Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan
Bab 3
Alia membelalak saat melihat pantulan dirinya di cermin, ia bahkan tidak menyangka jika dirinya bisa secantik ini jika dipoles oleh tangan dingin seorang MUA. Gaun diatas lutut berwarna gading terlihat cocok dipakai oleh Alia seolah memang gaun itu dibuat untuknya.
Melihat penampilan Alia yang beda dari biasanya membuat Dinda berdecak kagum. Seseorang yang tidak pernah memakai riasan tentu akan terlihat sangat cantik saat wajahnya dirias sebegitu apiknya.
Model riasan pada Alia memang dibuat semirip mungkin dengan Monika. Bahkan Alia terlihat lebih cantik dari model aslinya. Setelah beberapa menit menunggu, pemotretan itu akhirnya dimulai.
"Din, modelnya di ganti?" tanya lelaki berlesung pipi itu pada Dinda.
"Lo kayak nggak tahu Ibu Ratu aja, Jod," balas Dinda pada lelaki bernama Jodi itu.
"Tapi nggak pa-pa sih. Cewek ini lebih cantik daripada Monika," puji Jodi membuat Alia yang mendengar kini wajahnya merona karena malu.
Beberapa kali sang fotografer menegur Alia yang terlihat kaku saat berpose, Alia merasa tidak enak karena ia selalu salah. Jodi mengetahui dari Dinda jika Alia bukanlah seorang model akhirnya membantu wanita itu agar lebih rileks dan pemotretan lebih cepat selesai.
Sebelumnya Dinda sudah mengkonfirmasi jika model perempuannya diganti, keberuntungan sedang berpihak pada Dinda karena permintaannya disetujui.
"Rileks … anggap aja nggak ada orang di sini. Dan anggap aku itu lelaki yang kamu cintai," bisik Jodi.
Mendengar perkataan Jodi membuat Alia melamun, dalam benaknya langsung terbesit wajah Farhan yang sangat dirindukannya. Meskipun luka yang ditorehkan lelaki itu memanglah dalam, tapi Alia tidak bisa menampik jika sampai saat dalam hatinya Farhan masihlah bertahta. Tidak mudah melupakan orang yang dicintai setelah lima tahun mengarungi bahtera rumah tangga bersama.
"Fokus, oke?" tegur Jodi membuat Alia tersentak.
Ia kini mencoba lebih santai agar para crew tidak repot karena dirinya. Alia melakukan apa yang disarankan oleh Jodi. Alia bahkan membayangkan jika lelaki di hadapannya itu adalah Farhan. Tangan Alia kini bersarang di pundak Jodi, wanita itu mendongak dan menatap langsung pada netra lelaki itu.
Akhirnya setelah beberapa kali gagal, sang fotografer mendapatkan gambar yang sesuai keinginannya. Selesai pemotretan Alia langsung menemui Monika karena Dinda mengatakan setelah ini Monika memiliki jadwal lain.
"Good luck, ya. Harus ekstra sabar hadapi Monika," bisik Dinda sebelum Alia pergi untuk menyusul Monika yang lebih dulu keluar dari ruangan itu.
"Pasti sabar lah, soalnya cari kerjaan susah," balas Alia sembari tertawa kecil lalu pergi.
***
Alia merebahkan tubuhnya yang lelah di atas ranjang, ia merasa tidak ada obat lelah selain tidur. Seharian ia harus mengikuti Monika kemanapun wanita itu pergi. Karena Alia bekerja menjadi asisten pribadi, meskipun Monika tidak memiliki jadwal tapi Alia harus tetap berada di dekat Monika.
Pintu kamar Alia diketuk dari luar, Alia langsung bangkit dan memutar daun pintu. Mira berdiri dengan membawa nampan berisi makanan untuk anaknya itu.
"Ibu, kenapa harus repot bawain makanan ke kamar? Aku bisa bawa sendiri kok," protes Alia.
"Nggak apa-apa, kamu pasti capek seharian kerja," ujar Mira.
"Tadi orang yang mau beli rumah jadi dateng, Bu?" tanya Alia sebelum menyuapkan nasi ke mulutnya.
