Ethan mengangguk dan berkata. "Namanya Agung Diningrat, fia adalah anggota Keluarga Diningrat. Tuan Angkasa justru terluka karena dia menembaknya dengan pistol, lalu peluru itu langsung tepat masuk ke dalam jantung. Sekarang tidak tahu bagaimana lagi." Kata Ethan dengan matanya yang memerah. Sekejap, hati Tasya seakan tertusuk. 'Tembakan?! Masuk kedalam jantung?!' Bukankah belum lama ini dia baru saja selamat dari maut!Tasya melangkah maju dan langsung menatap ke arah Agung dan berkata. "Apa hubunganmu dengan Nyonya Diningrat?" "Dia adalah ibuku!" Agung mendengar Tasya bertanya tentang ibunya, emosinya meluap lagi. "Jangan kamu kira ada Angkasa yang melindungimu, kami—Keluarga Diningrat—tidak bisa berbuat apa-apa terhadap dirimu. Aku beritahukan bahwa ibuku masih berada di rumah sakit dengan kondisi terpasang selang infus. Kejadian yang sudah kamu perbuat terhadap ibuku, aku tidak akan pernah memaafkanmu!""Apa sudah yang aku lakukan pada ibumu? Kamu, Agung, kan? Lihatlah dirimu ke
Sebenarnya, Tasya tidak tahu siapa Yoga Alfarizi Itu, tetapi Rian menyuruhnya mengatakan seperti itu, dia hanya mengikutinya saja. Sekarang sepertinya Tuan Muda Alfa ini memiliki pengaruh yang sangat besar di Kota Bandung , yang membuat Agung benar-benar menyegani laki-laki yang bernama Yoga Alfarizi!Agung mematung ditempat, dan wajahnya semakin memerah, tetapi sekarang dia hanya bisa menggunakan sorotan matanya untuk membunuh Tasya, dan lainnya benar-benar tidak berani dia lakukan.Tasya malah mengabaikannya, lalu kepada Ethan berkata. "Angkasa memiliki golongan darah AB- yang langka. Aku sudah menghubungi rumah sakit lain sewaktu dalam perjalanan, diperkirakan sekarang bantuan akan segera sampai. Tolong kamu persiapkan."Ethan berhenti sejenak, kemudian bereaksi kembali, diam-diam mengagumi kemampuan Tasya untuk mengurus masalah. Dia langsung panik, sampai lupa bahwa Angkasa memiliki golongan darah yang langka. Untungnya, Tasya sudah mempersiapkannya.Dalam hal ini, Tasya bukan bera
Agung dari dulu bukanlah seorang prajurit, kalau hari ini mendengar Tasya berkata begitu, dia sungguh tidak tahan. "Aku dari dulu bukanlah orang yang akan melepas tanggung jawab. Nona Helen, yang anda katakan terlalu kelewatan.""Kelewatan? Apakah Anda tidak termasuk kelewatan? Lalu apa yang aku katakan termasuk kelewatan? Tuan Agung benar-benar cukup aneh. Pada awalnya, aku telah mengatakan kepada Angkasa, bahwa urusan ibumu tidak ada hubungannya denganku. Apakah kamu sudah menyelidikinya? Apakah kamu percaya? Bahkan jika kamu ingin menangkapku, tidak perlu melakukan semuanya pada Angkasa. Keluarga Diningrat memiliki karir yang hebat, aku adalah seorang warga yang kurang mampu, sekarang mengatakan sesuatu kebenaran tidak bolehkah?" Pernyataan Tasya dianggap konyol. Agung selama bertahun-tahun karena latar belakangnya selalu dihormati, sudah lama sekali dia tidak pernah dituduh kepada dirinya sendiri dan entah bagaimana rasanya. Jika hari ini dia mengalaminya sekali lagi, dan itu bena
