“Ya, kami berteman. "Marsinah hampir tidak percaya jika Sammy punya teman wanita. Bahkan dia akan dijadikan seorang cleaning service di rumah sakit."Sudah lama berteman?""Sejak kami di bangku SMP. Dia melanjutkan sekolahnya di luar negeri sehingga Kami sempat tidak bertemu beberapa waktu. Alhamdulillah dipertemukan kembali dengan keadaan yang sehat dan dia memberikan aku tawarin pekerjaan untuk di rumah sakit. Sekali lagi saya mohon maaf karena saya hanya lulusan SMA sehingga tidak bisa bekerja tanpa pengarahan. Jadi, mohon bimbingannya," ucap Kinan.Murniati tersenyum melihat keramahtamahan dan juga tutur kata Kinan yang sangat sopan. Dia kemudian meletakkan map berisi surat lamaran itu dan mengulurkan tangan. "Selamat, kamu saya terima mulai bekerja hari ini di rumah sakit Harapan. Tidak perlu ijazah tinggi kalau kamu memang mempunyai semangat juga untuk bekerja yang tinggi. Untuk bekerja sebagai klining service tidak langsung melakukan pekerjaan rumah tangga. Saya akan mengaja
“Kamu nggak lagi ngayal cerita kan? Kamu pasti bilang gitu karena sedang takut kami ejek ‘kan? Kami saja tidak berani ngimpi makan bareng Dr Sammy. Kamu itu halu jangan ketinggian, sadar diri hanya Cleaning service,” lontar Nuri tak percaya.“Iya, nih, Mbak Kinan. Kalau ngehalu tuh agar real dikit. Dokter Sammy ngajakin situ makan siang? Ampe gajah bertelur pun kami tak percaya.” Ilyas teman Nuri pun ikut menanggapi.“Gak percaya ya udah, bukan masalah kok. Aku mau kerja lagi, maaf.” Akhirnya Kinan pamit undur diri. Aci mengikuti Kinan menuju ke ruangan lain yang hendak dibersihkan. “Ki, tadi beneran diajak makan siang sama Dokter Sammy?” tanya Aci yang juga meragukan kejujuran Kinan.“Aku ini baru kerja sehari di sini, mana berani bohong. Lagian, aku sama Dokter Sammy itu teman lama. Dia tadi tanya sama aku, apa aku betah kerja di sini atau tidak. Nggak ada yang aneh ‘kan? Dia juga menanyakan teman teman baruku. Dia hanya khawatirnya aku nggak nyaman di sini. Itu aja, soalnya dia i
Aldo sedang dilema sekarang. Dia yang masih mencintai Kinan pun tak bisa berbuat apa apa. Terlebih, Hana kini terang terangan mendekati keluarganya dan meminta agar dia segera mengurus perceraian. Bahkan Hana menyewa pengacara untuk menguruskannya.“Kamu kenapa, Al?” tanya Hana saat malam ini bersama Aldo. Aldo sedang lembur di kantor dan Hana diam diam mendatangi ruangan Aldo.“Nggak tahu, kerasa ada yang mengganggu pikiranku.”“Mengenai Kinan? Kenapa lagi dia? Ketahuan selingkuh juga?” tanya Hana.“Kenapa kamu bilang gitu? Dia bukan wanita yang suka mengobral cinta. Aku paham bagaimana dia.”“Kok kamu belain dia? Kamu masih cinta sama dia? Masih mengharap dia kembali.”Aldo diam saja dan itu membuat Hana kesal. “Aku udah minta persidangan perceraiannya dipercepat dan ternyata disambut baik oleh Kinan, Dia juga menyewa pengacara mahal buat gugat kamu. Sudah jelas sekarang ‘kan kalau dia juga ingin berpisah denganmu?” tanya Hana dengan kalimat penegasan.“Apa maksudnya? Mana mungkin
