Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanIni hari pertama Alia masuk kuliah, Azfer berada di rumah bersama Bu Mira karena Bu Soraya ada di kantor. Atas perintah Darren, para bodyguard selalu mendampingi Alia tapi wanita itu meminta mereka untuk jaga jarak karena Alia merasa risih saja. Terlihat berlebihan memang tapi Bu Soraya juga tidak akan mengizinkan Alia kuliah jika menolak dikawal bodyguard."Kalian tunggu aja saya di taman atau di kantin, jangan ikutin sampai ke kelas!" pesan Alia."Tapi, Bu–""Aku akan baik-baik, Yessie." Alia memotong ucapan Yessie."Kami tidak bisa kalau terlalu jauh, setidaknya kami akan menunggu di luar kelas," ujar Gita.Alia hanya mengangguk pasrah dan masuk ke dalam kelas, ada empat bodyguard yang menjaganya. Dua orang laki-laki dan dua orang perempuan. Tapi Alia meminta mereka untuk memakai baju biasa agar tidak terlalu mencolok. Karena Alia tidak ingin menjadi bahan tontonan.Memilih duduk di kursi yang berada di dekat jendela, ia mengeluarkan alat tulis
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan Alia merasa uring-uringan saat diberikan tugas akuntansi finansial. Ia belum benar-benar mengerti tapi takut menanyakannya langsung pada si dosen killer. Melihat matanya saja membuat Alia ciut apalagi harus bicara langsung. Hari ini Tiara tidak masuk karena sakit, Alia memang sempat bertukar nomor ponsel dengan teman satu kelasnya itu. Selain Alia, Tiara tidak memiliki teman lain karena mereka tahu jika Tiara bukan orang berada. Di kampus yang terkenal elit dan mahal itu memang kebanyakan orang-orang kalangan atas. Tiara bisa masuk pun karena beasiswa. "Hai, Alia. Ke kantin bareng yuk!" Seorang lelaki datang mendekati Alia. "Maaf, tapi saya ada urusan lain. Permisi," balas Alia lalu keluar dari kelas. "Ck! Jual mahal, awas aja lo!" gumam lelaki itu. Alia masih bisa mendengar tapi mengabaikan itu. Hari ini jadwal imunisasi si kecil, Alia akan mengantar Azfer sebelum melanjutkan kelasnya dua jam lagi. Azfer bersama Bu Mira juga sudah datang, s
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanSelesai dari rumah sakit Darren langsung ke rumah Alia, ia tidak akan pernah tenang jika belum melihat Azfer. Apalagi saat akan pergi tadi Darren melihat keponakannya itu rewel.Roy diberikan libur sampai ia benar-benar sembuh, bagaimanapun Darren tidak akan memaksa orang untuk bekerja dalam keadaan sakit. Saat sampai di rumah Alia jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Dari pintu masuk Darren bisa mendengar suara tangis Azfer."Dimana, Az?" tanya Darren pada Amanda yang baru saja menuruni tangga."Di kamar, ada Kak Alia kok disana. Mami Soraya juga ada," jawab Amanda, ia berpikir Darren menanyakan karena lelaki itu beranggapan kalau Azfer sendirian."Bu Mira udah pulang?""Iya.""Terus kenapa lo masih di sini?" selidik Darren dengan sebelah alis terangkat.Amanda berdecak kesal. "Suka-suka gue dong, kenapa jadi yang atur gue!" sungut Amanda."Manda, mana kompresannya!" Terdengar teriakan Alia, Amanda menang disuruh untuk mengambil air hangat