"Iya, tapi katanya harga rumahnya masih kemahalan. Kalau turun sedikit katanya mau di ambil," terang Mira.
Mengenai harga rumah, Farhan yang menentukan. Alia hanya mengikuti saja, ia juga tidak ingin berdebat dengan lelaki itu. Harga yang dipasang oleh Farhan memang terlalu mahal untuk rumah minimalis milik mereka. Tapi lelaki itu tetap kekeh jika rumah itu pasti akan ada yang membelinya meskipun dengan harga yang tinggi. Tempat yang strategis memang membuat rumah itu bisa dijual lebih tinggi daripada rumah yang berada di dalam gang.
"Nanti aku omongin sama Bang Farhan, Bu. Oh iya … lusa aku harus ke luar kota."
"Baru kerja kok udah ke luar kota, Al?" tanya Mira heran.
"Iya, Bu. Namanya juga asisten pribadi artis," jelas Alia.
Meskipun berat tapi Mira mencoba mendukung pekerjaan anaknya itu karena lebih baik Alia sibuk bekerja daripada hanya di rumah dan memikirkan masalahnya bersama Farhan.
Monika memang sering memiliki proyek kerja di luar kota. Alia harus mengikutinya karena ini pekerjaannya, Alia tidak ingin menyia-nyiakan pekerjaan yang telah didapatkannya karena memang mencari pekerjaan itu sulit dengan ijazah SMA yang dimiliki Alia.
Setelah selesai dengan makanannya, Alia mendapat pesan dari Farhan. Lelaki itu menanyakan mengenai penjualan rumah.
[Harga yang kamu pasang terlalu tinggi, Bang.] Terkirim.
Sembari menunggu pesan balasan dari Farhan, Alia memilih untuk membersihkan badannya yang lengket. Selesai mandi sudah ada pesan balasan dari Farhan. Jika saja tidak ada urusan bersama mungkin Alia akan memilih untuk memblokir nomor lelaki itu karena setiap kali Alia melihat namanya luka yang masih belum kering dalam hatinya itu berdenyut nyeri.
[Bukan harganya yang ketinggian, kamu aja yang nggak becus, Al. Segitu harganya udah pas, kamu jangan banyak alesan!]
Alia menghela nafas berat, perkataan Farhan padanya semakin kasar. Alia bahkan merasa tidak mengenal lagi sosok Farhan. Farhan bukanlah tipikal lelaki yang akan berbicara kasar apalagi pada wanita. Cinta sesaat itu memang sudah merubah segalanya pada Farhan.
[Kenapa nggak kamu aja yang jual sendiri rumah itu, Bang? Aku juga punya kesibukan, nggak cuman ngurusin rumah itu!] Terkirim.
Ting!
Pesan balasan masuk di ponsel Alia.
[Paling kamu sibuk cari pengganti aku 'kan? Karena kalau cari kerja nggak mungkin, kamu 'kan cuman lulusan SMA! Dapat kerja paling jadi cleaning service.]
Rasanya perih tapi air mata Alia seakan habis terkuras, ia bahkan hanya mengabaikan pesan dari Farhan itu. Karena jika terus dilayani, lelaki itu bisa saja mengeluarkan kata-kata yang lebih menyakitkan untuk Alia. Farhan memang lulusan sarjana, tapi sebelumnya ia bahkan tidak pernah merendahkan Alia seperti ini.
"Kamu benar-benar udah berubah, Bang. Kamu bukan lagi lelaki yang aku kenal," gumam Alia.
***
Pagi harinya saat membuka ponsel, banyak pesan masuk dari Farhan. Pesan masuk yang berisi makian dari lelaki itu.
[Pasti kamu yang hasut Mbak Farida buat memutuskan hubungan keluarga denganku 'kan? Mbak Farida udah nggak anggap aku sebagai adiknya lagi.]
[Perempuan nggak tahu diri, beruntung karena aku udah pisah dari kamu. Ternyata kamu itu bermuka dua!]
Masih banyak pesan lainnya yang bahkan Alia abaikan, ia tidak ingin membuat hatinya lelah dengan membaca semua pesan itu. Farida dan Farhan memang hanya hidup berdua setelah kedua orang tua mereka meninggal, yang Farhan miliki hanya Farida saat ini. Tentu Farhan tidak akan terima jika kakak perempuan satu-satunya itu memutuskan hubungan kekeluargaan mereka.