"Aku ini bukan menggunakan cara yang tergesa-gesa? Mereka mengatakan bahwa selama aku melakukan ini, dia akan memberitahuku dimana Decky berada, aku—""Jangan bicarakan dulu soal Decky apakah dia merupakan anggota Keluarga Diningrat, meskipun memang benar, menurut aturan Keluarga Diningrat, cucu-cucu seperti itu tidak diperlukan. Kakak adalah seorang pahlawan dan berjiwa martir. Jika dia tahu bahwa kamu karena seorang anak haram lalu memperlakukan orang yang begitu lugu, apakah kamu pikir dibawah sana dia bisa merasa tenang?" Agung sekarang ingin mencari celah untuk jalan keluar.Dia selalu bangga menjadi Keluarga Diningrat. Bahkan merasa bahwa Keluarga Diningrat selalu benar dan adil, mereka tidak akan pernah melakukan hal seperti itu. Terlebih lagi, orang itu adalah seorang wanita tua masih bagian dari Keluarga Diningrat yang dihormati. Itulah sebabnya dia menjadi sangat marah, tidak peduli apapun demi memberikan kembali ibunya keadilan, tapi tidak menyangka bahwa semuanya adalah per
Tasya sejenak terasa membisu. 'Apakah ini kontak batin antara anak dengan Angkasa?' Dia ingin menyangkalnya, tapi melihat Putri dari sorotan pengharapan matanya, dia bahkan tidak bisa membuka mulutnya. "Putri, bisakah soal ini kita bicarakan kembali?""Ah …. Baik," Putri tampak sedikit kecewa, namun dia tersenyum dan berkata. "Mami, ada apa dengannya? Apakah dia sakit? Apakah sakit yang sama seperti Putri? Bolehkah membiarkan dia datang ke Prancis untuk berobat bersama dengan Putri?" Bagi Putri, semua orang yang terbaring di rumah sakit adalah pasien, juga seperti wajah dia yang pucat pasi mungkin memiliki penyakit yang sama.Meskipun dia tidak tahu apa itu kematian, tapi dari sorotan mata Tasya dan Zayn dia menyadari bahwa cepat atau lambat mereka akan berpisah.Tasya menangis mendengar perkataan putrinya. "Tidak, dia terluka, sebentar lagi juga akan membaik.""Mami, jika aku sudah sembuh, bolehkah aku bertemu dengan Paman itu?" Putri secara otomatis memanggilnya Paman.Mendengar itu,
Sampai saat ini, Tasya baru menyadari bahwa dia belum pernah melupakan Angkasa selama enam tahun terakhir. Tidak peduli bagaimana laki-laki ini telah menyakitinya, jika hari ini dihadapkan sebelum kematiannya, dia menjadi benar-benar takut kalau akan ditinggal pergi olehnya seperti ini. Kemudian di dunia ini, tidak ada lagi laki-laki bernama Angkasa yang dia kenal.Ternyata selama enam tahun terakhir ini, bukan hanya kebencian yang menghantuinya, melainkan perasaan cinta yang semakin bertumbuh. Air mata Tasya menetesi wajah Angkasa, setelah itu dia menyadari bahwa Angkasa sudah melepaskan tangannya.Tasya berseru dengan keras. "Angkasa! Bangun! Bangunlah!" Jantung Tasya hampir berhenti berdetak."Aku katakan padamu, kamu tidak hanya memiliki seorang putra. Jika kamu sekarang mati, kamu tidak akan bisa melihat putrimu! Apakah kamu tahu bahwa putrimu masih berjuang untuk hidup! Dia masih begitu kecil, lahir dengan penyakit yang serius, tapi dia masih bertahan hidup. Bagaimana mungkin ora
Angkasa tidak berharap untuk didengar oleh Tasya, tapi tiba-tiba dia berbalik dan datang dengan cepat kearahnya.Tasya menundukkan tubuhnya, dengan lembut bertanya. "Ada apa? Apakah ada bagian yang merasa tidak enak?""Tidak." Sebenarnya Angkasa sekarang merasa tidak enak seluruh badan. Tenggorokannya terasa panas, juga dadanya terasa lebih sakit, tapi rasa sakit ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Tasya. Dia memegang erat tangan Tasya, meskipun dia tidak memiliki banyak kekuatan, tapi dia berusaha mengepal erat, seolah-olah itu adalah satu-satunya cara untuk mencegah semua yang berada di depannya tidak menghilang. Dokter sedikit terkejut melihat Angkasa seperti ini.Itulah sosok orang yang paling disegani semua orang luar, Angkasa Wijaya!Tetapi dokter tidak mengatakan apa-apa, lalu mulai melakukan pemeriksaan pada seluruh tubuh Angkasa. Tasya ingin menuangkan segelas air untuknya, tetapi Angkasa tidak mau melepaskannya. Saat itu, matanya terus memandang ke arah Tasya. Hany
