuat menahannya. Ternyata benar, Leonard telah mengkhianatinya. Shania melihat semua karyawan yang seharusnya miliknya kini sedang bertepuk tangan dan bersorak sorai untuk wanita yang bernama Karina.Perlahan Shania mundur dan berjalan menuju ke arah pintu keluar, sungguh dia merasa hancur. Shania tidak lagi berpaling dan harapannya semua telah hancur.Harapan? Janji? Perhatian? Keluarga? Semuanya tipuan belaka. Ketika Shania telah berada di luar perusahaan, tangisannya pecah. Dia terduduk di atas j

    Last Updated : 2024-02-19
  • Istri di Atas Kertas sang CEO   Bab 19

    "Kakak, sakit apa Dok?" tanya Stella pada dokter yang memeriksa Shania."Sepertinya, Kakak Nona kelelahan dan tertekan. Detak jantung masih normal, nanti jika ada keluhan lain, segera ke rumah sakit. Jika tidak ada, istirahat saja yang banyak dan jangan tertekan," jawab Dokter sekalian memberi saran.Stella mengangguk, kemudian menghantar sang Dokter hinga ke pintu. Stella kembali mendekati Shania yang terbaring di ranjang sofa. Dia menatap lekat wajah Shania yang terlihat pucat."Apa kak Stev, melayani Kak Shania dengan buruk, hingga Kak Shania mengalami tekanan yang berlebihan," ucap Stella.Stella pun segera menghubungi Steven, untuk memberitahu keadaan Shania dan sekalian memberi nasihat. "Halo, kak Stev. Kau keterlaluan sekali, apa yang telah kak Stev, buat hingga kak Shania bisa mengalami tekanan yang berat?" oceh Stella ketika Steven baru saja menjawab panggilannya."Hei, perlahan saja jangan terlalu cepat. Aku tidak meng

    Last Updated : 2024-02-19
  • Istri di Atas Kertas sang CEO   Bab 20

    "Shania? Shania buka pintu, tolonglah buka pintu," ucap Leonard yang berada di luar pintu apartemen Steven.Stella tampak menatap ke arah Shania. Shania tidak menanggapi ketukan pintu dari Leonard, dia terlihat lebih sibuk membaca buku novel miliknya."Kak, itu ...," ucap Stella yang tidak bisa menyelesaikan ucapannya karena Shania terlihat benar-benar tidak peduli.Beberapa menit kemudian, tidak lagi terdengar bunyi ketukan mau pun suara Leonard. Shania barulah menutup buku novelnya dan berjalan ke arah dapur.Stella hanya menatap Shania lalu menyusuli hingga ke dapat. Dia dapat melihat tangan Shania gementar ketika mengambil gelas. Stella sempat mengira bahwa Shania orang yang kuat ternyata sebaliknya."Mari aku bantu, Kak." Stella mengambil gelas di tangan Shania lalu mengisi air di dalam gelas tersebut. "Minum dulu," ucap Stella sembari menyodorkan gelas berisi air.Shania benar-benar rapuh, raut wajah yang tadinya

    Last Updated : 2024-02-20
  • Istri di Atas Kertas sang CEO   Bab 21

    "Siapa ya--, Steven?" Felix ikut terkejut ketika melihat Steven berdiri di hadapan pintu.Felix langsung saja menarik Melinda ke belakangnya untuk dilindungi. Terlihat jelas raut wajah Melinda dan Felix sangat cemas."Oh, sekarang aku tahu. Kalian sekelompok orang-orang penipu yang coba membohongiku dengan meminta hak Melinda sebagai tunanganku, harus mendapatkan saham perusahaan aku waktu itu," serang Steven yang sudah bisa membaca situasi.Felix dan Melinda terlihat tidak bisa berkutik, mereka hanya saling berpegangan dengan erat.Melihat keadaan Felix dan Melinda yang terlihat begitu dekat, membuat Steven cemburu. Menyesal karena sudah mempercayai tipu daya Melinda selama ini.Perusahaan kecil yang dibangun Steven dulu telah menjadi hak milik Melinda dan sekarang perusahaan itu menjadi saingan berat dengan perusahaan baru Steven."Pantas saja, mereka katakan ada seorang pria yang memimpin perusahaan itu dan aku pikir itu kau F