Alia tidak tahu bagaimana Farida menghubungi Farhan karena Farida mengatakan jika Farhan sudah memblokir nomornya.
"Tanpa aku mengotori tangan ini, kamu pasti akan merasakan perih seperti apa yang aku rasakan saat ini, Bang!"
Bersambung ….
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanBab 4Satu bulan sudah Alia bekerja menjadi asisten pribadi seorang Monika. Alia benar merasakan jika kesabarannya selalu diuji saat menghadapi Monika tapi Alia tidak memiliki pilihan lain selain menjalani pekerjaannya saat ini. Alia bahkan diminta untuk tinggal di apartemen bersama Monika.Tidak hanya ke luar kota, Monika adalah seorang model internasional yang sering ke luar negeri untuk melakukan pemotretan. Ia juga salah satu model yang di kontrak sebuah produk pakaian dunia yang terkenal harganya menguras kantong."Al, sebenernya aku lama udah mau ngomong ini. Tapi, takut kamu nggak mau," ungkap Dinda.Alia yang sedang menyiapkan pakaian milik Monika kini meninggalkannya sebentar dan menghampiri Dinda yang duduk sambil menikmati teh hangatnya."Apa, Din? Ngomong aja," tutur Alia.Meskipun terlihat ragu tapi Dinda mengatakan hal penting yang sudah dua minggu ini disembunyikannya dari Alia."Kami dapat tawaran buat jadi model, Al."Alia yang se
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanBab 5"Nunggu di dalam aja, Nak," tawar Mira."Nggak usah, Bu. Saya nunggu di luar aja," balas Farhan. Ia memilih untuk berdiri di depan rumah. Saat Farhan datang hanya Mira yang berada di rumah, suaminya belum pulang dari tempat kerja. Melihat kedatangan mantan menantunya Mira tentu kaget karena ia merasa jika anaknya tidak ada masalah apapun lagi dengan Farhan. Hanya persoalan rumah saja yang biasa dibicarakan oleh Alia dan Farhan.Beberapa menit menunggu Alia datang menggunakan ojek online, ia terlihat menatap tidak suka pada Farhan. Meskipun dalam hati kecilnya ia merasakan rindu yang tidak bisa pantas untuk diungkapkan.Alia dan Farhan memilih untuk berbicara di rumah mereka yang sudah lama tidak ditempati. Mereka berbicara dengan pintu rumah yang sengaja dibuka agar tidak timbul fitnah karena mereka bukan lagi pasangan halal."Ada perlu apa kamu ke rumah, Bang?" tanya Alia tanpa basa-basi."Gara-gara kamu hubungan aku dan Mbak Farida jadi r
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanBab 6Alia pulang ke rumahnya dengan perasaan bahagia, tapi kebahagiaan itu langsung menguap saat melihat Farhan yang berdiri di depan rumahnya. Entah apa lagi yang akan lelaki itu lakukan. Meskipun enggan tapi Alia harus menghadapi Farhan."Kamu udah ngomong sama Mbak Farida?" tanya Farhan. Alia mengerti arah pembicaraan lelaki itu."Ngomong apa?" Alia balik bertanya, ia hanya pura-pura tidak tahu.Beberapa orang tetangga yang lewat terlihat memperhatikan mereka sambil berbisik-bisik membuat Alia menjadi risih. Akhirnya ia mengajak Farhan untuk bicara di tempat lain, ia juga tidak mungkin mengajak Farhan ke rumahnya karena pasti orangtua Alia ada di dalam. Alia hanya tidak ingin orang tuanya terlalu terbebani dengan masalahnya.Sebuah kafe yang tidak jauh dari situ menjadi pilihan. Tempatnya yang tenang bisa membuat mereka berbicara lebih santai meskipun Alia sebenarnya tidak ingin berlama-lama berada di dekat Farhan."Kamu harus bujuk Mbak Farid
