Dario menegang mendengar pertanyaan Mira, lalu menatap Aria. Dia ingin mengatakan sesuatu namun sesaat mengurungkan niatnya. Dia ingin mendengar bagaimana Aria akan menjawab pertanyaan Mira.Dia ingin tahu apa Aria bersedia menikah dengan Seth demi hutang budi dan meninggalkannya.Dario mengepalkan tangannya mengantisipasi jawaban Aria.Aria menatap Mira yang menunggu jawaban darinya, lalu menoleh menatap ke arah Dario.Pria itu menatapnya dengan wajah tegang, dia menggelengkan kepala ke arahnya seolah memohonnya untuk menjawab ‘tidak’.Aria mengalihkan pandangannya dengan cepat sambil menundukkan kepalanya. Satu tangannya yang tidak digenggam Mira terkepal di atas pahanya.Dia merasa sangat bimbang. Dia tidak bisa menolak permintaan Joseph. Namun dia juga tidak bisa meninggalkan Dario. Di satu sisi adalah keluarga yang sudah merawatnya dan memberinya kehidupan yang lancar setelah semua penderitaannya selama ini di keluarga Crowen. Dia sangat berutang budi pada Seth dan pada keluarga
“Apa menurutmu Paman dan Bibi akan baik-baik saja?” tanya Aria pada James ketika mereka diusir keluar dari kamar rawat Mira.“Entalah, aku tidak pernah melihat Bibi begitu marah sama Paman. Bibi orang yang selalu mematuhi dan menghormati Paman.” James menatap pintu kamar rawat dengan kening berkerut.Jawaban James tidak membuat Aria tenang. Dia masih terngiang-ngiang dengan adegan di mana Mira melempar pisau buah ke arah Joseph. Ini pertama kalinya dia melihat Mira begitu marah.dia merasa bersalah semua ini karena dirinya.Brak!Bunyi barang menabrak pintu dengan keras mengagetkan mereka yang berada di luar pintu kamar rawat Mira. “Diam! Jangan bawa orang lain. Semua salahmu yang yang membuat semua ini terjadi!”Suara Mira terkeras dan marah dari dalam lalu diikuti balasan Joseph yang tak kalah marah. Mereka sepertinya bertengkar.Aria semakin cemas dan terlihat ingin membuka pintu kamar rawat. Namun kemudian dia ragu-ragu untuk membuka pintu itu.Dia mengalihkan pandangannya pada J
“Aria, aku tidak bermaksud seperti itu ….” James buru-buru berkata cemas takut dirinya sudah melukai perasaan sepupunya.Aria mengalih pandangannya dari pria itu.“Aku sangat mengerti posisiku di keluarga ini James. Apa pun yang kalian berikan pada, tidak akan pernah bisa aku kembalikan. Aku tidak peduli dengan kebahagiaanku, tapi aku tidak ingin mengorbankan perasaan dan masa depan anak-anaku demi keegoisan orang dewasa,” ujarnya menatap James.“Tapi tenang saja, aku akan pastikan akan selalu membayar kembali hutang budiku pada keluarga Garrett seumur hidupku. Aku tidak akan pernah lupa bagaimana kalian merawatku,” ujarnya dengan dingin.“Aria, aku sungguh minta maaf.” James terlihat panik dan merasa bersalah.Aria tidak ingin mendengarnya.“Maaf, katakan pada Bibi pulang untuk melihat anak-anak.” Setelah mengatakan itu dia berbalik tanpa menatap James dan meninggalkan tempat itu.“Aria!” James terlihat ingin mengejarnya namun sebuah tangan kuat menahan pundaknya.James menoleh dan m