    Last Updated : 2024-02-20
  • Istri di Atas Kertas sang CEO   Bab 22

    "Terus kapan?" tanya Carry dari seberang sana."Aku belum mengatakan padanya, jadi bersabar saja," sahut Steven dengan kesal.Setelah itu, Steven mematikan ponsel secara sepihak. Entah kenapa, pagi-pagi dia harus merasakan suasana hati yang buruk.Steven memasuki kamar kecil untuk mencuci wajahnya. Lalu, dia keluar dari kamar, dia bisa melihat Stella masih tertidur dengan pulas di atas ranjang sofa. Sementara, Shania pasti sudah berada di dapur, karena aroma masakan mulai menusuk rongga hidungnya. Steven pun segera masuk ke dapur."Shania," tegur Steven.Shania menoleh, dia menatap Steven dengan wajah datar. Shania juga sempat menoleh ke arah sofa sana, ternyata Stella masih tertidur. Mungkin ini waktunya berbicara dengan Steven."Sangat kebetulan, ada yang ingin aku bicarakan," ucap Shania.Steven langsung bersandar pada pintu kulkas sembari bersedakap dada."Ok, bicara saja. Aku akan mendengar," ucap Steven.

    Last Updated : 2024-02-20
  • Istri di Atas Kertas sang CEO   Bab 23

    Steven sudah berulang kali mencoba menelepon Stella namun, panggilannya ditolak dan terakhir kali mungkin nomor ponselnya telah diblokir oleh Stella."Ck!" Steven berdecak.Steven membanting ponselnya ke atas sofa, dia seharusnya menunggu Stella tidak ada di sekitarnya tadi sewaktu dia dan Shania membicarakan hal serius.Steven menghempaskan bokongnya ke atas sofa, namun dia sepertinya terduduk sesuatu. Steven pun meraba sofa itu."Ponsel Shania?" ucap Steven ketika yang dia temui adalah ponsel.Tiba-tiba ponsel Shania berdering dan nama Leonard tertera pada layar ponsel itu. Steven segera menjawab."Shania, akhirnya kau mau menjawab panggilanku. Kita bertemu ya dan aku akan menjelaskannya. Aku tidak pernah berkhianat pada kau, Shania. Aku juga melakukan ini demi menyelamatkan kau dari Johnsen," ucap Leonard panjang lebar dari seberang sana."Hmm, begitu ya? Berarti benar, kalian bertengkar?" sahut Steven."Ste

    Last Updated : 2024-02-21
  • Istri di Atas Kertas sang CEO   Bab 24

    Hari perlelangan yang ditunggu telah tiba. Shania mengenakan dress biru tua yang panjang dengan bagian pundak terekspos, belahan dada Shania juga sedikit terlihat. Ketika Shania dan Stella memasuki rumah lelang, banyak mata yang menatap ke arah mereka dan memuji penampilan mereka. Biarpun, wajah mereka tidak terekspos karena menggunakan masker, namun itu sama sekali tidak menutupi aura keduanya."Kak Shania, kita akan duduk di bagian vip," bisik Stella."Bagaimana bisa?" tanya Shania."Kak Stev, yang memesan untuk kita. Eh, tapi jangan berpikir buruk dulu. Sebenarnya, kak Stev, yang memaksa," jelas Stella.Shania hanya mengangguk, karena sangat kebetulan dia juga memerlukan Steven. Mereka akhirnya, berjalan ke arah di mana mereka harus duduk."Stella, Shania. Kalian sudah datang," tegur Carry yang ternyata juga ada di sana.Shania hanya menatap Carry, dia tidak mengenali Carry, jadi bagi Shania tidak harus membalas sapa

