Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanBab 41Marissa tidak berani keluar dari kamar saat mengetahui Pramono sudah pulang, mendengar nama lelaki itu disebut saja Marissa takut apalagi melihatnya secara langsung. Sari menceritakan jika Pramono tidak mengatakan apapun mengenai kejadian beberapa waktu lalu. Lelaki itu pasti akan tutup mulut karena tidak ingin nama baiknya rusak jika berita ini tersebar.Marissa membersihkan seluruh tempat kecuali kamar Pramono, ia masih trauma. Lelaki itu bahkan belum ada terdengar suaranya ataupun keluar kamar setelah pulang dari rumah sakit."Biar aku aja yang beresin kamarnya Tuan," ujar Sari."Maaf ya, Mbak. Aku selalu ngerepotin," sesal Marissa."Udah nggak usah dipikirin, kalau kamu nanti udah gajian lebih baik cari kerjaan lain. Kebetulan temen aku di komplek C majikannya cari art," jelas Sari."Aku mau, tapi nggak bisa. Soalnya udah tanda tangan, kalau aku melanggar aku harus bayar uang kompensasi," terang Marissa.Pilihan yang sulit memang, tapi
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanBab 42"Eh … Bu Ochi, saya tuh nggak nyangka ternyata si Alia itu katanya pake pelet," seru Bu Neni yang sedang memilih kangkung di tukang sayur keliling."Kata siapa, Bu? Jangan asal ngomong nanti jadinya fitnah," sahut Bu Nur."Bu Nur, saya itu denger sendiri. Kita juga harus pake logika kali, masa janda kayak Alia bisa dapat suami perjaka tajir melintir," sewot Bu Neni lalu menyimpan dengan kasar kangkung yang dipilihnya.Mereka adalah tetangga di rumah Bu Mira dulu, mereka kenal baik dengan keluarga Alia dan tidak menyangka jika Alia bisa dinikahi oleh orang kaya. Bahkan masuk berita di televisi."Bu Neni, jangan dibanting-banting atuh dagangan saya. Kecuali kalau mau dibeli," protes Mang Sudin."Siapa yang mau beli kalau kangkung layu gini," gumam Bu Neni."Kayaknya yang dibilang Bu Neni bener juga, kemarin aja waktu si Alia nikah mana ada kita tetangganya diundang. Pasti takut ketahuan pake pelet kali ya." Bu Sukman ikut bicara.Bu Mira dan
Istri Yang DIcampakkan Menjadi SultanBab 43Baru saja Marissa akan mulai bekerja, Mikaila yang baru saja terlelap tiba-tiba menangis membuat wanita itu mengurungkan niatnya untuk keluar dari kamar. Kemarin bayi itu baru saja imunisasi, bahkan dari tadi malam Mikaila rewel dan juga demam hingga Marissa hanya bisa beristirahat sebentar.“Sa, kamu belum mulai kerja?” tanya Diah dari ambang pintu.“Belum, Mbok. Mika masih rewel, nggak bisa ditinggal,” jelas Marissa.“Ya udah, nanti kalau udah tidur biar Mbok yang jagain ya. Soalnya hari ini Bu Olivia pulang,” ujar Diah.“Iya, Mbok. Nanti kala Mika udah tidur, aku langsung beres-beres kok,” balas Marissa.Saat Mikaila selesai imunisasi, Marissa pasti tidak bisa bekerja dengan leluasa karena anaknya pasti rewel dan tidak bisa ditinggalkan. Marissa merasa malu jika harus kembali merepotkan Sari ataupun Diah. Rasanya ingin sekali Marissa melalui waktu dengan cepat agar bisa segera pulang ke kampung halamannya, di sana ia bisa bebas bekerja d