“Ki, waktu itu Aldo nelpon ke nomorku, tapi nggak aku angkat. Dia akhirnya kirim pesan sama aku.” Sarah memutuskan menelpon Kinan dan mengadukan perihal Aldo pada Kinan.“Kapan?”“Dah ada satu pekan, aku lupa mau laporan ke kamu,” kekeh Sarah.“Kok dia bisa tahu nomor kamu?” tanya Kinan heran.“Dia kan pernah aku kirimi pesan dan menghubungi dia pas aku pinjam ponselmu. Mungkin dia mencari riwayat chatnya dan langsung menghubungi kamu. Kamu balas apa?” tanya Kinan.“Nggak aku balas lah. Ngapain juga diladeni, cari penyakit. Aku aja lagi banyak masalah di sni, kalau tahu aku chat sama lelaki bisa abis keberadaanku dikuliti di sini. Aku langsung blokir nomer dia.”“Hahaha, cerdas kamu. Tapi bisa aja dia pake nomer lain ‘kan buat hubungi kamunya.”“Selama chat itu berbau dari dia, jelas langsung aku delete dan blokir. Ibarat mau membuang penyakit, buanglah sampai ke akar akarnya. Jadi nggak usah tanggung tanggung, blokir dan buang. Anggap nggak pernah kenal dan nggak penting!”“Iya sih
“Ambekan ih!”KInan kini tahu prioritas, meskipun dia tahu resikonya mengikuti keinginan Sammy adalah dimusuhi oleh teman teman kerjanya.“Aku besok nggak di sini dalam beberapa hari. Kamu bisa bebas makan siang di manapun tanpa aku.”Kinan mengernyit bingung sembari membukakan kotak nasi yang ada di meja kerja Sammy. “Kamu mau ke mana?”“Dua minggu sebelum sidang akhir kamu dan suami kamu, aku ada kunjungan ke Bali. Kemungkinan akan satu minggu di Bali dan satu minggu di Jakarta. Aku mengikuti seminar yang diadakan pemerintah untuk hari kesehatan anak, jadi ya … lumayan sibuk.”“Kok ngomong sama aku mendadak gini? Tahu gini aku nggak negative tingking kenapa kamu mendadak ngajak aku makan siang terus nggak boleh absen”"Kenapa? kamu pasti bakalan kangen kalau aku nggak ada di rumah sakit ini," ucap Sammy santai."Iya, kangen. Kangen pengin nabok," sungut Kinan.Sammy tersenyum. Menikmati suapan makanan yang Kinan berikan. “Aku nyuapin kamu kayak lagi nyuapin bayi, Sam. Lucu aja,” kek
Kinan mencoba tenang. Dia menghubungi Rini dan Tini, berharap keluarga Aldo mau mengangkat panggilannya.Sayang sekali, panggilan Kinan hanya dianggap sebagai wallpaper panggilan oleh kedua orang yang selama ini memusuhi Kinan itu. Akhirnya Kinan mengirim pesan. Pesan berisi info bahwa Aldo dan wanitanya sedang berada di rumah sakit sekarang ini.Setelah mengirim pesan, Kinan kembali memasukkan ponselnya dan menunggu kabar dari Dokter yang ada di dalam. Penanganan cukup lama dilakukan karena keduanya sama sama terluka parah dan Kinan hanya bisa mendoakan dari luar, berharap lelaki yang pernah menjadi suaminya itu baik baik saja. Tak tega saat melihat wajahnya tadi penuh darah dan luka. Hampir 4 jam Aldo dan Hana ada di dalam ruang operasi, bahkan Kinan sampai malam menunggu mereka di rumah sakit.Pintu terbuka dan Dokter Ratna tersenyum saat melihat Kinan yang masih setia menunggu Aldo ditangani. Dia mengajak Kinan ke ruangannya untuk menjelaskan apa saja yang terjadi pada Aldo.“Jadi
Sammy membunyikan klakson mobilnya membuat Kinan yang berdiri menunggu di parkiran pun mendekat. Kaca dibuka dan Sammy tersenyum melihatnya.“SYukurlah kamu nungguin aku.""Soalnya kalau ditinggal takutnya aku dipecat. Nggak lucu kan, baru masuk kerja langsung dipecat," ucap Kinan."Hahha. Baiklah, ayo Naik!” ajak Sammy.“Naik?”“udah buruan. Mau pulang, kan?” Tak ingin banyak bertanya, Kinan pun naik ke dalam mobil Sammy. Meski bingung dia yakin Sammy pasti berniat untuk mengantarnya pulang.“Seharusnya tak perlu begini, Sam.”“Kenapa memangnya? Mana mungkin aku tega membiarkanmu lembur sedangkan aku menikmati kasur empuk di rumah. Kenapa kamu sampai pulang malam-malam padahal kamu nggak ada jadwal lembur hari ini."Sammy memberondongi Kinan dengan berbagai pertanyaan karena rasa khawatir setelah melihat Kinan pulang larut malam."Tadinya aku mau pulang sore hari tetapi ada kejadian yang mengejutkan.""Kejadian mengejutka?""Iya, tadi saat aku mau pulang aku melihat ambulance tiba-