    Last Updated : 2024-02-21
  • Istri di Atas Kertas sang CEO   Bab 25

    Acara lelang telah sampai pada kemuncaknya, yang terakhir menjadi lelangan adalah sebuah perusahaan textile."Perusahaan textile kecil bertempat di sebelah lapangan kota, dengan harga mulai 100 miliar dollar," ucap pembawa acara.Shania menggepalkan tangannya, dia kaget mendengar harga perusahaan itu. Sangat mahal, untuk dirinya yang tidak memiliki apa-apa."150," pekik pria yang duduk di kursi bawah sana.Shania menatap ke bawah, dia semakin mengepalkan tangannya ketika mendengar suara yang tidak asing.'Kau dapat uang sebanyak itu dari mana ..., Leonard!' batin Shania.Steven melirik ke arah Shania, ternyata Leonard juga berada di sini. Hal ini, membuat Steven tidak nyaman. Dia pun mengangkat papan nomornya dan meletakkan harga."200 miliar!" ucap Steven.Stella menoleh ke arah Steven dengan dahi yang mengerut, kenapa sang kakak juga ikut meletakkan harga sebuah perusahaan kecil.Leonard yang di bawah

    Last Updated : 2024-02-21

Latest chapter

  • Istri di Atas Kertas sang CEO   Bab 52

    "Memangnya aku sakit apa?" tanya Shania setelah meminum obat yang diberikan oleh Mikael. Mikael menatap Shania dengan raut intens. Dia menghela napas panjang. "Kau tidak tahu?" Mikael kembali bertanya. Shania mengerutkan dahinya, sejak kapan dia sakit. Kemarin dan beberapa hari yang lalu, dia masih merasa sehat-sehat saja. "Sudahlah, kau hanya perlu makan dan minum obat secara rutin," imbuh Mikael lagi. Pria itu membantu Shania kembali ke kamar yang sempat dia tempati tadi. Dia terlihat begitu misterius sebenarnya, tetapi perlakuannya terkesan tulus. "Mikael, kenapa tidak kau memberitahuku saja? Aku sakit apa sebenarnya?" tanya Shania yang masih saja penasaran dan merasa sedikit bingung. Mikael diam, dia terus saja mengandeng tangan Shania hingga mereka tiba di dalam kamar. Setelah memastikan Shania bisa duduk dengan tenang. Barulah, Mikael menunjukkan raut wajah tersenyum tipis. "Kamu keguguran dan rahimmu bermasalah," jelas Mikael. "Keguguran?" ulang Shania tampak begitu kag

  • Istri di Atas Kertas sang CEO   Bab 51

    Cristo pulang ke rumah dengan terburu-buru, ketika dia sampai di rumah dia langsung mencari sang istri."Natalia?" Suara Cristo menggema ketika memanggil nama sang istri."Ada apa?" sahut Natalia yang datang dari ruang baca.Cristo menatap Natalia, dia segera mendekati sang istri. Lalu, perlahan menarik tangan sang istri dan membawanya masuk kembali ke ruangan membaca."Ada apa sebenarnya? Kenapa wajahmu terlihat khawatir?" tanya Natalia ketika telah duduk di sofa dalam ruang baca itu.Cristo diam, dia hanya mengeluarkan beberapa dokumen dan kotak kecil. Lalu, diserahkannya pada Natalia."Sayang, aku mempercayaimu untuk menyimpan kedua barang-barang ini. Jangan sampai ada orang merampasnya darimu," ungkap Cristo."Tapi ini apa?" tanya Natalia lagi."Ini adalah dokumen kepemilikan perusahaan dan kotak kecil ini adalah kunci brankas," jelas Cristo.Natalia memasang raut bingung, terus ada apa dengan dokumen dan kunci ini. Kenapa harus diserahkan padanya?"Aku belum mengerti, jika ini pe