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanBab 7"Udah nggak usah cemberut gitu, nanti cantiknya hilang lagi," rayu Farhan."Transfer dulu dong, Mas. Aku mau belanja, skincare aku udah pada habis soalnya.""Iya, nanti Mas transfer ya. Soalnya ini lagi ada urusan penting," ujar Farhan.Sambungan panggilan video itu terputus saat seseorang yang ditunggu Farhan sudah datang. Wanita berumur empat puluhan itu menarik kursi dan duduk di hadapan Farhan dan langsung memesan makanan dan minuman. Farhan memang ingin meminta bantuan pada adik dari almarhum ayahnya untuk bisa membujuk Farida. Mereka memang tidak dekat tapi setidaknya jika orang yang dituakan berbicara, Farida tidak mungkin bisa mengelak."Tante Sinta bisa 'kan bantu Farhan?""Kamu juga beg* banget sih, udah tahu Farida itu sayang banget sama Alia. Kalau mau Farida maafin kamu salah satu caranya ya kamu balikan sama Alia," saran Sinta."Nggak mungkin lah kalau Farhan balikan sama Alia," seru Farhan. Farhan memang tidak mengatakan pada
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanBab 8"Doain aku ya, Bu. Semoga kerjaan di sana lancar," ujar Alia sebelum berangkat, hari ini jadwal keberangkatan Alia."Ibu selalu doain kamu, Nak. Jaga diri baik-baik disana, jangan lupa kabarin kalau udah sampai," pesan Mira."Iya, Bu. Sekarang Ibu sama Bapak akan tenang tinggal disini, Bang Farhan nggak bakalan tahu tempat ini."Alia memang meminta kedua orangtuanya untuk pindah agar bisa tenang tanpa gangguan Farhan. Rumah mereka dikosongkan dan saat ini menempati rumah yang jaraknya jauh dari tempat mereka dulu. Alia memilih tempat yang tidak jauh dari kampus Amanda, adik perempuannya yang kini sedang menimba ilmu di semester dua. Selain untuk dirinya sendiri, Alia juga ingin keluarga dan adiknya lebih maju dan sukses, ia harus rela berkorban untuk kebahagiaan keluarganya. Alia juga sangat ingin membuktikan jika ia bisa hidup tanpa Farhan."Kak, ajak aku juga kesana dong," ujar Amanda yang baru keluar dari kamarnya."Kamu tuh fokus aja bel
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanBab 9Belum menjadi istri saja Marissa sudah pintar menguras uang Farhan apalagi saat wanita itu menjadi istri Farhan. Ia bahkan seperti menjadikan Farhan ATM berjalan untuknya, setiap saat meminta uang dan meminta dibelikan ini dan itu. Farhan bahkan mengirimkan uang nafkah pada Alia hanya dua puluh persen dari gajinya saat itu. Selebihnya ia pakai untuk kebutuhan sendiri dan juga untuk memanjakan Marissa."Semoga aja setelah nikah dia nggak seboros ini," gumam Farhan setelah selesai berbicara dengan Marissa lewat telepon tadi.Lelaki itu bangkit untuk membersihkan tubuhnya yang terasa gerah. Rencananya yang akan langsung tidur setelah mandi diurungkannya. Farhan berniat untuk kembali menemui Alia, ia merasa kesal karena akhir-akhir ini Alia tidak merespon pesan apalagi mengangkat telepon darinya. Jam menunjukkan pukul delapan malam, Farhan merasa masih wajar ia bertamu pada jam seperti ini. Ia bukan bertemu orang lain tapi mantan istrinya sendir
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanBab 10Dulu, saat pertama kali bertemu dengan Marissa tidak ada sama sekali dalam hati Farhan ia memiliki rasa pada wanita itu. Bahkan Marissa yang sering kali mendekati Farhan meskipun tahu jika lelaki itu sudah memiliki istri. Farhan memang tidak memiliki niat sekalipun untuk mengkhianati Alia, ia sangat mencintai wanita itu. Ia merasa beruntung karena dianugerahi istri yang baik seperti Alia. Jarak yang memisahkan membuat Farhan harus menahan gejolak dalam dirinya kala ia merindukan sang istri. Berniat mencoba untuk memendam hasrat yang ada, Farhan menerima ajakan teman-teman kerjanya untuk pergi ke salah satu tempat hiburan malam. Marissa yang notabene satu kantor dengan Farhan tentu ikut serta. Wanita itu sangat terobsesi dengan Farhan sampai nekad untuk berbuat licik, ia berani mencampur minuman Farhan dengan obat perangsang. Di bawah pengaruh obat-obatan jelas Farhan tidak berkutik, bahkan saat Marissa berada di hadapannya Farhan mengangga