Pagi ini Kinan memutuskan untuk datang ke rumah sakit lebih pagi agar bisa melihat keadaan Aldo. Hatinya sempat tidak tenang dan kepikiran Apakah keluarganya ada yang menjenguk dan mengetahui kondisinya sekarang atau mereka abai dan tidak membaca pesan yang dia kirim semalam. Kinan menaiki taksi untuk sampai di rumah sakit karena sepeda motornya dia tinggal saat pulang diantar oleh Sammy.Kinan langsung menuju ke ruangan Aldo setelah absen kehadiran. Dia melihat lelaki yang pernah menjadi suaminya itu terbaring lemah tanpa ada yang menemani. Bahkan, Hana sudah tidak ada di ruangan itu dan kemungkinan dipindahkan ke ruangan lain. Kinan prihatin karena sekarang tinggal Aldo sendiri di ruangan kelas ekonomi tersebut. Jika kondisi ekonomi Aldo baik-baik saja untuk keluarganya akan memindahkan Aldo ke ruangan yang lebih layak. Sayangnya, dia juga tidak bisa membantu karena sekarang lelaki yang ada di depannya itu bukanlah suaminya lagi.Kinan masuk, lalu duduk di samping Aldo. Mendadak rasa
Sammi sudah berusaha untuk mencari di manapun keberadaan Kinan, tetapi wanita itu sama sekali tidak bisa di cari. Bahkan dia minta bantuan Sarah agar mau mencari keberadaan Kinan. "Masih nggak ada kabar?"Sarah terdiam dan menatap iba pada Sammy. Dia sudah mendapatkan Kabar dari Kinan dan kenyataan yang menyedihkan membuat Sarah harus mengatakan hal ini."Sam, Aku nggak tahu mau ngomong apa nggak sama kamu tentang rahasia pencarian kita selama ini. Sepertinya kita harus menghentikan pencarian yang tidak mungkin akan mendapatkan hasil sesuai dengan apa yang kita inginkan karena Kinan … Kinan udah gak ada.""Maksudnya?" tanya Sammy kaget."Kita tidak usah mencarinya lagi karena Kinan sudah tenang berada di alam sana. Aku sudah mendatangi rumah kedua orang tuanya dan dia meminta maaf atas semua kesalahan Kinan selama ini kepadaku. Ibunya bilang, Kinan sakit dan pergi satu bulan pasca kita tak bertemu dengannya. Dia, dia ternyata selama ini menyembunyikan rasa sakitnya sendirian. Dia men
Sammmy akhirnya berangkat setelah mendapatkan imboost dari Ibunya. Jelas hatinya galau karena Sarah adalah teman Kinan dan ia tak bisa semudah itu menikahi Kinan jika masih ada keterlibatan perasaan Sarah,Saat baru sampai di rumah sakit, dia justru mendapati pemandangan yang tidak enak. Sarah sudah ada di ruangannya dan lagi lagi dia tersenyum tanpa dosa ke arahnya.“Sam.”“Kenapa datang lagi? Aku sudah bilang, beri aku waktu.”“Aku … aku ingin kamu tak usah pikirkan semua ini. Aku pasrah saja sudah, nggak usah kamu mikirin nasib pernikahanku.”“Maksudnya?”Sarah tahu diri. Di dalam hati Kinan dan Sammy, ada perasaan cinta yang tak bisa digambarkan. Bahkan, Sammy juga tak pernah terlihat tak peduli jika berkaitan dengan Kinan. “Aku minta maaf padamu. Aku sudah merenungkan ini dan aku pikir, aku salah. Aku sudah melibatkanmu dalam masalahku dan menjadikan kamu dilema dengan permintaan tiba-tibaku. Tadi pagi aku hanya panik. Aku hanya bingung dan aku mencoba meresapi kesalahanku.”S