“Aku mengerti, selama kita bisa bersama dan anak-anak juga, aku akan selalu mengikuti keinginanmu.”Aria mendengus menarik tangannya.“Kamu membuat kekacauan di keluarga Garrett. Sekarang bagaimana memberi kompensasi pada Paman dan Bibi Mira,” ujarnya mendesis lirih sambil mengusap rambutnya. Dia tampak frustrasi dengan masalah yang dihadapinya.Dario mengerutkan kening mendengar ucapannya.“Mengapa kamu merasa bersalah pada keluarga Garrett. Joseph lah yang membuat ini terjadi. Kamu tidak salah apa-apa.Aria menggelengkan kepalanya sambil mengusap rambutnya menatap Dario dengan pandangan sedih.“Semua ini berawal dari kita. Paman tidak pernah menyetujui pernikahan kita, tapi kita tetap memaksa dan semua menjadi seperti ini. Paman membenciku, Seth koma. Seluruh keluarga Garrett akan memusuhiku. Aku menjadi orang yang tidak tahu diriku membalas kebaikan keluarga Garrett seperti ini,” bisiknya lirih tampak putus asa.Ekspresi Dario tampak dingin.“Jadi kamu menyesal?”Aria meliriknya de
“Kalau begitu saya permisi Tuan,” ujar perawat itu kemudian meninggalkan Dario. Dario menatap punggung perawat selama beberapa saat sebelum mengalihkan pandangannya ke pintu kamar rawat Seth. Dia berdiri diam selama beberapa saat sebelum kemudian memutuskan masuk ke kamar itu. Di dalam kamar rawat Seth tidak ada siapa pun yang berjaga seperti yang dikatakan perawat tadi. Dario menutup pintu di belakangnya dan berjalan menghampiri ranjang pasien yang di tempat Seth. Di berhenti di sebelah ranjang dan menatap tubuh Seth yang terbaring tak sadar diri. “Kamu sungguh menyebalkan,” desisnya menatap tubuh lemah Seth. Dia membungkuk di atas tubuh Seth dan menatap pria yang tak sadar diri itu lekat-lekat selama beberapa saat seolah menguji apa pria itu pura-pura atau tidak. Selama beberapa dia mengamati, tidak ada reaksi dari Seth. Mata pria itu terpejam dengan tenang tanpa gangguan seolah dia hanya tidur dan bukan koma. Jika bukan karena alat-alat medis yang terpasang di tubuhnya, Dario
“Dario Clark ... apa yang kamu lakukan di sini?”Tubuh Dario membeku. Dia menenangkan dirinya dengan cepat dan berbalik menatap Joseph.“Hanya mengunjungi Seth, kenapa? Curiga aku akan melakukan sesuatu pada Seth?” Dia balik bertanya acuh tak acuh dengan tangan di masukkan di dalam saku celananya untuk menyembunyikan kepalan tangannya yang gugup.Joseph menatapnya dengan tatapan curiga dan berjalan menghampirinya dengan cepat.“Sebaiknya tidak.” Dia kemudian mendorong Dario menjauh dari sisi tempat tidur Seth.“Jika sesuatu pada Seth, aku membuatmu membayar,” lanjutnya mendesis mengancam.Dario mengangkat bahunya berpura-pura acuh tak acuh. Namun dia melirik dengan gugup jarum suntik yang masih ada isi di atas meja. dia ingin mengambil jarum suntik namun Joseph dengan tajam.Joseph memelototi Dario melihatnya masih di tempatnya sebelum mengalihkan pandangnya pada sosok putranya.Dario mengambil kesempatan saat perhatian Joseph teralihkan pada Seth. Dia mengulurkan tangannya dengan cep
Dia menegak tubuhnya dan meraih harum suntik.“Apa ini? mengapa ada jarum suntik berisi cairan.” Dia menatap Dario dengan tatapan curiga.Biasanya setelah jarum suntik selesai dipakai, suster akan membuang jarum suntik ke tempat sampah dalam keadaan kosong.Dario menegang. namun dia memasang topeng acuh tak acuh.“Mungkin seorang perawat lupa membuang di tempat sampah,” balasnya acuh taka cuh.Joseph menatapnya tajam dan meraih kerah bajunya.“Kamu pikir aku bodoh? Perawat mana yang meninggalkan jarum suntik dalam keadaan penuh. Apa yang sebenarnya kamu lakukan di sini saat aku tidak ada,” desisnya dengan suara dingin. “Berpikirlah sesukamu. apa yang aku lakukan akan selalu negatif di matamu,” balas Dario berpura-pura tenang tidak ingin mengakui bahwa dia berencana meracuni infus Seth.“Dario Clark, kamu sebaiknya—“Pintu kamar rawat tiba-tiba terbuka dan seorang perawat masuk. dia adalah perawat yang ditemui Dario di depan pintu kamar rawat. Perawat itu terkejut melihat Joseph dan D