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanBab 44Farida langsung menghubungi suaminya dan meminta untuk dicarikan tempat dimana Farhan dipenjara. Mendengar adiknya itu dipenjara tentu hati Farida hancur, membayangkan hidup adiknya nelangsa di balik jeruji besi. Farida tetaplah seorang kakak yang tidak akan diam melihat adiknya menderita. Sudah cukup pelajaran yang didapatkan oleh Farhan. "Darimana kamu tahu soal ini? Apa kamu lihat langsung Farhan? Kamu bisa nggak bawa Mbak ke tempat kamu denger itu atau kasih tahu orang yang bilang Farahn di penjara sekarang dimana," cecar Farida."Aku nggak tahu, Mbak. Coba Mbak langsung dateng ke tempat kontrakan Bang Farhan dulu, siapa tahu disana Mbak bisa dapat informasi mengenai Bang Farhan," saran Amanda."Makasih infonya, Manda. Mbak pamit dulu," ujar Farida lalu pergi, ia kan langsung mendatangi tempat yang dikatakan oleh Amanda tadi. Ia tidak mungkin mengandalkan suaminya untuk mencari tahu, ia juga akan mencari tahu sendiri. Farida merasa men
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanBab 45“Gimana menurut kamu, masih ada yang kurang nggak?” tanya Dinda, kini mereka ada di depan sebuah bangunan yang sudah direnovasi menjadi kafe yang terlihat sangat nyaman jika dijadikan tempat untuk bersantai.“Bagus, aku suka. Apa udah ada yang daftar jadi karyawan?”“Ada, banyak banget. Tapi nanti kamu yang menangani mereka ya, kamu interview,” tutur Dinda.“Nggak ah, kamu ‘kan tahu aku cuman lulusan SMA doang. Kamu lebih berpendidikan pasti lebih ngerti soal ini,” tolak Alia, meskipun ia yang memiliki kafe itu tapi Alia tidak angkuh. Ia bahkan menyerahkan masalah karyawan baru pada Dinda karena ia juga memang tidak bisa mengurus apalagi berkomunikasi dengan orang baru.“Ya udah, tapi nggak apa-apa nih?”“Iya, santai aja,” sahut Alia lalu masuk lebih dalam ke kafe itu. Semua peralatan sudah lengkap, termasuk meja dan kursi bahkan aksesoris dan hiasan dinding juga sudah tertempel rapi. Dinda benar-benar menanganinya dengan baik, selama Alia
Terimakasih untuk support kalian para pembaca setiaku yang udah mampir baca cerbung ini ❤️Sebaiknya jangan lupa follow, like dan komen untuk meramaikan. Kasih ulasan bintang lima sebagai penyemangat untuk nulis ya, Kak ☺️Subscribe biar dapat notifikasi dan gak ketinggalan kelanjutannya yang makin seru! Kalian bisa baca juga cerbungku yang lain semoga suka.***Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanBab 46Alia tidak ingin memperpanjang pembicaraan karena melihat raut wajah Jodi yang terlihat layu, ia pasti kelelahan. Apalagi Alia mengingat beberpa waktu lalu Jodi tiba-tiba mengeluh sakit kepala. Jodi memang seharusnya lebih banyak istirahat sebelum melakukan aktifitas padat seperti di kantor, ia terlalu memforsir tubuhnya yang memang sedang kurang baik.“Mungkin aku yang lupa kasih tahu kamu, Mas,” tutur Alia.“Ya udah, aku mau istirahat dulu, ya. Rasanya badan ini pegel, capek,” keluh Jodi.“Iya, Mas mau aku buatin apa buat makan malam?” tanya Alia pada Jodi yang kini sudah berbari
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanBab 47Pintu ruangan itu diketuk dari luar membuat sang penghuni langsung menyahut dan menyuruh orang dibalik pintu untuk masuk.“Mas,” panggil seseorang membuat Jodi langsung mendongak dan tersenyum.