Hati Sarah merasa tidak karuan sekarang ini. Dia sudah menyeret semi untuk masuk ke dalam masalahnya. mau tidak mau dia harus terus membujuk seni agar mau membantunya dalam hal ini."Kamu sudah memberikan surat yang aku titipkan kepada mu untuk Kinan?""Ya. Maaf, Sam. Aku sudah membuat semuanya menjadi kacau. Aku janji setelah ini nggak akan ganggu kamu lagi.""Buat janji jangan semudah membuat kopi. Kamu sudah membawaku jauh ke dalam masalah dan bahkan kamu mengakui aku sebagai calon suami kamu. Tahukah kamu, itu sangat membuat aku kecewa. Apalagi kamu memaksa untuk aku menikahimu. Mustahil!"Sammy memang tidak benar-benar pergi ke rumah sakit. Dia pergi pulang ke rumahnya untuk berkonsultasi kepada sang Ibu mengenai masalahnya ini. Dia termasuk anak yang tidak pernah menutupi segala masalahnya, apalagi terkait masalah perasaan. Maharani bahkan tidak pernah memarahi anaknya jika anaknya mencintai wanita yang lebih rendah darinya. Wanita yang selalu membuat hati Sammy tenang dengan s
“Tidur yuk!” ajak Sammy.“Kamu tidur di kamar, aku mau ke kamar Sarah.”“Bantuin!” Dengan manjanya Sammy meminta KInan membantu ia berdiri masuk kamar dan tidur di sana. Beruntung apartemen ini memiliki dua kamar sehingga Kinan bisa dengan mudah memilih tempat istirahat untuk kedua sahabatnya itu.“Jangan usil!” omel Kinan saat Sammy dengan sengaja mencegahnya pergi.“Kamu tidur di mana?” tanya Semmi lagi.“Di kamar Sarah lah. Aku takut dia masih sedih dengan insiden tadi.”“Hm, Ki, kamu denger percakapan tadi?” tanya Sammy khawatir jika Kinan mendengar ucapan Sarah yang mengaku dia sebagai pasangannya.“Percakapan apa?”“Aku, Sarah dan suaminya. Kamu dengar?”“Enggak. Aku kan jagaian Tiara. Lagian, bagaimana pun ini semua nggak ada hubungannya sama kita, Sam. Kita hanya menemani saja dan apa yang mereka ucapkan, kita anggap angin lalu saja.” Kinan mengatakan itu agar tidak terjadi masalah antara mereka bertiga, meskipun tadi dia sedikit mendengarkan.“Syukurlah kalau kamu nggak deng
“Kamu?!”Kinan cukup shock dengan kejadian kali ini. Dia tak menyangka ada pertikaian hebat yang terjadi antara Sarah dan juga madunya itu. Hingga tubuh basah kuyup Sammy akibat madu Sarah pun membuat Kinan heran. Mau tanya di sana pun nampaknya tidak etis dan juga tidak mungkin, mengingat wajah mereka nampak serius.Tak mau membuat Tiara sedih, Kinan langsung menggendong Tiara dan membawanya menjauh mengikuti arahan Sarah. Ketegangan sempat terjadi di dalam lantaran sikap mantan suami Sarah dan istri barunya tak terima dengan kedatangan Sammy dan Kinan di sana.“Kamu yang membuat semuanya kacau!” Restu melayangkan pukulan pada Sammy. Keduanya adu kekuatan, meski Sammy hanya mencoba untuk melindungi diri dan tak ada niatan melawan. Sammy sempat terkena puluan di hidung dan membuat Sarah murka.“Awalnya aku antusias dan menghormati adanya kamu, tapi makin ke sini kamu menguras emosiku, Mas. Mulai detik ini, jangan hubungi aku.”Dengan emosi menggebu, Sarah menarik Sammi dari sana. Dia
Mereka berdua sampai di hotel Star di mana keduanya melakukan janji temu. Saat baru turun dari kendaraan, Kinan menggenggam tangan Sarah untuk menguatkan. Tarikan napas terdengar berat, tapi Sarah terlihat menghiraukan.“Itu?” tanya Kinan menunjuk meja yang tentunya ada suami dan calon istri baru suami Sarah.Sarah mengangguk dan mendatangi meja yang sudah dipesankan untuk pertemuan itu. “Mama.”Tiara berlari ke arah Sarah dan keduanya berpelukan bak bertahun tahun tak bertemu. Kinan tersenyum dan menyapa istri baru Restu.“Aku pikir kamu datang sendiri, Ki.” Restu menjabat tangan Sarah dan Sarah membalasnya dengan senyum.“Kinan akan membantu untuk menjaga Tiara saat kita bicara. Ya kan, Ki?” Sarah tentu tak mengatakan ini sebelumnya. Namun, Kinan langsung paham jika semua ini adalah cara Sarah meminta bantuannya untuk bisa membuat Tiara tidak mengetahui semua hal yang terjadi pada orangtua dia.“Iya, Mas. Biar lebih baik Tiara sama saya aja, kalian bertiga silahkan berbincang.”Kin