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanTepat jam dua dini hari, Darren memindahkan Azfer ke ranjang. Ia tidak berani mengetuk pintu kakak iparnya selarut ini. Memastikan Azfer aman dengan dua guling yang berada di kedua sisi tubuh mungil itu, Azfer tidur dengan lelap. Dengan langkah pelan Darren keluar dari kamar, ia merasa gerah dan ingin mandi setidaknya lengket di tubuhnya. Memilih kamar mandi luar karena takut membangunkan Azfer jika ia menggunakan kamar mandi di dalam."Hen, jaga dulu Az. Saya mau mandi!" titah Darren pada Hendra yang baru saja keluar dari dapur membawa nampan berisi kopi."Siap, Tuan!" jawab Hendra lalu menyimpan nampan itu di meja ruang tengah lalu berjalan ke kamar di mana Azfer berada.Hendra benar-benar berdiri di dekat ranjang sambil memperhatikan Azfer. Merasa kagum dengan bayi kecil itu karena berhasil membuat Darren menjadi begitu penuh kasih sayang.Beberapa menit berselang, Darren datang dengan tubuh yang basah. Hanya menggunakan handuk putih yang mengg
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanAlia bersyukur kerja kelompok itu selesai, ia merasa gelisah karena belum bertemu Azfer. Tapi besok ia masih harus melakukannya lagi karena kerja kelompok ini tidak berlangsung sehari saja. Sebelum Pulang, Alia mengantar Tiara sampai depan rumahnya. Tidak tega jika harus membiarkan Tiara pulang sendiri malam-malam seperti ini.Jam tujuh malam, Alia baru sampai di rumah. Terlihat sepi, hanya ada beberapa bodyguard yang selalu berjaga. Inah menyambut dan memberikan segelas air."Baby Az udah tidur?" tanya Alia."Inah nggak tahu, Nyonya. Tadi sore Inah lihat Baby Az sama Mbak Amanda," jawab Inah."Ya udah, belum pada makan malam 'kan?" Alia kembali bertanya sambil melangkah masuk."Belum, masakannya baru matang kok," jelas Inah.Alia mengangguk kecil lalu menuju kamarnya, ia tidak melihat Darren. Tahu jika lelaki itu tidak setiap hari menginap, dalam satu minggu paling satu atau dua kali. Lelaki itu tidak bisa jauh dari Azfer bahkan Azfer juga sama,
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Mau 'kan kamu jadi guru privat aku?" tanya Alia pada Tiara."Pake bilang guru privat segala, aku pasti bakalan bantu kamu kok kalau ada materi yang susah dimengerti," balas Tiara ramah."Kamu mau berapa uang privatnya?" tawar Alia.Tiara malah tertawa. "Apaan sih, pake uang privat segala? Nggak usah, udah kewajiban aku bantuin kamu, Al," tolak Tiara lembut."Tapi belajarnya di rumah aku nggak apa-apa ya?" tawar Alia."Iya, mau mulai hari ini kah? Soalnya dua hari lagi jadwal Pak Herry," ujar Tiara."Iya, hari ini aja. Kamu bisanya berapa jam?""Paling satu jam setengah soalnya aku harus kerja," jelas Tiara.Gadis itu bekerja sebagai pelayan di sebuah kafe dua puluh empat jam. Untuk membantu biaya adiknya yang masih duduk di kelas dua sekolah menengah pertama. Orangtua Tiara hanya seorang petani yang penghasilannya hanya cukup untuk makan sehari-hari.Sebelum Tiara menceritakan mengenai keluarganya Alia sudah tahu karena Jack lebih dulu mencari ta
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Roy, seret dia dan satukan dengan keluarganya!" titah Darren saat keluar dari ruangan itu."Siap, Tuan!"Darren langsung kembali ke rumah Alia, karena saat melihat Azfer emosi yang dirasakan Darren langsung mereda. Luka di tangannya bahkan tidak dirasakan karena masih diselimuti amarah. Bahkan darah segar menetes dadi lengan lelaki itu.Darren pulang seorang diri karena pada bodyguardnya sedang membantai para ajudan Pak Darto yang semua sudah tertangkap. Darren tidak pernah takut jika bepergian seorang diri meskipun para musuh senantiasa mengintai."Ya ampun, tangan kamu kenapa?" jerit Bu Soraya melihat darah yang menetes membasahi lantai bersih itu.Darren melihat tangannya sendiri. "Oh, ini nggak apa-apa kok, Mi," jawab Darren santai."Nggak apa-apa gimana, ini dalam loh lukanya," seru Bu Soraya.Mendengar suara ribut sang mertua membuat Alia yang sedang berada di dapur langsung mendatangi sumber suara. Mata Alia membulat melihat tangan Darren