  • Istri di Atas Kertas sang CEO   Bab 50

    Gadis ini aneh menurut Mikael, namun sudut bibirnya terangkat. Merasa Shania sedikit menarik, selama ini banyak gadis berusaha mendekatinya dan sanggup melemparkan diri kepadanya.Akan tetapi, berbeda dengan Shania yang menolak dirinya mentah-mentah tanpa ingin berkenalan terlebih dalam."Apa yang aku dapat jika aku bekerjasama dengan kau?" tanya Mikael.Shania tampak berpikir, sebuah ide terlintas dan langsung saja Shania katakan tanpa ada rasa ragu."Hubungan pertemanan, tapi tergantung sih bagaimana sikap kau terhadapku," jelas Jessi.Mikael tersenyum sungging, dia pun mengangguk mengerti. Sebenarnya, bukan berarti bersetuju, tetapi dia ingin melihat sampai mana Shania bisa menolak dirinya."Terus sekarang kau mau ke mana? Mau kabur?" tanya Mikael lagi dengan raut penasaran."Sangat tepat!" jawab Shania penuh bersemangat."Hm, bagaimana kalau kita kabur bersama saja?" Mikael menawarkan untuk melarikan diri bersama Shania.Shania terkejut, dia kembali berpikir. Sungguh, tidak mungki

  • Istri di Atas Kertas sang CEO   Bab 49

    "Shania, bangunlah. Kau harus pergi, dengarkan ibu. Jangan percaya mereka yang berada di sekitarmu kecuali ....""Ibu!" pekik Shania, dia terbangun dengan napas yang memburu. Keringat telah membasahi kulit wajah Shania. Dia belum sadar sepenuhnya, hingga masih terdengar helaan napas yang coba diatur perlahan. Air mata, Shania juga terlihat mengalir tanpa ada isak tangisan."Kau sudah bangun?" Suara seorang pria memberi Shania kesadaran penuh. Shania langsung mengambil posisi duduk, dia mencari asal suara tadi. Sehingga, netra mata Shania menangkap satu sosok yang sedang duduk bersilangkan kaki.Ingatan tentang 6 tahun sebelum sang ayah meninggalkan, kembali berputar pada benak Shania. Wajah yang dia lihat kembali membuka masa lalu yang seharusnya dia lupakan.***"Nia malam ini kita ada tamu, ayah harap kau tidak memasang wajah cemberut," ucap Cristo, sang ayah yang berpesan pada putri semata wayangnya."Kalau begitu, Nia tidak perlu turun dari kamar sekalian saja," jawab Shania."H

  • Istri di Atas Kertas sang CEO   Bab 48

    Shania terkejut ketika pria asing itu menggerakkan tangannya yang memengang pisau. Lengan Steven tergores oleh senjata tajam itu."Stev!" pekik Shania.Steven lantas menendang pria tadi dengan tendangan berputarnya, darahnya terlihat semakin banyak mengalir. Pria asing tadi, sempat tersungkur ke atas jalan raya itu. "Steven! Masuk mobil!" pekik Shania yang telah berada di luar mobil.Steven menoleh, raut wajahnya berubah mendadak, dia tahu pria di hadapannya ini cuma untuk memancing Steven dan Shania keluar. Apalagi, sedari tadi Steven menunggu musuh yang lain keluar, namun hingga saat ini belum ada satu pun yang terlihat dan hanya ada satu pria asing itu saja."Shania, masuk! Ini je--"Dor..dor..Bunyi tembkan membuat Steven berhenti memekik, dua kali tembakan dari arah belakang lalu mengenai Shania, mata Shania terlihat melebar dan akhirnya terjatuh di atas aspal jalan itu."Sha-- Shania!" pekik Steven.Steven coba berlari ke arah Shania yang telah tergeletak di atas jalan di sampi

  • Istri di Atas Kertas sang CEO   Bab 47

    Steven pulang ke rumah utama dengan raut lesu, dia sedikit merasa kesal dengan Bernard dan Gerald yang sedikitpun tidak menaruh curiga pada Carry.Namun, jika dipikirkan, itu juga bukan salah keduanya yang memilih tidak percaya. Hanya saja, Carry yang terlalu licik dalam menutupi sisi jahatnya.Semakin hari, dia semakin yakin ada yang disembunyikan oleh Carry dan Carry juga berkaitan dengan teror beberapa hari yang lalu."Stev," tegur Nikel.Steven menoleh, dia lantas mengukir senyuman tipis untuk diperlihatkan."Kau melamun, apa ada masalah?" tanya Nikel kemudian."Tidak, hanya saja masih terpikir tentang teror hari itu," jawab Steven dengan jujur."Tenang saja, Oma dan paman sudah mengerahkan orang-orang untuk mengawasi sekitar kalian," jelas Nikel sembari menepuk pundak Steven.Steven mengangguk, dia hanya tersenyum tipis. Berharap, suatu saat nanti akan ada hasil dari pencarian mereka. "Oh iya. Malam ini jamuan makan, keluarga besar Smith semuanya akan datang," beritahu Nikel."M