Akhirnya Kinan pulang tanpa menunggu Sammy. Perlakuan teman-temannya yang selalu saja membuat masalah dengannya terpaksa membuat Kinan harus terpaksa membuat dia harus memperbanyak stok sabar.Kinan memutuskan untuk pergi ke rumah Sarah. Dia ingin berbincang dengannya sebelum sore nanti pergi ke rumah orang tua Sammi. Meskipun Sarah sudah sering bercerita mengenai masalahnya yang benar-benar tidak ingin diceritakan tetapi Kinan selalu mencoba untuk selalu berada di dekatnya dan memberikan support agar tetap semangat menjalani hidup."Kamu datang-datang nggak ngomong dulu sama aku. Untung Aku belum pergi." Sarah mengajak Kinan masuk ke dalam rumahnya."Memangnya mau pergi ke mana? Soalnya tadi aku juga bingung mau kembali ke apartemen atau ke rumah kamu. Bajuku basah semua dan jarak yang paling dekat dengan rumah sakit adalah rumah kamu.""Hm, Aku mau ada urusan dengan ayahnya Tiara.""Mau bahas apa lagi? Bukankah kalian sudah resmi bercerai?""Dia mau memperkenalkan Ibu sambung Tiara
"Bagaimana?" tanya Ratna."Mbak Kinan tidak tidak merespon tetapi yang saya tangkap dari percakapan keduanya, nampak ada keraguan yang tergambar dari wajah Mbak Kinan.""Keraguan bagaimana maksudnya?" Tanya Sammi yang kebetulan sedang berada di sana."Pak Aldo meminta untuk Mbak Kinan kembali rujuk Karena dia sudah menganggap bahwa keluarganya tidak berpihak dengan kebahagiaan Pak Aldo dan Mbak Kinan. Pak Aldo siap meninggalkan keluarganya jika Mbak Kinan mau kembali dan bahkan Pak Aldo menjanjikan janji-janji manis yang tentu saja membuat Mbak Kinan sepertinya menjadi ragu.""Dia nggak berkenan untuk mengikuti sidang besok?" tanya Sammy mulai mengkhawatirkan perasaan Kinan."Kalau mbak Kinan nya sih jawabnya semuanya tidak akan berubah. Hanya saya menangkap wajah ragu sebab Pak Aldo menjanjikan banyak sekali perubahan terhadap dirinya setelah ini. kalau untuk hal yang berkaitan dengan mau kembali, saya kurang paham.'Sammy mendesah pelan. Tidak semudah itu membuat hati tetap berada d
"Percayalah, Ki. Aku benar-benar sangat mencintaimu dan aku janji akan berubah demi kamu dan akan hidup berdua saja dengan kamu. Aku sadar jika selama ini hanya kamu yang sayang dan tulus sama aku. Gak wanita lain yang menerima segala kekurangan. Aku mohon, kembalilah," ucap Aldo lagi."Aku masih nggak habis pikir sama Mas Kenapa dengan mudahnya mengatakan hal itu sedangkan dulu, dulu permintaan dan tangisanku tidak pernah Mas dengarkan. Sekarang, semuanya sudah seperti ini dan Mas meminta aku kembali menjadi istri mas. Maaf, nggak bisa. Kita jalani saja hidup kita sendiri-sendiri dan aku yakin Mas bisa bahagia setelah kini tanpa aku. Jika ingin bahagia, Mas harus merubah sikap Mas yang plin-plan dan tidak punya pendirian itu. Tentu agar istri mas yang baru nanti tidak kecewa dan kembali meninggalkan Mas. Aku ikhlas menjadi contoh Bagaimana Mas berperilaku buruk selama ini dan aku yakin jika Mas mau merubah sikap dan tabiat buruk itu, akan ada banyak wanita baik yang menerima Mas ap