"Apa? Kamu! Dasar wanita jalang! Den Angkasa … kamu sangat jahat, amu mengganggu keluarga kami, dia …. Tuan! Helen, aku beritahu, jika kamu adalah seorang wanita cerdas, cepat pergilah dari sini. Nyonya Wijaya–Tasya—berbeda jauh dari kamu, jika tidak—""Jika apa?" mata Tasya sedikit dingin.Tasya dulu melihat bahwa Bi Euis demi kepentingan Nyonya besar Wijaya, dan dia mengurus dirinya selama hampir lima tahun selama menikah. Tidak peduli apa yang dia lakukan, tidak peduli berapa banyak dia lakukan, Tasya tetap membuka dan menutup matanya. Sekarang Bi Euis terlihat lebih ganas.Apakah Bi Euis berpikir bahwa Tasya adalah pengganggu?Melihat bahwa adegan itu di luar kendali, Ethan bergegas keluar untuk menenangkan Bi Euis. "Bi Euis, Nona Helen telah menjaga Tuan Angkasa di rumah sakit tadi malam, bahkan dia terus terjaga sepanjang malam. Mohon berhenti membuat masalah dan biarkan Nona Helen kembali untuk beristirahat. Siang nanti, Tuan Angkasa menginginkan makanan buatan Nona Helen.""Ma
"Tuan Angkasa!" Ethan menerobos pintu kamar dengan terburu-buru. "Tuan, aku mendapatkannya!"Ethan berlari mendekati Angkasa sembari memberikan secarik kertas kepada Angkasa. Melihat kertas itu, raut wajah Angkasa berubah, dia terlihat sangat gembira dan berkata. "Bagus! Bagus sekali! Tapi, kenapa orang ini tidak menginginkan imbalan sama sekali? Siapa dia?!"Pertanyaan itu membuat Ethan tertegun, dia menarik nafas dalam-dalam kemudian berkata. "Aku tidak tahu, Tuan, pria itu tidak ingin memberikan identitasnya, dia hanya menelpon dan ingin memberikan ginjalnya kepada Putri, namun, siapakah Putri?""Nanti aku jelaskan, untuk sekarang jangan banyak bertanya!" Angkasa mengerutkan keningnya, dia terus berpikir namun tidak menemukan jawaban apapun. Kemudian dia berkata, "Apakah dia mau datang ke rumah sakit?"Ethan terkejut, dia tidak berani bertanya lebih banyak lagi dan berkata. "Ya, tapi dia tidak ingin bertemu denganmu, dia hanya berkata 'Jika menginginkan Putri selamat, jangan mencari
Melihat ibu dan putranya yang sama-sama menangis, membuat Ethan merasa sedih. Da melangkahkan kakinya dan berkata, "Nyonya, Tuan Muda, Tuan Angkasa telah memperhatikan kalian selama ini. Enam tahun yang lalu, saat tubuh Nyonya tidak ditemukan, Tuan Angkasa tidak mengizinkan siapa pun untuk membangun makam untuk Anda. Dia bersikeras mengatakan bahwa jika tubuh istrinya tidak ditemukan, itu berarti istrinya masih hidup. Selama enam tahun terakhir, Tuan Angkasa telah mengubah dirinya menjadi sebuah mesin yang bekerja tanpa henti seperti robot," Ethan menghela nafas panjang. "Tak ada kesedihan, kegembiraan, maupun kebahagiaan. Meskipun dia membawa Nona Angelina ke rumah Keluarga Wijaya, dia juga merawat dan memperhatikan Tuan Muda Kedua dan ibunya. Meskipun demi mengembalikan identitas dan perkembangan Tuan Muda Kedua, tapi Tuan Angkasa sama sekali tak ada perasaan khusus kepada Nona Angelina."Ethan terdiam beberapa saat, kemudian melanjutkan. "Tuan Angkasa bahkan tidak membiarkan Nona A