“Apa yang membuat kamu datang ke kantorku, Sayang?” tanyanya lalu bangkit dari kursi kebesarannya dan menghampiri sang istri, membawa wanita itu untuk duduk di sofa.Alia menampakkan senyum manisnya yang selalu membuat Jodi terpesona. “Aku sengaja ke sini bawain makan siang buat kamu, Mas,” jelas Alia sambil membuka kotak makan yang dibawanya dari rumah, ia hanya mampir sebentar di kafe tadi dan langsung meluncur ke kantor sang suami.Jodi membalas senyum istrinya itu. “Makasih, Sayang.” Tangannya mengelus penuh cinta puncak kepala Alia.Meskipun hal kecil yang dilakukan istrinya itu, Jodi sangat menghargai dan memujinya. Wanita sangat menyukai jika apa yang dilakukannya dihargai meskipun hal sepele, bersama dengan Jodi, Alia merasa menjadi wanita pa
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanBab 48Alia menahan Jodi yang akan memberikan kabar ini pada Bu Soraya, Alia hanya tidak ingin membuat mertuanya kecewa jika nanti hasil pemeriksaan dari rumah sakit berbeda dengan hasil test pack. Karena hasil test pack bisa saja salah meskipun sudah menggunakan tiga sekaligus.“Baiklah, kita akan kasih tahu Mami setelah tahu hasil pemeriksaan dari rumah sakit,” ujar Jodi akhirnya.“Kalau kamu nggak bisa nemenin ke rumah sakit, aku pergi sendiri aja,” ungkap Alia.“Mana mungkin aku membiarkan istriku pergi sendiri. Nanti saat jam makan siang aku langung pulang untuk menjemputmu,” sahut Jodi dengan senyum manis yang tidak pernah luntur dari wajah tampannnya.Alia mengantar suaminya itu sampai di pi
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanSeason 2Bab 41Darren benar-benar menjual perusahaan mendiang sang ayah dan uangnya ia sumbangkan. Darren tidak menyerahkan perusahaan itu pada Martin karena ia tidak ingin keluarganya masih berkecimpung di dunia hitam itu. Darren akan berusaha untuk hidup normal, ia kini memegang kendali atas perusahaan sang ibu.Lelaki itu bahkan menghancurkan semua senjata yang dimiliki olehnya. Ia ingin mengubur dalam-dalam masa lalunya yang kelam. Masih berharap cintanya juga akan dilihat oleh Alia."Tempat acara ulang tahun Azfer sudah disiapkan?" tanya Darren pada Roy."Sudah, Tuan. Tempatnya juga aman, semua cctv juga berfungsi dengan lancar," jelas Roy."Pastikan semua tamu harus diperiksa terlebih dahulu," pesan Darren."Baik, Tuan.""Kau pergilah ke sana. Aku akan menyusul sebentar lagi," tutur Darren lalu masuk ke dalam kamarnya.Hari yang tidak akan dilupakan olehnya, Alia akan menjawab pernyataan cinta Darren. Wanita itu sudah menjanjikan, entah iya
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanPulang dari Spanyol, Darren langsung menemui Alia. Ia akan mengatakan semua fakta yang selama ini ditutupi olehnya. Selama Darren pergi, tidak ada sama sekali teror atau orang yang berniat menyakiti Alia dan keluarganya.Sampai saat ini Darren tetap mencari tahu dalang penembakkan karena orang bayaran itu masih tutup mulut, ia bahkan mengatakan rela mati demi tidak membocorkan siapa bosnya.Lelaki itu sangat gugup hingga berkali-kali menarik nafas panjang. Siap menerima segala konsekuensi yang akan diterima setelah mengakui semuanya. Ia juga meminta Alia untuk membawa Azfer. Kebetulan Alia memang membawa Azfer untuk pegi jalan-jalan sedangkan Pak Darma dan Bu Mira sibuk, tidak bisa menemani."Maaf, tadi jalanan macet. Pasti nunggu lama," ujar Alia yang baru saja sampai, ia hanya seorang diri datang."Kemana Az?" tanya Darren sambil mengedarkan pandangan mencari sosok Azfer."Ada di mobil, dia baru aja tidur," jelas Alia."Kalian habis jalan-jalan?