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanBab 11Cobaan bertubi-tubi didapatkan oleh Farhan. Ia keluarkan secara tidak hormat dari kantor yang dibanggakannya karena berulang kali ia melakukan kesalahan yang tidak bisa dimanfaatkan. Pekerjaan yang dibanggakannya kini telah menghempasnya dengan mudah. Farhan memilih untuk kembali ke kampung halamannya membawa serta Marissa. Ia akan menempati rumahnya yang dulu, ia akan mencoba meminta bantuan pada kakak iparnya untuk mendapatkan pekerjaan. Tidak ada cara lain selain itu karena Marissa juga memaksa untuk tinggal di rumah Farhan dan Alia dulu."Rumah kamu lumayan besar juga ya, Mas. Sayang perabotannya jadul semua," ujar Marissa. Wanita itu hanya bisa mengomentari segala hal, ia bahkan membiarkan Farhan membersihkan seluruh isi rumah seorang diri. Alasan kehamilan membuat Farhan tidak bisa memaksa Marissa."Setidaknya buatkan aku makanan, aku sangat lapar," keluh Farhan. Tubuhnya kini sudah dibanjiri keringat setelah semua rumah kembali bersi
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanSeason 2Bab 41Darren benar-benar menjual perusahaan mendiang sang ayah dan uangnya ia sumbangkan. Darren tidak menyerahkan perusahaan itu pada Martin karena ia tidak ingin keluarganya masih berkecimpung di dunia hitam itu. Darren akan berusaha untuk hidup normal, ia kini memegang kendali atas perusahaan sang ibu.Lelaki itu bahkan menghancurkan semua senjata yang dimiliki olehnya. Ia ingin mengubur dalam-dalam masa lalunya yang kelam. Masih berharap cintanya juga akan dilihat oleh Alia."Tempat acara ulang tahun Azfer sudah disiapkan?" tanya Darren pada Roy."Sudah, Tuan. Tempatnya juga aman, semua cctv juga berfungsi dengan lancar," jelas Roy."Pastikan semua tamu harus diperiksa terlebih dahulu," pesan Darren."Baik, Tuan.""Kau pergilah ke sana. Aku akan menyusul sebentar lagi," tutur Darren lalu masuk ke dalam kamarnya.Hari yang tidak akan dilupakan olehnya, Alia akan menjawab pernyataan cinta Darren. Wanita itu sudah menjanjikan, entah iya
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanPulang dari Spanyol, Darren langsung menemui Alia. Ia akan mengatakan semua fakta yang selama ini ditutupi olehnya. Selama Darren pergi, tidak ada sama sekali teror atau orang yang berniat menyakiti Alia dan keluarganya.Sampai saat ini Darren tetap mencari tahu dalang penembakkan karena orang bayaran itu masih tutup mulut, ia bahkan mengatakan rela mati demi tidak membocorkan siapa bosnya.Lelaki itu sangat gugup hingga berkali-kali menarik nafas panjang. Siap menerima segala konsekuensi yang akan diterima setelah mengakui semuanya. Ia juga meminta Alia untuk membawa Azfer. Kebetulan Alia memang membawa Azfer untuk pegi jalan-jalan sedangkan Pak Darma dan Bu Mira sibuk, tidak bisa menemani."Maaf, tadi jalanan macet. Pasti nunggu lama," ujar Alia yang baru saja sampai, ia hanya seorang diri datang."Kemana Az?" tanya Darren sambil mengedarkan pandangan mencari sosok Azfer."Ada di mobil, dia baru aja tidur," jelas Alia."Kalian habis jalan-jalan?