Tasya menepis keraguannya, kemudian mendengar rekaman itu.[Angkasa, kamu sungguh keji! Tasya, kamu brengsek! Apakah kamu tidak melihatku di matamu, selama wanita ini ada? Aku kembali enam tahun yang lalu untuk mendapat status sebagai Nyonya Wijaya?! Angkasa, apakah kamusungguh-sungguh tak tahu? Aku melahirkan David untuk bisa bersamamu. Tapi, mengapa hanya ada Tasya di hatimu? Itu kejadian enam tahun yang lalu, dan enam tahun kemudian juga masih seperti itu! Kamu yang memaksaku, Angkasa, kamu memaksaku!][Enam tahun lalu, aku menyuruh seseorang membakar Tasya hingga mati. Enam tahun kemudian, bahkan aku juga membuat hidup Tasya jauh lebih buruk!]Saat dia mendengar apa yang dikatakan Angelina, ekspresi wajahnya mendadak berubah. Ternyata kebakaran enam tahun lalu diatur oleh Angelina! Dengan kata lain, Angkasa benar-benar tidak tahu apa-apa pada saat itu.Apakah justru dia yang selalu menyalahkan Angkasa? Meskipun Tasya sudah mulai percaya kepada Angkasa, tapi ketika bukti sudah ada
Zayn rasanya ingin sekali menghajar Decky, tapi Ethan lebih cepat darinya. Saat Angkasa melangkah mundur, dia langsung meninju mata pria itu. Decky merasa kepalanya pusing. Ethan memelintir lengannya tepat di belakangnya dan mengambil alih kembali.Ethan menendang tempurung lutut Decky dan berkata dengan dingin, "Decky, siapa yang mengajarimu keahlian ini? Kamu sungguh tak tahu berterima kasih karena hari ini kamu berurusan dengan Tuan Angkasa. Apakah kamu tidak punya hati?"Decky tahu bahwa dia sudah kalah, dia tidak bisa berjuang lebih jauh lagi. Namun, dia berpikir, 'Apakah Kokom sudah membuangku saat ini?'Decky tidak tahu dan tidak berani bertanya, dia hanya berharap Kokom bisa melarikan diri dari dunia ini. Meskipun kemungkinannya sangat rendah, memiliki harapan masih lebih baik daripada tak punya harapan.Dimas yang berada di luar juga bergerak cepat. Dia sudah berurusan dengan tim di bagian depan dan segera berkumpul menuju ke tempat Angkasa berada."Angkasa, Zayn!" Tasya berl
Saat Kokom melihat Angkasa, mereka berdua bingung. Dia menarik Decky, kemudian berbalik dan pergi. Namun dia mendengar Angkasa berkata dengan nada dingin, "Kalian kira kalian bisa pergi ke mana? Salon ini dikepung oleh orang-orangku. Apa kalian yakin kalian bisa kabur?"Decky langsung menghentikan langkahnya saat itu juga. Sebenarnya, Angkasa bisa dianggap sebagai penyelamatnya. Dalam Keluarga Wijaya, selama ini Angkasa sangat baik kepadanya, tapi ... Decky menghentikan langkahnya dan memandang Angkasa.Dia merendahkan suaranya dan berkata, "Tuan Angkasa ... Kupikir Anda meninggal dalam kebakaran enam tahun yang lalu. Ternyata aku sangat naif. Anda melewati hidup Anda dengan baik saat ini. Tapi Tasya telah berubah karena kebakaran itu. Dapatkah Anda memberi tahu saya apa yang terjadi kemudian?"Wajah Angkasa berubah menjadi dingin, raut wajahnya tak sebaik sebelumnya.Decky tahu bahwa persahabatannya dengan Tuannya, Angkasa dan asisten rumah tangganya, telah memburuk sejak enam tahun
Decky buru-buru kembali. Saat dia melihat seseorang membuat keributan, dia merasa sedikit gugup. Namun, dia tak berani tinggal di situ dan segera berbaur dengan kerumunan orang yang berjalan ke arahnya.Sebelum Angelina keluar, Decky ditarik seseorang begitu dia melalui pintu."Siapa?" Decky sangat waspada."Ini aku, Kokom." Mata Kokom hanya dibalut secara sederhana, tapi luka itu masih terasa sakit.Melihat kondisi Kokom, Decky menjadi makin khawatir. "Bagaimana kamu bisa jadi seperti ini?""Bocah ingusan itu! Kami semua membenci anak itu. Decky, dengarkan aku. Zayn kabur. Meskipun aku tahu dia masih di salon kecantikan ini, tapi aku sangat kesal dan tidak tenang. Bukan suatu kebetulan jika seseorang membuat masalah di luar tanpa alasan. Kemungkinan kita semua akan terlibat!" Ujarnya dengan panik. "Dengarkan aku. Jangan menemui Angelina sekarang. Ayo kita pergi. Aku khawatir orang-orang Angkasa ada di luar sekarang. Ketika kita ingin lari, kita sudah tidak bisa lari lagi." Kokom berk