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Sebelumnya aku mau minta maaf," ujar Alia."Untuk?" tanya Darren."Untuk apa yang aku katakan beberapa waktu lalu. Saat itu aku terlalu emosi dan pikiranku sedang kacau, tapi tolong jangan salah artikan pertemuan ini. Aku cuman mau minta maaf," jelas Alia."Nggak ada hal lain yang mau kamu bilang?" pancing Darren.Alia menggelengkan kepalanya. "Aku nggak akan melarang kamu ketemu Azfer, tapi aku nggak mau kamu bawa Azfer keluar dari rumah orangtuaku," papar Alia.Bukan tanpa alasan, Alia merasa dirinya harus tetap waspada. Meskipun belum melihat secara langsung yang membuktikan jika Darren adalah seorang mafia tapi Alia harus tetap berjaga-jaga, tidak ingin nanti Azfer menjadi penerus Darren.Darren juga tidak ingin memaksa apapun yang menjadi keputusan Alia. Ia akan sabar menunggu Alia menyadari cinta Darren padanya benar-benar nyata bukan hanya sekedar gurauan atau kepura-puraan semata."Kalau gitu aku duluan ya," pamit Alia lalu bangkit mening
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Bagus. Besok aku akan berangkat ke Spanyol, Hendra tetap di sini yang lain ikut denganku," ujar Darren."Baik, Tuan."Darren bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke kamarnya. Ia tidak tinggal di rumah sang ibu maupun rumah Alia. Darren memilih tinggal di rumahnya sendiri. Mood lelaki itu memang tidak baik sejak kejadian beberapa hari lalu.Penolakan Alia masih terbayang di pelupuk mata. Darren tidak akan pernah mundur begitu saja saat semuanya baru akan dimulai. Ia hanya memberikan ruang untuk Alia, memberikan wanita itu dengan waktunya sendiri.Ting!Lamunan lelaki itu buyar mendengar notifikasi pesan di ponselnya. Dengan malas ia mengeluarkan benda pipih itu dari saku celananya. Tiba-tiba senyuman mereka.[Ada waktu nanti sore? Jika bisa temui aku di kafe.] Pesan yang dikirimkan Alia pada Darren.[Aku akan datang.] Terkirim.Tidak tahu maksud Alia tapi Darren berharap apa yang akan terjadi nanti adalah hal yang baik. Senyum tidak lepas dar
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanAlia merasa heran saat pengacara mengatakan jika Bian sudah mengakui perbuatannya dan siap dihukum. Meskipun heran tapi Alia tentu bahagia karena Ria mendapat keadilan. Saat ini tugas Alia hanya membantu Ria pulih dari trauma yang dialaminya.Apa sikap Alia akan berbeda setelah tahu Darren diam-diam membantunya? Meskipun sudah membantu Alia tapi Darren sama sekali tidak berniat mengatakan semuanya, ia tidak suka diberikan pujian oleh siapapun. Ia juga tidak perlu mendapatkan terimakasih dari Alia."Syukurlah kalau masalahnya udah selesai," ucap Bu Mira."Iya, Bu. Tapi aku harus rutin melihat kondisi Ria, bagaimanapun dia bekerja di tempatku," balas Alia."Iya, kamu harus tanggung jawab, Al. Tugas kamu itu harus mensejahterakan karyawan kamu, jangan pernah dzalim pada orang kecil. Dulu juga kita ada di posisi mereka, bahkan untuk mendapatkan uang saja sampai setengah mati. Tapi sekarang alhamdulillah kita sudah hidup serba kecukupan, rezeki yang Al