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Kamu sendiri 'kan yang janji sama Farhan buat nggak datang ke sana sampai nanti Farhan bebas," ujar Bayu."Iya, Mas. Tapi aku berjanji karena Farhan yang memaksa, aku merasa nggak tenang kalau belum ketemu sama dia," balas Farida."Farhan di sana baik-baik aja, kalau kamu maksa yang ada Farhan bakalan nolak ketemu kamu."Farida diam mendengar penuturan suaminya itu. Apa yang dikatakan oleh Bayu memang ada benarnya, Farida takut jika Farhan malah tidak ingin bertemu denganya. Ia tidak tahu alasan Farhan melakukan ini. Meskipun Farida bertanya, Farhan juga tidak akan menjawab.Banyak rahasia Farhan yang tidak diketahui oleh sang kakak. Farhan tidak ingin lagi merepotkan siapapun termasuk Farida, ia ingin memulai hidup baru tanpa bayang-bayang masa lalu. Tapi sepertinya tidak mungkin karena rasa bersalah itu selalu melekat dalam hati dan pikiran Farhan.Farida mencoba menahan dirinya, membiarkan Farhan dengan waktunya sendiri. Asa rasa bangga dalam
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanSeason 2Bab 41Darren benar-benar menjual perusahaan mendiang sang ayah dan uangnya ia sumbangkan. Darren tidak menyerahkan perusahaan itu pada Martin karena ia tidak ingin keluarganya masih berkecimpung di dunia hitam itu. Darren akan berusaha untuk hidup normal, ia kini memegang kendali atas perusahaan sang ibu.Lelaki itu bahkan menghancurkan semua senjata yang dimiliki olehnya. Ia ingin mengubur dalam-dalam masa lalunya yang kelam. Masih berharap cintanya juga akan dilihat oleh Alia."Tempat acara ulang tahun Azfer sudah disiapkan?" tanya Darren pada Roy."Sudah, Tuan. Tempatnya juga aman, semua cctv juga berfungsi dengan lancar," jelas Roy."Pastikan semua tamu harus diperiksa terlebih dahulu," pesan Darren."Baik, Tuan.""Kau pergilah ke sana. Aku akan menyusul sebentar lagi," tutur Darren lalu masuk ke dalam kamarnya.Hari yang tidak akan dilupakan olehnya, Alia akan menjawab pernyataan cinta Darren. Wanita itu sudah menjanjikan, entah iya
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanPulang dari Spanyol, Darren langsung menemui Alia. Ia akan mengatakan semua fakta yang selama ini ditutupi olehnya. Selama Darren pergi, tidak ada sama sekali teror atau orang yang berniat menyakiti Alia dan keluarganya.Sampai saat ini Darren tetap mencari tahu dalang penembakkan karena orang bayaran itu masih tutup mulut, ia bahkan mengatakan rela mati demi tidak membocorkan siapa bosnya.Lelaki itu sangat gugup hingga berkali-kali menarik nafas panjang. Siap menerima segala konsekuensi yang akan diterima setelah mengakui semuanya. Ia juga meminta Alia untuk membawa Azfer. Kebetulan Alia memang membawa Azfer untuk pegi jalan-jalan sedangkan Pak Darma dan Bu Mira sibuk, tidak bisa menemani."Maaf, tadi jalanan macet. Pasti nunggu lama," ujar Alia yang baru saja sampai, ia hanya seorang diri datang."Kemana Az?" tanya Darren sambil mengedarkan pandangan mencari sosok Azfer."Ada di mobil, dia baru aja tidur," jelas Alia."Kalian habis jalan-jalan?