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Sebelumnya aku mau minta maaf," ujar Alia."Untuk?" tanya Darren."Untuk apa yang aku katakan beberapa waktu lalu. Saat itu aku terlalu emosi dan pikiranku sedang kacau, tapi tolong jangan salah artikan pertemuan ini. Aku cuman mau minta maaf," jelas Alia."Nggak ada hal lain yang mau kamu bilang?" pancing Darren.Alia menggelengkan kepalanya. "Aku nggak akan melarang kamu ketemu Azfer, tapi aku nggak mau kamu bawa Azfer keluar dari rumah orangtuaku," papar Alia.Bukan tanpa alasan, Alia merasa dirinya harus tetap waspada. Meskipun belum melihat secara langsung yang membuktikan jika Darren adalah seorang mafia tapi Alia harus tetap berjaga-jaga, tidak ingin nanti Azfer menjadi penerus Darren.Darren juga tidak ingin memaksa apapun yang menjadi keputusan Alia. Ia akan sabar menunggu Alia menyadari cinta Darren padanya benar-benar nyata bukan hanya sekedar gurauan atau kepura-puraan semata."Kalau gitu aku duluan ya," pamit Alia lalu bangkit mening
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Bagus. Besok aku akan berangkat ke Spanyol, Hendra tetap di sini yang lain ikut denganku," ujar Darren."Baik, Tuan."Darren bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke kamarnya. Ia tidak tinggal di rumah sang ibu maupun rumah Alia. Darren memilih tinggal di rumahnya sendiri. Mood lelaki itu memang tidak baik sejak kejadian beberapa hari lalu.Penolakan Alia masih terbayang di pelupuk mata. Darren tidak akan pernah mundur begitu saja saat semuanya baru akan dimulai. Ia hanya memberikan ruang untuk Alia, memberikan wanita itu dengan waktunya sendiri.Ting!Lamunan lelaki itu buyar mendengar notifikasi pesan di ponselnya. Dengan malas ia mengeluarkan benda pipih itu dari saku celananya. Tiba-tiba senyuman mereka.[Ada waktu nanti sore? Jika bisa temui aku di kafe.] Pesan yang dikirimkan Alia pada Darren.[Aku akan datang.] Terkirim.Tidak tahu maksud Alia tapi Darren berharap apa yang akan terjadi nanti adalah hal yang baik. Senyum tidak lepas dar
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanAlia merasa heran saat pengacara mengatakan jika Bian sudah mengakui perbuatannya dan siap dihukum. Meskipun heran tapi Alia tentu bahagia karena Ria mendapat keadilan. Saat ini tugas Alia hanya membantu Ria pulih dari trauma yang dialaminya.Apa sikap Alia akan berbeda setelah tahu Darren diam-diam membantunya? Meskipun sudah membantu Alia tapi Darren sama sekali tidak berniat mengatakan semuanya, ia tidak suka diberikan pujian oleh siapapun. Ia juga tidak perlu mendapatkan terimakasih dari Alia."Syukurlah kalau masalahnya udah selesai," ucap Bu Mira."Iya, Bu. Tapi aku harus rutin melihat kondisi Ria, bagaimanapun dia bekerja di tempatku," balas Alia."Iya, kamu harus tanggung jawab, Al. Tugas kamu itu harus mensejahterakan karyawan kamu, jangan pernah dzalim pada orang kecil. Dulu juga kita ada di posisi mereka, bahkan untuk mendapatkan uang saja sampai setengah mati. Tapi sekarang alhamdulillah kita sudah hidup serba kecukupan, rezeki yang Al