Keluarga Garrett yang mendengar kabar tentang Seth yang sudah siuman, bergegas bahagia ke rumah sakit.Dario yang sedang menunggu di luar pintu kamar rawat berdiri dari tempat duduk ketika melihat ke angota keluarga Garrett sudah datang.Mira menghampirinya dengan cepat dibandingkann keluarga Garrett yang lain.“Apa itu benar? Seth sudah sadar?!” Dia bertanya penuh harap dan cemas.Dario mencoba menahan agar wajahnya tidak cemberut di depan Mira. Dia tersenyum kecil sambil mengangguk.“Benar Bibi. Dokter sekarang sedang memeriksanya. Tuan Joseph sedang menunggu di dalam,” ujarnya pada wanita paruh baya yang cemas.Raut wajah wanita itu tampak lega, dia terhuyung mundur sambil memegang dadanya.“Bibi!” James dan Aria bergegas menopang tubuhnya sebelum dia terjatuh ke lantai.“Bibi, kamu baik-baik saja?” Aria bertanya cemas menopang tubuh Mira agar dia bisa berdiri kokoh.Mira memegan dadanya sambil menangis.“Bibi baik-baik saja. Bibi hanya lega ....” isaknya kemudian menatap pintu kam
Regina tersenyum melihat mereka selalu bertengkar. Seluruh anggota keluarga Clark berkumpul di kamar rawatnya untuk menyambut anggota baru keluarga Clark.Delin dan Aria menggoda bayi di pelukannya, sementara ayah mertuanya duduk santai di sofa mengupas apel.“Apa kamu sudah memikirkan anak untuk bayinya?” Aria bertanya dengan lembut menatap cucunya penuh cinta.Dixon dan Regina saling pandang tersenyum mengalihkan pandangannya pada Dario yang menyendiri di sofa.“Kami belum memikirkannya, tapi bagaimana kalau ayah yang memberi nama?” kata Regina.Dia mendengar dari Dixon ayah mertuanya tidak pernah membesarkan Dixon dan Delin sejak bayi. Dia bahkan tidak memberi mereka nama karena masalah hubungan orang dewasa. Dia bahkan tidak diberi kesempatan untuk menyaksikan pertumbuhan dan memberi nama bayi yang hilang setelah dilahirkan Aria.Suasana menjadi sunyi. Aria tersenyum menatap suaminya lembut.“Sayang, bagaimana menurutmu?”Dario kaku duduk di sofa dan menatap bayi di pelukan Regin
“Aku tahu sayang, aku tahu kamu kuat. Kita harus berjuang demi anak kita.”“Aku tidak memiliki anak lagi ....” Regina mendesis kesakitan meremas kuat tangan Dixon.“Iya, kita tidak akan memiliki anak lagi. Kamu sangat penting bagiku.” Dixon akan menyetujui apa pun yang minta Regina. dia mengusap wajahnya yang berkeringat memberinya kekuatan dan dukungan.Mereka cukup memiliki satu saja. Dia hanya membutuhkan Regina.“Nyonya, ayo dorong lagi. Kepala bayinya mulai kelihatan ....” Dokter yang menangani persalinan Regina memberitahu mereka.Dixon gembira dan mencium pipi istrinya.“Sayang, kamu dengar itu? Bayi kita akan segera keluar. Aku akan menemanimu di sini, ayo berjuang sayang dan mendengar tangisan bayi kita,” Dixon memberi istrinya semangat sambil melap keringat di wajahnya.“Nyonya Regina, mari ambil napas dalam-dalam sekarang. Bernapaslah, hembuskan dan dorong ,...” Dokter membimbingnya.Regina menarik napas dalam-dalam mengumpul tenaganya yang tersisa. Kehadiran Dixon di sisin