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Sebelumnya aku mau minta maaf," ujar Alia."Untuk?" tanya Darren."Untuk apa yang aku katakan beberapa waktu lalu. Saat itu aku terlalu emosi dan pikiranku sedang kacau, tapi tolong jangan salah artikan pertemuan ini. Aku cuman mau minta maaf," jelas Alia."Nggak ada hal lain yang mau kamu bilang?" pancing Darren.Alia menggelengkan kepalanya. "Aku nggak akan melarang kamu ketemu Azfer, tapi aku nggak mau kamu bawa Azfer keluar dari rumah orangtuaku," papar Alia.Bukan tanpa alasan, Alia merasa dirinya harus tetap waspada. Meskipun belum melihat secara langsung yang membuktikan jika Darren adalah seorang mafia tapi Alia harus tetap berjaga-jaga, tidak ingin nanti Azfer menjadi penerus Darren.Darren juga tidak ingin memaksa apapun yang menjadi keputusan Alia. Ia akan sabar menunggu Alia menyadari cinta Darren padanya benar-benar nyata bukan hanya sekedar gurauan atau kepura-puraan semata."Kalau gitu aku duluan ya," pamit Alia lalu bangkit mening
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Bagus. Besok aku akan berangkat ke Spanyol, Hendra tetap di sini yang lain ikut denganku," ujar Darren."Baik, Tuan."Darren bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke kamarnya. Ia tidak tinggal di rumah sang ibu maupun rumah Alia. Darren memilih tinggal di rumahnya sendiri. Mood lelaki itu memang tidak baik sejak kejadian beberapa hari lalu.Penolakan Alia masih terbayang di pelupuk mata. Darren tidak akan pernah mundur begitu saja saat semuanya baru akan dimulai. Ia hanya memberikan ruang untuk Alia, memberikan wanita itu dengan waktunya sendiri.Ting!Lamunan lelaki itu buyar mendengar notifikasi pesan di ponselnya. Dengan malas ia mengeluarkan benda pipih itu dari saku celananya. Tiba-tiba senyuman mereka.[Ada waktu nanti sore? Jika bisa temui aku di kafe.] Pesan yang dikirimkan Alia pada Darren.[Aku akan datang.] Terkirim.Tidak tahu maksud Alia tapi Darren berharap apa yang akan terjadi nanti adalah hal yang baik. Senyum tidak lepas dar
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanAlia merasa heran saat pengacara mengatakan jika Bian sudah mengakui perbuatannya dan siap dihukum. Meskipun heran tapi Alia tentu bahagia karena Ria mendapat keadilan. Saat ini tugas Alia hanya membantu Ria pulih dari trauma yang dialaminya.Apa sikap Alia akan berbeda setelah tahu Darren diam-diam membantunya? Meskipun sudah membantu Alia tapi Darren sama sekali tidak berniat mengatakan semuanya, ia tidak suka diberikan pujian oleh siapapun. Ia juga tidak perlu mendapatkan terimakasih dari Alia."Syukurlah kalau masalahnya udah selesai," ucap Bu Mira."Iya, Bu. Tapi aku harus rutin melihat kondisi Ria, bagaimanapun dia bekerja di tempatku," balas Alia."Iya, kamu harus tanggung jawab, Al. Tugas kamu itu harus mensejahterakan karyawan kamu, jangan pernah dzalim pada orang kecil. Dulu juga kita ada di posisi mereka, bahkan untuk mendapatkan uang saja sampai setengah mati. Tapi sekarang alhamdulillah kita sudah hidup serba kecukupan, rezeki yang Al