Tangan Angkasa gemetar. Ketika Tasya mendengarnya, fia dengan cepat mendekati Angkasa. Ketika dia melihat deretan kode di ponsel Angkasa, dia bertanya dengan bingung, "Di mana ini? Mengapa semuanya begitu acak?"Angkasa dengan bangga berkata, "Anak kita sungguh genius! Ini adalah kode jaringan antara dia dan aku. Zayn telah memberi tahu aku lokasi tepatnya. Ethan, beri aku alat pelacak lokasi."Karena Ethan tahu teknologi komputer Zayn, sehingga dia tidak meragukannya lagi. Ethan menyerahkan alat pelacak lokasi kepada Angkasa. Angkasa mencari sesuai dengan posisi yang diberikan oleh Zayn, dan akhirnya lokasinya terlacak di sebuah kamar di lantai pertama barat laut sebuah salon kecantikan."Di sana! Zayn ada di salon itu! Tunjukkan padaku bagaimana cara masuk ke lubang ventilasi. Yang lain bekerja sama dengan Tasya. Ethan, suruh Agung untuk menutup jaringan internet. Semua orang yang berada di luar, hari ini, tak peduli siapa yang ada di dalam sana, aku tak akan membiarkannya kabur!""
Setelah Zayn bersembunyi di bawah tempat tidur di ruang VIP, dia tiba-tiba melihat sebuah lubang kecil yang didalamnya terdapat kamera. Dia tidak mengerti mengapa benda itu ada di sana, tetapi baginya, itu merupakan kesempatan.Zayn tersenyum tipis. Dengan cepat, dia melihat ke arah kamera, dan menemukan bahwa ini hanyalah mesin yang terhubung, dan ada mesin kontrol utama di luar untuk mengendalikannya.'Bagaimana aku bisa melewati semuanya di sini?' Zayn merasa bahwa ini agak merepotkan.Jika dia mematikan kamera ini, pasti akan menarik perhatian semua orang, sekaligus memberitahu semua orang bahwa dia ada di sini. Zayn menjulurkan kepalanya dan melihat ke arah kamar mandi. Orang di dalamnya masih mandi dan bahkan tidak memperhatikan dia masuk.Zayn pelan-pelan merangkak ke luar, mencari saklar listrik, tapi dia tidak bisa menemukannya. Dia tiba-tiba menyadari bahwa saklar biasanya ada di luar, dan dia akan tertangkap jika dia keluar.'Bagaimana aku bisa mematikan listrik untuk semen
Tasya menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan nada marah, "Salon kecantikan macam apa ini? Kalian mengintimidasiku seperti orang asing? Baiklah! Di seluruh Bandung, tak hanya ada salon kecantikan ini saja. Kamu benar-benar menganggap dirimu sampah. Aku tak perlu membuang waktuku di sini."Setelah berkata demikian, Tasya menendang kursi, mengambil tas miliknya, dan meninggalkan salon kecantikan itu. Pelayan itu tidak menahan kepergian Tasya, tapi dia merasa lega."Pergi dan periksalah. Apakah orang-orang di belakang sudah menemukan si kecil brengsek itu? Sekarang, pasanglah tanda di luar untuk menutup toko. Jangan biarkan seorang pun masuk lagi, atau sesuatu akan terjadi." Seorang Manajer salon kecantikan itu berkata dengan tenang.Para pelayan lainnya melakukan titahnya dengan cepat.Tasya memperhatikan bahwa saat dia keluar, para pelayan salon kecantikan itu tiba-tiba menggantung tanda 'TUTUP'.Tiba-tiba, dia merasa dugaannya semakin kuat. Saat Angkasa melihat Tasya keluar, di