Delapan bulan kemudian, Regina di dorong ke ruang bersalin. Dia akan melahirkan sebelum perkiraan jatuh tempo. Seluruh anggota keluarga Clark sudah menunggu di depan ruang operasi dengan cemas, hanya satu orang yang kurang, yaitu Dixon.Teriakan Regina terdengar dari ruang bersalin hampir setengah jam. Aria berjalan bolak-balik di depan ruang bersalin cemas, sementara Dario menatap istrinya dengan tegang. Kedua pasangan itu sangat cemas. Aria mengkhawatirkan Aria sementara Dario tegang karena memikirkan insiden istrinya melahirkan anak mereka yang ketiga meninggal saat setelah dilahirkan.Dario yang biasa tenang mau tak mau menjadi gugup dan takut. Mereka sangat menantikan bayi lahir di keluarga Clark setelah dua puluhan tahun.“Delin, apa kamu sudah menghubungi Dixon?” Aria bertanya cemas karena belum juga melihat putra datang. Aria berjuang di dalam untuk melahirkan keturunan keluarga Clark, tapi sang suami tidak ada untuk menemaninya.“Tenang, Bu. Aku sudah memberitahu Dixon
Dixon memelototinya dan berkata dengan dingin. “Ibu tidak perlu repot. Aku akan sendiri akan melakukannya.”“Oh benarkah? Apa hatimu tidak sakit?” Delin terlihat tidak percaya.Regina juga menatapnya namun tidak mengatakan apa pun. Namun sorot matanya memiliki arti yang dengan ucapan Delin.“Aku bilang akan mengurusnya. Aku tidak ada hubungan apa pun lagi dengan Freya!” balas Dixon menggertakkan gigi.“Sudah cukup, jangan bertengkar.” Aria melerai pertengkaran putra putrinya.Dia meraih tangan Regina dan bertanya khawatir. “Regina, bagaimana keadaanmu? Apa kamu terluka?” Dia bertanya cemas dan menatap perut Regina.Dia mengingat Georgina mendorong Regina ke lantai. Regina mengandung cucu keluarga Clark dan takut dia mengalami keguguran.“Dixon, cepat bawa istrimu periksa ke dokter!” Aria panik. Bagaimana ini bayi keluarga Clark yang paling dinantikan.“Ibu, jangan khawatir, aku baik-baik saja.” Aria menenangkan ibu mertuanya. Dia tidak merasa perutnya sakit atau berdarah di area bawah
“Hari ini kamu menjambak Regina, aku akan membuat rambut Freya dicukur habis. Kamu menampar Regina, akan menampar Freya ratusan kali. Kamu mendorong dan menendang Regina, aku akan menyuruh sekelompok orang memukul Freya sampai babak belur!” Ini pertama kalinya Aria sangat marah dan sakit hati atas penderitaan Regina karena memiliki ibu berdarah dingin seperti Georgina mengingatkannya pada saat dia di keluarga Crowen.Karena Georgina adalah ibu kandungnya, Regina dipaksa diam oleh keadaan dan tidak bisa melawan Georgina saat ditindas.Raut wajah Georgina berubah pucat dan ketakutan.“Ka ... kamu! Kamu tidak bisa menyakiti Freya!” serunya marah dan panik.Aria tersenyum dingin mendekatinya dengan langkah mengancam.“Aku bisa melakukannya! Aku akan melakukannya sekarang!”Tubuh Aria mungil hingga bisa dibandingkan dengan tubuh Georgina yang tinggi dan montok. Namun Georgina yang gemetar ketakutan mundur.“Aku tidak akan mengganggu Regina lagi! Jadi jangan mengganggu Freya!” Georgina han
Tapi melihat bagaimana Georgina memperlakukan Regina sangat jahat, sikapnya pada Regina berubah dan dia membela kakak iparnya.Georgina mengangkat dagunya angkuh dan tidak takut menghadapi keluarga Clark. dia bukan suaminya yang menjilat keluarga Clark. Dia sudah tidak peduli lagi dengan Harion jika dia menyinggung keluarga Clark. suaminya hanya peduli dengan keluarga Hadley dan menjual putrinya. Dia memiliki simpanan di luar dan anak laki-laki yang dia sembunyikan.Maka dia tidak akan menjaga keluarga Hadley dan tidak takut menyinggung keluarga besannya yang kuat.“Memang begini cara kami mendisiplinkan anak-anak di keluarga Hadley yang berbuat salah. kalian orang luar tidak usah ikut campur!”“Oh, begitu. Terus kenapa kamu tidak membawa Freya ke sini dan mendisiplinkannya dengan cara yang sama karena dia sudah membuat masalah dan mempermalukan Dixon! Kudengar dia dirawat di rumah sakit, aku akan menyeretnya ke sini dan melihat bagaimana kamu akan mendisiplinkannya!” cibir Delin.R