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanAlia terdiam kemudian tersenyum. "Oh, Marissa istrinya Bang Farhan ya?" tanyanya memastikan."Mantan istri, Mbak."Alia kaget, ia baru tahu jika Farhan sudah bercerai lagi. Marissa malah memperkenalkan lelaki yang menggendong seorang bayi sebagai suaminya. Mereka hanya berbincang sebentar karena Alia harus segera pergi."Maaf sebelumnya, tapi saya buru-buru.""Oh iya, Mbak. Sekali saya minta maaf, Mbak," ujar Marissa dengan mata berkaca-kaca.Alia menggenggam tangan Marissa. "Semuanya udah berlalu. Sekarang kita udah punya kebahagiaan masing-masing, jangan merasa bersalah lagi.""Makasih, Mbak."Diperlakukan baik oleh wanita yang suaminya pernah direbut membuat Marissa sangat malu. Alia bahkan sama sekali tidak marah-marah atau memaki Marissa atas kejadian memilukan di masa lalu.Mungkin wanita lain yang ada di posisi Alia akan memaki habis-habisan wanita yang telah merebut suaminya. Tapi Alia tidak seperti itu, ia sudah mengikhlaskan semua yang t
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Ck, serius!" sungut Amanda."Nanti lo juga tahu," balas Darren, ia fokus menatap jalan di depannya. Menyumpal headset di telinganya, bukan mendengarkan lagu atau semacamnya. Ia mendengarkan penjelasan sekretarisnya mengenai hasil pertemuan beberapa waktu lalu karena Darren tidak ikut di dalamnya."Abang, udah punya pacar?" tanya Hana tiba-tiba."Percuma, telinganya udah disumpal pake kayak gitu kok," tutur Amanda."Gue colek aja ya biar noleh," bisik Hana."Jangan, Tuan tidak boleh diganggu," cegah Hendra. Tahu sang atasan sibuk dengan pekerjaan. Tidak ingin Darren murka karena terganggu.Hana diantar sampai depan rumahnya, sedangkan mobil itu membawa Amanda menuju rumahnya. Darren sudah mengutarakan apa maksud dan tujuannya menemui Amanda. Ia berharap Amanda bisa membantunya untuk lebih dekat dengan Alia.Merasa tidak mungkin jika meminta bantuan pada orangtua Alia, ia juga harus menjaga harga dirinya. Mungkin jika Amanda yang masih muda bisa di
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Pura-pura aja nggak tahu, Al. Ibu takut kalau mereka tahu nanti kita disakiti," ujar Bu Mira dengan wajah cemas."Iya, Bu. Aku juga pasti jaga-jaga, kalau aku nggak ada di rumah jangan biarkan Az ketemu Darren kalau dia datang ya Bu," pinta Alia."Iya, kamu tenang aja. Ibu nggak mungkin biarin cucu ibu dekat sama orang jahat kayak Darren."Selama tahu, Bu Mira dan Pak Darma hanya pura-pura tidak tahu padahal dalam hatinya mereka was-was. Meskipun Darren terlihat baik di kata mereka tapi seorang mafia harus tetap dicurigai. Memang Darren tidak pernah menyakiti siapapun dari keluarga Alia. Tapi yang ditakutkan adalah Azfer yang akan dijadikan penerus bisnis haram itu.Alia akan segera mengurus semua harta peninggalan Jodi, jika keluarga Jodi menolak menerimanya Alia akan menyumbangkan semuanya pada yayasan dan juga orang-orang yang membutuhkan. Alia merasa dirinya sanggup untuk menghidupi Azfer. Dulu sebelum bertemu dengan Jodi dan hadirnya Azfer,
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Abang ngapain di sini?" tanya Alia. Kaget saat Farhan ada di rumah orangtuanya."Anter Mbak Rida, sekalian silaturahmi sama ibu dan bapak. Abang juga mau minta maaf, karena setelah kejadian itu Abang bahkan nggak ngerasa bersalah dan minta maaf ke ibu sama bapak," jawab Farhan sambil menunduk."Gimana kondisi Abang sekarang?" Alia bertanya bukan karena perhatian, ia masih merasa bersalah karena ini ulah Darren."Alhamdulillah udah baikan," jawab Farhan dengan mengulum senyum tapi masih menunduk, ia sama sekali tidak berani menatap Alia.Keduanya terdiam sejenak, mereka memang mengobrol di luar rumah dan Darren sangat jelas melihatnya tapi ia kesal karena tidak bisa mendengar apa yang dibicarakan oleh Alia dan Farhan.Semakin tidak rela Darren membiarkan Alia keluar dari rumah apa lagi dekat dengan Farhan. Bisa saja dengan satu jentikan jari Darren menyuruh anak buahnya untuk melenyapkan Farhan tapi Darren ingin bersaing secara sehat dengan mantan