  • Istri di Atas Kertas sang CEO   Bab 46

    "Aku mencari Stella tadi, kebetulan Shania berada di sini jadi, apa salahnya aku bawa dia berbicara," jelas Immanuel sedikit jujur.Shania menatap Steven dengan raut tersenyum dan mengangguk kecil membenarkan ucapan Immanuel. Entah, kenapa Steven selalu saja mencurigai dirinya.Setelah itu, Immanuel pamit dan meninggalkan Shania sedang duduk bersama Steven di ruang tamu itu."Shania, apa tidak ada penjelasan yang jujur dari kau?" tanya Steven tiba-tiba.Ternyata, Steven masih tidak puas mendengar penjelasan Immanuel tadi. Apalagi, Steven merasa Shania semakin hari, semakin jauh darinya.Ada apa dengan Shania sebenarnya?"Steven ...," ucap Shania. "Kau benar-benar menyukaiku?" lanjut Shania lagi.Bukan menjawab pertanyaan, Shania malah bertanya tentang perasaan Steven terhadapnya. Dia tidak mau, Steven semakin larut ke dalam perasaan bertepuk sebelah tangan ini."Kau masih meragukanku, apa dengan menyentuh kau setiap hari itu tidak cukup?" jawab Steven tak kalah serius."Menyentuhku? B

  • Istri di Atas Kertas sang CEO   Bab 45

    Steven menatap Shania dengan tatapan yang sulit diartikan. Hal itu, membuat Shania bingung sendiri, apa yang dipikirkan oleh Steven sebenarnya.Tiba-tiba, terdengar bunyi pintu diketuk. Shania lantas melarikan pandangannya ke arah pintu kamar. Sedangkan, Steven pula hanya menundukkan pandangan, seperti tidak ingin sibuk.Shania berjalan ke arah pintu, untuk melihat siapa di luar sana. Ketika dia membuka pintu, dia mulai mengukirkan senyuman tipis."Stella," ucap Shania lembut."Kak, apa Stella mengganggu?" tanya Stella.Shania menggelengkan kepala dan mengizinkan Stella masuk ke kamar. Stella mengandengan lengan Shania dengan akrab, namun tidak dia bisa hindari memasang raut khawatir."Kak Stev," tegur Stella.Steven menoleh, dia tersenyum tipis namun tidak berbicara apa pun. Hanya saja, raut wajah Steven sedikit terlihat aneh."Kak, apa aku mengganggu waktu kalian?" tanya Stella lagi.Stella, berpikir jika dia datang di waktu yang tidak tepat. Apalagi, wajah Steven sepertinya sedang

  • Istri di Atas Kertas sang CEO   Bab 44

    "Apa yang kau bahas dengan paman?" tanya Steven kepada Shania, setelah mereka telah berada di dalam kamar."Cuma hal biasa," sahut Shania singkat.Shania malas melayani pertanyaan Steven, dia pun segera memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum tidur."Shania, aku masih mau bicara," protes Steven yang menyusuli Shania hingga ke kamar mandi.Shania menghentikan langkah dan membalikkan tubuh. Dia menatap Steven dengan memicingkan mata."Bicara apa?" tanya Shania sembari menyandarkan punggung pada daun pintu."Kalian cerita tetang apa?" tanya Steven lagi.Steven masih tidak puas dengan jawaban Shania tadi. Dia harus mendengar tahu yang sebenarnya. Apalagi, saingan kecilnya adalah anak sulung sang paman."Kami hanya cerita tentang masalah yang kau hadapi, aku katakan pada paman bahwa aku mengkhawatirkan kau," jelas Shania sedikit berkelit.Steven tidak langsung menjawab, dia malah menatap Shania dengan begitu dalam. Coba mencari gurat kebohongan pada kilatan mata Shania."Huh,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status