“Aku sudah pernah di posisiku. Aku tidak peduli apa yang terjadi dengan Freya. Dia menjebak suamiku di kamar hotel dan masih ingin aku menyerahkan suamiku padanya? Dialah yang menyebabkan semua ini terjadi. Dia kawin lari dengan pria lain dan menyebabkan keluarga Hadley jatuh. Dia harus menanggung konsekuensinya,” ujarnya tersenyum dingin.“Ibu bahkan jika kamu memaksaku meninggalkan Dixon dan menyerahkan suamiku pada kakakku demi membayar jasa melahirkanku, keluarga Clark tidak akan sudi menikahi Freya.”“Tidak ada gunanya kamu membuat keributan di sini dan mempermalukan keluarga Hadley. Jika ayah mendengar ini, ayah tidak hanya berurusan denganmu, tapi juga Freya.”Georgina menggertakkan gigi tidak bisa membantah ucapan Regina. dia sangat tidak menyukai putri ini dan semakin membencinya karena dia tidak berperasaan pada Freya. Dia tidak pernah memberi keuntungan apa pun pada keluarga Hadley tetapi juga menghancurkan hidup Freya. dia sangat berdarah dingin pada saudara perempuannya
Apa yang terjadi pada Freya sampai Georgina bersikeras agar dia bercerai dengan Dixon dan memberikan suaminya pada kakaknya.“Ibu, kamu konyol dan menggelikan. Kenapa aku harus memberikan suamiku pada kakakku? Bahkan jika aku bercerai, memangnya ibu pikir bisa memaksa Dixon menikahi kakakku?” cibirnya mencela.“Ibu tidak peduli! Kamu harus bercerai dengan Dixon dan membuat Dixon menikahi Freya!” Georgina tetap ngotot.Regina tertawa dan ingin menangis. Hanya ibu kandungnya yang bisa melakukan hal yang paling tak tertahankan dan tidak masuk akal.“Bu, kamu sangat tidak waras dan konyol. Atas dasar apa aku harus memberikan suamiku pada kakakku?!”Georgina mengangkat tanyanya memukul wajah Regina.“Aku yang melahirkanmu dan membesarkanmu! Kamu harus menurutiku! Bahkan jika aku menyuruhmu mati, kamu harus mati!”Regina menggertakkan gigi merasa sangat perih di pipinya. Di banyak penonton, dia tidak bisa membalas Georgina seperti yang dia lakukan pada Freya.Dia mengepalkan tangannya menat
“Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Freya. aku di rumah sakit untuk pemeriksaan!”“Pemeriksaan? Kamu akhirnya punya penyakit?!” Georgina berharap Regina benar-benar punya penyakit dan dicampakkan keluarga Clark agar putri sulungnya bisa menggantikan dia sebagai istri Dixon.Apa itu sesuatu yang dikatakan ibu kandung pada anaknya? Georgina terlalu tak berperasaan.Ekspresi Regina tidak bahagia. Dia tahu ibunya sangat bias dan tidak menyayanginya sebagai ibu kandung. Tapi sebagai ibu kandungnya, dia sangat tidak berperasaan mengharapkan Regina punya penyakit.Setelah lama tidak bertemu dengan ibunya, ketidaksukaan ibunya menjadi lebih parah dan dia terlihat sangat membenci Regina.“Aku tidak akan memberitahumu,” balas Regina dingin tidak ingin membagi momen bahagia kehamilannya dengan ibu kandungnya.Dia meraih map cokelat besar yang ditinggal Aria di atas meja dan ingin meninggalkan kantin menghindari perkelahian dengan Georgina di depan banyak orang.“Siapa yang mengizinkan kamu per