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanAlia terdiam kemudian tersenyum. "Oh, Marissa istrinya Bang Farhan ya?" tanyanya memastikan."Mantan istri, Mbak."Alia kaget, ia baru tahu jika Farhan sudah bercerai lagi. Marissa malah memperkenalkan lelaki yang menggendong seorang bayi sebagai suaminya. Mereka hanya berbincang sebentar karena Alia harus segera pergi."Maaf sebelumnya, tapi saya buru-buru.""Oh iya, Mbak. Sekali saya minta maaf, Mbak," ujar Marissa dengan mata berkaca-kaca.Alia menggenggam tangan Marissa. "Semuanya udah berlalu. Sekarang kita udah punya kebahagiaan masing-masing, jangan merasa bersalah lagi.""Makasih, Mbak."Diperlakukan baik oleh wanita yang suaminya pernah direbut membuat Marissa sangat malu. Alia bahkan sama sekali tidak marah-marah atau memaki Marissa atas kejadian memilukan di masa lalu.Mungkin wanita lain yang ada di posisi Alia akan memaki habis-habisan wanita yang telah merebut suaminya. Tapi Alia tidak seperti itu, ia sudah mengikhlaskan semua yang t
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Ck, serius!" sungut Amanda."Nanti lo juga tahu," balas Darren, ia fokus menatap jalan di depannya. Menyumpal headset di telinganya, bukan mendengarkan lagu atau semacamnya. Ia mendengarkan penjelasan sekretarisnya mengenai hasil pertemuan beberapa waktu lalu karena Darren tidak ikut di dalamnya."Abang, udah punya pacar?" tanya Hana tiba-tiba."Percuma, telinganya udah disumpal pake kayak gitu kok," tutur Amanda."Gue colek aja ya biar noleh," bisik Hana."Jangan, Tuan tidak boleh diganggu," cegah Hendra. Tahu sang atasan sibuk dengan pekerjaan. Tidak ingin Darren murka karena terganggu.Hana diantar sampai depan rumahnya, sedangkan mobil itu membawa Amanda menuju rumahnya. Darren sudah mengutarakan apa maksud dan tujuannya menemui Amanda. Ia berharap Amanda bisa membantunya untuk lebih dekat dengan Alia.Merasa tidak mungkin jika meminta bantuan pada orangtua Alia, ia juga harus menjaga harga dirinya. Mungkin jika Amanda yang masih muda bisa di
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Pura-pura aja nggak tahu, Al. Ibu takut kalau mereka tahu nanti kita disakiti," ujar Bu Mira dengan wajah cemas."Iya, Bu. Aku juga pasti jaga-jaga, kalau aku nggak ada di rumah jangan biarkan Az ketemu Darren kalau dia datang ya Bu," pinta Alia."Iya, kamu tenang aja. Ibu nggak mungkin biarin cucu ibu dekat sama orang jahat kayak Darren."Selama tahu, Bu Mira dan Pak Darma hanya pura-pura tidak tahu padahal dalam hatinya mereka was-was. Meskipun Darren terlihat baik di kata mereka tapi seorang mafia harus tetap dicurigai. Memang Darren tidak pernah menyakiti siapapun dari keluarga Alia. Tapi yang ditakutkan adalah Azfer yang akan dijadikan penerus bisnis haram itu.Alia akan segera mengurus semua harta peninggalan Jodi, jika keluarga Jodi menolak menerimanya Alia akan menyumbangkan semuanya pada yayasan dan juga orang-orang yang membutuhkan. Alia merasa dirinya sanggup untuk menghidupi Azfer. Dulu sebelum bertemu dengan Jodi dan hadirnya Azfer,
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Abang ngapain di sini?" tanya Alia. Kaget saat Farhan ada di rumah orangtuanya."Anter Mbak Rida, sekalian silaturahmi sama ibu dan bapak. Abang juga mau minta maaf, karena setelah kejadian itu Abang bahkan nggak ngerasa bersalah dan minta maaf ke ibu sama bapak," jawab Farhan sambil menunduk."Gimana kondisi Abang sekarang?" Alia bertanya bukan karena perhatian, ia masih merasa bersalah karena ini ulah Darren."Alhamdulillah udah baikan," jawab Farhan dengan mengulum senyum tapi masih menunduk, ia sama sekali tidak berani menatap Alia.Keduanya terdiam sejenak, mereka memang mengobrol di luar rumah dan Darren sangat jelas melihatnya tapi ia kesal karena tidak bisa mendengar apa yang dibicarakan oleh Alia dan Farhan.Semakin tidak rela Darren membiarkan Alia keluar dari rumah apa lagi dekat dengan Farhan. Bisa saja dengan satu jentikan jari Darren menyuruh anak buahnya untuk melenyapkan Farhan tapi Darren ingin bersaing secara sehat dengan mantan