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanAlia terdiam kemudian tersenyum. "Oh, Marissa istrinya Bang Farhan ya?" tanyanya memastikan."Mantan istri, Mbak."Alia kaget, ia baru tahu jika Farhan sudah bercerai lagi. Marissa malah memperkenalkan lelaki yang menggendong seorang bayi sebagai suaminya. Mereka hanya berbincang sebentar karena Alia harus segera pergi."Maaf sebelumnya, tapi saya buru-buru.""Oh iya, Mbak. Sekali saya minta maaf, Mbak," ujar Marissa dengan mata berkaca-kaca.Alia menggenggam tangan Marissa. "Semuanya udah berlalu. Sekarang kita udah punya kebahagiaan masing-masing, jangan merasa bersalah lagi.""Makasih, Mbak."Diperlakukan baik oleh wanita yang suaminya pernah direbut membuat Marissa sangat malu. Alia bahkan sama sekali tidak marah-marah atau memaki Marissa atas kejadian memilukan di masa lalu.Mungkin wanita lain yang ada di posisi Alia akan memaki habis-habisan wanita yang telah merebut suaminya. Tapi Alia tidak seperti itu, ia sudah mengikhlaskan semua yang t
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Ck, serius!" sungut Amanda."Nanti lo juga tahu," balas Darren, ia fokus menatap jalan di depannya. Menyumpal headset di telinganya, bukan mendengarkan lagu atau semacamnya. Ia mendengarkan penjelasan sekretarisnya mengenai hasil pertemuan beberapa waktu lalu karena Darren tidak ikut di dalamnya."Abang, udah punya pacar?" tanya Hana tiba-tiba."Percuma, telinganya udah disumpal pake kayak gitu kok," tutur Amanda."Gue colek aja ya biar noleh," bisik Hana."Jangan, Tuan tidak boleh diganggu," cegah Hendra. Tahu sang atasan sibuk dengan pekerjaan. Tidak ingin Darren murka karena terganggu.Hana diantar sampai depan rumahnya, sedangkan mobil itu membawa Amanda menuju rumahnya. Darren sudah mengutarakan apa maksud dan tujuannya menemui Amanda. Ia berharap Amanda bisa membantunya untuk lebih dekat dengan Alia.Merasa tidak mungkin jika meminta bantuan pada orangtua Alia, ia juga harus menjaga harga dirinya. Mungkin jika Amanda yang masih muda bisa di
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Pura-pura aja nggak tahu, Al. Ibu takut kalau mereka tahu nanti kita disakiti," ujar Bu Mira dengan wajah cemas."Iya, Bu. Aku juga pasti jaga-jaga, kalau aku nggak ada di rumah jangan biarkan Az ketemu Darren kalau dia datang ya Bu," pinta Alia."Iya, kamu tenang aja. Ibu nggak mungkin biarin cucu ibu dekat sama orang jahat kayak Darren."Selama tahu, Bu Mira dan Pak Darma hanya pura-pura tidak tahu padahal dalam hatinya mereka was-was. Meskipun Darren terlihat baik di kata mereka tapi seorang mafia harus tetap dicurigai. Memang Darren tidak pernah menyakiti siapapun dari keluarga Alia. Tapi yang ditakutkan adalah Azfer yang akan dijadikan penerus bisnis haram itu.Alia akan segera mengurus semua harta peninggalan Jodi, jika keluarga Jodi menolak menerimanya Alia akan menyumbangkan semuanya pada yayasan dan juga orang-orang yang membutuhkan. Alia merasa dirinya sanggup untuk menghidupi Azfer. Dulu sebelum bertemu dengan Jodi dan hadirnya Azfer,
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Abang ngapain di sini?" tanya Alia. Kaget saat Farhan ada di rumah orangtuanya."Anter Mbak Rida, sekalian silaturahmi sama ibu dan bapak. Abang juga mau minta maaf, karena setelah kejadian itu Abang bahkan nggak ngerasa bersalah dan minta maaf ke ibu sama bapak," jawab Farhan sambil menunduk."Gimana kondisi Abang sekarang?" Alia bertanya bukan karena perhatian, ia masih merasa bersalah karena ini ulah Darren."Alhamdulillah udah baikan," jawab Farhan dengan mengulum senyum tapi masih menunduk, ia sama sekali tidak berani menatap Alia.Keduanya terdiam sejenak, mereka memang mengobrol di luar rumah dan Darren sangat jelas melihatnya tapi ia kesal karena tidak bisa mendengar apa yang dibicarakan oleh Alia dan Farhan.Semakin tidak rela Darren membiarkan Alia keluar dari rumah apa lagi dekat dengan Farhan. Bisa saja dengan satu jentikan jari Darren menyuruh anak buahnya untuk melenyapkan Farhan tapi Darren ingin bersaing secara sehat dengan mantan